Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM

UJI ANTIHIPERGLIKEMIA PADA IKAN ZEBRA

A. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan supaya mahasiswa dapat :
1. Mampu melakukan pengujian antihiperglikemi pada ikan zebra
2. Mampu melakukan pengukuran kadar glukosa darah pada ikan zebra

B. Dasar Teori
Dasar penggunaam ikan zebra (Danio rerio) sebagai model antidiabetes adalah adanya
kesamaan fisiologi antara ikan zebra dengan mamalia, terutama pada system yang berkaitan
dengan pengaturan keseimbangan Kadar Glukosa Darah (KGD). Organ penting pada pengaturan
KGD adalah pancreas, yang pada ikan zebra mengandung pulau-pulau kecil yang terdiri dari sel
α, β, δ, dan ε yang mengatur homeostasis glukosa dengan mensekresi glukagon, insulin,
somatostatin dan ghrelin, sama seperti pada manusia (MacRae and Peterson, 2015). Beberapa obat
yang memodulasi homeostasis glukosa pada manusia menunjukkan efek yang sama pada ikan
zebra. Ikan zebra dapat digunakan sebagai model DM tipe 1 maupun DM tipe 2, yang ditandai
dengan adanya gejala diabetes seperti glikasi protein, hiperglikemia persisten dan terganggunya
respons insulin yang diperoleh dari perendaman ikan zebra dalam larutan glukosa (Capiotti et al.,
2014).
Telah banyak penelitian aktivitas antidibetes dilakukan menggunakan ikan zebra. Ikan zebra
dewasa memiliki kadar glukosa darah (KGD) normal sekitar 50-70 mg/dl, jumlah ini cukup dekat
dengan KGD normal manusia (100 mg/dl) dan glukosa secara dinamis diatur saat puasa atau
makan (Jörgens et al., 2012). Capiotti et al menggunakan ikan zebra sebagai organisme model
untuk mendeteksi gangguan metabolisme glukosa persisten melalui induksi larutan glukosa
(Capiotti et al., 2014). Larva ikan zebra dapat menjadi model yang tepat untuk pemeriksaan
metabolisme glukosa melalui ekspresi enzim phosphoenolpyruvate carboxykinase sebagai
penanda paparan senyawa anti-diabetes (Elo et al., 2007). Nellore et al. menggunakan ikan zebra
diabetes retinopati untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun Vinca rosea terhadap
penurunan KGD dengan memperbaiki stres oksidatif yang membalikkan ekspresi mRNA VEGF
(faktor pertumbuhan sel endotel vaskular) (Nellore et al., 2013). Shin et al. menggunakan ikan

1
zebra sebagai model hiperglikemia akut melalui perendaman aloksan dan larutan glukosa dengan
berbagai konsentrasi dosis (Shin et al., 2012).
Ikan zebra yang digunakan untuk penelitian biasanya dipilih berdasarkan umur, yaitu ikan
dewasa (4-6 bulan) diambil secara acak jantan dan betina. Pemilihan ikan jantan dan betina secara
acak didasarkan atas tidak ditemukannya pengaruh hormonal secara signifikan dari jenis kelamin
ikan terhadap efek suatu zat aktif maupun obat pada tubuh ikan.
C. Alat Dan Bahan
1. Ikan zebra (Danio rerio)
2. Akuarium
3. Es batu untuk anestesi
4. glucometer
5. Worksheet per mahasiswa
6. Data tambahan (dibagikan oleh asisten sesudah pengamatan 60 menit pertama)

D. Cara Kerja
D.1. Persiapan hewan Uji
Ikan zebra yang digunakan adalah ikan dewasa jantan dan betina yang dipilih secara acak
dengan umur 4-6 bulan, dipelihara setidaknya satu minggu sebelum dilakukan percobaan. Ikan
diletakkan dalam akuarium dengan suhu 28±2°C, setiap kelompok berjumlah 10 ikan dalam 2 l
air. Diperhatikan filtrasi air dan dipelihara di bawah siklus fotoperiod (14 jam cahaya, dan 10 jam
gelap) (Capiotti et al., 2014). Ikan diberi makan dua kali sehari dengan makanan ikan Tetramin
Flakes. Diperhatikan parameter kualitas air berupa suhu (28±2°C), pH (±7), kadar nitrat (NO 3-),
dan kadar oksigen yang dipertahankan oleh adanya proses aerasi pada aquarium.
D.2. Uji Pendahuluan
Uji pendahuluan dilakukan untuk memastikan metode induksi hiperglikemia yang
digunakan pada ikan sudah benar. Penentuan dosis aloksan mengacu pada penelitian Shin et al,
yaitu ikan zebra direndam dalam larutan NaCl 0,45% 100 ml dengan 300 mg aloksan selama 1
jam pada suhu kamar. Ikan zebra kemudian dipindahkan ke larutan glukosa konsentrasi 2% dalam
waktu 24 jam pada suhu kamar. Setelah itu dilakukan pengukuran kadar gula darah ikan untuk
mengetahui apakah ikan telah berada dalam kondisi hiperglikemia. Setiap kelompok terdiri dari
10 ekor ikan zebra dewasa (Shin et al, 2012).
D.3. Pembagian Kelompok perlakuan

2
Kelompok perlakuan terdiri dari kelompok normal, kelompok kontrol negatif, kelompok
kontrol positif (pemberian metformin 100 µM), kelompok perlakuan I (SNEDDS 100 mg), dan
kelompok perlakuan II (SNEDDS 200 mg). Pada hari pertama aloksan ditimbang sebanyak 300
mg lalu dilarutkan ke dalam NaCl 0,45 % sebanyak 100 ml. Ikan direndam dalam larutan aloksan
selama 1 jam lalu dipindah ke dalam larutan glukosa selama 24 jam. Larutan glukosa 2% dibuat
dengan melarutkan D-glukosa anhidrat sebanyak 40 gram ke dalam 2 l air segar.
Pada hari ke-7 kelompok kontrol positif diberikan metformin. Pada kelompok perlakuan I
diberikan SNEDDS 100 mg/ml, sedangkan kelompok perlakuan II diberikan SNEDDS 200mg/ml.
D.4. Penetapan Kadar Glukosa Darah Puasa (KGDP)

Masing-masing kelompok terdiri dari 10 ikan jantan dan betina. Semua kelompok kecuali
kelompok normal diberikan induksi hiperglikemia. Pada hari pertama aloksan ditimbang sebanyak
300 mg lalu dilarutkan ke dalam NaCl 0,45 % sebanyak 100 ml. Ikan direndam dalam larutan
aloksan selama 1 jam lalu dipindah ke dalam larutan glukosa selama 24 jam. Larutan glukosa 2%
dibuat dengan melarutkan D-glukosa anhidrat sebanyak 40 gram ke dalam 2 l air segar.
D.5. Analisis Hasil
Setelah diperoleh KGD pada masing-masing hewan uji, dilakukan perhitungan prosentase
penurunan KGD pada kelompok kontrol positif, kelompok SNEDDS 200 mg/ 2 l dan SNEDDS
300 mg/ 2 l terhadap kontrol negatif dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝐾𝐺𝐷 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓−𝐾𝐺𝐷 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
% penurunan KGD = x 100 %
𝐾𝐺𝐷 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓

Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik dengan software SPSS. Uji normalitas
dilakukan dengan metode kolmogorov-smirnov untuk melihat apakah data terdistribusi secara
normal. Selanjutnya dilakukan analisis untuk memastikan metode yang digunakan sudah baik
dengan melihat perbedaan antara KGD kelompok normal dan negatif melalui uji Independent
sample t-test. Uji Kruskal Wallis digunakan untuk melihat rata-rata perbedaan KGDP antar
kelompok secara keseluruhan, lalu dilanjut dengan post hoc test dengan menggunakan Mann
Whitney U Test untuk melihat perbedaan antara dua kelompok.

Daftar Pustaka
Capiotti KM, Junior RA, Denise C, Souza R, Silva D. 2014. Persistent Impaired Glucose
Metabolism in A Zebrafish Hyperglycemia Model. Comp Biochem Physiol Part B;
Sci;171:58–65.

3
Elo B, Villano CM, Govorko D, White LA. 2007. Larval Zebrafish as A Model for Glucose
Metabolism: Expression Of Phosphoenolpyruvate Carboxykinase as A Marker For Exposure
to Anti-Diabetic Compounds. J Mol Endocrinol.;38(3–4):433–40.
Hayati, F., Chabib, L., Darma, D.D., 2018, Antihyperglycemia activity of self-nano emulsifying
drug-delivery systems (SNEDDS) of Ipomoea reptans, Poir leaf ethanolic extract in
zebrafish (Danio rerio), AIP Conference Proceedings 2026, 020026 (2018);p. 0200261-7
Jörgens K, Hillebrands JL, Hammes HP, Kroll J. 2012. Zebrafish: a Model for Understanding
Diabetic Complications. Experimental and clinical endocrinology & diabetes.
Apr;120(04):186-7.
MacRae, C.A. and Peterson, R.T., 2015. Zebrafish as Tools for Drug Discovery. Nature reviews
Drug discovery, 14(10), p.721.
Nellore J, P CP, Mohanan SP, Ravikumar R. 2013. Vinca Rosea Normalizes Oxidative Stress and
Inhibits Hyperglycemia Induced Increase in VEGF in Zebrafish Retina. Res J Pharm , Biol
Chem Sci.;4(4):927–36.
Shin, E., Hong, B.N. and Kang, T.H., 2012. An Optimal Establishment of an Acute Hyperglycemia
Zebrafish Model. African Journal of Pharmacy and Pharmacology, 6(42), pp.2922-2928.

Anda mungkin juga menyukai