Anda di halaman 1dari 7

LEMBARLAPORAN

PRAKTIKUMKIMIAKLINIK III
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNOLOGI
LABORATORIUM MEDIS POLTEKKES GENESIS
MEDICARE DEPOK
NamaMhsw/NPM :
PRAKTIKUM WaktuPrktk :
KIMIA KLINIK III DosenPengampu : Wibowo,SKMMKes
Jenispemeriksaan PEMERIKSAAN ANALISA SPERMA
ProsedurKerja Persiapan pasien
1. Sebelum menjalani pemeriksaan pasien dilarang untuk
melakukan hubungan seksual selama 3 – 5 hari.
2. Pengeluaran ejakulat sebaiknya dilakukan pada pagi hari,
sedekat mungkin sebelum pemeriksaan laboratorium.
3. Semen ditampung dalam pot urine dengan label identitas
pasien yang bermulut lebar, tutup ulir, dan steril.
4. Pasien diminta untuk mencatat waktu keluarnya sampel
sampai dengan menitnya dan harus segera memberikan
sampelnya ke laboratorium.
5. Pemakaian kondom untuk menampung sampel tidak
dianjurkan karena permukaan karet kondom sapat merusak
spermatozoa.
Pemeriksaan makroskopik.
1. Amati likuifaksi (pencairan) semen dalam waktu sejak diterima
hingga 60 menit berikutnya. Catat waktu likuifaksinya. Setelah
likuifaksi sempurna dilanjutkan pemeriksaan variabel yang lain.
Semen normal akan likuifaksi dalam / sampai dengan 60 menit. Bila
waktu pencairan lebih dari 60 menit pemeriksaan lanjutan tetap
dilakukan.
2. Amati warnanya, biasanya seperti air tajin atau putih mutiara.
3. Bau khas seperti bunga flamboyan.
4. Amati kekentalannya / viskositasnya, dengan cara menyedot semen
memakai pipet pasteur atau tip kuning dan teteskan. Viskositas
normal bila semen dapat menetes seperti butiran air menetes.
Viskositas abnormal bila waktu diteteskan terbentuk sulur > 2 cm.
5. Ukur pH dengan kertas pH atau pengukur pH. pH semen normal
dengan kertas pH berkisar 7,2 – 7,8.
6. Ukur volume semen dengan tabung ukuran. Volume semen normal
minimal 1.5 mL. ( pengukuran volume semen sebaiknya dilakukan
terakhir, agar tidak terlalu banyak manipulasi semen).
Pemeriksaan mikroskopik
1. Sebelum dilakukan pemeriksaan mikroskopik, aduk
semen perlahan-lahan
dengan batang pengaduk sampai homogen.
2. Buat tetesan 10 mikron pada kaca objek, dan ditutup
dengan kaca
penutup ukuran 20 x 20 mm.
3. Amati dengan mikroskop pembesaran 200 x atau
400 x. Bila penyebaran
sperma tampak sudah merata disemua bidang, segera
lakukan penilaian
motilitas sperma. Untuk mendapatkan hasil kesimpulan
yang akurat
lakukan pemeriksaan motilitas pada beberapa tetesan
(2-4 kali).
4. Sambil menilai motilitas, lakukan pengamatan
adanya aglutinasi.
5. Buat preparat kering semen , dilanjutkan pengecatan
sesuai prosedur
untuk penilaian morfologi.
6. Sambil menunggu preparat kering selesai, lakukan
pencacahan
konsentrasi sperma.
7. Pencacahan konsentrasi sperma dengan pengenceran
dan kamar hitung
Neubauer sesuai tatacara baku.
8. Bila preparat kering sudah selesai lakukan
pengamatan morfologi sperma
dan sel lain (lekosit, dan lainnya)
Pengamatan motilitas sperma.
 pengamatan motilitas sperma dilakukan segera
setelah semen mengalami likuifaksi
sempurna.
 Teteskan 10 um semen pada kaca objek dan tutup
dengan kaca penutup ukuran
22mm x 22mm.
 Amati dengan pembesaran 200 x atau 400 x.
Tunggu sampai semen berhenti
mengalir / bergerak. Pengamatan sebaiknya dibagian
tengah, untuk menghindari
pengeringan semen dibagian pinggir kaca penutup
yang dapat mempengaruhi
motilitas sperma.
 Lakukan pengamatan motilitas sperma dengan
kategori :
a. Sperma bergerak maju kedepan (progresif).
b. Sperma bergerak tetapi tidak maju, hanya berputar
putar atau bergerak ditempat
(non progresif).
c. Sperma diam atau tidak bergerak (imotil).
 Perhitungan dilakukan secara sistematis dengan
menggunakan mesin alat hitung (diff
count).
 Untuk menghindari pencacahan sperma tercacah dua
kali, lakukan pencacahan
secepat mungkin pada bidang yang diamati dari kiri
kekanan, atau dari atas kebawah

Bidang yang digunakan pencacahan pada bilik hitung Neubauer


 Bilik hitung Neubauer terdiri dua kotak berukuran 3mm x 3mm.
Yang masing-masing dibagi lagi menjadi 9 kotak besar berukuran
1mm x 1mm. Kedalaman0.1mm, volume = 0.1 ul.
 Kotak besar no.5, terdiri dari 25 kotak sedang. Masing – masing
kotak sedang terdiri 16 kotak kecil.
 Kotak sedang no. 5, 4 dan 6 masing-masing mempunyai 5 baris
yang sama besar.Setiap baris = 25 nl.
 Kotak sedang no. 1, 2, 3, 7, 8, 9 masing-masing mempunyai 4 baris
yang samabesar. Setiap baris = 20 n

Cara menggunakan bilik hitung untuk pencacahan


 Pencacahan dimulai pada kotak besar no. 5.
 Lakukan pencacahan mulai kotak sedang dari kiri ke kanan pada
baris pertama,dilanjutkan ke baris kedua dan seterusnya, sampai
didapat 200 sperma.
 Bila pencacahan sperma ke 200 terletak ditengah baris, maka
pencacahan harus dilanjutkan sampai akhir baris tersebut.
 Bila seluruh baris pada kotak besar no.5 tidak mencapai 200
sperma, pencacahan dilanjutkan pada baris - baris yang ada pada
kotak besar no. 4 dan no. 6.
 Bila pada semua baris kotak besar no. 5, 4, 6 pencacahan tidak
mencapai 200 sperma maka pengenceran diulang kembali dengan
pengencer yang lebih kecil. Pencacahan diulang kembali sesuai urutan
diatas

Prosedur pencacahan konsentrasi sperma


1. Dilakukan setelah semen likuifaksi sempurna (paling lama 60
menit)
2. Buat pengenceran 1 bagian semen : 19 bagian pengencer.
3. Aduk sampai homogen
4. Siapkan bilik hitung Neubauer dengan kaca penutupnya
5. Teteskan semen yang sudah diencerkan dari salah satu sisi kaca
penutup
6. Amati apakah penyebaran sperma merata atau tidak
7. Bila tidak merata, ulangi poin 5.
8. Bila sudah merata dilakukan pencacahan sesuai prosedur yang
sudah dibakukan.
9. Bila tampak penyebaran sperma terlalu pada buat pengenceran
ulang yang lebih
besar, bila penyebaran sperma terlalu jarang buat pengenceran ulang
yang lebih
kecil

Cara membuat preparat kering seperti membuat sediaan


hapusan darah tepi.
 Teteskan sekitar 10 um semen pada ujung gelas objek.
 Buat apusan semen dengan cara menempelkan pinggiran kaca
objek yang lain pada semen dengan sudut 45* dan geser sehingga
didapat apusan semen yang tipis dan rata.
 Tunggu sampai kering dan amati apakah penyebaran sperma cukup
rata, baru diwarnai.
 Prosedur pewarnaan sesuai zat pewarna yang dipakai.
 Setelah preparat siap, lakukan pengamatan dan pencacahan
morfologi sperma sesuai gambar diatas.
 Pengamatan dimulai dari bagian kepala sperma , bagian leher dan
bagian ekor.
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
KLINIKPOLTEKKES GENESIS MEDICAREPROGRAM STUDI
D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS DEPOK
PEMERIKSAAN ANALISA SPERMA
Data Pemeriksa Data Responden
Nama : Parameter :
NIM : No.Sample :
Klas : Tanggal :
Jenispemeriksaan ANALISA SPERMA
Metode  Makroskopis
 Mikroskopis
Tujuan Mengetahui analisa sperma pada manusia, baik secara makroskopis
dan mikroskopis. Mampu membedakan sperma yang normal dan
abnormal
Prinsippemerik Berdasarkan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopi yang
saan dilakukan maka akan diketahui apakan sperma yang
dihasilkan oleh seorang pria normalatau abnormal

Alat-alat Alat
- Mikroskop
- pipet tetes
- Pipet leukosit
- Objek glass
- Deck glass
- Bilik hitung Neubauer Improved (NI)
- Kertas indikator pH
- Gelas/tabung ukur 5 atau 10 ml
- Wadah / pot dengan penutup
- Tusuk gigi
- Beaker glass
Bahanpemer Bahan
iksaan - Semen
- NaCl fisiologis
- Aquadest
- Larutan fiksasi etanol 95% : eter ( 1:1 )
- Cat Giemsa
- Minyak imersi
Carakerja/ A. Pemeriksaan Makroskopis
prosedur 1. Terhadap Warna, Bau, pH, Viskositas, Volume dan Likuifraksi dari
cairan semen.
2. Lihat warna dari cairan semen, catat hasil apakah putih/putih ke abu-
abuan/abu-abu/kuning.
3. Lakukan pembauan pada cairan semen, catat hasil apakah bau
khas/tajam/tidak busuk/busuk.
4. Celupkan kertas indikator pH ke dalam wadah yang berisi cairan semen
dan cocokkan dengan skala warna pH, catat pH nya apakah memiliki pH 7,2-
7,8.
5. Celupkan batang kaca atau tusuk gigike cairan semen yang telah
diteteskan ke atas object glass, diangkat pelen-pelan dan ukur tinggi benang
yang terbentuk oleh batang kaca atau tusuk gigi sampai batas putus, catat
hasil apakah panjangnya 3-5 cm.
6. Ukur volume cairan semen dengan memindahkan ejakulat ke dalam gelas
ukur 5 atau 10 ml dan volume baru dapat diukur setelah mani mencair.
7. Taruh cairan semen dalam wadah (becker glass) dan biarkan pada suhu
kamar 15-20 menit lalu pindahkan ke wadah lainnya, catat hasil apakah
cairan semen mudah berpindah (mencair) atau sukar berpindah (belum
mencair) serta pada waktunya kurang dari 15 menit, 15-20 menit atau lebih
dari 20 menit

B. Pemeriksaan Mikroskopis.
1.Motilitas
a.Beri setetes cairan semen diatas object glass dan tutupi dengan deck
glass/cover glass periksa dengan pembesaran 10 X 40
b.Hitung 100 spermatozoa yang didalamnya juga diperhatikan berapa
jumlah yang hidup/masih bergerak dan berapa spermatozoa yang
sudah mati/tidak bergerak..
c.Catat hasil sebagai persentase spermatozoa motil dan laporkan
apakah 70% motil pada 1 jam post-ejakulasi.

2.Jumlah spermatozoa
a.Hisap cairan semen yang sudah mencair dengan pipet leukosit
hingga batas 0,5, lalu teruskan dengan menghisap aquadest hingga
angka 11, campur hingga homogen.
b.Cairan tersebut sudah siap dimasukkan kedalam bilik hitung
neubauer-Improved yang telah ditutup deck glass/cover glass dengan
bantuan mikroskop pembesaran 10 X 40.
c.Hitung jumlah spermatozoa pada permukaan bilik hitung seluas 1
mm2. Catat hasil dan kalikan dengan 200.000 (faktor pengenceran dan
faktor bilik hitung).

3.Morfologi spermatozoa
a.Buatlah sediaan apus tipis dari cairan semen tersebut diatas object
glassyang bersih dan bebas lemak, kering anginkan.
b. Lakukan fiksasi dengan alkohol 96% selama 5 menit.
c.Lakukan proses pewarnaan dengan zat warna Giemsa selama 15-20
menit, cuci dengan air mengalir perlahan-lahan.
d.Periksa dengan menggunakan mikroskop dengan tambahan minyak
imersi dan pembesaran 10X 100. Hitung berapa bentuk spermatozoa
normal dan berapa yang abnormal dalam 100 spermatozoa. Catat hasil
dan nyatakan dalam persen (%) berapa yang normal dan persen (%)
yang abnormal

Nilai Normal Jumlah sperma: 20 juta hingga lebih dari 200 juta per mililiter
(mL) Bentuk sperma: lebih dari 50% sperma memiliki bentuk normal

gambar hasil pengamatan

Anda mungkin juga menyukai