Dosen Pengampu :
Rizki Kurniawan, M.Si.
DISUSUN OLEH :
Dwi Angga Apriyanto 2013422003
Allifah Umami Khoiridiyah 2013422001
Hanin Syabaniyah Azzahra 2013422005
Yabes Sanjaya 2113423009
i
Lampiran 4. Tabel 3.2 Capaian yang diinginkan........................................................18
Lampiran 5. Justifikasi anggaran kegiatan..................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
awal yaitu uji toksisitas. Berdasarkan potensi yang dimiliki oleh pegagan
maka, pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas antioksidan terhadap
daun pegagan. Metode uji antioksidan yang digunakan adalah DPPH (2,2-
difenil-1-pikrilhidrazil).
.
1.2 Rumusan Masalah
Menurut data yang dilaporkan oleh Januwati et al. (2002) bahwa dengan
125.000 tanaman/ha, potensi produksi biomas kering dapat mencapai 1,27 –
2,05 tanaman/ha. Selanjutnya Sutardi 2008 melaporkan produksi pegagan
mencapai 6,94 t/ha, bio masa kering 1,85 tanaman/ha dan mengandung
asiatikosida 845 mg/ha (yang memiliki anti-inflamasi, antioksidan, dapat
menginduksi perubahan ekspresi gen penyembuhan luka, mereduksi
2
pembentukan bekas luka, neuroprotektif, dan meningkatkan biosintesis
kolagen). Melihat asiatikosida yang memiliki 845 mg/ha yang didalamnya
mengandung aktifitas antioksidan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dalam dunia kesehatan.
Pada penelitian ini akan dilihat aktifitas antioksidan pada tumbuhan pegagan
(Centella asiatica) serta diharapkan mampu memberi informasi pada
masyarakat akan pentingnya tumbuhan pegagan (Centella asiatica) terhadap
kesehatan.
3
1.6 Manfaat Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
sitosterol yang terdiri atas gliserida, asam oleat, linoleat, palmitat, stearat,
sentoat dan sentelat yang berguna untuk meningkatkan sistem imun tubuh.
Tanaman pegagan mengandung senyawa glikosida madekosida pada bagian
daun dan tangkai daun dan senyawa tersebut memiliki efek antiinflamasi dan
antikeloid. Senyawa vallerin terdapat dalam daun dan resin ditemukan dalam
akar. Kedua senyawa tersebut memberikan rasa pahit atau mengandung asam
pekat (Pramono 1992).
Pegagan merupakan tumbuhan tropis dengan daerah penyebaran cukup
luas, dari dataran rendah sampai dataran tinggi, hingga 2.500 m di atas
permukaan laut (Januwati dan Muhammad 1992). Pegagan dapat ditemukan di
daerah perkebunan, ladang, tepi jalan, pematang sawah, ataupun di ladang yang
agak basah (Besung 2009). Januwati et al. (2002) melaporkan bahwa dengan
125.000 tanaman/ha, potensi produksi biomas kering dapat mencapai 1,27
2,05 t/ha. Selanjutnya Sutardi (2008) melaporkan produksi pegagan mencapai
6,94 t/ha, biomassa kering 1,85 t/ha, dan mengandung asiatikosida 845 mg/ha.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa pegagan mempunyai peluang untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.
Pada masa yang akan datang, pegagan prospektif sebagai bahan simplisia
obat tradisional seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga kesehatan dengan memanfaatkan bahan-bahan alami, termasuk obat
tradisional. Pegagan dimanfaatkan sebagai penyembuh luka, radang, reumatik,
asma, wasir, tuberkulosis, lepra, disentri, demam, dan penambah darah.
Pegagan digunakan dalam bentuk ramuan maupun sebagai bahan tunggal
(Soerahso et al. 1992). Herba tersebut dimanfaatkan masyarakat dalam bentuk
segar, kering maupun dalam ramuan (jamu) (Januwati dan Yusron 2005).
Tanaman pegagan memiliki fungsi dan berkontribusi terhadap peningkatan
sistem imun tubuh dan kesehatan. Tulisan ini membahas manfaat dan
kandungan bioaktif, klasifikasi, dan persyaratan tumbuh tanaman pegagan.
6
2.2 Antioksidan
7
setempat umumnya memanfaatkan tumbuhan untuk menggantikan pengobatan
modern dalam menjaga kesehatan dan mengobati penyakit berdasarkan
pengetahuan empiris (Elfahmi et al., 2014; Hamzah et al., 2018, 2019, 2020).
Sitotoksisitas dan aktivitas antioksidan merupakan dua parameter penting yang
perlu diperhatikan dalam pemanfaatan tumbuhan di bidang kesehatan, baik
untuk pemeliharaan maupun pengobatan (ARBIASTUTIE et al., 2017; Piluzza
et al., 2020).
Radikal bebas didefinisikan sebagai atom atau molekul dengan satu atau
lebih elektron yang tidak berpasangan dan bersifat tidak stabil, berumur
pendek, dan sangat reaktif untuk penarikan elektron molekul lain dalam tubuh
untuk mencapai stabilitas yang menyebabkan potensi kerusakan pada
biomolekul dengan merusak integritas lipid, protein, dan DNA yang mengarah
pada peningkatan stres oksidatif seperti penyakit neurodegenerative, diabetes
mellitus, penyakit kardiovaskular, proses penuaan dini, bahkan kanker
(Phaniendra, et al., 2015).
Radikal bebas dapat berada di dalam tubuh karena adanya hasil samping
dari proses oksidasi dan pembakaran sel yang berlangsung pada waktu
bernafas, metabolisme sel, olahraga atau aktivitas fisik yang berlebihan atau
maksimal, peradangan, dan terpapar polusi dari luar tubuh seperti asap
kendaraan, asap rokok, makanan, logam berat, industri dan radiasi matahari.
Radikal bebas yang paling banyak terbentuk di dalam tubuh adalah
superoksida. Superoksida ini akan diubah menjadi hidrogen peroksida (H2O2).
Hidrogen ini dalam tahap propagasi akan diubah menjadi radikal hidroksil
(*OH). Radikal hidroksil inilah yang menyebabkan terjadinya peroksidasi
lemak pada membran sel sehingga sel mengalami kerusakan.
8
stres oksidatif. Keadaan di atas menyebabkan tubuh memerlukan suatu asupan
yang mengandung suatu senyawa yaitu antioksidan yang mampu menangkap
dan menetralisir radikal bebas tersebut sehingga reaksi–reaksi lanjutan yang
menyebabkan terjadinya stres oksidatif dapat berhenti dan kerusakan sel dapat
dihindari atau induksi suatu penyakit dapat dihentikan. Reaksi terminasi
antioksidan biasanya terjadi dengan cara menangkap radikal hidroksil (*OH)
pada tahap reaksi peroksidasi lemak, protein atau molekul lainnya pada
membran sel normal sehingga kerusakan sel dapat dihindari (Adi, 2015).
9
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada jenis penelitian ini adalah DPPH (2,2-
difenil-1-pikrilhidrazil) yang bertujuan untuk menguji aktifitas antioksidan
pada simplisia tumbuhan pegagan (Centella Asiatica).
Ekstraksi sampel
Analisis Data
Kesimpulan
10
Indikator pencapaian yang diinginkan
N Kegiatan Capaian
O
1. Penyuluhan tentang pentingnya Masyarakat mengetahui
tumbuhan pegagan (Centella pengertian, fungsi serta manfaat
asiatica) terhadap kesehatan dari tumbuhan pegagan (Centella
asiatica)
2. Pelatihan pengujian antioksidan Masyarakat dapat menegetahui
pada tumbuhan pegagan bagaimana cara pengujian aktifitas
(Centella asiatica) antioksidan pada tumbuhan
pegagan (Centella asiatica)
11
1. Pembuatan Larutan DPPH. Pembuatan larutan DPPH 100 ppm dibuat
dengan cara menimbang DPPH sebanyak 5 mg kemudian ditambahkan
metanol p.a hingga 50 mL.
2. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum DPPH. 1 mL larutan
DPPH 100 ppm dimasukkan ke dalam tabung reaksi, selanjutnya
ditambahkan 3 ml metanol p.a dan dihomogenkan. Diinkubasi pada suhu
ruang selama 30 menit. Selanjutnya ditentukan panjang gelombang
optimumnya, diukur absorbansinya pada panjang gelombang 510-525 nm
(Syaifuddin, 2015).
3. Pembuatan Larutan Sampel Ekstrak Pegagan. Ditimbang ekstrak pegagan
sebanyak 25 mg, kemudian dilarutkan dalam 25 mL metanol p.a,
dimasukkan dalam labu ukur sehingga diperoleh larutan induk 1000 ppm.
Dari larutan induk dibuat seri konsentrasi menjadi 4, 8, 12, 16, 20 dan 100
ppm.
4. Pembuatan Larutan Vitamin C sebagai Pembanding. Ditimbang Vitamin C
sebanyak 5 mg. Dilarutkan dengan metanol p.a secukupnya, dimasukkan ke
dalam labu ukur 50 ml lalu ditambahkan metanol p.a hingga 50 ml,
sehingga diperoleh konsentrasi sebesar 100 ppm. Dari larutan induk dibuat
seri konsentrasi menjadi 2, 4, 6, 8 dan 10 ppm.
5. Pengukuran Serapan dengan spektrofotometer UV-Vis. Masing-masing
larutan sampel dan larutan pembanding, dipipet 1 mL, dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, ditambahkan 1 mL DPPH 100 ppm dan ditambahkan 2 mL
metanol p.a, dikocok hingga homogen. Larutan ini diinkubasi pada suhu
ruang selama 30 menit dan diukur serapannya pada panjang gelombang
optimum DPPH yang diperoleh. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
6. Penentuan % Inhibisi dan Nilai IC50
% Inhibisi = Abs blanko – Abs sampel x 100%
Abs Blanko
Nilai IC50 dihitung menggunakan persamaan regresi linier dari y = bx + a
antara konsentrasi larutan uji (x) dengan % Inhibisi (y).
12
3.4 Teknik Pengumpulan Bahan
Teknik pengumpulan bahan yang dilakukan pada daun yaitu dimulai dari
pengambilan Daun pegagan (Centella asiatica L) pada saat pagi hari, saat
tanaman mengalami proses fotosintesis. Daun dipetik dengan tangan satu per
satu secara acak, kemudian dilakukan sortasi basah untuk memisahkan
cemaran (kotoran dan bahan asing lain) dari bahan simplisia. Kemudian tahap
selanjutnya pencucian, pencucian dilakukan dengan air bersih. Kemudian Daun
pegagan (Centella asiatica L) yang telah dicuci bersih, dirajang, pengeringan,
sortasi kering. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau
13
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya
Minggu
NO Jenis kegiatan
1 2 3 4
1. Penyusunan Makalah
2. Pengumpulan data
3. Analisis data
4. Penyusunan laporan kemajuan
5. Penyususnan laporan akhir
14
DAFTAR PUSTAKA
Kamoda, A. P., Nindatu, M., Kusadhiani, I., Astuty, E., Rahawarin, H., & Asmin,
E. (2021). Uji Aktivitas Antioksidan Alga Cokelat Saragassum Sp.
Dengan Metode 1, 1-Difenil-2-Pikrihidrasil (Dpph). PAMERI:
Pattimura Medical Review, 3(1), 60-72.
Maharani, A. I., Riskierdi, F., Febriani, I., Kurnia, K. A., Rahman, N. A., Ilahi, N.
F., & Farma, S. A. (2021). Peran Antioksidan Alami Berbahan Dasar
Pangan Lokal dalam Mencegah Efek Radikal Bebas. In Prosiding
Seminar Nasional Biologi (Vol. 1, No. 2, pp. 391).
15
16
Lampiran 1. Tabel 1.5
Tabel 1.5 luaran yang diharapkan
17
Lampiran 2. Diagram 1. Tahapan penelitian
Ekstraksi sampel
Analisis Data
Kesimpulan
18
Lampiran 4. Tabel 3.2 Capaian yang diinginkan
N Kegiatan Capaian
O
1. Penyuluhan tentang pentingnya Masyarakat mengetahui
tumbuhan pegagan (Centella pengertian, fungsi serta manfaat
asiatica) terhadap kesehatan dari tumbuhan pegagan (Centella
asiatica)
2. Pelatihan pengujian antioksidan Masyarakat dapat menegetahui
pada tumbuhan pegagan bagaimana cara pengujian aktifitas
(Centella asiatica) antioksidan pada tumbuhan
pegagan (Centella asiatica)
19
Lampiran 5. Justifikasi anggaran kegiatan
20