Anda di halaman 1dari 9

Efek Anti Diabetes Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

EFEK ANTI DIABETES EKSTRAK ETANOL DAUN SEMAK


MERDEKA (Chromolaena odorata) TERHADAP PENURUNAN KADAR
GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus novergicus)
GALUR SPARGUE DAWLEY
Dewa Gede Eka Yudistira, Kartini Lidia, Derri R. Tallo Manafe

ABSTRAK

Beragam efek samping dari obat antihiperglikemi oral menjadikan obat herbal sebagai
alternatif pengobatan. Tanaman semak merdeka (Chromolaena odorata) merupakan tanaman
obat tradisional. Daun tanaman semak merdeka adalah bagian tanaman yang bermanfaat
untuk menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
pemberian ekstrak etanol daun semak merdeka terhadap kadar glukosa darah tikus putih galur
Sprague dawley. Metodologi penelitian dilaksanakan menggunakan jenis rancangan
eksperimental laboratoris dengan pendekatan pre test–post test with control group design.
Sebanyak 24 ekor tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague dawley dibagi dalam
enam kelompok perlakuan dan terdiri dari empat ekor tikus untuk setiap kelompok.
Kelompok Kn, K+, K-, K1, K2 dan K3 secara berturut-turut adalah kelompok kontrol normal,
kelompok kontrol positif (diberikan glibenklamid 0,9 mg/hari per oral), kelompok kontrol
negatif (diberikan CMC-Na 0,5% per oral), kelompok dosis rendah (ekstrak semak merdeka
dosis 87,5 mg/200 gram BB tikus per oral), kelompok dosis sedang (ekstrak semak merdeka
dosis 175 mg/200 gram BB tikus per oral) dan kelompok dosis tinggi (ekstrak semak
merdeka dosis 350 mg/200 gram BB tikus per oral). Tikus diseluruh kelompok terkecuali
kelompok Kn diinduksi DM dengan injeksi aloksan single dose 24 mg/200 gram BB tikus
secara intraperitoneal. Glukosa darah puasa (GDP) diukur sebelum mendapatkan perlakuan
(hari ke-10) dan sesudah mendapatkan perlakuan (hari ke-13, 17, 21 dan 25). Hasil terdapat
penurunan kadar GDP yang bermakna (p<0,05) kelompok K2 dan K3 pada hari ke-13, 17, 21
dan 25 (sesudah mendapatkan ekstrak daun Chromolaena odorata) dibandingkan dengan hari
ke-10 (sebelum mendapatkan ekstrak daun Chromolaena odorata) sedangkan kelompok K1
penurunan kadar GDP yang bermakna (p<0,05) terlihat pada hari ke-25. Kesimpulan ekstrak
daun Chromolaena odorata dosis 87,5; 175; 350 mg/200 gram BB tikus memiliki efek
antidiabetes.

Kata kunci : ekstrak etanol Chromolaena odorata, diabetes, glukosa darah puasa

Diabetes melitus (DM) merupakan Diabetes melitus menurut Pengurus


salah satu keadaan darurat kesehatan global Besar Perkumpulan Endokrinologi
terbesar di abad ke-21. Setiap tahun Indonesia tahun 2015 adalah suatu
semakin banyak orang hidup dengan kelompok penyakit metabolik dengan
kondisi ini.(1) World Health Organization karakteristik hiperglikemia yang terjadi
(WHO) melaporkan pada tahun 2014 karena kelainan sekresi insulin, kerja
sebanyak 422 juta orang di Dunia insulin atau keduanya.(3)
menderita DM.(1) Prevalensi kejadian DM
di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan DM tipe 1 hanya dapat dikendalikan
Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 oleh pemberian insulin yang teratur.
menyebutkan bahwa jumlah penderita DM Berbeda dengan DM tipe 1,
usia 15 tahun ke atas di Indonesia sebanyak penatalaksanaan DM tipe 2 secara umum
12 juta orang, dengan jumlah terbanyak terbagi atas terapi non farmakologis dan
DM tipe 2.(2)

Universitas Nusa Cendana 490


Efek Anti Diabetes Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

terapi farmakologis dengan obat dengan berat 180-250 g, umur 2-3 bulan
antihiperglikemia oral.(4) digunakan dalam penelitian ini. Hewan
coba dibagi dalam enam kelompok dan
Layaknya pengobatan pada setiap kelompok terdiri dari 4 ekor, yaitu
umumnya, penggunaan obat-obatan kelompok kontrol normal (Kn) diberikan
antihiperglikemia dapat menimbulkan efek aquades; kontrol negatif (K-) diberikan
samping. Efek samping yang dapat CMC-Na 0,5%; kelompok kontrol positif
ditimbulkan berupa asidosis laktat, (K+) diberikan suspensi glibenklamid dosis
gangguan fungsi hati, ginjal, dan saluran 0,9 mg/hari; kelompok perlakuan (K1)
cerna. Agen antihiperglikemi ini juga dapat diberikan suspensi ekstrak semak merdeka
menimbulkan reaksi hipersensitivitas atau dosis 87,5 mg/200 gram BB tikus;
reaksi alergi serta meningkatkan resiko kelompok perlakuan (K2) dibeikan suspensi
terjadinya gagal jantung.(5,6) ekstrak semak merdeka dosis 175 mg/200
gram BB tikus dan kelompok perlakuan
Beragam efek samping yang timbul (K3) diberikan suspensi ekstrak semak
dari pengobatan modern ini, menjadikan merdeka dosis 350 mg/200 gram BB tikus.
obat-obatan herbal sebagai alternatif Setiap kelompok diberikan pakan dan air
pengobatan. WHO menyebutkan bahwa secara ad libitum. Kelompok K+, K-, K1,
penggunaan bahan herbal dalam K2 dan K3 diinduksi DM dengan injeksi
pengobatan tradisional semakin Aloksan dosis 24 mg/200 gram BB tikus
berkembang di berbagai negara.(7) single dose via intraperitoneal (IP).
Pembuatan sedian uji yaitu glibenklamid
Salah satu tanaman yang memiliki dan ekstrak daun semak merdeka dibuat
potensi dalam bidang kesehatan adalah dengan mencampurkan tiap bahan uji
semak merdeka (Chromolaena odorata L.). tersebut dengan larutan CMC-Na 0,5%,
Berdasarkan penelitian Srisuda sehingga terbentuk suspensi yang dapat
Hanphakphoom dkk pada tahun 2016 diberikan secara oral pada hewan uji.
membuktikan bahwa semak merdeka
berpotensi sebagai antimikroba untuk Pembuatan ekstrak dilakukan dengan
mencegah infeksi kulit.(8) Semak merdeka cara maserasi dengan pelarut etanol 70%.
juga bermanfaat untuk obat antidiabetes Serbuk simplisia daun semak merdeka
berdasarkan penelitian Merriane dkk pada direndam dalam toples kaca dengan larutan
tahun 2014.(9) pelarut etanol sampai menutupi seluruh
bagian serbuk simplisia, kemudian ditutup
METODELOGI PENELITIAN rapat dan dibiarkan selama tujuh hari
terlindung dari cahaya sambil sering
Penelitian ini dilakukan secara diaduk, diserkai dan diperas. Pada hari ke
eksperimental laboratoris dengan tujuh dienap tuangkan atau disaring lalu
pendekatan pre test–post test with control hari ke delapan dilakukan pemekatan
group design. Penelitian, pemeliharaan dan ekstrak dengan alat rotary evaporator pada
pengukuran kadar glukosa darah dilakukan suhu 40°C.
di Laboratorium Fakultas Kedokteran
Universitas Nusa Cendana. Proses ekstraksi Aktivitas antioksidan diuji
dan uji antioksidan dilakukan di menggunakan metode DPPH (1,1-
Laboratorium Biosains Universitas Nusa Diphenyl-2-Picrylhydrazyl) dan kemudian
Cendana. diukur dengan spektofotometri pada
panjang gelombang 517 nm.
Berdasarkan perhitungan dengan
rumus Frederer ditetapkan jumlah hewan Pengukuran kadar glukosa darah
coba sebanyak 24 ekor tikus putih jantan puasa (GDP) dilakukan dengan metode
(Rattus norvegicus) galur Sprague Dawley biosensor glukose oksidase, menggunakan

Universitas Nusa Cendana


491 491
Universitas Nusa Cendana
Efek Anti Diabetes Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

alat Blood Glucose Test Meter GlucoDrTM K1, K2 dan K3. Sebelum injeksi dengan
model AGM-2100 (diproduksi oleh aloksan (hari ke-7), rerata berat badan
allmedicus Co Ltd., Korea). Sampel darah kelompok tersebut yaitu 209,9 ± 12,026
yang digunakan untuk mengukur kadar gram. Rerata berat badan hari ke-10
glukosa darah diambil dari vena lateralis (setelah injeksi dengan aloksan) kelompok
ekor tikus putih yang telah dipuasakan K+, K-, K1, K2 dan K3 sebesar 200,65 ±
selama 10 jam. Pengambilan darah dari 15,841 gram atau mengalami penurunan
ekor tikus putih didahului dengan sebesar 4,40% dari hari ke-7 dan cenderung
membersihkan ekor menggunakan alkohol mengalami penurunan berat badan sampai
70% dan pemberian salep xylocaine untuk akhir perlakuan hari ke-25, sedangkan pada
mengurangi rasa nyeri, selanjutnya ujung kelompok Kn rerata berat badan cenderung
ekor tikus sedikit dipijat lalu ditusuk mengalami peningkatan yang stabil.
dengan jarum steril ± sedalam ≤ 0.5 cm.
Tetesan darah dibiarkan menetes Tanaman yang digunakan dalam
membasahi strip glukosa. Angka yang penelitian ini adalah daun semak merdeka
terbaca pada alat tes strip glukosa (Chromolaena odorata). Sebanyak 1000
ditetapkan sebagai kadar glukosa darah. gram daun semak merdeka diproses dari
tahap sortasi, pencucian, pengeringan,
Data yang didapat berupa data penghalusan sampai penyaringan dan
deskriptif berat badan serta kadar GDP dan diperoleh 611 gram serbuk kering daun
disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data semak merdeka.
dilakukan dengan menguji normalitas data.
Untuk mengetahui perbedaan antar Serbuk kering sebanyak 611 gram
kelompok dilakukan uji ANOVA dan dimaserasi dengan pelarut etanol 70%
dilanjutkan uji Post-Hoc dengan LSD selama 7 hari dan kemudian dilakukan
untuk melihat beda nyata terkecil serta uji pemekatan pada hari ke-8 dengan alat
Paired Sample T-Test digunakan untuk rotary evaporator pada suhu 40˚C dan
mengetahui kadar glukosa darah puasa didapatkan ekstrak kental sebesar 52,3678
sebelum dan sesudah mendapatkan ekstrak gram.
daun semak merdeka.
Hasil uji aktivitas antioksidan daun
HASIL Chromolaena odorata menunjukkan bahwa
ekstrak daun Chromolaena odorata
Sebelum melakukan percobaan, termasuk kategori antioksidan yang sangat
seluruh hewan coba diadaptasi untuk kuat karena memiliki nilai IC50 13,33 mg/L
menghindari stres selama perlakuan dan (1 mg/L setara dengan 1 μg/mL).
penyeragaman cara hidup di lingkungan
yang baru. Selama masa adaptasi, Hasil rerata dan standar deviasi kadar
dilakukan penimbangan pada hari ke-0 glukosa darah puasa tikus pada kelompok
(sebelum masa adpatasi) dan hari ke-7 Kn, K+, K-, K1, K2 dan K3 pada hari ke-0
(sesudah masa adaptasi). Hasil (sebelum masa adaptasi), hari ke-7
penimbangan menunjukkan rerata berat (sesudah masa adaptasi), hari ke-10
badan hewan coba hari ke-0 sebesar 194,30 (sesudah diinduksi DM), hari ke-13, 17, 21
± 8,70 gram, sedangkan pada hari ke-7 dan 25 (sesudah mendapatkan perlakuan)
sebesar 210,42 ± 12,245 gram. Berat badan disajikan dalam tabel 1 dan tabel 2.
hewan coba hari ke-7 meningkat sebesar
8,3% dibandingan pada hari ke-0. Terlihat bahwa terdapat peningkatan
rerata kadar glukosa darah hari ke-10
Perlakuan hewan coba dilanjutkan setelah diinjeksi aloksan (sebelum
dengan injeksi aloksan untuk induksi mendapatkan ekstrak daun Chromolaena
diabetes melitus pada kelompok K+, K-, odorata) pada kelompok yang

Universitas Nusa Cendana 492


Efek Anti Diabetes Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

mendapatkan injeksi aloksan (K+, K-, K1, Tabel 2. Rerata dan Standar Deviasi
K2 dan K3), dibandingkan dengan Glukosa Darah Tikus K1, K2
kelompok yang tidak mendapatkan injeksi dan K3 Hari ke-0, 7, 10, 13, 17,
aloksan (Kn). Hasil data yang diperoleh, 21 dan 25
terlihat bahwa pada hari ke-10 hewan coba
sudah siap untuk diberikan perlakuan. Rerata ± Kelompok Perlakuan
std.deviasi K1 K2 K3
(mg/dL)
Rerata kadar glukosa darah puasa
Hari ke-0 119,50± 97,50± 99,00±
kelompok K- (diberikan CMC-Na 0,5%) 3,109 9,000 7,071
hari ke-13, 17, 21 dan 25 mengalami Hari ke-7 107,75± 114,00± 99,75±
peningkatan dari hari ke hari, dibandingkan 20,791 7,483 17,056
dengan kelompok yang tidak mendapatkan Hari ke- 401,50± 432,25± 522,00±
injeksi aloksan (Kn) dan kelompok 10 156,151 108,309 112,573
Hari ke- 298,75± 162,25± 262,25±
perlakuan (K+, K1, K2 dan K3). 13 47,968 77,698 97,233
Hari ke- 244,25± 145,00± 185,75±
Kelompok yang mendapatkan 17 132,518 46,812 137,667
perlakuan (K1 dan K3) mengalami Hari ke- 172,50± 98,75 ± 124,75±
penurunan rerata kadar glukosa darah puasa 21 98,260 15,735 67,712
secara deskriptif pada hari ke-13, 17, 21 Hari ke- 118,50± 107,25± 112,00±
25 28,595 7,974 27,276
dan 25. Kelompok K+ mengalami
penurunan rerata kadar glukosa darah puasa
Hasil uji Post Hoc disajikan pada
pada hari ke-13 dan 17, sedangkan pada
tabel 3, diketahui bahwa terdapat perbedaan
hari ke-21 dan 25 terjadi peningkatan rerata
bermakna kadar glukosa darah puasa hari
kadar glukosa darah puasa. Kelompok K2
ke-10 antara Kn dengan K+, K-, K1, K2 dan
mengalami penurunan rerata kadar glukosa
K3, dimana p < α. Terdapat perbedaan
darah puasa pada hari ke-13, 17 dan 21,
bermakna kadar glukosa darah puasa hari
sedangkan pada hari ke-25 terjadi kenaikan
ke-13 antara Kn dengan K+, K-, K1 dan K3,
rerata kadar glukosa darah puasa namun
dimana nilai p < α. Tidak terdapat
masih dalam batas normal.
perbedaan bermakna kadar glukosa darah
puasa antara Kn dengan K2, dimana nilai p
Tabel 1. Rerata dan Standar Deviasi
> α.
Glukosa Darah Tikus Kn, K+
dan K- Hari ke-0, 7, 10, 13, 17,
Terdapat perbedaan bermakna kadar
21 dan 25.
glukosa darah puasa hari ke- 17 antara Kn
Rerata ± Kelompok Perlakuan
dengan K- dan K1, dimana nilai p < α.
std.deviasi Kn K+ K- Tidak terdapat perbedaan bermakna kadar
(mg/dL) glukosa darah puasa antara Kn dengan K+,
Hari ke-0 114,00± 110,00± 110,25± K2 dan K3, dimana nilai p > α. Terdapat
7,874 8,246 9,069 perbedaan bermakna kadar glukosa darah
Hari ke-7 102,25± 103,75± 101,50± puasa hari ke-21 antara Kn dengan K-,
5,737 19,190 10,661
Hari ke- 99,75± 378,75± 511,25± dimana nilai p < α. Tidak terdapat
10 19,805 121,634 115,808 perbedaan bermakna kadar glukosa darah
Hari ke- 99,25± 275,00± 572,00± puasa antara Kn dengan K+, K1, K2 dan K3,
13 16,761 92,567 22,045 dimana nilai p > α. Terdapat perbedaan
Hari ke- 102,50± 102,00 ± 572,25± bermakna kadar glukosa darah puasa hari
17 6,608 4,546 22,157
ke-25 antara Kn dengan K+ dan K-, dimana
Hari ke- 120,00± 149,00 ± 576,50±
21 10,392 116,095 17,137 nilai p < α. Tidak terdapat perbedaan
Hari ke- 107,50± 164,75 ± 579,00± bermakna kadar glukosa darah puasa antara
25 12,369 56,127 14,306 Kn dengan K1, K2 dan K3, dimana nilai p >
α.

Universitas
493 Nusa Cendana 493
Universitas Nusa Cendana
Efek Anti Diabetes Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

Tabel 3. Uji Post Hoc Glukosa Darah Mendapatkan Ekstrak Daun


Puasa Tikus Hari ke-10, 13, 17, Chromolaena odorata Dosis
21 dan 25 Rendah (Hari ke-13, 17, 21 dan
25).
p
Glukosa Kn vs K+ 0,003* p
darah puasa K- 0,000* Gula darah puasa hari ke-10 vs
(hari ke-10) K1 0,001* 0,371
gula darah puasa hari ke-13
K2 0,001* Gula darah puasa hari ke-10 vs
K3 0,000* 0,318
gula darah puasa hari ke-17
Glukosa Kn vs K+ 0,002* Gula darah puasa hari ke-10 vs
darah puasa K- 0,000* 0,062
gula darah puasa hari ke-21
(hari ke-13) K1 0,001* Gula darah puasa hari ke-10 vs
K2 0,202 0,023*
gula darah puasa hari ke-25
K3 0,003*
Glukosa Kn vs K+ 0,993*
darah puasa
Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa
K- 0,000*
(hari ke-17) K1 0,023* terdapat penurunan kadar glukosa darah
K2 0,467 puasa yang bermakna kelompok K2
K3 0,163 (perlakuan dosis sedang) pada hari ke-13,
Glukosa Kn vs K+ 0,558 17, 21 dan 25 (setelah mendapatkan ekstrak
darah puasa K- 0,000 Chromolaena odorata) dibandingkan
(hari ke-21) K1 0,249 dengan hari ke-10 (sebelum mendapatkan
K2 0,667
K3 0,923
ekstrak Chromolaena odorata), dimana
Glukosa Kn vs K+ 0,013* nilai p < α.
darah puasa K- 0,000*
(hari ke-25) K1 0,061 Tabel 5. Nilai p Uji Paired Sample T Test
K2 0,990 Kadar Glukosa Darah Sebelum
K3 0,492 (Hari ke-10) dan Sesudah
Mendapatkan Ekstrak Daun
Hasil uji Paired Sample T-Test kadar Chromolaena odorata Dosis
GDP sebelum dan sesudah mendapatkan Sedang (Hari ke-13, 17, 21 dan
esktrak daun Chromolaena odorata dosis 25)
rendah, sedang dan tinggi disajikan dalam
tabel 4, 5 dan 6. Berdasarkan tabel 4, p
diketahui bahwa terdapat penurunan kadar Gula darah puasa hari ke-10 vs
0,006*
glukosa darah puasa yang bermakna gula darah puasa hari ke-13
kelompok K1 (perlakuan dosis rendah) pada Gula darah puasa hari ke-10 vs
0,003*
hari ke-25 (setelah mendapatkan ekstrak gula darah puasa hari ke-17
Gula darah puasa hari ke-10 vs
daun Chromolaena odorata) dibandingkan gula darah puasa hari ke-21
0,012*
dengan hari ke-10 (sebelum mendapatkan Gula darah puasa hari ke-10 vs
ekstrak daun Chromolaena odorata), 0,009*
gula darah puasa hari ke-25
dimana nilai p < α. Akan tetapi,
pengukuran kadar glukosa darah puasa Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa
kelompok K1 pada hari ke-13, 17 dan 21 terdapat penurunan kadar glukosa darah
(sesudah mendapatkan ekstrak) puasa yang bermakna kelompok K3
dibandingkan dengan hari ke-10, tidak (perlakukan dosis tinggi) pada hari ke-13,
terdapat penurunan yang bermakna, dimana 17, 21 dan 25 (setelah mendapatkan ekstrak
nilai p > α. daun Chromolaena odorata) dibandingkan
dengan hari ke-10 (sebelum mendapatkan
Tabel 4. Nilai p Uji Paired Sample T Test ekstrak daun Chromolaena odorata),
Kadar Glukosa Darah Sebelum dimana nilai p < α.
(Hari ke-10) dan Sesudah

Universitas Nusa Cendana 494


Efek Anti Diabetes Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

Tabel 6. Nilai p Uji Paired Sample T Test pertahanan antioksidan GSH.(11) Keadaan
Kadar Glukosa Darah Sebelum ini sejalan dengan mekanisme aloksan
(Hari ke-10) dan Sesudah dalam tubuh yang mengalami metabolisme
Mendapatkan Ekstrak Daun oksidasi reduksi menghasilkan radikal
Chromolaena odorata Dosis bebas. Radikal bebas mengakibatkan
Tinggi (Hari ke-13, 17, 21 dan kerusakan pada sel β pankreas sehingga
25) terjadi penurunan sekresi insulin dan terjadi
keadaan hiperglikemia yang merupakan
p karekteristik penyakit diabetes melitus.(12)
Gula darah puasa hari ke-10 vs
0,001*
gula darah puasa hari ke-13 Menurut Widowati pada tahun 2008
Gula darah puasa hari ke-10 vs mekanisme kerja tanaman yang memiliki
0,024*
gula darah puasa hari ke-17
potensi antidiabetes dalam menurunkan
Gula darah puasa hari ke-10 vs
gula darah puasa hari ke-21
0,007* kadar glukosa darah adalah sebagai berikut,
Gula darah puasa hari ke-10 vs yang pertama mempunyai kemampuan
0,005*
gula darah puasa hari ke-25 sebagai astringen yang berfungsi
mempresipitasikan protein selaput lendir
PEMBAHASAN usus dan membentuk lapisan yang
melindungi usus, sehingga menghambat
Keadaan hiperglikemia pada kondisi asupan glukosa. Oleh karena itu laju
diabetes melitus dapat disebabkan oleh peningkatan darah tidak terlalu tinggi.
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau Beberapa tanaman yang termasuk dalam
keduanya.(10) Kelainan tersebut dapat kelompok ini adalah alpukat (Persia
dipicu proses glikasi non enzimatik dan Americana Mill.), buncis (Phaseolus
glikooksidasi.(11) vulgaris), jagung (Zea may L.) dan lamtoro
(Lecauna glauca sensu Bth.).(11)
Glukosa dapat teroksidasi sebelum
berikatan dengan protein demikian juga Mekanisme kerja yang kedua yaitu
glukosa setelah berikatan dengan protein mempercepat proses keluarnya glukosa dari
(glycated protein) dapat teroksidasi srikulasi darah dengan cara mempercepat
meghasilkan Reactive Oxygen Species peredaran darah yang erat kaitanya dengan
(ROS). Kombinasi glikasi dan oksidasi kerja jantung dan dengan meningkatkan
glukosa menghasilkan pembentukan AGEs filtrasi dan ekskresi ginjal sehingga produk
(advanced glycogen end-products). Proses urin meningkat yang diikuti dengan
pembentukan AGEs merupakan proses meningkatnya laju ekskresi glukosa melalui
irreversible yang berlangsung lama dan ginjal sehingga kadar glukosa darah
dapat menimbulkan kerusakan jaringan.(11) menurun. Beberapa tanaman yang termasuk
dalam kelompok ini adalah bawang putih
Glycated protein dan AGEs modified (Allium sativum L.), daun sendok (Plantago
protein dapat mengakibatkan stres mayor L.) dan kumis kucing (Orthosiphon
oksidatif, keduanya melepaskan O2*- dan aristatus L.).(11)
H2O2 secara langsung sehingga dapat
mengaktifasi fagosit. Stres oksidasi dapat Selain kedua mekanisme diatas,
menjadi salah satu pemicu diabetes mekanisme lain yaitu mempercepat
melitus.(11) keluarnya glukosa melalui peningkatan
metabolisme atau menyimpan glukosa ke
Sters oksidasi pada diabetes terjadi dalam deposit lemak. Beberapa tanaman
akibat perpindahan keseimbangan reaksi yang termasuk dalam kelompok ini adalah
redoks karena metabolisme karbohidrat dan lidah buaya (Aloe vera L.), brotowali
lipid yang akan meningkatkan (Tinospora crispa L.) dan sambiloto
pembentukan ROS dari reaksi glikasi dan (Andrographis paniculata Nees).
oksidasi lipid sehingga menurunkan sistem

Universitas
495 Nusa Cendana 495
Universitas Nusa Cendana
Efek Anti Diabetes Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

Kandungan antioksidan dalam tanaman penghancauran yang terlalu cepat.(14)


seperti golongan fenol dan flavonoid juga Kegagalan sekunder dan takifilaksis
berpotensi sebagai antidiabetes, dengan terhadap sulfonilurea dapat dipengaruhi
mekanisme mengurangi stres oksidatif oleh beberapa keadaan seperti pengurangan
akibat pembentukan ROS. Tanaman yang sel β pankreas secara progresif, penurunana
termasuk dalam golongan ini adalah aktivitas fisik dan pengurangan masa tubuh
Fenugreek (Trigonella foenum selain lemak (lean body mass).(15)
graecum). (11)
Pengukuran kadar glukosa darah
Dalam penelitian ini, peneliti puasa kelompok yang diberikan ekstrak
menggunakan tanaman herbal sebagai salah daun Chromolaena odorata (K2) dosis 175
satu alternatif terapi diabetes melitus yaitu mg/200g BB tikus dan (K3) 350 mg/200g
daun Chromolaena odorata. Ekstrak daun BB tikus pada hari ke-21 dan 25 sudah
Chromolaena odorata diberikan secara mencapai normal sedangkan kelompok (K1)
sonde kepada tiga kelompok perlakuan (K1, 87,5 mg/200g BB tikus mencapai kadar
K2 dan K3) dengan tingkatan dosis tertentu normal pada hari ke-25. Keberhasilan
dan penurunan kadar glukosa darah puasa penggunaan obat tradisonal dapat dicapai
dikontrol dengan kelompok kontrol (Kn, bila digunakan secara benar dan tepat dari
K+ dan K-). aspek dosis, waktu, cara penggunaan,
pemilihan bahan dan ketepatan pemilihan
Kadar glukosa darah pada tikus tanaman obat dengan indikasi tertentu.(16)
kelompok Kn terlihat stabil dari awal Berdasarkan analisis diatas dapat
sampai akhir perlakuan. Hal ini terjadi dinyatakan bahwa pemberian dosis 87,5
karena di dalam tubuhnya terdapat mg/200g BB tikus memerlukan waktu lebih
pengaturan (homeostasis) yang menjaga lama untuk memberikan efek antidiabetes
agar kadar glukosa darah tetap dalam dibandingan dengan dosis sedang dan
kisaran normal. Homeostasis kadar glukosa tinggi, hal ini dapat dipengaruhi oleh dosis
darah dilakukan oleh kerja hormonal salah ekstrak yang rendah.
satunya adalah hormon insulin. Efek insulin
yang terpenting adalah mengabsorbsi Manfaat Chromolaena odorata dalam
glukosa untuk disimpan di dalam hati bidang kesehatan berdasarkan penelitian
dalam bentuk glikogen.(13) Kelompok K- Anup Kumar dkk pada tahun 2011 anatar
yang hanya diberikan CMC-Na 0,5% kadar lain sebagai antihelmintik, antimalaria,
glukosa darahnya terlihat mengalami antifungisida, antiinflamsi dan
peningkatan dari hari ke-10 (sesudah antimikroba.(17) Kegunaan lain
diinduksi DM) sampai hari ke-25, sehingga Chromolaena odorata berdasarkan
dapat disimpulkan pemberian CMC-Na penelitian Marianne dkk pada tahun 2014
0,5% tidak berpengaruh terhadap kadar mengguakan mencit yang dinduksi aloksan
glukosa darah puasa hewan coba. didapatkan hasil bahwa ekstrak daun
Chromolaena odorata mampu menurunkan
Glukosa darah puasa kelompok K+ kadar glukosa darah secara signifikan.(9)
yang diberikan glibenklamid mengalami
penurunan sampai kadar normal pada hari Mekanisme ekstrak daun
ke-17 akan tetapi pada hari ke-21 dan 25 Chromolaena odorata sebagai antidiabetes
kadar GDP tidak normal, hal tersebut dapat sampai saat ini masih belum diketahui.
terjadi karena pada penggunaan obat Hipotesis yang mendukung adalah
antidiabetes oral golongan sulfonilurea kemampuan Chromolaena odorata sebagai
dapat terjadi kegagalan terapi sekitar 21%. antioksidan yang dapat mengurangi stres
Kegagalan terapi dengan derivat oksidatif pada tikus DM akibat pemberian
sulfonilurea dapat disebabkan oleh aloksan. Hasil uji aktivitas antioksidan,
perubahan farmakokinetik obat seperti memperlihatkan nilai IC50 yaitu 13,33 mg/L

Universitas Nusa Cendana 496


Efek Anti Diabetes Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak KESIMPULAN


daun Chromolaena odorata memiliki
aktivitas antiosidan yang sangat kuat. Ekstrak daun Chromolaena odorata
dosis 87,5; 175 dan 350mg/200 gram BB
Berdasarkan penelitian yang tikus mampu menurunkan kadar glukosa
dilakukan oleh Srisuda Hanphakphoom dkk darah puasa tikus secara bermakna dan
pada tahun 2016, ekstrak etanol daun terdapat perbedaan kadar glukosa darah
Chromolaena odorata mempunyai kadar puasa yang signifikan antara kelompok
senyawa fenol dan flavonoid yang lebih yang tidak diberikan ekstrak Chromolaena
tinggi dibandingkan dengan senyawa lain odorata dengan kelompok yang diberikan
seperti tanin, saponin, beta cyanin, kuinon, ekstrak Chromolaena odorata.
glikosida, kardioglikosida, terpenoid,
coumarin dan steroid.(8) SARAN
Ekstrak daun Chromolaena odorata 1. Untuk penelitian selanjutnya perlu
mengandung beberapa senyawa yang dilakukan secara histopatologi untuk
bertindak sebagai antioksidan. Salah melihat efek antidiabetes ekstrak
satunya adalah flavonoid. Flavonoid daun Chromolaena odorata terhadap
diketahui mampu berperan dalam kerusakan sel-sel hepar yang
menangkap radikal bebas atau berfungsi disebabkan oleh radikal bebas.
sebagai antioksidan alami. Aktivitas
antioksidan tersebut memungkinkan 2. Untuk penelitian selanjutnya
flavonoid untuk menangkap atau disarankan menggunakan metode
menetralkan radikal bebas (seperti ROS) fraksinasi
terkait dengan gugus OH fenolik sehingga
dapat memperbaiki keadaan jaringan yang 3. Untuk penelitian selanjutnya
rusak dengan kata lain proses inflamasi disarankan menggunakan metode
dapat terhambat.(18) kolorimetri enzimatik untuk
mengukur kadar glukosa darah puasa
Mekanisme flavonoid pada diabetes hewan uji.
melitus adalah menghindari absorbsi
glukosa atau memperbaiki toleransi DAFTAR PUSTAKA
glukosa. Flavonoid juga dapat
menstimulasi pengambilan glukosa pada 1. World Health Organization. Global
jaringan perifer, mengatur aktivitas dan Report on Diabetes. 2016.
ekspresi enzim yang terlibat dalam jalur
metabolisme karbohidrat serta dapat 2. Pusat Data Informasi Kementrian
bertindak menyerupai insulin Kesehatan RI. infodatin-diabetes.
(insulinomimetic) dengan cara Jakarta; 2013. p. 1–8.
mempengaruhi mekanisme insulin
signaling. Flavonoid dapat berperan dalam 3. Soelistijo AS, Novida H, Rudijanto
perbaikan kerusakan jaringan sel β A, Soewondo P, Suastika K, Manaf
Langerhans pankreas yang diakibatkan oleh A, et al. Konsensus Pengelolaan dan
radikal bebas, sehingga kerusakan sel β Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2
Langerhans pankreas yang lebih luas dapat di Indonesia 2015. PB PERKENI;
dicegah dan hormon insulin dapat 2015. 6-40 p.
diproduksi kembali. Keadaan tersebut
4. Schteingart DE. Pankreas:
memungkinkan kadar glukosa darah dapat
Metabolisme Glukosa dan Diabetes
terkontrol dalam batas normal.(18)
Melitus. In: Hartanto H, Wulansari P,
Susi N, Mahanani DA, editors.
Patofisiologi: konsep klinis proses-

Universitas
497 Nusa Cendana 497
Universitas Nusa Cendana
Efek Anti Diabetes Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

proses penyakit/ Sylvia Anderson 2010;15(2):118–23.


Price, Lorraine McCarty Wilson
volume 2. 6th ed. Jakarta: EGC; 13. Granner DK. Hormon Pankreas dan
2005. p. 1259–74. Traktus Gastrointestinal. In: Santoso
A, editor. Biokimia Harper. 24th ed.
5. Hollander P. A Review of Type 2 Jakarta: EGC; 1999. p. 598–616.
Diabetes Drug Classes. US
Endocrinol. 2008;4(1):58–61. 14. Handoko T, Suharto B. Insulin,
Glukagon dan Antidiabetik Oral. In:
6. Informatorium Obat Nasional Ganiswarna S, editor. Farmakologi
Indonesia (IONI) [Internet]. Badan dan Terapi. 5th ed. Jakarta: Balai
POM RI. 2014 [cited 2017 May 14]. Penerbit FKUI; 2012. p. 490–1.

7. WHO. General Guidelines for 15. Kennedy M. Hormon Pankreas dan


Methodologies on Research and Obat Antidiabetes. In: Nirmala W,
Evaluation of Traditional Medicine editor. Farmakologi Dasar dan
World Health Organization. World Klinik. 10th ed. Jakarta: EGC; 2010.
Health Organization (WHO); 2000. p. p. 718.
1–2.
16. Katno, Pramono S. Tingkat Manfaat
8. Hanphakphoom S, Thophon S, dan Kemanan Tanaman Obat dan
Waranusantigul P, Kangwanrangsan Obat Tradisonal. 2010;1–7.
N. Antimicrobial Activity of
Chromolaena odorata Extracts 17. Chakraborty AK, Rambhade S, Patil
against Bacterial Human Skin U. Chromolaena odorata (L.): An
Infections. Can Cent Sci Educ. Overview. J Pharm Res.
2016;10(2):159–71. 2011;4(3):573–6.

9. Marianne, P DL, Sukandar EY, 18. Suryani N, H T, Aulanni’am.


Kurniati NF. Antidiabetic Activity of Pengaruh Ekstrak Metanol Biji
Leaves Ethanol Extract Chromolaena Mahoni terhadap Peningkatan Kadar
odorata (L.) R. M. King on Induced Insulin, Penurunan Ekspresi TNF- α
Male Mice with Alloxan dan Perbaikan Jaringan Pankreas
Monohydrate. J Nat. 2014;14(1):1–4. Tikus. J Kedokteran Brawijaya.
2013;27(3):137–45.
10. Suyono S. Patofisologi Diabetes
Melitus. In: Sidartawan S, Soewondo
P, Subekti I, editors. Penatalaksanaan
Diabetes Melitus Terpadu. 2nd ed.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2013.
p. 11–8.

11. Widowati W. Potensi Antioksidan


sebagai Antidiabetes. Jkm.
2008;7(2):1–11.

12. Suarsana IN, Priosoeryanto BP,


Bintang M, Wresdiyati T. Profil
Glukosa Darah dan Ultrastruktur Sel
Beta Pankreas Tikus yang Diinduksi
Senyawa Aloksan. Jitv.

Universitas Nusa Cendana 498

Anda mungkin juga menyukai