Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENILITIAN

UJI EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN LIDAH

BUAYA (Aloe vera (L.) Webb )TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN

YANG DI INDUKSI DEKSAMETASON

OLEH:

AHMAD ZHANIM
NIM: 22253252017

PROGRAM STUDI PARAMEDIK VETERINER

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH

2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................... ii


I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................ 2
II. TINJAUAN ............................................................................ 3
PUSTAKA
2.1 Daun Lidah Buaya ............................................................................ 3
(Aloe vera)
2.2. Diabetes ............................................................................ 3
2.3 Mencit putih ............................................................................ 4

III. METODE ............................................................................ 5


PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................ 5
Penelitian
3.2 Sumber Data ............................................................................ 5
Penelitian
3.3. Pelaksanaan ............................................................................ 5
Penelitian
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 7

ii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes salah satu di antara penyakit degeneratif yang akan meningkat

jumlahnya di masa yang akan datang (Sudoyo et al., 2009).Diabetes dapat juga

disebabkan karena penggunaan obat yang salah, penggunaan obat dalam jangka

waktu yang lama, dan penggunaan obat yang tidak tepat indikasinya. Salah

satunya penggunan deksametason yang sering di anggap sebagai obat dewa yang

dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Deksametason merupakan golongan

kortikosteroid yang berkhasiat sebagai antiinflamasi yang biasa di pakai oleh

masyarakat dalam mengobati penyakit rematik atau inflamasi pada persendian dan

alergi. Tren gaya hidup yang mengarah “kembali ke alam atau back to nature”

membuktikan bahwa hal-hal yang alami bukan hal yang kampungan atau

ketinggalan zaman. Dunia kedokteran modern pun banyak yang kembali

mempelajari obat-obat tradisional (Furnawanthi, 2002). Salah satu obat tradisional

yang terus dikembangkan adalah lidah buaya (Aloe vera). Lidah buaya merupakan

salah satu tanaman obat tradisional yang secara empiris digunakan sebagai obat

diabetes (Sujono,2005). Lidah buaya merupakan tanaman yang semua bagiannya

dapat dimanfaatkan, baik untuk perawatan tubuh maupun untuk mengobati

berbagai penyakit (Furnawanthi, 2002). Dari hasil penelitian sebelumnya

mengenai identifikasi kandungan kimia ekstrak etanol daun lidah buaya yang

dapat menghambat aktivitas enzim α-glukosidase, di mana enzim α-glukosidase

merupakan enzim yang dapat memecah karbohidrat kompleks menjadi gula

1
sederhana (Andriani,2011). Penghambatan enzim α-glukosidase bekerja dengan

menunda penyerapan karbohidrat di usus halus sehingga mencegah peningkatan

glukosa darah setelah makan. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa

daun lidah buaya mengandung senyawa flavonoid, dan saponin yang dapat

menghambat enzim α-glukosidase.Penelitian tentang efek daun lidah buaya

terhadap penurunan kadar glukosa darah yang disebabkan karena penggunaan

deksametason dosis tinggi belum pernah dilakukan. Oleh karena itu peneliti

mencoba melakukanpenelitian untuk mengetahui sejauh mana aktivitas

antihiperglikemia ekstrak etanol daun lidah buaya pada mencit putih jantan

hiperglikemia yang diinduksi dengan deksametason.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas antihiperglikemia dari

ekstrak ethanol daun lidah buaya (Aloe vera (L.) Webb ) terhadap gejala klinis

diabetes pada mencit putih jantan yang di induksi deksametason

2
II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daun Lidah Buaya ( Aloe vera )

Lidah buaya merupakan tanaman yang semua bagiannya dapat

dimanfaatkan, baik untuk perawatan tubuh maupun untuk mengobati berbagai

penyakit (Furnawanthi, 2002).Lidah buaya merupakan salah satu tanaman obat

tradisional yang secara empiris digunakan sebagai obat diabetes

(Sujono,2005).Dari hasil penelitian sebelumnya mengenai identifikasi kandungan

kimia ekstrak etanol daun lidah buaya yang dapat menghambat aktivitas enzim α-

glukosidase, di mana enzim α-glukosidase merupakan enzim yang dapat memecah

karbohidrat kompleks menjadi gula sederhana (Andriani,2011).

2.2. Dibetes

Diabetes adalah kompleks, penyakit kronis yang membutuhkan perawatan

medis terus-menerus dengan strategi pengurangan risiko multifaktorial di luar

kendali glikemik (ADA, 2016:1). Diabetes adalah salah satu di antara penyakit

degeneratif yang akan meningkat jumlahnya di masa yang akan datang (Sudoyo et

al., 2009).

Diabetes dapat juga disebabkan karena penggunaan obat yang salah,

penggunaan obat dalam jangka waktu yang lama, dan penggunaan obat yang tidak

tepat indikasinya. Salah satunya penggunan deksametason yang sering di anggap

sebagai obat dewa yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Deksametason

merupakan golongan kortikosteroid yang berkhasiat sebagai antiinflamasi yang

3
biasa di pakai oleh masyarakat dalam mengobati penyakit rematik atau inflamasi

pada persendian dan alergi.

2.3 Mencit Putih

Tikus (Rattus novergicus) albino atau tikus putih merupakan hewan yang

sering digunakan sebagai model penelitian biomedia. Karena dapat mewakili

sistem biologi mamalia, maka hewan ini tepat untuk dijadikan sebagai hewan

coba dalam kajian praklinik (Fitria & Saro, 2014). Penentuan umur reproduktif

pada tikus menurut Sengupta (2013) yakni dengan cara mempelajari fase-fase

kehidupan dan perilakunya. Beberapa fase tersebut antara lain : rentang hidup

antara 2-3,5 tahun, mulai disapih saat umur 3 minggu (21 hari), fase kematangan

seksual atau pubertas mulai umur 6 minggu (40-60 hari), fase pradewasa saat

umur 63-70 hari, fase kematangan sosial 5-6 bulan (160-180 hari ) dan fase

penuaan saat umur 15-24 bulan.

Tikus merupakan hewan mamalia yang sering dimanfaatkan sebagai

hewan uji dalam berbagai penelitian ilmiah karena memiliki kesamaan fisiologis

dengan manusia, siklus hidup yang relatif singkat, bentuk tubuh yang tidak terlalu

besar dan memiliki daya adaptasi yang baik (Kartika, Siregar & Fuah, 2013).

Terdapat tiga galur tikus yang biasa digunakan sebagai hewan percobaan

dalam penelitian yaitu galur Sprague-Dawley yang memiliki kepala kecil,

berwarna albino putih, dan ekornya lebih panjang dari badannya. Galur Wistar

memiliki kepala besar dan ekor yang lebih pendek. Galur Long evans yang lebih

kecil dari tikus putih dan tidak memiliki warna hitam di kepala dan tubuh bagian

depan (Malole & Pramono, 1989).

4
III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 28 hari.

3.2 Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian diperoleh dari hasil pengujian, dengan menguji

kualitatif senyawa ethanol yang terdapat dalam ekstrak daun lidah buaya yang

dapat menghambat aktivitas enzim α-glukosidase, di mana enzim α-glukosidase

merupakan enzim yang dapat memecah karbohidrat kompleks menjadi gula

sederhana.

3.3. Pelaksanaan Penelitian

Dari 2 kg daun lidah buaya segar diperoleh ekstrak kental sebanyak 27,62

g (1,381%). Hasil ini menunjukkan bahwa proses ekstraksi yang dilakukan masih

efektif karena menurut Farmakope Herbal, randemen ekstrak kental daun lidah

buaya tidak boleh < 0.4%.Secara organoleptis ekstrak berwarna coklat kehitaman,

bau khas dan rasa pahit. Setelah dilakukan uji pendahuluan metabolit sekunder

dari ekstrak daun lidah buaya, diketahui bahwa tanaman daun lidah buaya

mengandung senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid dan saponin. Besarnya susut

pengeringan yang diperoleh dari ekstrak ini adalah sebesar 10.13%. Kadar abu

ekstrak yang diperoleh dengan rata-rata sebesar 4.86%. Hal ini sesuai dengan

yang tertera didalam Farmakope Herbal bahwa kadar abu untuk ekstrak kental

daun lidah buaya tidak boleh > 4.9%.

5
Kondisi diabetes pada hewan percobaan diinduksi dengan menggunakan

deksametason dan glukosa. Glukosa yang diberikan setelah pemberian

deksametason bertujuan untuk memaksimalkan kenaikan glukosa darah, dan juga

untuk mencegah terjadinya hipoglikemia hingga kematian pada hewan percobaan

karena penghentian deksametason secara mendadak.Hiperglikemia pada hewan

percobaan disebabkan karena pemakaian deksametason dosis tinggi atau jangka

panjang dapat menghambat ambilan glukosa oleh sel-sel otot sehingga

meningkatkan kadar glukosa darah yang menyebabkan sekresi insulin meningkat

dan lipolisis juga meningkat. Walaupun sekresi insulin meningkat, tapi hal

tersebut tidak dapat meminimalisir terjadinya lipolisis yang menyebabkan asam

lemak dan gliserol terakumulasi di dalam aliran darah. Keadaan ini dapat

menimbulkan kegagalan kerja insulin yang diiringi dengan timbulnya gejala-

gejala diabetes (Katzung, 2002).

Ekstrak etanol daun lidah buaya diberikan selama 14 hari, yang di mulai

dari hari ke-15 setelah hewan percobaan di induksi sampai hari ke-28 dan

pemeriksaan kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke-21 (7 hari setelah

pemberian ekstrak) dan hari ke-28 (14 hari setelah pemberian ekstrak). Penentuan

kadar glukosa darah mencit dilakukan dengan menggunakan alat digital, yakni

GlucoDr™. Alat ini digunakan untuk menentukan kadar glukosa darah karena

lebih praktis dalam pengerjaannnya, membutuhkan sedikit darah dan kadar

glukosa cepat terbaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, A., 2011, Skrining Fitokima dan Uji Penghambatan Aktivitas α-


glukosidase Pada Ekstrak Etanol Dari Beberapa Tanaman Yang Digunakan
Sebagai Obat Antidiabetes (skripsi), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Indonesia, Depok

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Parameter Standar


Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Edisi I, Dirjen POM Direktorat Pengawasan Obat
Tradisional, Jakarta

Furnawanthi, I., 2002, Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya, Jakarta, Agro
Media Pustaka.

Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik edisi VIII,


Diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga, Jakarta, Salemba Medica.

Shalam, M.D., Harish, M.S., Farhana, S.A., 2006, Prevention of


Dexsamethason and Fructose Induced Insulin Resistence in Rats by Sh-01D a
Herbal Preparation, Indian J.Pharmacol, 38(6): 419-422

Sudoyo, W.A., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, K., Setiati, S., Editor,
2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V, Jakarta, Internal
Publishing.

Sujono, T.A., Wahyuni, A.S., 2005, Pengaruh Decocta Daun Lidah Buaya
(Aloe Vera L) Terhadap Kadar Glukosa Darah Kelinci Yang Dibebani Glukosa,
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol (6) : 26-34.

Anda mungkin juga menyukai