Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM 1

Topik : Uji Karbohidrat I (Glukosa)

Tujuan : Untuk mengetahui apakah dalam suatu senyawa / larutan

Mengandung glukosa

Hari / Tanggal: Kamis / 20 Februari 2020

Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat:
1. Baki
2. Alat tulis
3. Penjepit
4. Kertas penyaring
5. Corong kaca
6. Blender
7. Botol tumblr
8. Tabung reaksi
9. Rak tabung reaksi
10. Tripot
11. Lampu spiritus
12. Gelas kimia
13. Gelas ukur
14. Pipet tetes
15. Kertas label

B. Bahan:
1. Fehling A dan B
2. Air
3. Larutan glukosa
4. Larutan sari buah nanas

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menghaluskan ½ buah nanas dengan 5 sendok makan air.
3. Menyaring sari buah nanas menggunakan kertas penyaring dan corong
kaca di atas gelas ukur.
4. Memasukkan sari buah menggunakan pipet tetes ke dalam tabung reaksi
masing-masing 1 ml/20 tetes.
5. Memanaskan air sebanyak 500 ml menggunakan gelas kimia ke atas
lampu spiritus.
6. Memasukkan air menggunakan pipet tetes ke dalam tabung reaksi tadi
masing-masing sebanyak 3 ml/60 tetes.
7. Menghomogenkan/mencampur larutan hingga merata.
8. Mengamati perubahan warna yang terjadi setelah dihomogenkan.
9. Memasukkan fehling A dan B pada masing-masing larutan sebanyak 5
tetes.
10. Menghomogenkan/mencampur larutan hingga merata.
11. Mengamati perubahan warna yang terjadi setelah dihomogenkan.
12. Memanaskan larutan ke dalam air yang sudah di panaskan.
13. Mengangkat tabung reaksi menggunakan penjepit, kemudian mengamati
perubahan warna yang terjadi pada larutan yang sudah dipanaskan selama
3 menit tadi.

III. TEORI DASAR


Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi organisme hidup.
Manusia menggunakan zat pati sebagai nutrien utama. Zat pati yang terdapat
dalam beras, jagung, gandum, singkong, ubi, sagu dan lain-lain merupakan
polimer dari glukosa yang di sintesis oleh tumbuh-tumbuhan sebagai
cadangan energi/makanan bagi tumbuh-tumbuhan tersebut.
Karbohidrat terdiri dari unsur C, H, dan O. Jumlah atom hidrogen dan
oksigen merupakan perbandingan 2:1.1 Karbohidrat dapat dibedakan
menjadi: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida ialah
karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
karbohidrat lain. Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa.
Menurut Sunita Almatsier, ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu
gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Glukosa yang terdapat luas di
alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sari pohon, dan
bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Fruktosa, dinamakan juga levulosa
atau gula buah adalah gula paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia
yang sama dengan glukosa, C6H12O6 namun strukturnya berbeda. Gula ini
terdapat dalam madu bersama glukosa, dalam buah, nektar bunga, dan juga di
dalam sayur.Adanya karbohidrat dalam makanan dapat diidentifikasi secara
kualitatif maupun kuantitatif. Uji kualitatif karbohidrat yang mendasarkan
pada pembentukan warna dapat dilakukan dengan cara salah satunya uji
fehling. Uji ini bertumpu pada adanya gula pereduksi pada karbohidrat. Cara
ujinya: gula reduksi ditambah campuran larutan CuSO4 dalam suasana alkalis
(dengan ditambah NaOH) dan ditambah dengan Chelating agent, lalu
dipanaskan maka akan terbentuk endapan kupro oksida.
Pada hewan dan manusia, karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen,
terutama di hati (2 – 8 %) dan otot (0,5 – 1%). Glikogen hati terutama
berguna untuk mempertahankan kadar glukosa darah normal (70 – 90 mg/100
ml darah). Sedangkan glikogen otot bertindak sebagai penyedia energi untuk
keperluan kontraksi. Pada tahap reaksi persiapan, yaitu pada tahap
pencernaan, karbohidrat di pecah-pecah menjadi monomer-monomernya
seperti glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, dan sebagainya.
Katabolisme karbohidrat. Dalam hal ini glukosa, terdapat beberapa
tipe jalur penambatan yang antara lain jalur glikolisis atau Embden Meyerhof
– Parnas Pathway (EMP), Entne – Duodorff – Pathway (ED)dan Hexosa
Mono phospat Pathway (HMP). Oksidasi selanjutnya senyawa antara umum
yang dihasilkan dari jalur di atas memasuki daur Krebs (daus asam
trikarboksilat) dan rantai respirasi yang berlangsung dengan fosforilasi
oksidatif untuk menghasikan ATP yang lebih banyak. Proses metabolisme
yang berlangsung pada tiap organisme, bergantung kepada aktivitas sistem
enzim yang dimiliki oleh organisme tersebut.
Jalur-jalur EMP, ED, HMP berlangsung dalam keadaan anaerob.
Sedangkan selanjutnya, yaitu siklus asam trikarboksilat (TCA atau daur
Krebs) dan rantai repirasi terjadi dalam keadaan anaerob.
Glukosa digunakan baik oleh organisme anaerob maupun aerob. Pada
tahap-tahap awal jalur katabolisme untuk kedua tipe organisme itu mirip satu
sama lain. Organisme anaerob memecah glukosa menjadi senyawa yang
lebih sederhana yang tidak dapat mengalami metabolisme lebih lanjut tanpa
bantuan oksigen. Sedangkan organisme aerob selain memiliki perangkat
enzim yang dimiliki oleh organisme anaerob, yang memiliki kemampuan
lebih yang dapat memecah senyawa sederhana yaitu menjadi CO 2 dan H2O
dengan bantuan oksigen. Karena pemecahannya lebih sempurna, maka
energi yang dihasilkan pun lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh
organisme anaerob.
Karbohidrat memiliki berbagai macam fungsi bagi tubuh, Almatsier
dalam bukunya menyebutkannya sebagai berikut
1. Sumber energi.
2. Pemberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida.
3. Penghemat protein.
4. Pengatur metabolisme lemak.
5. Membantu pengeluaran feses.
IV. HASIL PENGAMATAN
A. FLOWCHART
B. Tabel Pengamatan

Warna Sebelum Warna


ditetesi Fehling Sesudah
No. Bahan Uji A dan B ditetesi Setelah dipanaskan Ket.
Fehling A
dan B

1. Sirsak Putih Biru Muda Jingga kemerahan ada +


endapan

2. Pisang Bening Biru Muda Jingga kemerahan ada +


endapan

3. Nanas Bening Biru Muda Jingga kekuningan +

4. Bengkoang Bening Biru Muda Jingga terdapat +


endapan

5. Alpukat Putih Keruh Biru Muda Jingga terdapat +


endapan

6. Rambutan Bening Biru Muda Jingga kekuningan +

7. Pepaya Jingga Bening Jingga Jingga kekuningan ada +


Kebiruan endapan

8. Jeruk Bening Biru Muda Jingga tua ada endapan +

9. Semangka Pink Bening Biru Jingga kekuningan +


Keunguan
10. Jambu Bening Biru Muda Jingga kemerahan +

Keterangan: (+) ada glukosa

C. Foto Pengamatan
1) Sari buah nanas sebelum ditetesi fehling A dan B (warna bening).

(Sumber: Dokumentasi Kelompok.2020)

2) Sari buah nanas setelah ditetesi fehling A dan B (warna biru muda).

(Sumber: Dokumentasi Kelompok.2020)

3) Sari buah nanas setelah ditetesi dipanaskan (warna jingga kekuningan).


(Sumber: Dokumentasi Kelompok.2020)

4) Seluruh Sampel Buah Setelah Dipanaskan

(Sumber: Dokumentasi Kelompok.2020)

V. ANALISIS DATA
Pada praktikum ini dengan menggunakan pereaksi Fehling merupakan
reagen yang digunakan dalam uji senyawa karbohidrat. Pereaksi ini memiliki
kandungan senyawa kimia yang mempunyai sifat mereduksi juga dapat
direduksi oleh reduktor lain. Larutan fehling terdiri atas dua macam yaitu
larutan fehling A (Tembaga (Cu) sulfat atau CuSO4) dan larutan fehling B
(KOH dan natrium kalium tartrat). Larutan fehling A adalan larutan CuSO4
dalam air, sedangkan larutan fehling B adalah larutan garam KN tatrat dan
NaOH dalam air. Kedua larutan ini dalam keadaan terpisah dan baru
tercampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat (Chris,
2018). Hal ini berarti fehling A dan B berfungsi sebagai indikator penguji
untuk mengetahui apakah sari buah mengandung glukosa atau tidak. Jika sari
buah atau sampel positif mengandung glukosa maka ketika ditetesi fehling a
dan b kemudian dipanaskan, sari buah akan berubah warnanya menjadi merah
bata, jingga, dan kuning (Chris,2018). Berikut hasil uji fehling dari masing-
masing sari buah:

1. Sirsak
Sebelum ditetesi larutan fehling A dan B sari buah sirsak berwarna
putih. Kemudian, setelah ditetesi larutan fehling A dan B warnanya
berubah menjadi biru muda. Setelah itu dipanaskan kedalam gelas kimia
diatas lampu spiritus selama 3 menit mengalami perubahan warna
menjadi jingga kemerahan dan memiliki endapan. Adanya endapan ini
karena Sari buah Sirsak dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling
dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah Sirsak mengandung
glukosa yang tinggi.
2. Pisang
Sebelum ditetesi fehling A dan B sari buah pisang berwarna
bening. Kemudian, setelah ditetesi larutan fehling A dan B warnanya
berubah menjadi biru muda. Setelah itu dipanaskan kedalam gelas kimia
diatas lampu spiritus selama 3 menit mengalami perubahan warna
menjadi jingga kemerahan dan ada endapan. Adanya endapan iní karena
sari buah pisang dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling, dengan
demikian dapat diketahui bahwa sari buah pisang mengandung glukosa
yang tinggi.
3. Nanas
Sebelum ditetesi fehling A dan B sari buah nanas berwarna bening.
Kemudian, setelah ditetesi fehling A dan B warnanya berubah menjadi
biru muda. Setelah itu dipanaskan, kedalam gelas kimia diatas lampu
spiritus selama 3 menit mengalami perubahan warna menjadi jingga
kekuningan. Tidak adanya endapan ini karena sari buah nanas tidak dapat
bereaksi positif terhadap larutan fehling, dengan demikian dapat diketahui
bahwa sari buah nanas mengandung glukosa.
4. Bengkoang
Sebelum ditetesi fehling A dan B sari buah bengkoang berwarna
bening. Kemudian, setelah ditetesi warnanya berubah menjadi biru muda.
Setelah dipanaskan, kedalam gelas kimia diatas lampu spiritus selama 3
menit mengalami perubahan warna menjadi jingga dan terdapat endapan.
Adanya endapan ini karena Sari buah bengkoang dapat bereaksi positit
terhadap larutan fehling, dengan demikian dapat diketahui bahwa Sari
buah bengkoang mengandung glukosa.
5. Alpukat
Sebelum ditetesi fehling A dan B sari buah alpukat berwarna putih
keruh. Kemudian, setelah ditetesi warnanya berubah menjadi biru muda.
Setelah itu dipanaskan, kedalam gelas kimia diatas lampu spiritus selama
3 menit mengalami perubahan warna menjadi jingga dan terdapat
endapan. Maka sari buah alpukat positif ada glukosa. Adanya endapan ini
karena sari buah alpukat dapat bereaksi Positif terhadaplarutan fehling,
dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah alpukat mengandung
glukosa dinggi
6. Rambutan
Sebelum ditetesi fehling A dan B sari buah rambutan berwarna
bening. Kemudian, setelah ditetesi warnanya berubah menjadi biru muda.
Setelah itu dipanaskan, kedalam gelas kimia diatas lampu spiritus selama
3 menit mengalami perubahan warna menjadi jingga agak kekuningan.
Tidak adanya endapan ini karena sari buah rambutan tidak dapat bereaksi
positif terhadap larutan fehling, dengan demikian dapat diketahui bahwa
sari buah rambutan mmengandung glukosa.
7. Pepaya
Sebelum ditetesi fehling A dan B sari buah pepaya
berwarna jingga bening. Kemudian, setelah ditetesi warnanya berubah
menjadi jingga kebiruan. Setelah itu dipanaskan, kedalam gelas kimia
diatas lampu spiritus selama 3 menit mengalami perubahan warna
menjadi jingga kekuningan, ada endapan. Adanya endapan îni karena sarí
buah pepaya dapat bereaksi positif terhadap larutan fehling, dengan
demikian dapat diketahui bahwa sari buah pepaya mengandung glukosa.
8. Jeruk
Sebelum ditetesi fehling A dan B sari buah jeruk berwarna bening
kemudian, setelah ditetesi warnanya berubah menjadi biru muda. Setelah
itu dipanaskan, kedalam gelas kimia diatas lampu spiritus selama 3 menit
mengalami perubahan warna menjadi jingga tua, ada endapan. Adanya
endapan ini karena sari buah jeruk dapat bereaksi positif terhadap larutan
fehling, dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah jeruk
mengandung glukosa.
9. Semangka
Sebelum ditetesi fehling A dan B sari buah semangka berwarna
pink bening. Kemudian, setelah itu ditetesi warnanya berubah menjadi
biru keunguan. Setelah itu dipanaskan, kedalam gelas kimia diatas lampu
spiritus selama 3 menit mengalami perubahan warna menjadi jingga
kekuningan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa Sari buah semangka
mengandung gukosa.
10. Jambu
Sebelum ditetesi fehling A dan B sari buah jambu berwarna
bening. Kemudian, setelah ditetesi warnanya berubah menjadi biru muda.
Setelah itu dipanaskan, kedalam gelas kimia diatas lampu spiritus selama
3 menit mengalami perubahan warna menjadi jingga kemerahan. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa sari buah Jambu mengandung glukosa.

Berdasarkan data hasil pengamatan dapat dilihat warna yang dihasilkan


membuktikan bahwa ekstrak buah tersebut mengandung glukosa. Hal ini
menunjukkan bahwa kesepuluh ekstrak buah tersebut mengandung
karbohidrat karena terbuktí mengandung glukosa setelah ditetesi fehling A
dan fehling B serta dipanaskan. Tingkatan warna yang berbeda menunjukkan
kandungan karbohidrat yang berbeda- beda pada setiap buah. Semakin tua
warna pada ekstrak buah maka semakin tinggi kandungan karbohidratnya.
Pada percobaan tersebut pemanasan terhadap larutan berfungsi
mengkondisikan keadaan didalam tubuh manusia sebenarnya, dimana terjadi
proses metalabolisme. Dalam hal ini metabolisme karbohidrat pada percobaan
diatas dapat dilihat bahwa ekstrak nanas berubah menjadi jingga kekuningan,
menunjukkan bahwa nanas memiliki kandungan glukosa.

Adapun proses reaksi dalam pereaksi ini, ion Cu + + direduksi menjadi ion
Cu+ yang mana dalam keadaan basa kemudian diendapkan sebagai:

2CU++ 2 OH- CU2O + H2O


(endapan)

Dalam reaksi ini ion CU2+ direduksi menjadi ion Cu+ dalam suasana basa
akan diendapkan sebagai CU2O. Dengan larutan glukosa 1% pereaksi fehling
menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan
larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1% endapan yang terjadi
berwarna kekuningan.
Dalam uji fehling ini suhu pun berpengaruh dan berperan penting
dalam membuktikan ada tidaknya kandungan glukosa dalam sampel yang
diuji. Fungsi pemanasan sampel ialah agar gugus aldehida pada sampel
terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH - membentuk asam
karboksilat (Chris, 2018).

VI. KESIMPULAN
1. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi organisme hidup.
Karbohidrat terdiri dari unsur C, H, dan O.
2. Untuk menguji apakah terdapat karbohidrat di dalam buah maka bisa
dilakukan uji fehling A dan B yang merupakan salah satu indikator
penguji karbohidrat.
3. Jika sari buah positif mengandung glukosa maka akan berwarna dari
merah bata, jingga sampai kekuningan dan juga ada yang terdapat
endapan.
4. Terjadinya endapan disebabkan karena fehling A dan fehling B memiliki
ion Cu2+ direduksi mengadi Cu+.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Anna, Poedjadi. 1994. Dasar- Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Chris, Naci. 2018. Karbohidrat. Dapat diakses pada http:// ww.academia.edu.


12456765/karbohidrat/

Lastikasari, R. 2013. Laporan Praktikum Biokimia Uji karbohidrat 1. Jurusan


PMIPA FKIP UNLAM: Banjarmasin.

Noorhidayati,dkk. 2020. Penuntun Praktikum Biokimia. Banjarmasin:


PMIPA FKIP ULM

Sunita, Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai