ABSTRAK
Beragam efek samping dari obat antihiperglikemi oral menjadikan obat herbal sebagai
alternatif pengobatan. Tanaman semak merdeka (Chromolaena odorata) merupakan tanaman
obat tradisional. Daun tanaman semak merdeka adalah bagian tanaman yang bermanfaat
untuk menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
pemberian ekstrak etanol daun semak merdeka terhadap kadar glukosa darah tikus putih galur
Sprague dawley. Metodologi penelitian dilaksanakan menggunakan jenis rancangan
eksperimental laboratoris dengan pendekatan pre test–post test with control group design.
Sebanyak 24 ekor tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague dawley dibagi dalam
enam kelompok perlakuan dan terdiri dari empat ekor tikus untuk setiap kelompok.
Kelompok Kn, K+, K-, K1, K2 dan K3 secara berturut-turut adalah kelompok kontrol normal,
kelompok kontrol positif (diberikan glibenklamid 0,9 mg/hari per oral), kelompok kontrol
negatif (diberikan CMC-Na 0,5% per oral), kelompok dosis rendah (ekstrak semak merdeka
dosis 87,5 mg/200 gram BB tikus per oral), kelompok dosis sedang (ekstrak semak merdeka
dosis 175 mg/200 gram BB tikus per oral) dan kelompok dosis tinggi (ekstrak semak
merdeka dosis 350 mg/200 gram BB tikus per oral). Tikus diseluruh kelompok terkecuali
kelompok Kn diinduksi DM dengan injeksi aloksan single dose 24 mg/200 gram BB tikus
secara intraperitoneal. Glukosa darah puasa (GDP) diukur sebelum mendapatkan perlakuan
(hari ke-10) dan sesudah mendapatkan perlakuan (hari ke-13, 17, 21 dan 25). Hasil terdapat
penurunan kadar GDP yang bermakna (p<0,05) kelompok K2 dan K3 pada hari ke-13, 17, 21
dan 25 (sesudah mendapatkan ekstrak daun Chromolaena odorata) dibandingkan dengan hari
ke-10 (sebelum mendapatkan ekstrak daun Chromolaena odorata) sedangkan kelompok K1
penurunan kadar GDP yang bermakna (p<0,05) terlihat pada hari ke-25. Kesimpulan ekstrak
daun Chromolaena odorata dosis 87,5; 175; 350 mg/200 gram BB tikus memiliki efek
antidiabetes.
Kata kunci : ekstrak etanol Chromolaena odorata, diabetes, glukosa darah puasa
terapi farmakologis dengan obat dengan berat 180-250 g, umur 2-3 bulan
antihiperglikemia oral.(4) digunakan dalam penelitian ini. Hewan
coba dibagi dalam enam kelompok dan
Layaknya pengobatan pada setiap kelompok terdiri dari 4 ekor, yaitu
umumnya, penggunaan obat-obatan kelompok kontrol normal (Kn) diberikan
antihiperglikemia dapat menimbulkan efek aquades; kontrol negatif (K-) diberikan
samping. Efek samping yang dapat CMC-Na 0,5%; kelompok kontrol positif
ditimbulkan berupa asidosis laktat, (K+) diberikan suspensi glibenklamid dosis
gangguan fungsi hati, ginjal, dan saluran 0,9 mg/hari; kelompok perlakuan (K1)
cerna. Agen antihiperglikemi ini juga dapat diberikan suspensi ekstrak semak merdeka
menimbulkan reaksi hipersensitivitas atau dosis 87,5 mg/200 gram BB tikus;
reaksi alergi serta meningkatkan resiko kelompok perlakuan (K2) dibeikan suspensi
terjadinya gagal jantung.(5,6) ekstrak semak merdeka dosis 175 mg/200
gram BB tikus dan kelompok perlakuan
Beragam efek samping yang timbul (K3) diberikan suspensi ekstrak semak
dari pengobatan modern ini, menjadikan merdeka dosis 350 mg/200 gram BB tikus.
obat-obatan herbal sebagai alternatif Setiap kelompok diberikan pakan dan air
pengobatan. WHO menyebutkan bahwa secara ad libitum. Kelompok K+, K-, K1,
penggunaan bahan herbal dalam K2 dan K3 diinduksi DM dengan injeksi
pengobatan tradisional semakin Aloksan dosis 24 mg/200 gram BB tikus
berkembang di berbagai negara.(7) single dose via intraperitoneal (IP).
Pembuatan sedian uji yaitu glibenklamid
Salah satu tanaman yang memiliki dan ekstrak daun semak merdeka dibuat
potensi dalam bidang kesehatan adalah dengan mencampurkan tiap bahan uji
semak merdeka (Chromolaena odorata L.). tersebut dengan larutan CMC-Na 0,5%,
Berdasarkan penelitian Srisuda sehingga terbentuk suspensi yang dapat
Hanphakphoom dkk pada tahun 2016 diberikan secara oral pada hewan uji.
membuktikan bahwa semak merdeka
berpotensi sebagai antimikroba untuk Pembuatan ekstrak dilakukan dengan
mencegah infeksi kulit.(8) Semak merdeka cara maserasi dengan pelarut etanol 70%.
juga bermanfaat untuk obat antidiabetes Serbuk simplisia daun semak merdeka
berdasarkan penelitian Merriane dkk pada direndam dalam toples kaca dengan larutan
tahun 2014.(9) pelarut etanol sampai menutupi seluruh
bagian serbuk simplisia, kemudian ditutup
METODELOGI PENELITIAN rapat dan dibiarkan selama tujuh hari
terlindung dari cahaya sambil sering
Penelitian ini dilakukan secara diaduk, diserkai dan diperas. Pada hari ke
eksperimental laboratoris dengan tujuh dienap tuangkan atau disaring lalu
pendekatan pre test–post test with control hari ke delapan dilakukan pemekatan
group design. Penelitian, pemeliharaan dan ekstrak dengan alat rotary evaporator pada
pengukuran kadar glukosa darah dilakukan suhu 40°C.
di Laboratorium Fakultas Kedokteran
Universitas Nusa Cendana. Proses ekstraksi Aktivitas antioksidan diuji
dan uji antioksidan dilakukan di menggunakan metode DPPH (1,1-
Laboratorium Biosains Universitas Nusa Diphenyl-2-Picrylhydrazyl) dan kemudian
Cendana. diukur dengan spektofotometri pada
panjang gelombang 517 nm.
Berdasarkan perhitungan dengan
rumus Frederer ditetapkan jumlah hewan Pengukuran kadar glukosa darah
coba sebanyak 24 ekor tikus putih jantan puasa (GDP) dilakukan dengan metode
(Rattus norvegicus) galur Sprague Dawley biosensor glukose oksidase, menggunakan
alat Blood Glucose Test Meter GlucoDrTM K1, K2 dan K3. Sebelum injeksi dengan
model AGM-2100 (diproduksi oleh aloksan (hari ke-7), rerata berat badan
allmedicus Co Ltd., Korea). Sampel darah kelompok tersebut yaitu 209,9 ± 12,026
yang digunakan untuk mengukur kadar gram. Rerata berat badan hari ke-10
glukosa darah diambil dari vena lateralis (setelah injeksi dengan aloksan) kelompok
ekor tikus putih yang telah dipuasakan K+, K-, K1, K2 dan K3 sebesar 200,65 ±
selama 10 jam. Pengambilan darah dari 15,841 gram atau mengalami penurunan
ekor tikus putih didahului dengan sebesar 4,40% dari hari ke-7 dan cenderung
membersihkan ekor menggunakan alkohol mengalami penurunan berat badan sampai
70% dan pemberian salep xylocaine untuk akhir perlakuan hari ke-25, sedangkan pada
mengurangi rasa nyeri, selanjutnya ujung kelompok Kn rerata berat badan cenderung
ekor tikus sedikit dipijat lalu ditusuk mengalami peningkatan yang stabil.
dengan jarum steril ± sedalam ≤ 0.5 cm.
Tetesan darah dibiarkan menetes Tanaman yang digunakan dalam
membasahi strip glukosa. Angka yang penelitian ini adalah daun semak merdeka
terbaca pada alat tes strip glukosa (Chromolaena odorata). Sebanyak 1000
ditetapkan sebagai kadar glukosa darah. gram daun semak merdeka diproses dari
tahap sortasi, pencucian, pengeringan,
Data yang didapat berupa data penghalusan sampai penyaringan dan
deskriptif berat badan serta kadar GDP dan diperoleh 611 gram serbuk kering daun
disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data semak merdeka.
dilakukan dengan menguji normalitas data.
Untuk mengetahui perbedaan antar Serbuk kering sebanyak 611 gram
kelompok dilakukan uji ANOVA dan dimaserasi dengan pelarut etanol 70%
dilanjutkan uji Post-Hoc dengan LSD selama 7 hari dan kemudian dilakukan
untuk melihat beda nyata terkecil serta uji pemekatan pada hari ke-8 dengan alat
Paired Sample T-Test digunakan untuk rotary evaporator pada suhu 40˚C dan
mengetahui kadar glukosa darah puasa didapatkan ekstrak kental sebesar 52,3678
sebelum dan sesudah mendapatkan ekstrak gram.
daun semak merdeka.
Hasil uji aktivitas antioksidan daun
HASIL Chromolaena odorata menunjukkan bahwa
ekstrak daun Chromolaena odorata
Sebelum melakukan percobaan, termasuk kategori antioksidan yang sangat
seluruh hewan coba diadaptasi untuk kuat karena memiliki nilai IC50 13,33 mg/L
menghindari stres selama perlakuan dan (1 mg/L setara dengan 1 μg/mL).
penyeragaman cara hidup di lingkungan
yang baru. Selama masa adaptasi, Hasil rerata dan standar deviasi kadar
dilakukan penimbangan pada hari ke-0 glukosa darah puasa tikus pada kelompok
(sebelum masa adpatasi) dan hari ke-7 Kn, K+, K-, K1, K2 dan K3 pada hari ke-0
(sesudah masa adaptasi). Hasil (sebelum masa adaptasi), hari ke-7
penimbangan menunjukkan rerata berat (sesudah masa adaptasi), hari ke-10
badan hewan coba hari ke-0 sebesar 194,30 (sesudah diinduksi DM), hari ke-13, 17, 21
± 8,70 gram, sedangkan pada hari ke-7 dan 25 (sesudah mendapatkan perlakuan)
sebesar 210,42 ± 12,245 gram. Berat badan disajikan dalam tabel 1 dan tabel 2.
hewan coba hari ke-7 meningkat sebesar
8,3% dibandingan pada hari ke-0. Terlihat bahwa terdapat peningkatan
rerata kadar glukosa darah hari ke-10
Perlakuan hewan coba dilanjutkan setelah diinjeksi aloksan (sebelum
dengan injeksi aloksan untuk induksi mendapatkan ekstrak daun Chromolaena
diabetes melitus pada kelompok K+, K-, odorata) pada kelompok yang
mendapatkan injeksi aloksan (K+, K-, K1, Tabel 2. Rerata dan Standar Deviasi
K2 dan K3), dibandingkan dengan Glukosa Darah Tikus K1, K2
kelompok yang tidak mendapatkan injeksi dan K3 Hari ke-0, 7, 10, 13, 17,
aloksan (Kn). Hasil data yang diperoleh, 21 dan 25
terlihat bahwa pada hari ke-10 hewan coba
sudah siap untuk diberikan perlakuan. Rerata ± Kelompok Perlakuan
std.deviasi K1 K2 K3
(mg/dL)
Rerata kadar glukosa darah puasa
Hari ke-0 119,50± 97,50± 99,00±
kelompok K- (diberikan CMC-Na 0,5%) 3,109 9,000 7,071
hari ke-13, 17, 21 dan 25 mengalami Hari ke-7 107,75± 114,00± 99,75±
peningkatan dari hari ke hari, dibandingkan 20,791 7,483 17,056
dengan kelompok yang tidak mendapatkan Hari ke- 401,50± 432,25± 522,00±
injeksi aloksan (Kn) dan kelompok 10 156,151 108,309 112,573
Hari ke- 298,75± 162,25± 262,25±
perlakuan (K+, K1, K2 dan K3). 13 47,968 77,698 97,233
Hari ke- 244,25± 145,00± 185,75±
Kelompok yang mendapatkan 17 132,518 46,812 137,667
perlakuan (K1 dan K3) mengalami Hari ke- 172,50± 98,75 ± 124,75±
penurunan rerata kadar glukosa darah puasa 21 98,260 15,735 67,712
secara deskriptif pada hari ke-13, 17, 21 Hari ke- 118,50± 107,25± 112,00±
25 28,595 7,974 27,276
dan 25. Kelompok K+ mengalami
penurunan rerata kadar glukosa darah puasa
Hasil uji Post Hoc disajikan pada
pada hari ke-13 dan 17, sedangkan pada
tabel 3, diketahui bahwa terdapat perbedaan
hari ke-21 dan 25 terjadi peningkatan rerata
bermakna kadar glukosa darah puasa hari
kadar glukosa darah puasa. Kelompok K2
ke-10 antara Kn dengan K+, K-, K1, K2 dan
mengalami penurunan rerata kadar glukosa
K3, dimana p < α. Terdapat perbedaan
darah puasa pada hari ke-13, 17 dan 21,
bermakna kadar glukosa darah puasa hari
sedangkan pada hari ke-25 terjadi kenaikan
ke-13 antara Kn dengan K+, K-, K1 dan K3,
rerata kadar glukosa darah puasa namun
dimana nilai p < α. Tidak terdapat
masih dalam batas normal.
perbedaan bermakna kadar glukosa darah
puasa antara Kn dengan K2, dimana nilai p
Tabel 1. Rerata dan Standar Deviasi
> α.
Glukosa Darah Tikus Kn, K+
dan K- Hari ke-0, 7, 10, 13, 17,
Terdapat perbedaan bermakna kadar
21 dan 25.
glukosa darah puasa hari ke- 17 antara Kn
Rerata ± Kelompok Perlakuan
dengan K- dan K1, dimana nilai p < α.
std.deviasi Kn K+ K- Tidak terdapat perbedaan bermakna kadar
(mg/dL) glukosa darah puasa antara Kn dengan K+,
Hari ke-0 114,00± 110,00± 110,25± K2 dan K3, dimana nilai p > α. Terdapat
7,874 8,246 9,069 perbedaan bermakna kadar glukosa darah
Hari ke-7 102,25± 103,75± 101,50± puasa hari ke-21 antara Kn dengan K-,
5,737 19,190 10,661
Hari ke- 99,75± 378,75± 511,25± dimana nilai p < α. Tidak terdapat
10 19,805 121,634 115,808 perbedaan bermakna kadar glukosa darah
Hari ke- 99,25± 275,00± 572,00± puasa antara Kn dengan K+, K1, K2 dan K3,
13 16,761 92,567 22,045 dimana nilai p > α. Terdapat perbedaan
Hari ke- 102,50± 102,00 ± 572,25± bermakna kadar glukosa darah puasa hari
17 6,608 4,546 22,157
ke-25 antara Kn dengan K+ dan K-, dimana
Hari ke- 120,00± 149,00 ± 576,50±
21 10,392 116,095 17,137 nilai p < α. Tidak terdapat perbedaan
Hari ke- 107,50± 164,75 ± 579,00± bermakna kadar glukosa darah puasa antara
25 12,369 56,127 14,306 Kn dengan K1, K2 dan K3, dimana nilai p >
α.
Universitas
493 Nusa Cendana 493
Universitas Nusa Cendana
Efek Anti Diabetes Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018
Tabel 6. Nilai p Uji Paired Sample T Test pertahanan antioksidan GSH.(11) Keadaan
Kadar Glukosa Darah Sebelum ini sejalan dengan mekanisme aloksan
(Hari ke-10) dan Sesudah dalam tubuh yang mengalami metabolisme
Mendapatkan Ekstrak Daun oksidasi reduksi menghasilkan radikal
Chromolaena odorata Dosis bebas. Radikal bebas mengakibatkan
Tinggi (Hari ke-13, 17, 21 dan kerusakan pada sel β pankreas sehingga
25) terjadi penurunan sekresi insulin dan terjadi
keadaan hiperglikemia yang merupakan
p karekteristik penyakit diabetes melitus.(12)
Gula darah puasa hari ke-10 vs
0,001*
gula darah puasa hari ke-13 Menurut Widowati pada tahun 2008
Gula darah puasa hari ke-10 vs mekanisme kerja tanaman yang memiliki
0,024*
gula darah puasa hari ke-17
potensi antidiabetes dalam menurunkan
Gula darah puasa hari ke-10 vs
gula darah puasa hari ke-21
0,007* kadar glukosa darah adalah sebagai berikut,
Gula darah puasa hari ke-10 vs yang pertama mempunyai kemampuan
0,005*
gula darah puasa hari ke-25 sebagai astringen yang berfungsi
mempresipitasikan protein selaput lendir
PEMBAHASAN usus dan membentuk lapisan yang
melindungi usus, sehingga menghambat
Keadaan hiperglikemia pada kondisi asupan glukosa. Oleh karena itu laju
diabetes melitus dapat disebabkan oleh peningkatan darah tidak terlalu tinggi.
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau Beberapa tanaman yang termasuk dalam
keduanya.(10) Kelainan tersebut dapat kelompok ini adalah alpukat (Persia
dipicu proses glikasi non enzimatik dan Americana Mill.), buncis (Phaseolus
glikooksidasi.(11) vulgaris), jagung (Zea may L.) dan lamtoro
(Lecauna glauca sensu Bth.).(11)
Glukosa dapat teroksidasi sebelum
berikatan dengan protein demikian juga Mekanisme kerja yang kedua yaitu
glukosa setelah berikatan dengan protein mempercepat proses keluarnya glukosa dari
(glycated protein) dapat teroksidasi srikulasi darah dengan cara mempercepat
meghasilkan Reactive Oxygen Species peredaran darah yang erat kaitanya dengan
(ROS). Kombinasi glikasi dan oksidasi kerja jantung dan dengan meningkatkan
glukosa menghasilkan pembentukan AGEs filtrasi dan ekskresi ginjal sehingga produk
(advanced glycogen end-products). Proses urin meningkat yang diikuti dengan
pembentukan AGEs merupakan proses meningkatnya laju ekskresi glukosa melalui
irreversible yang berlangsung lama dan ginjal sehingga kadar glukosa darah
dapat menimbulkan kerusakan jaringan.(11) menurun. Beberapa tanaman yang termasuk
dalam kelompok ini adalah bawang putih
Glycated protein dan AGEs modified (Allium sativum L.), daun sendok (Plantago
protein dapat mengakibatkan stres mayor L.) dan kumis kucing (Orthosiphon
oksidatif, keduanya melepaskan O2*- dan aristatus L.).(11)
H2O2 secara langsung sehingga dapat
mengaktifasi fagosit. Stres oksidasi dapat Selain kedua mekanisme diatas,
menjadi salah satu pemicu diabetes mekanisme lain yaitu mempercepat
melitus.(11) keluarnya glukosa melalui peningkatan
metabolisme atau menyimpan glukosa ke
Sters oksidasi pada diabetes terjadi dalam deposit lemak. Beberapa tanaman
akibat perpindahan keseimbangan reaksi yang termasuk dalam kelompok ini adalah
redoks karena metabolisme karbohidrat dan lidah buaya (Aloe vera L.), brotowali
lipid yang akan meningkatkan (Tinospora crispa L.) dan sambiloto
pembentukan ROS dari reaksi glikasi dan (Andrographis paniculata Nees).
oksidasi lipid sehingga menurunkan sistem
Universitas
495 Nusa Cendana 495
Universitas Nusa Cendana
Efek Anti Diabetes Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018
Universitas
497 Nusa Cendana 497
Universitas Nusa Cendana
Efek Anti Diabetes Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018