Anda di halaman 1dari 9

Studi Terapi Perasan Buah Labu Siam (Sechium edule) Terhadap Aktivitas

Protease dan Profil Protein Ileum Tikus (Rattus norvegicus) Inflammatory Bowel
Disease (IBD) Hasil Induksi Indometasin

The Therapeutical Effect of Chayote Extract (Sechium edule) towards Protease


Activity and Protein Profile Ileum of Inflammatory Bowel Disease (IBD)
Indhomethacine Induction Rat (Rattus norvegicus)

Arinda Nala Kusuma*, Aulanni’am, Dyah Kinasih Wuragil


Program Studi Kedokteran Hewan, Program Kedokteran Hewan,
Universitas Brawijaya
arinda_nala@yahoo.com; aulanibiochems@gmail.com

ABSTRAK
Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan penyakit pada saluran
pencernaan terutama organ ileum yang disebabkan oleh efek pemberian NSAIDs
diantaranya Indometasin. Peningkatan aktivitas protease menunjukkan salah satu
penanda adanya inflamasi. Dosis pemberian indometasin 15mg/kg BB per oral dapat
menyebabkan IBD pada hewan coba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
terapi perasan buah labu siam (Sechium edule) terhadap penurunan aktivitas protease
dan perubahan profil protein pada ileum tikus (Rattus norvegicus). Hewan coba yang
dipakai yaitu tikus (Rattus norvegicus) jantan berumur 8-12 minggu yang dibagi
menjadi empat kelompok yakni kelompok 1 yaitu kontrol, kelompok 2 yaitu IBD,
kelompok 3 dan 4 yaitu dosis 10g/tikus dan 20g/tikus. Aktivitas protease diukur
menggunakan metode spektofotometri. Profil protein ileum di analisis dengan SDS–
PAGE. Hasil penelitan menunjukkan bahwa terapi perasan buah labu siam secara
signifikan (p< 0,05) menurunkan aktivitas protease. Dosis efektif terapi adalah 20
g/tikus menurunkan aktivitas protease sebesar 46,95%. Hasil analisis profil protein
menunjukkan bahwa protein BM 62 kDa tidak disintesis setelah terapi perasan buah
labu siam dan protein ini diduga sebagai Vasoactive intestinal polypeptide (VIP). Dapat
disimpulkan bahwa terapi perasan buah labu siam dapat menurunkan aktivitas protease
ileum dan menghambat sintesis protein 62 kDa.

Kata kunci : Inflamatory Bowel Disease (IBD), Indometasin, Perasaan buah labu siam
(Sechium edule), Aktivitas protease dan Profil protein.

ABSTRACT

Inflammatory bowel disease (IBD) is a digestive system disease


especially in ileum organ which is caused by the effect of NSAIDs such as
Indomethacine. Increasing protease activity level is a marker of inflammation.The dose
of 15 mg/kg BW Indomethacine per oral resulted IBD on rat animal model. The
research was aimed to find out the effect of chayote (Sechium edule) extract therapy
toward protease activity and protein profile alteration in the rats ileum. The research
used male rats (Rattus norvegicus) aged of 8-12 weeks divided into four groups. They
were control group, IBD group, therapy group with dose of 10g/rat and 20g/rat chayote
extract. Protease activity was assessed by spectrophotometry. Protein profile was
analyze using SDS-PAGE. The results showed that chayote extract therapy decreased
activity of protease significantly (p<0.05). The effective dose was 20g/rat and
decreasing activity of protease 46.95%. The protein profile analysis showed that 62 kDa

1
MW assumed as Vasoactive intestinal polypeptide (VIP) was not synthesized after
chayote extract therapy. In conclusion, chayote extract therapy could decrease ileum
protease activity and prevent the synthesize of 62 kDa protein

Keywords: Inflammatory Bowel Disease (IBD), Indomethacin, Chayote’s extract


(Sechium edule), Protease activity, and Protein profile.

Pendahuluan
Inflammatory Bowel Disease Menurut Lanas dan Laudanno
(IBD) merupakan penyakit peradangan (2006) bahwa IBD yang diterapi dengan
usus yang ditunjukkan dengan gejala obat-obatan kimia akan memperparah
diare, sembelit, rasa nyeri pada perut, inflamasi, sehingga diperlukan terapi
sendawa dan kembung. IBD ini dibagi yang aman dan berbahan dasar alam.
menjadi dua subtipe klinis, yaitu Salah satu tanaman herbal yang
Crohn’s disease (CD) dan ulcerative digunakan untuk pengobatan IBD dalam
colitis (UC). CD merupakan inflamasi penelitian ini yaitu Labu siam (Sechium
yang terjadi pada bagian yang lapisan edule) yang mengandung senyawa
dinding usus dan bagian saluran flavonoid sebagai antioksidan.
pencernaan meliputi mulut, esophagus, Penelitian ini bertujuan untuk
perut dan usus halus, sedangkan UC mengetahui kandungan perasan buah
hanya terbatas pada usus besar, rektum labu siam (Sechium edule) dapat
dan peradangan terjadi pada lapisan menurunkan aktivitas protease dan
usus (Kappelmen et al., 2007). memperbaiki perubahan profil protein
Inflamasi pada saluran pencernaan ileum setelah mendapat paparan
khusunya ileum sering terjadi karena indometasin.
terlalu lama menggunakan NSAIDs
(Non Steroid Anti Inflamatory Drugs) Materi dan Metode Penelitian
seperti Indometasin dengan dosis Preparasi Hewan Coba
15mg/kg BB tikus. Indometasin Hewan coba yang digunakan dalam
merupakan obat anti inflamasi yang penelitian ini adalah tikus (Rattus
norvegicus) jantan strain wistar dengan
sangat efektif untuk menekan terjadinya
umur 8-12 minggu dan berat badan sekitar
inflamasi dan menghambat 150-200 gram yang diperoleh dari Unit
cyclooxygenase 1 (COX1) yang Pengembangan Hewan Percobaan (UPHP)
berperan dalam pembentukan UGM Yogyakarta. Hewan coba ini dibagi
prostaglandin pada usus. (Takeuci et al., menjadi empat kelompok perlakuan, yaitu
2003), sehingga mukosa barier usus kelompok kontrol, kelompok IBD,
sebagai pelindung akan berkurang. Hal kelompok terapi perasan buah labu siam
ini menyebabkan mudahnya invasi (Sechium edule) dengan dosis 10g/tikus dan
bakteri patogen masuk yang 20g/tikus. Setiap kelompok perlakuan
menyebabkan adanya inflamasi. Adanya terdapat 5 tikus. Sebelum mendapat
inflamasi akan meningkatkan aktivasi perlakuan, tikus diadaptasi terhadap
neutrofil serta pelepasan enzim lingkungan selama 7 hari dengan diberi
protease. pakan dan minum secara ad libitum.
Penggunaan hewan coba dalam penelitian
Pelepasan protease ini akan
ini telah mendapatkan persetujuan laik etik
menyebabkan terjadinya kerusakan dari Komisi Etik Penelitian Universitas
jaringan dan inflamasi (Segal, 2005). Brawijaya, No: 216-KEP-UB.
Adanya kerusakan atau inflamasi pada
ileum dapat diamati dengan adanya Alat dan Bahan
kerusakan pada pita protein. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain tabung reaksi,

2
seperangkat alat bedah, labu takar (100 buah labu siam menjadi dua bagian,
mL, 500 mL, dan 1.000 mL), gelas ukur selanjutnya kedua bagian tersebut
500 mL, pipet tetes, pengaduk kaca, digosok–gosokkan hingga keluar buih
mortar, aluminium foil, tabung mikro, berwarna putih pada buah labu siam.
rak tabung reaksi, mikropipet (10 µL, Lalu buah labu siam di kupas kulitnya,
20 µL, 200 µL, dan 1.000 µL), direndam air selama 10 menit dan
pengaduk kaca, penangas air, waterbath, dikering anginkan selama 10 menit.
lemari pendingin, seperangkat alat Selanjutnya buah labu siam ditimbang
sentrifugasi, vortex, spektrofotometri seberat 50 gram dan 100 gram diparut
UV, stirer, plastik klip, blue tip, yellow dan diperas. 50 gram buah labu siam
tip, pH meter digital, sarung tangan, menghasilkan 30 mL perasan kemudian
pisau, mikroskop cahaya, autoclave, diendapkan selama 3 jam hingga
spuit. menghasilkan lapisan bening dan
Bahan yang digunakan dalam endapan. Lapisan bening yang diambil.
penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus Lapisan bening yang dihasilkan
norvegicus), indometasin dengan dosis sebanyak 10 mL untuk 5 tikus. 100
15mg/kg BB tikus, air perasan buah gram buah labu siam menghasilkan 60
labu siam dosis 10 g/ekor tikus dan mL perasan kemudian diendapkan
dosis 20 g/ekor tikus, minyak jagung, selama 5 jam hingga menghasilkan
aquades, PBS – Azida, Formaldehyde, lapisan bening dan endapan. Lapisan
NaCl, KCl, PFA, NaCl Fisiologis 0,9 bening yang dihasilkan sebanyak 10 mL
%, Na-thiol, Tri Chloro Acetic Acid untuk 5 tikus. Air perasan yang
(TCA), HCl 1 N, parafin, xylol. berwarna bening di berikan secara per
oral yakni sebanyak 2 mL/tikus setiap
Persiapan Hewan Model IBD dengan pagi selama 14 hari.
Indometasin
Dosis Indometasin yang diberikan Pengukuran Aktivitas Protease
adalah 15 mg/kg BB tikus (Aulanni’am, Pengukuran aktivitas protease
2012). Berat tikus rata-rata yang dengan prinsip kerja kasein sebagai
digunakan adalah ± 160 gram. Sehingga substrat yang bereaksi dengan enzim
diperlukan 2,4 mg/ tikus indometasin.
protease yang diukur dengan metode
Sebelum di berikan pada tikus,
indometasin dilarutkan dalam minyak spektofotometri pada panjang
jagung sebesar 0,213 mL/ekor tikus. gelombang 275 nm. Tahapannya
Indometasin dan minyak jagung dimulai dari isolasi protein ileum tikus
dihomogenkan alat getar vorteks, yang (Rattus norvegicus), pembuatan kurva
berguna untuk melarutkan indometasin. baku tirosin untuk mendapatkan
Setelah itu indometasin diberikan pada persamaan kurva baku tirosin, dan
tikus secara per oral melalui sonde
dilanjutkan pengukuran aktivitas
lambung. Kemudian diinkubasi selama
24 jam. protease yaitu sebanyak sebanyak 200
µL, 300 µL larutan buffer fosfat pH 7
Tata Laksana Pemberian Air Perasan dan 100 µL enzim protease lalu
Buah Labu Siam didiamkan 60 menit pada suhu 37˚C di
Terapi perasan buah labu siam atas inkubator. Kemudian ditambahkan
yaitu 10 gram/ekor dan 20 gram/ekor. 400 µL larutan TCA 4% didiamkan
Sebelum dilakukan pemerasan, buah
selama 30 menit pada suhu 27˚C (suhu
labu siam terlebih dahulu dihilangkan
kandungan saponinnya. Saponin kamar).
dihilangkan dengan cara membelah Selanjutnya dilakukan sentrifugasi

3
4000 rpm selama 10 menit. Supernatan akan dicari sehingga diketahui berat
diambil 100 µL dan diencerkan 5 kali molekulnya.
volume sampel dengan bufer fosfat lalu Analisa Data
diukur nilai absorbansinya pada λ maks
Data yang diperoleh dari
tirosin sebesar 275 nm. Blanko yang
penelitian ini dianalisis menggunakan
digunakan dibuat dengan prosedur sama
Analisis Ragam ANOVA dan uji
dengan penentuan aktivitas, tetapi untuk
lanjutan BNJ dengan α = 0.05% untuk
perlakuan penambahan TCA dilakukan
melihat dan menganalisa perbedaan
secepatnya setelah penambahan larutan
antar kelompok perlakuan pada aktivitas
enzim. Pengukuran aktivitas enzim
protease sedangkan SDS PAGE
protease dilakukan berdasarkan metode
menggunakan analisa deskriptif
walter (1984) menggunakan rumus :
(Kusriningrum, 2008).
Aktivitas enzim
= x x fp Hasil dan Pembahasan
Pengaruh induksi indometasin
Dimana :
terhadap aktivitas protease pada
v = volume total sampel (mL) ileum tikus (Rattus norvegicus)
q = waktu inkubasi (mL) Pengukuran aktivitas protease
fp= faktor pengencaran dilakukan untuk mengetahui tingkat
p = jumlah enzim (mL) keparahan suatu inflamasi pada ileum
akibat induksi indometasin dengan dosis
Penentuan profil protein dengan metode
15mg/kg BB dan setelah pemberian
SDS-PAGE
Analisa profil pita protein serum terapi labu siam.
menggunakan metode SDS-PAGE. Unit aktivitas protease
didefinisikan sebagai banyaknya mikro
Terdapat tiga tahapan yakni preparasi
mol tirosin yang dihasilkan dari
sampel, pembuatan gel (stacking gel hidrolisis ikatan peptida pada kasein
dan separating gel) dan running gel. oleh protease hasil isolasi ileum tikus
Dengan membandingkan hasil (Rattus norvegicus) pada kondisi
elektroforesis sampel dengan marker optimum yaitu pH 6,5, suhu 37˚C dan
protein makadapat diketahui jenis-jenis waktu inkubasi 60 menit. Hasil dari
protein dalam ekstrak asar enzim pengukuran aktivitas protease pada
ileum tikus (Rattus norvegicus) pada
tersebut.
tikus perlakuan ditunjukkan pada Tabel
Penentuan berat molekul 1 (Ranuh, 2008).
dilakukan dengan menghitung nilai Rf
(Retardation factor) dari masing-
masing pita dimana : Rf=

Kemudian dibuat kurva standar


dengan harga Rf sebagai sumbu X dan
harga logaritma berat molekul sebagai
sumbu Y, kemudian diplotkan mobilitas
dan berat molekul dari protein yang

4
Tabel 1 : Aktivitas protease ileum tikus perlakuan.
Rata – rata Aktivitas Aktifitas Protease (%)
Protease (Unit)
Perlakuan µmol.mL/menit Peningkatan Penurunan

Kontrol negatif 0, 045 ± 0, 0464a - -


Tikus IBD 0, 183 ± 0, 0281c 306, 67 -
Terapi 10 gram/tikus 0, 132 ± 0, 0648b - 27,87
Terapi 20 gram/tikus 0, 097 ± 0, 6088a - 46,95

Keterangan : Notasi yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata antar perlakuan (P < 0, 05 )

Hasil analisis statistika Nilai aktivitas protease pada


menunjukkan bahwa pemberian terapi kelompok tikus yang diinduksi
dapat menurunkan aktivitas protease indometasin meningkat sebesar 307%
(P < 0, 05) yang dilanjutkan dengan uji daripada kelompok kontrol, hal ini
BNJ (Beda Nyata jujur) dihasilkan diduga karena adanya induksi
notasi yang berbeda yang menunjukkan indometasin pada hewan coba dapat
adanya perbedaan antar perlakauan. menyebabkan terjadinya proses
Dosis 20 g/tikus merupakan dosis inflamasi ileum tikus sehingga akan
terbaik yang mampu menurunkan mengaktivasi sel-sel inflamasi serta
aktivitas protease sebesar 46,95%. Nilai pelepasan enzim protease. Menurut
aktivitas protease pada kelompok tikus Allard et al., 2014 bahwa dalam
kontrol sebesar 0,0454±0,0464 keadaan inflamasi terjadi peningkatan
µmol/mL.menit digunakan sebagai infiltrasi sel-sel inflamasi yang dapat
standar untuk menetukan adanya melepaskan enzim protease.
peningkatan atau penurunan yang Indometasin dapat menyebabkan
terjadi karena pengaruh perlakuan. produksu Reactive Oxygen Species
Enzim protease secara normal terdapat (ROS) meningkat sehingga
dalam jaringan tubuh yang berperan menyebabkan kerusakan ileum (Strus et
dalam pertahanan tubuh yaitu al., 2009). Adanya ROS yang berlebih
pemecahan protein asing yang masuk dapat mengaktivasi NF-κB pada sel
dalam tubuh. Protease juga berperan sehingga menyebabkan inflamasi serta
pada perkembangan sel yaitu pada meningkatkan aktivasi neutrofil.
perakitan kolagen dari prokolagen, Pemberian terapi perasan buah
proliferasi sel yaitu kontrol proteolitik labu siam dengan dosis 10g/tikus
pada kematian sel yang terprogram menurunkan aktivitas protease sebesar
(apoptosis). 0,132±0,0648 µmol/mL.menit dan pada
Nilai aktivitas protease pada terapi 20 g/tikus sebesar 0,097±0,6088
kelompok tikus yang diinduksi µmol/mL.menit. Penurunan aktivitas
indometasin 15 mg/kg BB yaitu sebesar protease pada terapi 10 g/tikus dan 20
0,183±0,0281µmol/mL.menit g/tikus menunjukkan hasil berbeda
meningkat sebesar 306,67% daripada nyata dengan kelompok IBD.
kelompok kontrol, hal ini diduga karena Penurunan aktivitas protease
adanya induksi indometasin pada hewan dalam penelitian ini diduga karena
coba dapat menyebabkan terjadinya kandungan flavonoid yang terdapat
proses inflamasi ileum tikus sehingga pada perasan buah labu siam. Senyawa
akan mengaktivasi sel-sel inflamasi flavonoid pada perasan buah labu siam
serta pelepasan enzim protease. dapat menghambat radikal bebas pada

5
penyakit Inflammatory Bowel Disease. enzim protease sebagai mediator
Menurut Suhartono (2002) antioksidan inflamasi.
merupakan senyawa kimia yang dapat Flavonoid merupakan senyawa
memberikan satu atau lebih elektron fenolik yang berkhasiat sebagai
kepada radikal bebas, sehingga radikal antioksidan. Flavonoid menghambat
bebas tersebut dapat diredam. kerja enzim yang terlibat dalam reaksi
Hasil pengujian LCMS produksi anion superoksida (O2*)
menunjukkan bahwa dalam buah labu dengan mengikat senyawa yang
siam terdapat kandungan flavonoid menghasilkan radikal bebas. Flavonoid
yang merupakan antioksidan, yaitu dapat menangkap radikal bebas dengan
orientin, asphalathin, luteolin, jalan reduksi senyawa radikal bebas
isoquercitrin dan daidzin. Antioksidan sehingga menjadi senyawa yang stabil.
merupakan senyawa yang mampu Mekanisme lain dengan menyediakan
menghambat reaksi oksidasi atau zat sisi untuk mengikat radikal bebas
yang mampu menetralkan radikal bebas (Simamora, 2009).
(Widjaya, 2003).
Antioksidan dibagi menjadi dua Pengaruh induksi indometasin
kelompok yaitu antioksidan non terhadap profil protein ileum tikus
enzimatik yang didapat dari luar tubuh (Rattus norvegicus
seperti flavonoid dan antioksidan Profil protein hasil SDS PAGE
enzimatik yang didapat didalam tubuh. menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
Flavonoid merupakan salah satu antara profil protein pada ileum tikus
kelompok senyawa metabolit sekunder kontrol, tikus IBD dan setelah
yang paling banyak ditemukan di dalam mendapatkan terapi perasan buah labu
jaringan tanaman yang berfungsi siam (Sechium edule) selama 2 minggu
sebagai penangkap radikal bebas dengan dosis 10 g/tikus dan 20g/tikus
sehingga mampu menekan pelepasan secara per oral.

kDa M K IBD T1 T2
198 126
119 kDa
96
90 62
61

48
36
28
21
16
9,2

Gambar 1 Profil Protein Ileum (SDS PAGE 12%)


Keterangan :
M : Marker
K : Kontrol
IBD : Sakit
T1 : Terapi 10 g/tikus
T2 : Terapi 20 g/tikus

6
Gambar 1 untuk menunjukkan adanya perbedaan pita protein yang muncul pada
masing – masing perlakuan tikus yang di jelaskan pada Tabel 2.

Tabel 2. Perbedaan Berat Molekul (BM) Profil Protein


Berat Molekul (BM) Protein (kDa)
126 96 62 16
Kontrol √ √ - √
Tikus IBD √ √ √ -
Terapi 10g/tikus √ √ - -
Terapi 20g/tikus √ - - √

Protein dengan berat molekul 126 NF–κB merupakan faktor transkripsi


kDa dan 96 kDa diduga sebagai heat yang mengatur ekspresi sel–sel sitokin
shock protein (HSP). Protein 126 kDa proinflamator (Petrof et al., 2004).
muncul pada kelompok kontrol, IBD, Gambar 1 menunjukkan adanya
terapi 10 g/tikus dan 20g/tikus. protein 62 kDa diduga jenis protein
Sedangkan protein 96 kDa hanya muncul Vasoactive intestinal polypeptide (VIP)
pada kelompok kontrol, tikus IBD dan yang memiliki 60 – 62 kDa. Protein
terapi 10g/tikus tetapi tidak muncul pada tersebut muncul pada saat inflamasi
terapi 20g/tikus. HSP merupakan protein karena pemberian indometasin dengan
mitokondrial yang ditemukan pada dosis 15mg/kg BB dan mengakibatkan
permukaan sel yang diekspresikan oleh kerusakan mukosa pada ileum karena
organisme prokariot maupun eukariot ileum untuk menyerap sari makanan.
(Wick et al., 2001; Okada et al., 2007). Gangguan gastrointestinal terjadi karena
HSP memiliki fungsi yang beraneka stres oksidatif dari ileum yang
ragam dalam keadaan normal maupun menyebabkan inflamasi dan aktivitas
stress (Mandal et al., 2004). Secara enzim protease meningkat. Peningkatan
fisiologi, HSP dikeluarkan dalam jumlah enzim protease yang berlebih mampu
sedikit dan bertujuan untuk melindungi merusak kerja ileum sehingga terjadi
sel dari apoptosis (Fan et al., 2005). kerusakan enzim-enzim pencernaan.
Profil pita protein 96 kDa yang tidak Menurut Lanas dan Scarpignato
muncul setelah pemberian terapi perasan (2006) pemberian obat-obatan NSAIDs
buah labu siam (Sechium edule) dengan seperti indometasin dengan dosis 15
dosis 20g/tikus, karena flavonoid gram/kg BB dapat menyebabkan
bertindak sebagai anti - inflamasi yang kerusakan vili dan mukosa di usus.
mampu memperbaiki inflamasi. Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi
Antioksidan merupakan senyawa yang akibat infeksi bakteri atau bersifat non
mampu menghambat reaksi oksidasi atau infeksi seperti (IBD) (Manatsathit et al.,
zat yang mampu menetralkan radikal 2002). Pada kelompok terapi tidak
bebas berupa flavonoid pada diproduksi Vasoactive intestinal
Inflammatory Bowel Disease (Widjaya, polypeptide (VIP) karena dalam
2003). Profil protein 96 kDa adalah kelompok ini sudah mendapat terapi
suatu protein yang dihasilkan karena perasan buah labu siam yang
adanya Heat Shock Respons (HSR). mengandung flavonoid.
Meningkatnya ekspresi Heat shock Tikus kontrol dan terapi labu siam
proteins berperan sebagai anti inflamasi 20 g/tikus merupakan kelompok terapi
pada ileum dalam menghambat NF–κB. yang mendapat terapi optimal yang

7
muncul 16 kDa diduga small heat shock Daftar Pustaka
protein yang beranggotakan protein Allard, B., I. Bara., G. Gilbert., G.
dengan berat molekul antara 15-30 kDa Carvalho., T. Trian., A. Ozier, J.
(Garrido, 2006). Gilbert-Duplantier., O. Ousova., E.
Protein ini akan menghambat kerja Maurat.,M. Thumerel., J.
enzim cyclooxygenase (COX1) yang Quignard., P. Girodet., R.
akan mencegah adanya kerusakan Marthan., and P. Berger. 2014.
jaringan ileum pada tikus yang Protease Activated Receptor-2
terinduksi Indometasin. Setelah Exspression and Function in
diberikan terapi menggunakan labu siam Asthmatic. Bronchial Smooth
(Sechium edule) dengan dosis 20 g/tikus Muscle. Journal PLOS One.
akan mengurangi inflamasi pada ileum. DOI:10.1371/journal.pone.008694
Albert et al., (2002) menjelaskan bahwa 5
ketebalan pita protein menunjukkan Albert, M and S.J. Edelstein. 2002
konsentrasi protein tersebut, dimana Protein Methods. New York :
protein dengan intensitas yang lebih Willey-Liss.
tebal memiliki konsentrasi yang lebih Fan, G.C., X. Ren, J. Qian, Q. Yuan, P.
tinggi dan akan terjadi penurunan enzim Nicolaou, Y. Wang, W.K Jones, G.
protease. Chu, and E.G Kranias. 2005.
Novel Cardioprotective Role of A
Small Heat-Shock Protein, Hsp 20,
Kesimpulan Against Ischemia/ Reperfusion
Pemberian terapi perasan buah Injury. Circulation 111 (14):
Labu Siam (Sechium edule) mampu 1792–9.
menurunkan aktivitas protease. Dosis Kusriningrum, 2008. Dasar
terapi perasan buah Labu Siam (Sechium Perancangan Percobaan dan
edule) 20 g/tikus adalah dosis terbaik Rancangan Acak Lengkap.
dan mampu menurunkan aktivitas Fakultas Kedokteran Hewan.
protease sebesar 46,95% dan Universitas Airlangga. Surabaya.
menghambat sintesis protein dengan Lanas, A. and C. Scarpignato. 2006.
BM 62 kDa. Microbial Flora in NSAID-
Induced Intestinal Damage: A
Saran Role for Antibiotics Digestion ; 73
Perlu di lakukan penelitian lebih (Suppl.1) :136-150
lanjut untuk mengetahui karakteristik Mandal, K., Jahangiri, and M.Q Xu.
2004. Autoimmunity to Heat
profil protein dengan berat molekul 96
Shock Proteins I atherosclerosis.
kDa, 62 kDa dan 16 kDa. Autoimmunity reviews, 3 : 31-7
Manatsathit S, H.L Dupont, and M.J.G
Ucapan Terimakasih Farthing. Guideline for the
Staf Laboratorium Biokimia dan Management of Acute Diarrhea in
Laboratorium Fisiologi Hewan Fakultas Adults. Journal of
MIPA, Universitas Brawijaya atas Gastroenterology and Hepatology
2002;17: S54-S71.
dukungan, bantuan, dan kerjasama yang
Okada, T., K. Ayada, S. Usui, K.
luar biasa untuk penyelesaian penelitian Yokota, J. Cui, Y. Kawahara, Y.
ini. Inaba, S. Hirohata, M. Mizuno, D.
Yamamoto, S. Kusachi, E.
Matsuura, and K. Oguma. 2007.
Antibodies Against Heat Shock

8
Protein 60 Derived From Role of COX inhibition in
Helicobacter Pylori : Diagnostic Patogenesis of NSAID induced
Implications in Cardiovascular Small Intestinal Damage Diajukan
Disease. Journal of Auitoimmunity, pada Internatinal seminar on
29 : 106-15 Environmental Chemistry and
Petrof. 2004. Probiotics Inhibit Nuclear Toxicology, Yogyakarta.
factor - kappa Bandinduce heat Walter H.E. 1984. Method With
shock proteins in colonic epithelial Haemoglobin, Casein, And Azocoll
cells through proteasome As Substrate In. Bergmeyer.
inhibition. J Gastroenterology HU (ed). Methods of enzymatic
127:1474–1487 analysis.Verlag Chemie. Deerfield
Rahmah, N.L., Aulanni’am, and A. Beach Florida Basel.
Roosdiana. 2012. The Potency of Wick, G., Perschinka, H., and Millonig,
Sargassum duplicatum bory G. 2001. Atherosclerosis as an
Extract on Inflammatory Bowel autoimmune disease : an update.
Disease Therapy in Rattus TRENDS in Immunology, 22 :
norvegicus. Journal of Life 665-7
Sciences 6 : 144-154. Widjaya, C.H. 2003. Peran Antioksidan
Ranuh, R., M.S. Subijanto., S. Ingrid., terhadap Kesehatan Tubuh.
and Aulanni’am. 2008. The Role of Healthy Choice . Edisi IV
Probiotik Lactobacillus Plantarum
IS 20506 on Occludin and ZO-1 of
Intestinal Tight Junctions
Rehabilitation. Makalah Seminar
Nasional BasicScience Universitas
Brawijaya. Malang.
Segal, A. W. 2005. How neutrophils kill
microbes. Annu. Rev. immunol.
23:197- 223
Simamora, A. 2009. Flavonoid dalam
Apel dan Aktivitas
Antioksidannya. Master Index.
Universitas Kristen Krida Wacana,
Jakarta
Strus, M.; T. Gosiewski; K. Fyderek;
A.Wedrychowicz;K. Kowalska-
duplaga; P. Kochan; P. Adamski
and PB. Heczko. 2009. A Role of
Hydrogen Peroxide Producing
Commensal Bacteria Present in
Colon of Adolescents with
Inflammatory Bowel Disease in
Perpetuation of The Inflammatory
Process. Journal Of Physiology
and Pharmacology 60 (6): 49-54.
Suhartono, E., Fujiati, and I. Aflanie.
2002. Oxygen toxicity by radiation
and effect of glutamic piruvat
transamine (GPT) activity rat
plasma after vitamine C treatmen,

Anda mungkin juga menyukai