1
3.5.1 Pengumpulan Data (12)
3.5.2 Pengolahan Data (12)
3.6 Rencana Anggaran (13)
3.7 Jadwal Penelitian (14)
DAFTAR PUSTAKA (15)
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Apakah seduhan daun teh hijau (Camellia sinensis) dapat menurunkan kadar
glukosa darah pada tikus putih yang di induksi aloksan?
3
1.3 TUJUAN PENELITIAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Minuman teh telah dikenal lebih dari 4000 tahun di Cina, tradisi pengobatan
Cina telah merekomendasikan minuman teh hijau sebagai minuman untuk mencegah
dan mengobati berbagai penyakit, termasuk penyakit sakit kepala dan saluran
pencernaan. Minum teh juga dipercaya dapat memperbaiki fungsi imun,membantu
detoksifikasi, dan memperpanjang umur, dan ini telah dianggap sebagai tradisi yang
baik (Brannon 2007). Teh adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi oleh
manusia sesudah air putih, dalam jumlah kira-kira 120ml perkapita perhari.Teh hijau
mengandung epikatekin sebagai komponen polifenol utama yang memiliki aroma
khas teh hijau (Silalahi 2006). Menurut Bahruddin dan Asmawati (2005) teh hijau
secara laboratoris telah terbukti memiliki anti bakteri dan efek anti radang. Menurut
Brannon (2007) teh hijau merupakan minuman yang kaya akan kandungan
phytochemicals salah satunya yang telah diketahui adalah polifenol, yang merupakan
bagian dari flavonoid. Poliphenol adalah antioksidan yang sangat kuat, salah satu
fungsinya dapat mengatasi radikal bebas yang merupakan molekul sangat tidak stabil
yang berada di dalam tubuh. Pemberian polifenol teh hijau (500 mg/kg berat badan)
pada tikus normal meningkatkan toleransi glukosa secara signifikan pada menit ke 60.
Teh hijau polifenol juga ditemukan mengurangi level serum glukosa pada
tikus diabetes mellitus yang diinduksi oleh aloksan dengan signifikan pada level dosis
100mg/kg berat badan. Selanjutnya pemberian setiap hari selama 15 hari dari seduhan
50, 100 mg/kg berat badan menghasilkan 29-44% pengurangan dari peningkatan level
serum glukosa yang disebabkan oleh pemberian aloksan.Menurut Maeta et al. (2007)
polifenol terutama epigallocatechin gallat (EGCG) dapat melindungi kerusakan sel
beta pancreas dari pengaruh oksidasi. EGCG secara luas telah diketahui sebagai
antioksidan, sebagai contoh EGCG mampu menangkal superoxide anion radicals,
hydrogen peroxide, hydroxyl radicals, peroxyl radicals, singlet oxygen, dan
peroxynitrite.5Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Teh dan
Kina (PPTK) Gambung - Jawa Barat Indonesia menunjukkan bahwa kandungan
polifenol pada teh Indonesia yang merupakan komponen aktif untuk kesehatan ±1,34
5
kali lebih tinggi dibanding teh dari negara lain. Katekin merupakan senyawa polifenol
utama pada teh sebesar 90% dari total kandungan polifenol. Rata-rata kandungan
katekin pada teh Indonesia berkisar antara 7,02 - 11,60% b.k., sedangkan pada negara
lain berkisar antara 5,06 - 7,47 b.k. Teh selain mengandung polifenol hingga 25-35%,
juga mengandung komponen lain yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lain :
metilxantin, asam amino, peptides,karbonhidrat, vitamin (C, E dan K), karotenoid,
mineral seperti kalium,magnesium, mangan, fluor, zinc, selenium, copper, iron,
calcium, serta metilxantin dan alkaloid lain (PTPN VIII 2007).6Menurut Kustamiyati
(1978), katekin sesungguhnya adalah tanin yang tidak mempunyai sifat menyamak
atau menggumpalkan protein, sebagaimana tanin yang terdapat pada tumbuhan-
tumbuhan umumnya. Katekin menyusun 20-30% dari berat kering daun teh dan
merupakan senyawa terpenting dalam menentukan perubahan rasa, warna dan aroma
teh. Pada Tabel 2 terlihat unsure pokok fenol dalam teh hijau.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Theaceae
Genus : Camellia
Spesies : C. sinensis
6
2.2 HIPERGLIKEMIA
7
Luas permukaan tubuhnya 36 cm2 pada berat badan 20 gram. Bobot pada waktu akhir
berkisar antara 0,5 -1,5 gram yang akan meningkat sampai lebih kurang 40 gram pada
umur 70 hari atau 2 bulan(Harkness, 1983).
Ruangan untuk pembiakan hewan uji harus kering, bersih, jauh dari kebisingan
yang berlebihan dan dijaga suhu, kelembabannya, aliran udara dan cahayanya. luas
lantai ruangan yang direkomendasikan untuk pembiakan adalah 310-390 cm2 (Petter,
1976).
Kadar glukosa darah normal mencit berada pada rentang 62 – 125 mg/dL
dimana mencit dapat dipastikan dalam keadaan hiperglikemik apabila kadar glukosa
dalam darah melebihi angka tersebut (Malole dan Pramono, 1989).
8
2.5 ALOKSAN
Aloksan (2,4,5,6-tetraoksipirimidin; 5,6-dioksiurasil) merupakan senyawa
hidrofilik dan tidak stabil (Gambar 2.2). Waktu paruh pada suhu 37°C dan pH netral
adalah 1,5 menit dan bisa lebih lama pada suhu yang lebih rendah. Sebagai
diabetogenik, aloksan dapat digunakan secara intravena, intraperitoneal dan subkutan.
Dosis intravena yang digunakan biasanya 65 mg/kg BB, sedangkan intraperitoneal
dan subkutan adalah 2-3 kalinya (Szkudelski, 2001; Rees dan Alcolado, 2005).
9
2.6 KERANGKA KONSEP
Uji aktivitas
antidiabetik
1. Seduhan daun teh hijau (Camellia sinensis) dapat menurunkan kadar glukosa
darah pada tikus putih yang telah di induksi dengan aloksan
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Besar sampel dalam penelitian ini adalah 20 ekor tikus putih jantan yang
dengan perhitungan, jumlah perlakuan x jumlah ulangan x jumlah tikus = (4x5x1= 20
tikus)
11
3.4 INSTRUMEN PENELITIAN
3.4.1 ALAT PENELITIAN
Oven, kertas saring, gelas beaker 500 mL, gelas beaker 250 mL, corong gelas,
alat cek gula darah Gluco Dr Plus AGM 3000 Blood Glucose Monitoring System,
spuit steril, neraca analitik,kandang tikus,pakan tikus putih,serbuk kayu, batang
pengaduk, pisau, hot plate, loyang alumunium.
12
analisis lebih lanjut menggunakan uji Mann-Whitney untuk mengetahui kelompok
yang berbeda dengan taraf kepercayaan 95%.
Seduhan daun teh hijau (Camellia sinensis) dikatakan memiliki aktivitas
antihiperglikemia apabila terdapat perbedaan kadar gula darah yang signifikan antara
kelompok hewan uji yang diberikan seduhan daun teh hijau (Camellia sinensis) dan
kelompok kontrol negatif (p˂0,05).
Harga
No. Nama Material Kuantitas Satuan Satuan Jumlah (Rp)
A. Anggaran Pelaksanaan
1 Peneliti utama 1 Orang Rp.100.000 Rp.100.000
2 Laboran 1 Orang Rp.100.000 Rp.100.000
B. Anggaran Alat dan Bahan Penelitian
1 Tikus Putih Wistar 20 ekor Rp.30.000 Rp600.000
2 Kandang 1 box Rp.30.000 Rp.150.000
3 Pakan 1 1kg Rp.56.000 Rp.56.000
4 Serbuk 4 600gr Rp.9.900 Rp.39.600
5 Aquadest 1 Liter Rp.50.000 Rp.50.000
6 Wadah 1 Buah Rp.20.000 Rp.20.000
7 Alat cek gula darah 1 Buah Rp.600.000 Rp.600.000
8 Aloksan 1 gram Rp.998.000 Rp.998.000
9 Spuit 40 buah Rp.5.000 Rp.200.000
10 Daun teh 500 gram Rp.20.000 Rp.20.000
11 Metformin 1 kaplet Rp.19.965 Rp.19.965
C. Anggaran Proposal
1 Print Proposal 3 Buah Rp.17.000 Rp.51.000
2 Jilid Proposal 3 Buah Rp.3.000 Rp.9.000
D. Anggaran Publikasi
Pembuatan Laporan
1 Penelitian 3 Buah Rp.70.000 Rp.210.000
2 Jurnal Nasional 3 Buah Rp.300.000 Rp.900.000
3 Perbanyak Makalah 5 Buah Rp.20.000 Rp.100.000
Total Biaya = Rp.4.222.965
13
3.6 JADWAL PENELITIAN
Tahun 2017
No. Kegiatan Juli Juli - September September
1 2 3 4 12 15 19 26 2 3 4 5 6
1 Pembuatan proposal
2 Persiapan
a. Administrasi
b. Perlengkapan
c. Studi Literatur
3 Pelaksanaan Penelitian
4 Analisa Data
5 Konsultasi
Pembuatan Laporan
6 Penelitian
7 Publikasi
14
DAFTAR PUSTAKA
15