Anda di halaman 1dari 6

.

RESUME IN HOUSE TRAINING PPI

RS MEDIKA INSANI

Nama : Maita sari


Tgl : 4-5 desember 2021

Pengertian HaIs adalah Infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, dimana pada saat masuk tidak ada infeksi atau tidak masa inkubasi,
termasuk infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pulang juga infeksi pada petugas karena
pekerjaannya (PMK No 27/2017)

PPI adalah Suatu upaya kegiatan untuk mencegah, meminimalkan kejadian infeksi pada pasien,
petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang meliputi
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (PMK No 27/2017)

Faktor Risiko Healthcare Associated Infections (HAIs)


1. Endogen
2. Eksogen

Yang Melaksanakan Kewaspadaan Isolasi Semua individu terlibat di RS dan Fasyankes

KEWASPADAAN ISOLASI
 LAPIS I : Kewaspadaan Standar
 Kebersihan tangan
 Penggunaan alat pelindung diri
 Pemrosesan alat kesehatan
 Penanganan linen
 Pengendalian lingkunaan
 Penanganan limbah
 Perllindungan kesehatan karyawan
 Penempatan Pasien
 Etika batuk/bersin
 Penyuntikan yang aman
 Praktik lumbal punksi

 LAPIS II : Kewaspadaan berdasarkan transmisi


 Kontak
 Droplet
 Airborne

Terapkan selalu kebersihan tangan setiap akan melakukan dan setelah melukan tindakan sesuai
dengan standar salah satunya dengan 5 moment cuci tangan
Flebitis bukan termaksuk HaI, Hals dapat meningkatkan jumlah hari rawat, biaya, mortalitas, bahkan
tuntutan, hukum

Pemakian APD dipakai sesuai dengan indikasi


Pentingnya penerapan kewaspadaan berdasarkan transmisi suatu penyakit
Melakukan desinfeksi, dekontaminas, serta strerilasasi sesuao SOP yang dudah di terapkan RS
Gunakan APD dan lepas APD sesuai dengan APD
Diperlukannya pemeriksaan rutin kesehatan karyawan dan harus ada kebijakannya

PENERAPAN BUNDLES
VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP)

Ventilator Associated Pneumonia (VAP) àInfeksi Pneumonia tersering di ICU pada pasien yang
diintubasi dan menggunakan ventilasi mekanik.

Hospital aquired pneumonia (HAP) : infeksi saluran napas bawah, mengenai parenkim paru,
pneumonia terjadi setelah pasien masuk RS, tanpa dilakukan intubasi dan sebelumnya tidak
menderita infeksi saluran napas bawah atau tidak dalam masa inkubasi.

Cirinya :

1. Demam (≥ 38℃) tanpa ditemukan penyebab lain

2. leukopenia (<4000/mm3) atau leukositosis (≥12.000/mm3)

3. gambaran radiologi, adanya infiltrat pneumoni dan minimal disertai 2 dari tanda berikut:

1. Timbulnya onset baru sputum purulen atau perubahan sifat sputum

2. peningkatan fraksi inpirasi oksigen ≥ 0.20 dari FiO2 sebelumnya

3. Penignkatan PEEP setiap hari sebesar ≥ 3cm H 2O dari PEEP sebelum nya selama 2 hari
berurutan

BUNDLES INSERSI VAP

a. Kebersihan Tangan
b. Teknik steril
c. Pemakaian APD
d. Prosedur Sedasi dan analgesik (PSA)sesuai kebijakan institusi
PENERAPAN BUNDLES
CATHETER ASSOCIATED URINARY TRACTUS INFECTIONS (CAUTI)

• Pemasangan Kateter Urine menetap tidak dapat dihindari untuk memenuhi kebutuhan
eliminasi urine

• Dampak dari pemasangan Kateter Urine menetap akan dapat menyebabkan komplikasi, salah
satunya adalah Infeksi Saluran Kemih terkait kateter menetap
• Untuk mencegah ISK TK maka dibuat suatu upaya untuk mencegah dengan menerapkan
bundles CAUTI

• Tujuan penerapan bundles ISK/CAUTI adalah untuk mencegah terjadinya Infeksi Saluran
Kemih pada pasien yang terpasang kateter urine menetap

Faktor – faktor penyebab ISK


• Faktor dari Pasien
• Immunocompromised
• Penyakit penyerta
• Usia ekstrem
• Jenis kelami
• Faktor dari luar pasien
• Kebersihan tangan tidak adekuat
• Penggunaan APD tidak tepat dan benar
• Sumber daya kurang (men, metode, mechine, material)
• Metode kateterisasi
• Kualitas pemeliharaan kateter
• Kurangnya perawatan kateter
• Teknik sterilitas kurang
• Pemakaian jangka lama

Bundles CAUTI
• Insersi
• Kaji kebutuhan
• Pemasangan oleh petugas yang terlatih
• Kebersihan tangan
• Tehnik steril
• Maintanen
• Kebersihan tangan
• Perawatan kateter
• Pemeliharaan kateter
• Segera lepas jika tidak dibutuhkan lagi

Notes
 Perlu dilakukan fiksasi setelah pemasangan kateter
 Dilakukannya pelatihans etiap 6 bulan sekali oleh komite keperawatan
 Harus dilakukan evaluasi

PENCEGAHAN
SURGICAL SITE INFECTIONS (SSI) ATAU INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)

Surgical Site Infection (SSI) merupakan infeksi yang terjadi pada tempat atau daerah insisi
akibat suatu tindakan pembedahan yang di dapatkan dalam 30 – 90 hari setelah operasi, pada
luka terbuka dan tertutup, infeksi dapat terjadi di jaringan insisional superficial, insisional
dalam dan insisional rongga

Nyeri tekan lokal


Pembengkakan
Kemerahan ada nanah
Demam
Abses

Kultur ajaringan caranya Bersihkan absesnya menggunakan nacl, swab jaringan, kemudia
dikirim sample.

PENCEGAHAN SSI
Menerapkan Bundles
PRE OPERASI
1. Hindari pencukuran rambut
2. Antibiotika profilaksis
3. Gula darah normal
4. Temperatur tubuh normal
5. Mandi sore dan pagi hari dengan cairan antiseptik
PASKA OPERASI
1. Rawat luka teknik steril dengan cairan NaCl
2. Luka ditutup 24-48 jam, kecuali ada rembesan atau infeksi
3. Berikan nutrisi sesuai kebutuhan
4. Motivasi dan Penkes

KONSEP DASAR SURVEILANS

Pengertiannya adalah pengumpulan data yang terus menerus secara sistematis. Sehingga dapat
menurunkan insiden HaIs

1. Dilakukan perencanaan jumlah populasi Pasien, lalu identifikasi masalah, tetapkan rencana
surveilans: CLABSI, PLABSI,CAUTI,VAP. SSI/IDO (sesuai jenis operasi, diambil 1 terbesar
berdasarkan ruangan ) setiap tahun oleh Komite PPI
2. dilakukan data setiap hari
3. analisis (Hitung Insiden rate &Stratifikasi)
4. inteprestasi data (trend naik turun)
5. dilakukan setiap bulan, lalu dikomuniakasikan oleh D Ketua Komite PPI ke pihak-pihak yang
berkepentingan (direktur, dokter, ruangan yang bersangkutan, bidang mutu), lalu dilakukan
evaluasi.

PERAN DAN FUNGSI IPCN

 Setiap akan membangun dan merubah gedung tim PPI harus di ikut sertakan
 Tugas dan fungsi IPCN
1. Praktisoner
2. Edukator
3. Surveyor
4. Manajer
5. Konsultan
6. Evaluator
7. Komunikator
8. Koordinator
9. advokasi
10.Investigator

 IPCN bekerja dengan seluruh lintas sektoral/profesi lain di seluruh di RS dan


Fasyankes
 Karakter IPCN
1. Berani
2. Kebenaran
3. Tegas (tanpa ragu)
4. Santun
 Tanggung jawab IPCN
1. Mempertimbangkan ekonomis dalam upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
2. Mengembangkan diri melalui pelatihan, mengikuti seminar-seminar dan workshop
3. Menjaga kode etik dalam bekerja, tidak melakukan hal-hal yang tidak benar, kejujuran
dalam bekerja
4. Tidak menyalahgunakan wewenang
5. Tanggung jawab profesi IPCN
6. Menjaga etika dalam bekerja, tidak melakukan hal-hal yang tidak benar, kejujuran dalam
bekerja
7. Tidak melakukan korupsi, memanipulasi data
8. Tidak menyalah gunakan wewenang
KONSEP DASAR ICRA

ICRA merupakan bagian proses perencanaan pencegahan dan kontrol infeksi, sarana untuk
mengembangkan perencanaan, pola bersama menyusun perencanaan, menjaga fokus surveilans dan
aktivitas program lainnya, serta melaksanakan program pertemuan reguler dan upaya pendanaan
(Lardo, 2016).

1. Tercapainya perlindungan terhadap pasien, petugas dan pengunjung rumah sakit dari risiko infeksi.
2. Tersusunnya data identifikasi dan grading risiko infeksi di rumah sakit.
3. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah penilaian risiko infeksi di rumah sakit.
4. Tersedianya rencana program pencegahan dan pengendalian risiko infeksi di seluruh area rumah
sakit

o Pengendalian dan sistem monitoring secara menyeluruh pada setiap proses konstruksi sangat
dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa perencanaan pre konstruksi sudah efektif.

o Hasil evaluasi juga harus selalu dikomunikasikan antara anggota tim melalui raat koordinasi
(KPPIRS,K3RS,USL,Bag.Teknik,Unit/Dept, dan Vendor)

Anda mungkin juga menyukai