Anda di halaman 1dari 47

KARAKTERISTIK ALAMIAH LAHAN RAWA GAMBUT

DISAMPAIKAN OLEH : MELDIA SEPTIANA

PRODI GEOGRAFI FISIP ULM


KARAKTERISTIK ALAMIAH LAHAN RAWA GAMBUT
KARAKTERISTIK ALAMIAH LAHAN RAWA GAMBUT

SEJARAH TERBENTUKNYA GAMBUT


Tanah gambut terdiri dari sisa-sisa pohon,
rerumputan, lumut dan binatang yang telah mati
baik yang sudah lapuk maupun belum.tanah gambut
biasanya terbentuk di lingkungan yang basah.
proses dekomposisi di tanah gambut terhambat
karena kondisi anaerob yang menyebabkan
sedikitnya jumlah organisme pengurai.
Gambut adalah lahan basah yang terbentuk
dari timbunan materi organik yang berasal
dari sisa-sisa pohon, rerumputan, lumut, dan
jasad hewan yang membusuk.
timbunan tersebut menumpuk selama ribuan
tahun hingga membentuk endapan yang tebal.
pada umumnya, gambut ditemukan di area
genangan air, seperti rawa, cekungan antara
sungai, maupun daerah pesisir.
Lapisan-lapisan tanah gambut terbentuk dalam jangka waktu yang panjang yaitu sekitar 10.000-5.000
tahun yang lalu. Hutan gambut di Indonesia diduga terbentuk sejak 6.800-4.200 tahun.
Gambut yang terbentuk pada sekitar tahun tersebut dikenal sebagai gambut pedalaman. Seiring
meningkatnya permukaan laut, terbentuklah gambut di daerah delta (daratan sekitar sungai) dan pantai.
Berbeda dengan gambut pedalaman, gambut di daerah ini mengandung kandungan mineral dari air sungai
dan pantai akibat pasang surut air laut dan air sungai.
Semakin dalam tanah gambut semakin tua umurnya. Laju pembentukan tanah gambut berkisar 0-3 mm per
tahun.

Berdasarkan lingkungan pembentukannya maka gambut dibedakan :


1. Gambut Topogen 2. Gambut Ombrogen
GAMBUT TOPOGEN

• Proses pembentukan gambut dimulai dari cekungan/danau yang dangkal yang ditumbuhi
tanaman air dan vegetasi lahan basah lainnya.
• Tumbuhan air yang mati kemudian melapuk dan membentuk lapisan organik di dasar
cekungan. lapisan demi lapisan terbentuk di atas tanah mineral di dasar danau, lama
kelamaan danau menjadi penuh dan terbentuklah lapisan gambut.
• Terbentuk pada bagian pedalaman dari dataran pantai/sungai yang dipengaruhi oleh limpasan
air pasang/banjir yang banyak mengandung mineral
• Memiliki kedalaman 2-4 m
• Relatif subur dan memiliki tingkat keasaman yang rendah
• Tanah gambut topogen dikenal sebagai gambut eutropik (subur)
GAMBUT OMBROGEN
• Tanah gambut yang tumbuh di atas gambut topogen adalah gambut ombrogen.
• Jenis tanah gambut ini lebih rendah kesuburannya dibanding gambut topogen.
• Pembentukannya lebih ditentukan oleh air hujan yang mempunyai efek pencucian (bleaching)
sehingga miskin mineral.
• Karena letaknya di atas, maka lapisan tanah gambut ombrogen ini tebalnya bisa sampai
melebihi permukaan danau sehingga menyerupai kubah/dome.
• Gambut ombrogen dikenal sebagai tanah gambut oligotrofik (tidak subur) dan mesotrofik
(agak subur).
Lahan gambut mengandung dua kali lebih banyak karbon dari hutan tanah mineral
yang ada di seluruh dunia. Ketika terganggu atau dikeringkan, karbon yang tersimpan
dalam lahan gambut dapat terlepas ke udara dan menjadi sumber utama emisi gas
rumah kaca.
KARAKTERISTIK ALAMIAH LAHAN RAWA GAMBUT
Tabel 1. Karakterisitk kimia gambut ombrogen dan topogen di Indonesia
LUAS DAN SEBARAN LAHAN GAMBUT DI INDONESIA
LUAS DAN SEBARAN LAHAN GAMBUT DI INDONESIA

Luas lahan gambut di Indonesia belum dapat dipastikan. pada 1992, seorang peneliti pusat penelitian
tanah bogor menemukan bahwa terdapat sekitar 15,4 juta hektar lahan gambut di indonesia.
Pada 2005, wetlands international memperkirakan terdapat sekitar 20,6 juta hektar lahan gambut di
indonesia. sementara pada 2011, balai besar litbang sumberdaya lahan pertanian dan balai penelitian
tanah memperkirakan ada sekitar 14,9 juta hektar lahan gambut di indonesia.
LUAS DAN SEBARAN LAHAN GAMBUT DI INDONESIA

Pada tahun 1992, kusumo nugroho, seorang peneliti pusat penelitian tanah bogor, menarik informasi
dari berbagai peta tanah indonesia dan mengemukakan bahwa terdapat sekitar 15,4 juta hektar lahan
gambut di indonesia.
Pada tahun 2005, wetlands international memperkirakan ada sekitar 20,6 juta hektar lahan gambut
di indonesia, sedangkan balai besar litbang sumberdaya lahan pertanian dan balai penelitian tanah
pada tahun 2011 memperkirakan ada sekitar 14,9 juta hektar lahan gambut. Dari 14,9 juta hektar, 6,4
juta hektar (43%) terletak di pulau Sumatera, 4,8 juta (32%) terletak di pulau Kalimantan, dan 3,7
juta hektar (25%) di pulau Papua.
JENIS-JENIS GAMBUT
Tingkat kedalaman gambut
berpengaruh terhadap jumlah
kandungan karbon dan jenis
tanaman yang dapat hidup di
sekitarnya. Semakin dalam gambut,
semakin banyak karbon yang
terkandung di dalamnya.
Terdapat empat jenis gambut yang
ditentukan berdasarkan
kedalamannya.
Karena lahan gambut dipengaruhi kondisi geografis dan faktor alam di mana mereka berada, karakter
gambut di berbagai tempat pun berbeda. Berikut ini adalah empat jenis gambut berdasarkan
kedalamannya:
1. Lahan gambut dangkal, yaitu lahan dengan ketebalan gambut 50-100 cm
2. Lahan gambut sedang, dengan ketebalan gambut 100-200 cm
3. Lahan gambut dalam, dengan ketebalan gambut 200-300 cm
4. Lahan gambut sangat dalam, dengan ketebalan gambut lebih dari 300 cm
Tingkat kedalaman gambut menentukan jumlah kandungan karbon dan jenis tanaman yang dapat hidup di
ekosistem tersebut. Semakin dalam gambut, semakin banyak karbon yang terkandung sehingga jika gambut
tersebut dikeringkan, emisi karbon yang dikeluarkan akan semakin banyak.
LUAS LAHAN GAMBUT PER PULAU UTAMA DI INDONESIA
BERDASARKAN KETEBALAN
Luas lahan gambut (termasuk gambut sangat dangkal atau tanah mineral bergambut) pada
masing-masing propinsi di kalimantan, diurutkan dari yang terluas, adalah sebagai berikut:
I) kalteng 3,011 juta ha (52,2 % dari luas total lahan gambut)
Ii) kalbar 1,730 juta ha (30,0 %).
Iii) kaltim 0,697 juta ha (12,1 %).
Iv) kalsel 0,332 juta ha ( 5,7 %).
TANAH GAMBUT DIKATEGORIKAN KE DALAM ORDO HISTOSOL DENGAN KRITERIA: (TAKSONOMI, 2014)
1. Tidak mempunyai sifat-sifat tanah andik pada 60 persen atau lebih ketebalan di antara permukaan tanah
dan kedalaman 60 cm, atau di antara permukaan tanah dan kontak densik, litik, atau paralitik, atau
duripan, apabila lebih dangkal; dan
2. Memiliki bahan tanah organik yang memenuhi satu atau lebih sifat berikut:
a. Terletak di atas bahan-bahan sinderi, fragmental, atau batuapung dan/atau mengisi celah-celah di
antara batu-batuan tersebut, dan langsung di bawah bahan-bahan tersebut terdapat kontak densik,
litik, atau paralitik; atau
b. Apabila ditambahkan dengan bahan-bahan sinderi, fragmental, atau batuapung yang berada di
bawahnya, maka total ketebalannya sebesar 40 cm atau lebih, di antara permukaan tanah dan
kedalaman 50 cm; atau
c. Menyusun dua pertiga atau lebih dari ketebalan total tanah sampai ke kontak densik, litik,
atau paralitik, dan tidak mempunyai horizon mineral atau memiliki horizon mineral
dengan ketebalan total 10 cm atau kurang; atau
d. Jenuh air selama 30 hari atau lebih, tiap tahun pada tahun-tahun normal (atau telah
didrainase), mempunyai batas atas di dalam 40 cm dari permukaan tanah, dan memiliki
ketebalan total salah satu berikut:
3. 60 cm atau lebih apabila tiga perempat bagian volumenya atau lebih terdiri dari serat-
serat lumut,atau apabila berat jenisnya, lembab, sebesar kurang dari 0,1g/cm³;atau
4. 40 cm atau lebih apabila terdiri dari bahan saprik atau hemik, atau bahan fibrik yang
kurang dari tiga perempat (berdasarkan volume) terdiri dari serat-serat lumut dan
berat jenisnya, lembab, sebesar 0.1g/cm³ atau lebih.
BERDASARKAN TINGKAT KEMATANGAN GAMBUT
• SAPRIK = LANJUT
• HEMIK = SEDANG
• FIBRIK = MENTAH
BERDASARKAN ATAS TINGKAT PELAPUKAN (DEKOMPOSISI) TANAH GAMBUT
DIBEDAKAN :
(1) Gambut kasar (fibrist ) yaitu gambut yang memiliki lebih dari 2/3 bahan
organik kasar;
(2) Gambut sedang (hemist) memiliki 1/3-2/3 Bahan organik kasar; dan
(3) Gambut halus (saprist) jika bahan organik kasar kurang dari 1/3.
Cara Menentukan Tingkat Perombakan Gambut
METODE VAN POST
•AMBIL SEGENGGAM BAHAN DAN PEARSLAH DENGAN
TANGAN
•PERHATIKAN CAIRAN YG TERPERAS KELUAR DAN SISA
PERASAN DALAM TANGAN
Cara Menentukan Tingkat Perombakan Gambut
Cairan Terperas Sisa Perasan Taraf Perombakan
METODE VAN POST Jernih Kelabu-kuning, keseluruhan berserat H 1 (Fibrik)

Jernih, berwarna Coklat muda pucat, hampir keseluruhan H 2 (Fibrik)


berserat
Berlumpur Coklat muda, bagian terbesar berserat H 3 (Fibrik)

Kental Coklat muda, sebagian berserat H 4 (Hemik)


Sangat Kental Coklat, masih ada serat H 5 (Hemik)
Koloidal Coklat, masih ada serat,dirajai bahan H 6 (Hemik)
organik tanpa struktur makro

Bahan gambut Coklat tua, berserat sedikit H 7 (Hemik)


Tanpak Berlemak Coklat tua, berserat sedikit, jumlah sisa H 8 (Saprik)
tidak banyak
Sukar terperas Coklat sgt tua, serat sedikit sekali, H 9 (Saprik)
tampak berlemak
Tidak terperas Hitam, tidak berserat, tampak berlemak H 10 (Saprik)
Cara Menentukan Tingkat Perombakan Gambut
SIFAT FISIKA GAMBUT, MENGGUNAKAN SIFAT:
•KADAR AIR MAKSIMUM (KAM), KADAR JENUH SETELAH
KELEBIHAN AIR KELUAR DIHITUNG BERDASARKAN BERAT
KERING MATAHARI
•WARNA ASLI SEGERA SETELAH DIAMBIL DI RAWA
Fibrik KAM 850-3000%, warna coklat kekuningan muda, coklat
tua atau coklat kemerahan
Hemik KAM 450-850%, warna coklat tua atau coklat kemerahan
Saprik KAM < 450%, warna coklat tua, coklat kehitaman atau
hitam
Cara Menentukan Tingkat Perombakan Gambut
WARNA LARUTAN DALAM NA PIROFOSFAT
• ISI CAWAN DGN SETENGAH PENUH CONTOH
• BERI 5 TETES LARUTAN JENUH NA PIROFOSFAT, ADUK, BIARKAN 5
MENIT, ADUK LAGI SAMPAI BENAR-BENAR TERCAMPUR
• CELUPKAN UJUNG SECARIK KERTAS TAPIS BERUKURAN 1 X 5 CM
DALAM LARUTAN, CABUT KERTAS TAPIS SETELAH LARUTAN TERSERAP
KIRA-KIRA 1,25 CM
• BIARKAN KERTAS TAPIS MENGERING SAMPAI KILAT AIRNYA
MENGHILANG
Cara Menentukan Tingkat Perombakan Gambut
WARNA LARUTAN DALAM NA PIROFOSFAT
•Baca warna yg tampak pada pertengahan jarak rambatan cairan
antara batas pencelupan dan akhir rambatan dengan buku
munsell pada hue 10 YR
•Catat indeks pirofosfat yaitu angka value dikurangi angka kroma,
fibrik, IP≥ 5 (8/1, 8/2, 8/3, 7/1, 7/2, 6/1)
Hemik IP =4 (8/4, 7/3, 6/2,5/1)
Saprik ≤ 3 (8/6,8/8,7/4,7/6,6/3,6/4,6/6,5/2, 5/3,5/4,4/1,4/2,
4/3,4/4,3/1,3/3,2/1,2/2)
Catatan : suhu harus sekitar 21°C
Cara Menentukan Tingkat Perombakan Gambut
GABUNGAN IP DAN KADAR SERAT
Taraf Perombakan Kadar serat utuh Kadar serat gosok
Fibrik > 66% >75%
Hemik 33-66% 15-75%
Saprik <33% ≤ 15%
Foto tanah gambut saprik (berwarna gelap) dan tanah gambut hemik (berwarna coklat)
MENGAPA LAHAN GAMBUT YANG SEHAT ITU PENTING?
• Gambut menyimpan banyak karbon jika dibandingkan dengan hutan atau jenis tanah lainnya. Menjaga
lahan gambut yang sehat dan utuh sangat penting untuk upaya mitigasi perubahan iklim.
• Saat hujan, gambut menyimpan banyak air. Di musim kemarau, tanah gambut melepaskan air secara
perlahan-lahan untuk menyediakan pasokan air.
• Ketika hujan turun dengan intensitas tinggi, gambut akan menyerap sebagian besar air sehingga banjir
tidak lebih buruk.
• Air di lahan gambut menjadi tempat tinggal ikan. Ikan penting sebagai sumber makanan dan pendapatan.
• Hutan gambut menyediakan rumah bagi hewan.
APA YANG TERJADI KETIKA GAMBUT DIRUSAK?
Di banyak area di indonesia, ada rencana untuk mengubah sebagian besar hutan gambut menjadi
perkebunan kelapa sawit. Ketika lahan gambut digunakan untuk perkebunan kelapa sawit, maka air akan
dikeringkan, pohon ditebang, dan tanah gambut pun digali. Ketika ini terjadi, banyak karbon dilepaskan ke
atmosfer. Tindakan ini memperburuk dampak perubahan iklim.
Perubahan iklim sudah terlanjur menyebabkan perubahan pola cuaca – dan dampak ini akan semakin
buruk tanpa gambut.
FUNGSI GAMBUT DI INDONESIA
• Daerah tangkapan air.
• Sumber utama karbon
• Hutan gambut menghasilkan produk-produk forestry
• Direklamasi sebagai daerah pertanian
KARAKTERISTIK FISIKA GAMBUT
• Mempunyai daya serap air yang tinggi
• Hidraulik konduktivitas yang rendah (horizon saprik di kanada mempunyai permeabilitas 0.036 -
0.36 cm/jam
• Bulk density yang rendah (0.1 – 0.3 g/cm-3)
• Irriversible drying
• Daya dukung tanaman yang rendah
KEMAMPUAN GAMBUT MENAHAN AIR
Karakteristik Sphagnum Fibrik Hemik Saprik
Berat gambut (g) 88 160 240 320
Berat air (g) 930 890 835 780
Berat total 1018 1050 1075 1100
Kandungan air (% berat basah) 91 85 78 71
Kandungan air (% berat kering) 970 554 346 242
KARAKTERISTIK KIMIA GAMBUT
• Tingkat kemasaman yang tinggi (pH umumnya ≤ 3.50).
• Kandungan hara K, Na, Ca, Mg, dan mikro yang rendah.
• Kandungan nitrogen tinggi, tetapi dalam bentuk organik.
• Mempunyai KTK yang tinggi.
• Mempunyai daya buffer yang tinggi
• Retensi anion yang rendah
PERUBAHAN WATAK GAMBUT KARENA DIREKLAMASI
SUBSIDENSI
• Proses oksidasi bahan organik (permanen).
• Pengerutan dan pemampatan lapisan gambut karena kehilangan air.
• Kehilangan daya apung (bouyancy) lapisan atas gambut karena kehilangan air.
• Laju subsidensi 5 cm tahun-1 (serawak), 2 cm tahun-1 (johor barat).
• 1.5 cm tahun-1 (DAS sungai nagara kandangan).
• 0.9 – 1.8 cm tahun-1 (kalteng).
PERUBAHAN WATAK GAMBUT KARENA DIREKLAMASI
IRRIVERSIBLE DRYING (Memiliki sifat mengering tak balik)
•Drainase yang berlebihan menyebabkan lapisan gambut yang kering sukar untuk
menjadi basah kembali.
•54.9% kadar air gambut saprik menjadi kering tidak dapat balik.
•72.7% kadar air gambut fibrik.
PERUBAHAN WATAK GAMBUT KARENA DIREKLAMASI
Hidrofobik adalah suatu keadaan tanah memegang air dengan energi rendah
atau permukaan tanah tidak dapat memegang air (valat et al., 1991; sabiham,
2000).
Adanya senyawa hidrokarbon aromatik yang menyeliputi koloid tanah gambut
menyebabkan gaya tarik antara partikel-partikel/koloid tanah dengan molekul-
molekul air menjadi berkurang
KESUBURAN GAMBUT
Kesuburan gambut dibagi menjadi tiga tingkatan :
1) eutropik (subur)
2) mesotropik (sedang/agak subur)
3) oligotropik (tidak subur)
Biasanya lahan yang hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber air
Cenderung lebih tidak subur. Sedangkan lahan yang ikut mengandalkan
Sumber air sungai relative lebih subur dari yang lainnya.
KARAKTERISTIK BIOLOGI GAMBUT
MIKROORGANISME YANG DITEMUI DI TANAH GAMBUT TERDIRI ATAS KELOMPOK :
(1) PEROMBAK AWAL
SEPERTI GOLONGAN JAMUR DAN BAKTERI BAIK BERSIFAT AEROB MAUPUN ANAEROB,
(2) PERKEMBANGAN ATAU PENEBALAN GAMBUT SEPERTI JAMUR ATAU BAKTERI YANG BERSIFAT
ANAEROB
(3) PEROMBAKAN LANJUT SETELAH LAHAN TERDRAINASE SEPERTI GOLONGAN JAMUR, BAKTERI AEROB.
PEMBAGIAN GAMBUT BERDASARKAN LOKASINYA

Menurut lokasinya, (tjahjono, 2007) gambut dibagi menjadi


Gambut pantai, yaitu terbentuk dekat pantai dan dipengaruhi pasang laut.
Gambut pedalaman, yaitu gambut yang hanya dipengaruhi oleh air hujan karena jauh dari laut.
Gambut transisi, yaitu gambut yang terbentuk diantara kedua wilayah tersebut.
NILAI DAN MANFAAT LAHAN GAMBUT DI INDONESIA

1. PENGATUR HIDROLOGI
Gambut memiliki porositas yang tinggi sehingga mempunyai daya menyerap air yang sangat besar.
Apabila jenuh, gambut saprik, hemik dan fibrik dapat menampung air berturut-turut sebesar 450%,
450 – 850%, dan lebih dari 850% dari bobot keringnya atau hingga 90% dari volumenya.
Karena sifatnya itu, gambut memiliki kemampuan sebagai penambat (reservoir) air tawar yang
cukup besar sehingga dapat menahan banjir saat musim hujan dan sebaliknya melepaskan air
tersebut pada musim kemarau sehingga dapat mencegah intrusi air laut ke darat.
NILAI DAN MANFAAT LAHAN GAMBUT DI INDONESIA
Fungsi gambut sebagai pengatur hidrologi dapat terganggu apabila mengalami kondisi drainase
yang berlebihan karena material ini memiliki sifat kering tak balik, porositas yang tinggi, dan daya
hantar vertikal yang rendah.
Gambut yang telah mengalami kekeringan sampai batas kering tak balik, akan memiliki bobot isi
yang sangat ringan sehingga mudah hanyut terbawa air hujan, strukturnya lepas-lepas seperti
lembaran serasah, mudah terbakar, sulit menyerap air kembali, dan sulit ditanami kembali.
NILAI DAN MANFAAT LAHAN GAMBUT DI INDONESIA
2. SARANA KONSERVASI KEANAKERAGAMAN HAYATI
Gambut hanya terdapat di sebagian kecil permukaan bumi. Lahan gambut di dunia diperkirakan
seluas 400 juta ha atau hanya sekitar 2,5% daratan di permukaan bumi ini. Jumlahnya yang
terbatas dan sifatnya yang unik menyebabkan gambut merupakan habitat unik bagi kehidupan
beraneka macam flora dan fauna. Beberapa macam tumbuhan ternyata hanya dapat hidupdengan
baik di lahan gambut, sehingga apabila lahan ini mengalami kerusakan, dunia akan kehilangan
beraneka macam jenis flora karena tidak mampu tumbuh pada habitat lainnya. Di sumatera, lebih
dari 300 jenis tumbuhan dijumpai di hutan rawa gambut (giesen W, 1991).
Jenis-jenis pohon di lahan gambut (Sumber foto: Iwan Tri Cahyo W./Dok. WI-IP)
NILAI DAN MANFAAT LAHAN GAMBUT DI INDONESIA
3. PENJAGA IKLIM GLOBAL
Perubahan iklim merupakan fenomena global yang ditandai dengan berubahnya suhu dan distribusi
curah hujan. Kontributor terbesar bagi terjadinya perubahan tersebut adalah gas-gas di atmosfer
yang sering disebut gas rumah kaca (GRK) seperti karbondioksida (CO2), methane (CH4), dan nitorus
oksida (N2O) yang konsentrasinya terus mengalami peningkatan (daniel
Murdiyarso dan suryadiputra, 2004). Gas-gas tersebut memiliki kemampuan menyerap radiasi
gelombang panjang yang bersifat panas sehingga suhu bumi akan semakin panas jika jumlah gas-gas
tersebut meningkat di atmosfer.
NILAI DAN MANFAAT LAHAN GAMBUT DI INDONESIA
3. PENJAGA IKLIM GLOBAL
Gambut memiliki kandungan unsur carbon (C) yang sangat besar. Menurut perhitungan Matby dan
Immirizi (1993) dalam Daniel murdiyarso dan Suryadiputra (2004):
Kandungan karbon yang terdapat dalam gambut di dunia sebesar 329-525 GT atau 35% dari total C
dunia.
Gambut di indonesia memiliki cadangan karbon sebesar 46 GT (catatan 1 GT sama dengan 10 ton) atau
8-14% dari karbon yang terdapat dalam gambut di dunia. Apabila gambut tersebut terbakar atau
mengalami kerusakan, materi ini akan mengeluarkan gas terutama CO2, N2O, dan CH4 ke udara dan
siap menjadi perubah iklim dunia.
NILAI DAN MANFAAT LAHAN GAMBUT DI INDONESIA
4. SARANA BUDI DAYA
Pemanfaatan lahan gambut sebagai sarana budidaya tanaman (termasuk perkebunan sawit atau HTI),
peternakan, dan perikanan sudah sejak lama dikenal oleh petani maupun swasta di indonesia. Di
indonesia, budidaya pertanian di lahan gambut secara tradisional sudah dimulai sejak ratusan tahun
lalu oleh suku dayak, bugis, banjar, dan melayu dalam skala kecil.
Mereka memilih lokasi dengan cara yang cermat, memilih komoditas yang telah teruji, dan dalam
skala yang masih terdukung oleh alam.
NILAI DAN MANFAAT LAHAN GAMBUT DI INDONESIA
5. HABITAT IKAN
Gambut ternyata mendukung berbagai jenis ikan air tawar yang memiliki nilai komersial
tinggi (seperti gabus, toman, jelawat, tapah dsb).
Gambut tempat berlindung dan sarang bagi ikan-ikan untuk melakukan pemijahan serta
sebagai sumber makanan bagi ikan-ikan berupa daun tumbuhan, buah-buahan, biji-bijian,
dan larva insekta yang jatuh serta hanyut ke dalam air

Anda mungkin juga menyukai