Anda di halaman 1dari 23

AKTIFITAS ANTIOKSIDAN PADA

TUMBUHAN PEGAGAN ( CENTELLA ASIATICA )


“makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia
organik”

Dosen Pengampu :
Rizki Kurniawan, M.Si.

DISUSUN OLEH :
Dwi Angga Apriyanto 2013422003
Allifah Umami Khoiridiyah 2013422001
Hanin Syabaniyah Azzahra 2013422005
Yabes Sanjaya 2113423009

POLITEKNIK KESEHATAN GENESIS MEDICARE


DEPOK 2022/2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................i
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................2
1.4 Urgensi Penelitian..................................................................................................2
1.5 Luaran Penelitian...................................................................................................3
1.6 Manfaat Penelitian.................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
2.1 Pengertian Tumbuhan Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)..........................5
2.2 Antioksidan.............................................................................................................7
2.3 Radikal Bebas.........................................................................................................8
BAB III...........................................................................................................................10
METODE PENELITIAN..............................................................................................10
3.1 Metode Penelitian.................................................................................................10
3.2 Alur Penelitian (Diagram Alir)...........................................................................10
3.3 Prosedur penelitian..............................................................................................11
3.3.1 Pembuatan Ekstrak Etanol Herba Pegagan...............................................11
3.3.2 Pengujian Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-
Picrylhydrazyl).......................................................................................................11
3.4 Teknik Pengumpulan Bahan...............................................................................12
3.5 Analisis Data.........................................................................................................13
BAB IV............................................................................................................................14
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN...........................................................................14
4.1 Biaya......................................................................................................................14
4.2 Jadwal Kegiatan...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
Lampiran 1. Tabel 1.5....................................................................................................16
Lampiran 2. Diagram 1. Tahapan penelitian...............................................................17

i
Lampiran 4. Tabel 3.2 Capaian yang diinginkan........................................................18
Lampiran 5. Justifikasi anggaran kegiatan..................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antioksidan berperan penting bagi kesehatan. Senyawa antioksidan dapat


menghambat terjadinya reaksi oksidasi yang diakibatkan oleh senyawa radikal
bebas. Radikal bebas dan ROS (Reactive Oxygen Spesies) yang berlebihan
dapat menyerang molekul biologis seperti lipid, protein dan asam nukleat
yang mengarah ke cedera jaringan (Phaniendra et al., 2015). Stres oksidatif
juga terlibat dalam terjadinya penyakit aterosklerosis, kanker, diabetes,
arthritis, cedera reperfusi, penuaan dini dan inflamasi. Antioksidan diperlukan
untuk mencegah terjadinya kerusakan oksidatif oleh radikal bebas (M.
Rahman et al., 2013).
Senyawa antioksidan alami dapat ditemui pada tanaman obat tradisional,
yaitu pegagan (Centella asiatica). Pegagan merupakan tanaman yang banyak
dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit seperti penyakit jantung,
penyakit kulit, antiepilepsi, obat luka, ulser, dan asma. Kandungan kimia
pegagan yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, steroid, dan terpenoid.
Senyawa terpenoid yang terkandung dalam pegagan adalah glikosida triterpen
seperti centella saponin, asiatikosida, madekasosida, dan sentelosida, serta
asam asiatik dan asam madasiatik (Sutardi, 2017). Salamah & Farahana,
(2014) membuktikan bahwa kandungan flavonoid pada ekstrak etanol daun
pegagan dapat menghambat terbentuknya reaksi oksidasi. Fraksi etil asetat
herba pegagan juga menunjukkan adanya kandungan senyawa polifenol
seperti flavonoid dan tannin. Ekstrak etanol herba pegagan juga terbukti
sebagai antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 78,20 ppm (Yahya &
Nurrosyidah, 2020). Aktivitas farmakologi pegagan ini disebabkan oleh
adanya kandungan kimia yang terkandung didalamnya. Efektivitas kandungan
kimia tersebut sebagai bahan obat dari alam dapat ditentukan melalui analisis

1
awal yaitu uji toksisitas. Berdasarkan potensi yang dimiliki oleh pegagan
maka, pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas antioksidan terhadap
daun pegagan. Metode uji antioksidan yang digunakan adalah DPPH (2,2-
difenil-1-pikrilhidrazil).
.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah peran antioksidan bagi kesehatan?


2. Bagaimana pemanfaatan tumbuhan pegagan (Centella Asiatica) bagi
kesehatan?
3. Kandungan apa sajakah yang ada pada tumbuhan pegagan (Centella
Asiatica) ?
4. Metode apakah yang akan digunakan untuk menguji aktifitas antioksidan
pada tumbuhan pegagan (Centella Asiatica) ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peran antioksidan bagi kesehatan.


2. Mengetahui bagaimana kandungan dan pemanfaatan tumbuhan pegagan
(Centella Asiatica).
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana pengujian aktifitas
antioksidan pada tumbuhan pegagan (Centella Asiatica).

1.4 Urgensi Penelitian

Menurut data yang dilaporkan oleh Januwati et al. (2002) bahwa dengan
125.000 tanaman/ha, potensi produksi biomas kering dapat mencapai 1,27 –
2,05 tanaman/ha. Selanjutnya Sutardi 2008 melaporkan produksi pegagan
mencapai 6,94 t/ha, bio masa kering 1,85 tanaman/ha dan mengandung
asiatikosida 845 mg/ha (yang memiliki anti-inflamasi, antioksidan, dapat
menginduksi perubahan ekspresi gen penyembuhan luka, mereduksi

2
pembentukan bekas luka, neuroprotektif, dan meningkatkan biosintesis
kolagen). Melihat asiatikosida yang memiliki 845 mg/ha yang didalamnya
mengandung aktifitas antioksidan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dalam dunia kesehatan.

1.5 Luaran Penelitian

Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun maka luaran yang


diharapkan yaitu menghasilkan program saat penelitian ini berlangsung dapat
ditunjukan pada table 1.5

1. penelitian ini menghasilkan suatu program yaitu :

Tabel 1.5 luaran yang diharapkan

N Kegiatan Target Luaran


O
1. Penyuluhan tentang pentingnya Peserta mampu memahami
tumbuhan pegagan (Centella manfaat dari tumbuhan pegagan
asiatica) terhadap kesehatan (Centella asiatica)

2. Pelatihan pengujian antioksidan Peserta mampu mehami dan


pada tumbuhan pegagan mengetahui pengujian antioksidan
(Centella asiatica) pada tumbuhan pegagan (Centella
asiatica)

2. laporan kemajuan dan laporan akhir

Pada penelitian ini akan dilihat aktifitas antioksidan pada tumbuhan pegagan
(Centella asiatica) serta diharapkan mampu memberi informasi pada
masyarakat akan pentingnya tumbuhan pegagan (Centella asiatica) terhadap
kesehatan.

3
1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan berguna untuk dapat mengetahui manfaat dan


kandungan tumbuhan pegagan (Centella Asiatica). Penelitian ini juga berguna
untuk memahami konsep pengujian aktifitas antioksida pada tumbuhan
pegagan (Centella Asiatica) dengan menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-
1-pikrilhidrazil).

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tumbuhan Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)

Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan tanaman liar yang


mempunyai prospek cukup baik sebagai tanaman obat. Winarto dan Surbakti
(2003) melaporkan pegagan telah ditetapkan sebagai tanaman obat tradisional
sejak tahun 1884. Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara
tradisional, turuntemurun, berdasarkan resep nenek-moyang, adat-istiadat,
kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun
pengetahuan tradisional (LIPI 2016). Obat tradisional bermanfaat bagi
kesehatan sehingga penggunaannya terus meningkat karena lebih mudah
dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya (Sastroamidjojo
1997; Winarno 1997; Noor dan Ali 2004; Susetyarini 2005; Besung 2009;
Hasanah 2006). Pegagan tidak terlalu menyebabkan efek samping karena dapat
dicerna oleh tubuh dan toksisitasnya rendah (Rusmiati 2007).
Pegagan mengandung beberapa senyawa bioaktif seperti asiatikosida
berupa glikosida, yang banyak digunakan dalam ramuan obat tradisional atau
jamu, baik dalam bentuk ramuan maupun sebagai bahan tunggal. Asiatikosida
berkhasiat meningkatkan vitalitas dan daya ingat serta mengatasi pikun yang
berkaitan erat dengan asam nukleat. Glikosida dan triterpenoid adalah
triterpenoid asiatikosida turunan -amirin (Brotosisworo 1979).
Tanaman pegagan termasuk dalam 50 jenis tanaman obat utama.
Kebutuhan simplisia pegagan untuk industri jamu mencapai 126 ton per tahun
dan berada pada urutan ke-13 dari 152 jenis simplisia. Beberapa khasiat
tanaman pegagan adalah sebagai obat lemah syaraf, demam, bronkhitis,
kencing manis, psikoneurosis, wasir, dan tekanan darah tinggi, penambah nafsu
makan, dan untuk menjaga vitalitas (Soerahso et al. 1992). Di samping
asiatikosida, tanaman pegagan juga mengandung resin, tanin, minyak atsiri,

5
sitosterol yang terdiri atas gliserida, asam oleat, linoleat, palmitat, stearat,
sentoat dan sentelat yang berguna untuk meningkatkan sistem imun tubuh.
Tanaman pegagan mengandung senyawa glikosida madekosida pada bagian
daun dan tangkai daun dan senyawa tersebut memiliki efek antiinflamasi dan
antikeloid. Senyawa vallerin terdapat dalam daun dan resin ditemukan dalam
akar. Kedua senyawa tersebut memberikan rasa pahit atau mengandung asam
pekat (Pramono 1992).
Pegagan merupakan tumbuhan tropis dengan daerah penyebaran cukup
luas, dari dataran rendah sampai dataran tinggi, hingga 2.500 m di atas
permukaan laut (Januwati dan Muhammad 1992). Pegagan dapat ditemukan di
daerah perkebunan, ladang, tepi jalan, pematang sawah, ataupun di ladang yang
agak basah (Besung 2009). Januwati et al. (2002) melaporkan bahwa dengan
125.000 tanaman/ha, potensi produksi biomas kering dapat mencapai 1,27 
2,05 t/ha. Selanjutnya Sutardi (2008) melaporkan produksi pegagan mencapai
6,94 t/ha, biomassa kering 1,85 t/ha, dan mengandung asiatikosida 845 mg/ha.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa pegagan mempunyai peluang untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.
Pada masa yang akan datang, pegagan prospektif sebagai bahan simplisia
obat tradisional seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan dengan memanfaatkan bahan-bahan alami, termasuk obat
tradisional. Pegagan dimanfaatkan sebagai penyembuh luka, radang, reumatik,
asma, wasir, tuberkulosis, lepra, disentri, demam, dan penambah darah.
Pegagan digunakan dalam bentuk ramuan maupun sebagai bahan tunggal
(Soerahso et al. 1992). Herba tersebut dimanfaatkan masyarakat dalam bentuk
segar, kering maupun dalam ramuan (jamu) (Januwati dan Yusron 2005).
Tanaman pegagan memiliki fungsi dan berkontribusi terhadap peningkatan
sistem imun tubuh dan kesehatan. Tulisan ini membahas manfaat dan
kandungan bioaktif, klasifikasi, dan persyaratan tumbuh tanaman pegagan.

6
2.2 Antioksidan

Antioksidan adalah molekul atau senyawa yang cukup stabil untuk


mendonorkan elektron atau hidrogennya kepada molekul atau senyawa radikal
bebas dan menetralkannya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk
melakukan reaksi berantai radikal bebas. Antioksidan ini menunda atau
menghambat kerusakan sel terutama melalui sifat penangkal radikal bebasnya
(Ames et al., 1993; Halliwell, 1995; Shenoy & Shirwaiker, 2002). Antioksidan
ini aman dapat berinteraksi dengan radikal bebas dan menghentikan reaksi
berantai, dan mencegah radikal bebas merusak molekul vital. Selama
metabolisme normal dalam tubuh, beberapa antioksidan diproduksi seperti
glutathione, ubiquinol, dan asam urat (Shi et al., 1999).

Antioksidan lain ditemukan dalam bahan makanan. Meskipun ada


beberapa sistem enzim dalam tubuh yang menangkap radikal bebas, namun
mikronutrien utama (vitamin) antioksidan antara lain adalah vitamin E
(αtocopherol), vitamin C (asam askorbat), dan β-karoten, ada juga beberapa
senyawa metabolik sekunder seperti senyawa fenolik, senyawa flavonoid atau
asam organik yang dapat kita peroleh dari tumbuh-tumbuhan (Cömert et al.,
2020; Sies, 2019).

Tubuh tidak dapat memproduksi (antioksidan alami) mikronutrien dan


senyawa metabolik sekunder ini, sehingga harus disediakan dalam makanan
(rempah-rempah, buah-buahan dan sayuran). Antioksidan dari tumbuhan
merupakan kelompok besar senyawa bioaktif yang terdiri dari flavonoid,
senyawa fenolik, senyawa yang mengandung belerang, tanin, alkaloid, diterpen
fenolik, dan vitamin (Charles D. J., 2013; Choi et al., 2014; Parthasarathy et
al., 2008; Peter, K.V., 2001; Peter K.V., 2004; Srinivasan, 2014; Yesiloglu et
al., 2013).

Indonesia sendiri memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi dan


sebagian besar tersebar di kawasan hutan tropis Indonesia. Masyarakat

7
setempat umumnya memanfaatkan tumbuhan untuk menggantikan pengobatan
modern dalam menjaga kesehatan dan mengobati penyakit berdasarkan
pengetahuan empiris (Elfahmi et al., 2014; Hamzah et al., 2018, 2019, 2020).
Sitotoksisitas dan aktivitas antioksidan merupakan dua parameter penting yang
perlu diperhatikan dalam pemanfaatan tumbuhan di bidang kesehatan, baik
untuk pemeliharaan maupun pengobatan (ARBIASTUTIE et al., 2017; Piluzza
et al., 2020).

2.3 Radikal Bebas

Radikal bebas didefinisikan sebagai atom atau molekul dengan satu atau
lebih elektron yang tidak berpasangan dan bersifat tidak stabil, berumur
pendek, dan sangat reaktif untuk penarikan elektron molekul lain dalam tubuh
untuk mencapai stabilitas yang menyebabkan potensi kerusakan pada
biomolekul dengan merusak integritas lipid, protein, dan DNA yang mengarah
pada peningkatan stres oksidatif seperti penyakit neurodegenerative, diabetes
mellitus, penyakit kardiovaskular, proses penuaan dini, bahkan kanker
(Phaniendra, et al., 2015).

Radikal bebas dapat berada di dalam tubuh karena adanya hasil samping
dari proses oksidasi dan pembakaran sel yang berlangsung pada waktu
bernafas, metabolisme sel, olahraga atau aktivitas fisik yang berlebihan atau
maksimal, peradangan, dan terpapar polusi dari luar tubuh seperti asap
kendaraan, asap rokok, makanan, logam berat, industri dan radiasi matahari.
Radikal bebas yang paling banyak terbentuk di dalam tubuh adalah
superoksida. Superoksida ini akan diubah menjadi hidrogen peroksida (H2O2).
Hidrogen ini dalam tahap propagasi akan diubah menjadi radikal hidroksil
(*OH). Radikal hidroksil inilah yang menyebabkan terjadinya peroksidasi
lemak pada membran sel sehingga sel mengalami kerusakan.

Keadaan ini kalau dibiarkan terus akan menyebabkan ketidakseimbangan


antara radikal bebas dengan antioksidan endogen yang dikenal dengan nama

8
stres oksidatif. Keadaan di atas menyebabkan tubuh memerlukan suatu asupan
yang mengandung suatu senyawa yaitu antioksidan yang mampu menangkap
dan menetralisir radikal bebas tersebut sehingga reaksi–reaksi lanjutan yang
menyebabkan terjadinya stres oksidatif dapat berhenti dan kerusakan sel dapat
dihindari atau induksi suatu penyakit dapat dihentikan. Reaksi terminasi
antioksidan biasanya terjadi dengan cara menangkap radikal hidroksil (*OH)
pada tahap reaksi peroksidasi lemak, protein atau molekul lainnya pada
membran sel normal sehingga kerusakan sel dapat dihindari (Adi, 2015).

9
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada jenis penelitian ini adalah DPPH (2,2-
difenil-1-pikrilhidrazil) yang bertujuan untuk menguji aktifitas antioksidan
pada simplisia tumbuhan pegagan (Centella Asiatica).

3.2 Alur Penelitian (Diagram Alir)

Tahapan penelitian ini dapat dilihat pada diagram 1.


Diagram 1. Tahapan Penelitian

Pengumpulan Dan Preparasi Sampel

Ekstraksi sampel

Uji Aktifitas Antioksidan

Analisis Data

Kesimpulan

10
Indikator pencapaian yang diinginkan

Tabel 3.2 capaian yang diinginkan

N Kegiatan Capaian
O
1. Penyuluhan tentang pentingnya Masyarakat mengetahui
tumbuhan pegagan (Centella pengertian, fungsi serta manfaat
asiatica) terhadap kesehatan dari tumbuhan pegagan (Centella
asiatica)
2. Pelatihan pengujian antioksidan Masyarakat dapat menegetahui
pada tumbuhan pegagan bagaimana cara pengujian aktifitas
(Centella asiatica) antioksidan pada tumbuhan
pegagan (Centella asiatica)

3.3 Prosedur penelitian

3.3.1 Pembuatan Ekstrak Etanol Herba Pegagan

Ekstraksi dilakukan dengan metode soxhletasi. Serbuk pegagan sebanyak


400 gram dibagi menjadi 4 bagian sama banyak, proses sokletasi dilakukan
sebanyak 4 kali. Serbuk pegagan diekstraksi dengan etanol 96% menggunakan
alat soxhlet pada suhu 60-80oC. Kemudian ditunggu hingga zat aktif dalam
simplisia tersari seluruhnya yang ditandai dengan jernihnya cairan yang lewat
tabung sifon. Cairan yang diperoleh dari 4 kali sokletasi selanjutnya diuapkan
dengan rotary evaporator pada suhu 60oC sampai diperoleh ekstrak kental
(Nurrosyidah et al. 2019).

3.3.2 Pengujian Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH (2,2-Diphenyl-


1-Picrylhydrazyl)

11
1. Pembuatan Larutan DPPH. Pembuatan larutan DPPH 100 ppm dibuat
dengan cara menimbang DPPH sebanyak 5 mg kemudian ditambahkan
metanol p.a hingga 50 mL.
2. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum DPPH. 1 mL larutan
DPPH 100 ppm dimasukkan ke dalam tabung reaksi, selanjutnya
ditambahkan 3 ml metanol p.a dan dihomogenkan. Diinkubasi pada suhu
ruang selama 30 menit. Selanjutnya ditentukan panjang gelombang
optimumnya, diukur absorbansinya pada panjang gelombang 510-525 nm
(Syaifuddin, 2015).
3. Pembuatan Larutan Sampel Ekstrak Pegagan. Ditimbang ekstrak pegagan
sebanyak 25 mg, kemudian dilarutkan dalam 25 mL metanol p.a,
dimasukkan dalam labu ukur sehingga diperoleh larutan induk 1000 ppm.
Dari larutan induk dibuat seri konsentrasi menjadi 4, 8, 12, 16, 20 dan 100
ppm.
4. Pembuatan Larutan Vitamin C sebagai Pembanding. Ditimbang Vitamin C
sebanyak 5 mg. Dilarutkan dengan metanol p.a secukupnya, dimasukkan ke
dalam labu ukur 50 ml lalu ditambahkan metanol p.a hingga 50 ml,
sehingga diperoleh konsentrasi sebesar 100 ppm. Dari larutan induk dibuat
seri konsentrasi menjadi 2, 4, 6, 8 dan 10 ppm.
5. Pengukuran Serapan dengan spektrofotometer UV-Vis. Masing-masing
larutan sampel dan larutan pembanding, dipipet 1 mL, dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, ditambahkan 1 mL DPPH 100 ppm dan ditambahkan 2 mL
metanol p.a, dikocok hingga homogen. Larutan ini diinkubasi pada suhu
ruang selama 30 menit dan diukur serapannya pada panjang gelombang
optimum DPPH yang diperoleh. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
6. Penentuan % Inhibisi dan Nilai IC50
% Inhibisi = Abs blanko – Abs sampel x 100%
Abs Blanko
Nilai IC50 dihitung menggunakan persamaan regresi linier dari y = bx + a
antara konsentrasi larutan uji (x) dengan % Inhibisi (y).

12
3.4 Teknik Pengumpulan Bahan

Teknik pengumpulan bahan yang dilakukan pada daun yaitu dimulai dari
pengambilan Daun pegagan (Centella asiatica L) pada saat pagi hari, saat
tanaman mengalami proses fotosintesis. Daun dipetik dengan tangan satu per
satu secara acak, kemudian dilakukan sortasi basah untuk memisahkan
cemaran (kotoran dan bahan asing lain) dari bahan simplisia. Kemudian tahap
selanjutnya pencucian, pencucian dilakukan dengan air bersih. Kemudian Daun
pegagan (Centella asiatica L) yang telah dicuci bersih, dirajang, pengeringan,
sortasi kering. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh pada identifikasi menggunakan spektrofotometr UV-


Vis berupa spektrum dan panjang gelombang maksimum, setelah itu data yang
didapat akan dianalisis. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan
menghitung persen (%) aktivitas antioksidan yang diperoleh dari data
absorbansi dari masing-masing konsentrasi. Setelah didapatkan data persen (%)
aktifitas antioksidan pada masing-masing absorbansi sampel, kemudin
dilakukan perhitungan nila IC50 dengan menggunakan persamaan regresi non
linear dengan cara substitusi y= ax + b yang menyatakan hubungan antara log
konsentrasi dengan persen (%) aktifitas antioksidan (inhibisi). Kemudian
dilihat IC50 yang diperoleh, senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat
aktif apbila nilai IC50 kurang dari 50 ppm, apabila nilai IC50 antara 50 - 100
ppm aktif, sedang apabila nilai IC50 101 – 250 ppm, lemah apabila IC50
berkisar antara 250 – 500 ppm. Analisis dengan deskriptif dengan
memperhatikan spectrum dan panjang gelombang maksimum yang diperoleh.

13
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya

NO Jenis Pengeluaran Biaya


1. Peralatan yang diperlukan Rp. 68.335.000
2. Bahan habis pakai Rp. 1.281.000
3. Pencetakan makalah Rp. 50.000
Jumlah Rp. 69.666.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Rekam Kegiatan

Minggu
NO Jenis kegiatan
1 2 3 4
1. Penyusunan Makalah
2. Pengumpulan data
3. Analisis data
4. Penyusunan laporan kemajuan
5. Penyususnan laporan akhir

14
DAFTAR PUSTAKA

Ibroham, M. H., Jamilatun, S., & Kumalasari, I. D. (2022, October). A REVIEW:


POTENSI TUMBUHAN-TUMBUHAN DI INDONESIA
SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI. In Prosiding Seminar
Nasional Penelitian LPPM UMJ (Vol. 1, No. 1).

Kamoda, A. P., Nindatu, M., Kusadhiani, I., Astuty, E., Rahawarin, H., & Asmin,
E. (2021). Uji Aktivitas Antioksidan Alga Cokelat Saragassum Sp.
Dengan Metode 1, 1-Difenil-2-Pikrihidrasil (Dpph). PAMERI:
Pattimura Medical Review, 3(1), 60-72.

Maharani, A. I., Riskierdi, F., Febriani, I., Kurnia, K. A., Rahman, N. A., Ilahi, N.
F., & Farma, S. A. (2021). Peran Antioksidan Alami Berbahan Dasar
Pangan Lokal dalam Mencegah Efek Radikal Bebas. In Prosiding
Seminar Nasional Biologi (Vol. 1, No. 2, pp. 391).

Yahya, M. A., & Nurrosyidah, I. H. (2020). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol


Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Dengan Metode DPPH
(2, 2-Difenil-1-Pikrilhidrazil). Journal of Halal Product and
Research, 3(2), 107-108.

Yunita, E., & Sari, D. R. A. P. (2022). Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas


Fraksi Etil Asetat dan Fraksi N-Heksan Daun Pegagan (Centella
Asiatica L.). Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, 8(1), 59.

15
16
Lampiran 1. Tabel 1.5
Tabel 1.5 luaran yang diharapkan

N Kegiatan Target Luaran


O
1. Penyuluhan tentang pentingnya Peserta mampu memahami
tumbuhan pegagan (Centella manfaat dari tumbuhan pegagan
asiatica) terhadap kesehatan (Centella asiatica)

2. Pelatihan pengujian antioksidan Peserta mampu mehami dan


pada tumbuhan pegagan mengetahui pengujian antioksidan
(Centella asiatica) pada tumbuhan pegagan (Centella
asiatica)

17
Lampiran 2. Diagram 1. Tahapan penelitian

Diagram 1. Tahapan Penelitian

Pengumpulan Dan Preparasi Sampel

Ekstraksi sampel

Uji Aktifitas Antioksidan

Analisis Data

Kesimpulan

18
Lampiran 4. Tabel 3.2 Capaian yang diinginkan

Tabel 3.2 capaian yang diinginkan

N Kegiatan Capaian
O
1. Penyuluhan tentang pentingnya Masyarakat mengetahui
tumbuhan pegagan (Centella pengertian, fungsi serta manfaat
asiatica) terhadap kesehatan dari tumbuhan pegagan (Centella
asiatica)
2. Pelatihan pengujian antioksidan Masyarakat dapat menegetahui
pada tumbuhan pegagan bagaimana cara pengujian aktifitas
(Centella asiatica) antioksidan pada tumbuhan
pegagan (Centella asiatica)

19
Lampiran 5. Justifikasi anggaran kegiatan

NO Jenis perlengkapan Volume Harga (Rp)


1. Sepektrofotometer UV-Vis 1 unit Rp. 35.000.000
2. Rotary Evaporator 1 unit Rp. 30.000.000
3. Ekstraksi Soxhlet 500 ml Rp. 1.300.000
4. Timbangan analitik 1 unit Rp. 800.000
5. Kuvet 1 unit Rp. 250.000
6. Gelas Kimia 1 unit Rp. 30.000
Sub Total Rp. 68.335.000

NO Jenis Bahan Satuan Harga (Rp)


1. Simplisia pegagan 40 gr Rp. 14.000
2. Vitamin C 1 gr Rp. 27.000
3. Methanol p.a 1L Rp. 185.000
4. Etanol 100 ml Rp. 65.000
5. Aquades 20 L Rp. 85.000
6. HCL 0,5 N 500 ml Rp 65.000
7. Pereaksi mayer 100 ml Rp 200.000
8. Bauchardat 100 ml Rp 160.000
9. Ammonia 25% 25 ml Rp 180.000
10. FeCl 3 10 gr Rp 60.000
11. Kloroform 500 ml Rp. 240.000
Sub Total Rp. 1.281.000

No Jenis Penegeluaran Satuan Harga (Rp)


1. Pencetakan Makalah 2 Makalah Rp. 50.000
Sub Total Rp. 50.000

20

Anda mungkin juga menyukai