Anda di halaman 1dari 42

MANAJEMEN

PENUNJANG
(CSSD )
PELAYANAN
STERILISASI
YANG
TERSENTRAL

Apt., Dra.Laswety Bakar M.Epid.


CV
Nama Apt. Dra. Laswety Bakar, M.Epid
Tempat/tgl Lahir Batusangkar SumBar , 26 Agustus 1951

Alamat H.Simbang II no.26 Kali Abang Tengah Bekasi Utara


Pendidikan Apoteker tahun 1981 Universitas Andalas Padang (1981)
Magister Epidemiologi Pasca Sarjana UI (1997)
Pekerjaan 1. RSUPN DR. Cipto Mangunkusomo :
 Instalasi Farmasi 1982 -2007 dan
 Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD) 2008- 2012
 Purnabakti ( Pensiun) dalam jabatan fungsional
Apoteker Utama ,golongan IV d - Pembina Utama
2. Dosen Program Studi Farmasi dan Apoteker UHAMKA
Dosen Prodi MARS UMY dari thn 2020
3. Narasumber pelayanan Farmasi dan pelayanan Sterilisasi
4. Surveior Kars 2019 - Sekarang
Organisasi 1. ISFI (Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia) 2005-2009
2. Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit (HISFARSI) 1985-
2016
3. Asosiasi CSSD ( PIPSI – HISSI ) 2008-2016
4. PERSISI (Perkumpulan Sterilisasi Indonesia) 2017-sekarang
SUB TOPIK
SEJARAH & REGULASI

STANDAR PELAYANAN DAN


AKREDITASI DI CSSD

MANAJEMEN ORGANISASI & SDM

STRATEGI PENGEMBANGAN
STANDAR
PELAYANAN
dan
AKREDITASI
PMK no 12 tahun 2020 Standar Akreditasi

Standar akreditasi adalah pedoman


yg berisi tingkat pencapaian yg
harus dipenuhi oleh RS dalam
meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien
KARS
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
(SNARS) edisi 1.1
STANDAR 1
• Sumber daya manusia dgn kompetensi
STANDAR khusus yang dibutuhkan dalam
kegiatan pelayanan sterilisasi sentral
UTAMA
MENGELOLA
STERILISASI
STANDAR 2
SENTRAL • Sarana prasarana yang menjamin proses pelayanan

S sterilisasi ketersediaan tiga area yang saling terpisah satu


sama lain dalam alur pemrosesan yaitu area kotor (soiled
zone), sebagai area pencucian, area bersih (clean zone)
U sebagai area assembly atau area packing, dan area steril
(sterile zone) berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat

R
F
STANDAR3
O • Proses yang menjamin mutu dari setiap tahap
K proses sterilisasi intrument yang
terkontaminasi ,proses penyediaan BMHP
dan proses penyiapan Linen steril
STERILISASI RUMAH SAKIT

Sterilisasi di RS wajib berbentuk Pusat Sterilisasi


atau CSSD

Regulasi yang harus disusun:

• Asesmen risiko sterilisasi


• Desinfeksi tingkat tinggi dan tingkat rendah yang dilakukan di
luar pusat sterilisasi (desinfeksi permukaan, desinfeksi
lingkungan)
• Penetapan batas kadaluarsa bahan medis habis pakai dan
regulasi alat single- use yang dipergunakan kembali (reuse)

Bangunan , alur dekontaminasi (pre cleaning,


cleaning, disinfeksi, sterilisasi ) dan peralatan
sesuai dengan prinsip-prinsip PPI
RUANG STERILISASI
Ruang sterilisasi wajib ada di RS

Pada zona privasi à Ruang sterilisasi masuk


di zona area privat, yaitu area yang dibatasi
bagi pengunjung rumah sakit.

Pada Zona Pelayanan à Ruang sterilisasi


masuk di zona penunjang dan operasional.

Ruang sterilisasi harus terpusat dan


memiliki 3 (tiga) akses terpisah yang tidak
boleh saling bersilangan.
Tiga akses tersebut meliputi:

• akses barang kotor;


• akses barang bersih; dan
• akses distribusi barang steril.

Letak ruang sterilisasi terpusat direncanakan dgn


mempertimbangkan keselamatan dan keamanan
struktur bangunan.

Ventilasi di ruang sterilisasi harus tersaring


dan terkontrol.

Nama ruangan & persyaratan ruangan lihat


PMK 24 tahun 2016 hal 158 s/d 163
Pelayanan sterilisasi yang tersentral
RS kelas A & B kebutuhan pelayanan sterilisasi
sangatlah besar

Dapat terjadi insiden keselamatan pasien , Pasien


mendapat infeksi di RS

Pelayanan sterilisasi termasuk pelayanan berisiko


tinggi

Perlu ada survei terfokus pelayanan sterilisasi di RS


Kelas A dan B
Skrining Survai Terfokus Sterilisasi
Sentral berisikan persyaratan dari
peraturan perundang- undangan dll

Skenario Survai Terfokus Sterilisasi Sentral


Terfokus berisikan daftar topik telusur, standar EP
Pelayanan dan kode ReDOWSKo di gunakan utk
telusur
Berisiko
Tinggi Instrumen Survai Terfokus,berkas ini di gunakan
Sterilisasi untuk skoring,dibuat per BAB dengan materi dari

Sentral berkas B ada tambahan kolom telusur surfok

Tabel rekapitulasi survai terfokus


sterilisasi sentral
Rekomendasi Standar

American Society for


Healthcare Central
Service Professionals
(ASHCSP)
RUANG LINGKUP

Proses Sterilisasi
Alat Kesehatan
Penyediaan
terkontaminasi Barang Medis
Habis Pakai Proses
Peralatan:
1. kritikal steril Sterilisasi Linen
2. semi kritikal
3. non kritikal
(Kasa & Kapas )

PELAYANAN STERILISASI SENTRAL


Proses
inti ALUR AKTIVITAS
SUPLIER CUSTOMER
INST.FARM -
LAUNDRI
CSSD Depart/Inst/
UPT
Loket Loket Barang kotor
barang bersih
barang barang
bersih kotor

Gudang
Uji
Seleksi

Barang bersih Pengawasan


Pengemasan mutu
& Labeling Pembersihan

Uji mutu

Barang Proses Penyimpanan Loket


steril sterilisasi barang steril distribusi
rusak

Proses
ulang
Pre Cleaning (Pembersihan awal)

Cleaning (Pembersihan)

STERILISASI DISINFEKSI
(peralatan kritis)
Masuk dalam pembuluh
darah/jaringan tubuh DISINFEKSI TINGKAT DISINFEKSI TINGKAT
TINGGI RENDAH
(peralatan semi (peralatan non
kritikal) kritikal)
Masuk dalam Hanya pd permukaan
mucosa tubuh  tubuh yang utuh 
endothracheal tube tensimeter,
dana NGT termometer
Pembersihan Awal (pre-cleaning):
Proses yang membuat benda mati lebih aman untuk di
tangani oleh petugas sebelum di bersihkan dan
mengurangi, tapi tidak menghilangkan, jumlah
mikroorganisme yang mengkontaminasi.

Pembersihan ( Cleaning):
Proses secara fisik membuang semua kotoran, darah, atau
cairan tubuh lainnya dari permukaan benda mati ataupun
membuang sejumlah mikroorganisme utk mengurangi risiko
bagi mereka yg menyentuh kulit atau menangani objek tersebut.
Proses ini mencuci sepenuhnya dgn sabun atau detergen dan air
atau menggunakan enzim, membilas dengan air bersih, dan
mengeringkan.

Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT):


Proses menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali
beberapa endospora bakterial dari objek,dengan merebus,
menguapkan atau memakai disinfektan kimiawi.

STERILISASI:
Proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteria,
virus, fungi dan parasit) termasuk endospora
menggunakan uap tekanan tinggi (otoklaf), panas kering
(oven), sterilisasi kimiawi, atau radiasi.
SIKLUS DEKONTAMINASI
Alat Kesehatan
KRITIKAL dan SEMI KRITIKAL
terkontaminasi di unit proses
pre cleaning
tempatkan dalam trolley tertutup

Penerimaan Pembersihan Pengeringan Pengemasan STERIISASI

Pembersihan Penyimpanan alatkes


steril di ruang steril

DTT
Desinfeksi Pendistibusian alkes
Tingkat Tinggi steril dlm trolley tertutup

Unit perawatan
Pengemasan pasien

MONITORING dan EVALUASI


PROSES ALAT KESEHATAN
TERKONTAMINASI
Ruangan CSSD
tindakan pasien
Pre cleaning & cleaning Pengemasan & proses Penyimpanan &
sterilisasi distribusi Steril
Alkes
terkontaminasi
i Alkes
terkontaminasi
Pre-cleaning pre-cleaning

Cleaning
Alkes bersih dan
kering Alkes bersih dan
Alkes bersih dan
kering
kering
Uji
kelayakan
Pengemasan
Alkes bersih dan
kering dalam Penandaan
pengemas,labeling
Alkes
steril
Alkes bersih ,siap
steril
Uji Visual
Proses
Alkes steril sterilisasi
Penyimpanan
disimpan ,
siap dipakai
pasien Alkes
steril distibusi
STANDAR PELAYANAN

ICRA
INFECTION CONTROL RISK
ASSESSMENT
Proses multidisiplin yang berfokus pada
pengurangan risiko terinfeksi pada petugas,
pasien dan pengunjung di RS

Standar PPI. 7.1


 Standar PPI. 7.2
Standar PPI 7.2.1
STANDAR PPI 7.1 Maksud dan tujuan PPI 7.1
Rumah sakit juga melakukan
Rumah sakit asesmen risiko terhadap kegiatan
melaksanakan penunjang di rumah sakit yang
harus mengikuti prinsip-prinsip
identifikasi pencegahan dan pengendalian
prosedur dan infeksi serta melaksanakan strategi
kegiatan penunjang untuk menurunkan risiko infeksi,
pelayanan yang namun tidak terbatas pada
berisiko infeksi a) sterilisasi alat;
serta menerapkan b)pengelolaan linen/londri;
strategi untuk c) pengelolaan sampah;
menurunkan risiko d)penyediaan makanan;
infeksi. e) kamarjenazah.
Maksud dan Tujuan PPI 7.2
STANDAR PPI 7.2 Risiko infeksi dapat ditekan melalui kegiatan
dekontaminasi, pre-cleaning, cleaning, disinfeksi, dan
sterilisasi. Pembersihan alat kesehatan dilaksanakan
Rumah sakit sesuai peraturan perundangan-undangan meliputi :
1. kritikal, untuk alat kesehatan yang digunakan
menurunkan risiko untuk jaringan steril atau sistem darah dengan
menggunakan teknik sterilisasi seperti instrumen
infeksi dengan operasi
2. semi kritikal, berkaitan dengan mukosa dengan
melakukan menggunakan disinfeksi tingkat tinggi (DTT)
seperti naso gastric tube(NGT) dan alat endoskopi
pembersihan dan 3. non kritikal, untuk peralatan yang digunakan
sterilisasi peralatan pada permukaan tubuh dengan menggunakan
disinfeksi tingkat rendah sepertitensi meter dan
dengan baik serta thermomete
Bahan medis habis pakai (BMHP) yang steril seperti
mengelola dengan kateter, benang,dan sebagainya ditentukan tanggal
habis pakainya. Jika waktu habis pakainya sudah
benar. lewat, produsen barang tidak menjamin sterilitas,
keamanan atau stabilitasnya. Beberapa bahan medis
habis pakaiberisi pernyataan bahwa barang tetap
steril sepanjang kemasan masih utuh tidak terbuka.
Maksud dan Tujuan PPI 7.2.1
 Rumah sakit menetapkan ketentuan tentang penggunaan
STANDAR PPI 7.2.1 kembali alat sekali pakai sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan standar profesional, termasuk penetapan
meliputi
Rumah sakit
a) alat dan material yang dapat dipakai kembali;
mengidentifikasi dan
b) jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat
menerapkan proses secara spesifik;
untuk mengelola c) identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan keretakan
perbekalan farmasi yg menandakan alat tidak dapat dipakai;
habis pakai (supplies) d) proses pembersihan setiap alat yang segera dilakukan
yg sudah sesudah pemakaian dan mengikuti protokol yg jelas;
kadaluwarsa dan e) pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis habis
pakai untuk hemodialisis;
penggunaan ulang
peralatan sekali- f) pencatatan bahan medis habis pakai yang reuse di rekam
medis;
pakai apabila
g) evaluasi untuk menurunkan risiko infeksi bahan medis
diizinkan oleh habis pakai yang di-reuse.
peraturan  Ada 2 (dua) risiko jika menggunakan lagi (reuse)alat sekali
perUndang- pakai.Terdapat risiko tinggi terkena infeksi dan juga terdapat
Undangan risiko kinerja alat tidak cukup atau tidak dapat terjamin
sterilitas serta fungsinya.
Alkes yang terkontaminasi pasien
Standar PPI 7.2
 PROSES DEKOMENTASI alat kesehatan dikatagorikan (SPAULDING ):
1. kritikal, untuk alat kesehatan yang digunakan untuk jaringan steril
atau sistem darah dengan menggunakan teknik sterilisasi seperti
instrumen operasi
2. semi kritikal, berkaitan dengan mukosa dengan menggunakan
disinfeksi tingkat tinggi (DTT) seperti naso gastric tube(NGT) dan
alat endoskopi
3. non kritikal, untuk peralatan yang digunakan pada permukaan
tubuh dengan menggunakan disinfeksi tingkat rendah sepertitensi
meter dan thermomete
 TEMPAT PELAKSANAAN DEKONTAMINASI
 Kritikal dan semi kritikal  CSSD
 Non kritikal  Unit perawatan pasien
Penggunaan ulang peralatan sekali-pakai
(single use) terkontaminasi pasien
Standar PPI 7.2.1
Rumah sakit menetapkan ketentuan tentang
penggunaan kembali alat sekali pakai sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan standar
profesional, termasuk penetapan meliputi :
a) alat dan material yang dapat dipakai kembali;
b) jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat
secara spesifik;
c) identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan
keretakan yg menandakan alat tidak dapat dipakai;
d) proses pembersihan setiap alat yang segera dilakukan
sesudah pemakaian dan mengikuti protokol yg jelas;
PROSES DEKONTAMINASI
SINGLE- USE

Cost effectivenes

Klinis (patient safety)

Keamanan personil
Pertimbangan

Etika & medico legal

Fasilitas
( Sarana - Prasarana )
Rumah Sakit harus mempunyai Panduan
Peralatan yang seharusnya sekali pakai
(single-use) dilakukan (re-use) harus dapat
menentukan :
Pastikan siapa yang berwenang menentukan jumlah
maksimum reuse untuk peralatan dan bahan singleuse di re-
use apakah dokter atau perawat ?

Pastikan tersedia Daftar Peralatan dan bahan single use yang


tidak boleh digunakan kembali atau dilakukan proses re-use .

Pastikan Peralatan yang bertanda single use tidak boleh di


reuse kecuali yg sudah masuk dlm daftar reuse

Pastikan ada kesepakatan Alat kesehatan single-use yang di


re-use harus ditandai dengan kode warna , penandaan warna
dilakukan oleh perawat
Harus ada prosedur tertulis (Standar Prosedur
Operasional) tentang pembersihan dan sterilisasi
barang single-use

Reprocessing alat yang terkontaminasi harus dilakukan pada


area unclean yang dirancang dan digunakan khusus untuk
proses pre-cleaning / cleaning dengan syarat ruangan harus
terpisah dari ruang lain

Penentuan tanggal kadaluarsa dengan tepat harus


ditetapkan dgn pertimbangan :
Bahan pengemas dari alat Kondisi penyimpanan alat
kesehatan steril kesehatan steril
KASA
Merupakan Bahan Medis Habis Pakai ,
digunakan satu kali pemakaian
MUTU
KASA
PANDUAN PENYEDIAAN KASA STERIL
BMHP terkontaminasi pasien Covid 19

BMHP merupakan bahan yang tidak dapat


diproses ulang digunakan satu kali pemakaian
(single-use)  masker N95
Masker N.95 Respirator memiliki berbagai
jenis ukuran N95 artinya 95
adalah partikulat yang % partikel di udara dapat di
direkomendasikan oleh CDC filtrasi
dan WHO untuk melindungi Masker banyak digunakan
saluran nafas dari biohazard masyarakat , pasien dan
yg bersifat aerosol. Aerosol petugas kesehatan dalam
adalah partikel berukuran menghadapi wabah pandemic
sangat kecil ( kurang dari 3 Covid-19 dlm kondisi darurat
mikron) yang dapat melayang masker dapat diproses ulang
di udara dan berpotensi sesuai edaran Kementrian
menularkan penyakit infeksi Kesehatan Republik
melalui aliran udara Indonesia
(airborne) .
RE-USE MASKER N95 Pertimbangan

Wabah
COVID19
mendunia
Produksi Kebutuhan
terbatas meningkat

Harga Persediaan
mahal menipis

Masker N95
Hemat Patient
di
rasional safety
re-use
KENDALI MUTU

• Kontrol Kualitas/QC (Quality Control)


1

• Penjaminan Kualitas/ QA (Quality


2 Assurance)

• Perbaikan Kualitas secara terus menerus


3 / Continually Quality Improvement (CQI)

• Dokumentasi bukti pelaksanaan kegiatan


4 kegiatan pelayanan sterilisasi
Sistem Kontrol Kualitas
Parameter uji Pencatatan uji :

 Pemantauan suhu,
 Uji Kelayakan kelembaban dan tekanan
 Daya cuci mesin  Monitoring mesin
 Uji hasil pencucian  Monitoring proses
sterilisasi
 Uji fungsi instrumen
 Dokumen uji kelayakan
 Validasi mesin sealing
 Dokumen proses
 Uji Bowie Dick sterilisasi
 Uji Biologi  Pemantauan penggunaan
barang single-use yang di
 Uji Mikrobiologi re-use
Biaya
Investasi

KENDALI Biaya
BIAYA Operasional

Biaya servis
• Kalibrasi Autoclave
Balai
• Kalibrasi Termometer
Pemeliharaan Kalibrasi
dan
• Kalibrasi Mesin Plasma Vendor
Kalibrasi
• Kalibrasi Mesin EtO Mesin

Safety Instrument Worker Safety


 Pastikan semua tahapan  Arah Evakuasi
proses sesuai dengan
standar  Penggunaan APAR
 Pastikan semua peralatan  Simulasi Kebakaran
yang disimpan tidak  Pengelolaan B3
kadaluarsa
 Cuci tangan dan APD
 Pastikan tidak terdapat sisa
sterilan pada peralatan  Penataan perangkat kerja
DOKUMENTASI

Bukti
Bentuk Regulasi pelaksanaan
Kebijakan kegiatan
Pedoman •Buku
Panduan •Formulir
Prosedur •Print Out
Program •Foto
•Dll
Monitoring dan Evaluasi
• Memberikan jaminan bahwa alkes
steril yang dihasilkan dan tersedia
1 pasti steril .

• Memastikan bahwa parameter


2 proses dekontaminasi sudah
dipenuhi dengan baik dan benar

• Mengetahui sedini mungkin bila


terjadi kegagalan selama proses
3 dekontaminasi
MANFAAT AKREDITASI BAGI

CSSD
PERUBAHAN PARADIGMA
Sistem pelayanan Patient Orinted

Pimpinan & tenaga tersertifikasi

Pelayanan Sterilisasi Sentral terstandar

Fasilitas Pelayanan Sterilisasi tersedia

Kendali Mutu dan Kendali Biaya diterapkan


MANAJEMEN
ORG dan SDM
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai