Anda di halaman 1dari 6

SPERMA

A. Dasar Teori
Spermatozoid atau sel sperma atau spermatozoa adalah sel reproduksi jantan pada
hewan bertubuh simetris dan pada manusia. Spermatozoid memiliki bentuk yang panjang
dan bergerak dengan ekor atau flagel untuk berenang menuju sel telur dalam proses
pembuahan. Spermatozoid manusia terdiri dari 3 bagian utama : kepala, leher, ekor. Sel
sperma akan membuahi ovum untuk membentuk zigot. Zigot adalah sebuah sel dengan
kromosom lengkap yang akan berkembang menjadi embrio.
Sperma dihasilkan dalam testis oleh sel-sel khusus yang disebut “spermatogonia.”
Jadi sebenarnya sperma dan semen adalah dua hal yang berbeda. Sperma merujuk pada
sel reproduksi pria yang dihasilkan dalam testis. Sementara itu semen adalah cairan yang
mengandung sperma dan dikeluarkan saat ejuklasi. Cairan semen, selain mengandung
sperma juga mengandung cairan dari kelenjar-kelenjar lain seperti kelenjar prostas dan
vesikula seminalis. Jadi sperma adalah salah satu komponen dalam semen.
B. Tujuan pemeriksaan
Adanya pemeriksaan sperma tentunya untuk mengetahui motilitas sperma, bau, fruktosa,
PH sperma, volume, liquifaksi, viskositas, konsentrasi, jumlah sperma, viabilitas serta
morfologi sperma.
C. Alat dan bahan
Alat:
1) Botol kaca bening bermulut lebar serta bertutup ulir
2) Label untuk identitas
3) Pipet tetes
4) Kertas PH
5) Gelas ukur
6) Objek glass, deck glass
7) Minyak imersi
8) Mikroskop
9) Mikropipet
10) Makrotube
11) Cell counter untuk menghitung sperma
12) Kamar hitung
13) APD lengkap

Bahan:
1) Sampel sperma
2) Larutan George
3) Eosin 0,5% untuk uji viabilitas
D. Tahapan Persiapan Pasien
1. Pasien konsultasi ke dokter spesialis sperma
dokter akan memberikan surat pengantar atau rujukan
2. Kemudian pasien akan diarahkan ke klinik terdekat dengan membawa surat pengantar
tersebut
3. Setelah di klinik pasien menuju ke customer service. Disana pasien akan diberitahu
cara pengambilan sperma yang baik dan benar.
4. Sebelum ke tahap pengambilan sperma, pasien akan diberi beberapa pertanyaan,
diantaranya:
a) Apakah bapak sudah menikah atau belum?
Barangkali sudah menikah bisa melakukan pengeluaran sperma dengan cara
berhubungan intim.
1) Coitus interuptus
Berhubungan intim tetapi tidak dikeluarkan di dalam vagina dan tidak
boleh memakai kondom.
2) Onani atau masturbasi
Merangsang diri sendiri dan tidak boleh menggunakan alat bantu
seperti mainan yang menyerupai vagina serta tidak boleh memakai
pelumas.
Note: Dalam kedua cara tersebut diperbolehkan untuk menonton film dewasa
untuk membantu pengeluaran sperma. Ketika pasien sudah merasakan
klimaks atau kira-kira sperma mau keluar, segera ditampung di dalam
botol yang sudah disediakan, tidak boleh ada yang tersisa sedikitpun
dari pertama keluar sampai selesai. Jika sperma pada tetesan pertama
tidak tertampung, maka harus diulangi dengan tidak berhubungan atau
mengeluarkan sperma selama 3 hari, baru bisa melakukan
pemeriksaan lagi.
b) Sudah berapa hari bapak tidak mengeluarkan sperma? Atau kapan terakhir
kalinya bapak mengeluarkan sperma?
Karena syarat pemeriksaan sperma itu minimal tidak mengeluarkan sperma
entah itu berhubungan intima atau dengan cara onani yaitu minimal 3-7 hari
jarak untuk pemeriksaan sperma. Jadi apabila pasien kemarin baru melakukan
hubungan intima tau mengeluarkan sperma dan hari ini mau periksa maka tidak
diperbolehkan.

5. jika pasien sudah lolos dari 2 pertanyaan tersebut, pasien akan dilanjutkan dan
diarahkan cara pengambilan sperma.

6. kemudian pasien dipersilahkan untuk masuk keruangan khusus, untuk


melakukanpengeluaran sperma. Di dalam ruangan khusus telah disediakan berbagai
fasilitas seperti tempat tidur, bantal, kasur, selimut, tv, toilet,film porno atau dewasa.
Sebelum melakukan pengeluaran sperma ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan
oleh pasien

1. Menjaga kebersihan pribadi:


Pastikan pasien membersihkan area genitalnya dengan baik sebelum pengeluaran
sperma. Gunakan air hangat dan sabun lembut untuk membersihkan area tersebut.
2. Menahan diri dari ejakulasi
3. Hindari alcohol dan obat-obatan terlarang karena dapat mempengaruhi kualitas
sperma
4. Hindari panas berlebihan, misalnya menghindari mandi air panas atau
menggunakan pakaian ketat yang dapat meningkatkan suhu testis dan
mempengaruhi kualitas sperma.

7. Jika sperma sudah tertampung, secepat mungkin diserahkan ke customer service lagi,
kemudian pasien akan ditanya tentang waktu pengeluaran sperma dan cara
pengeluarannya. Hal ini untuk melengkapi data blanko pemeriksaan.
8. Kemudian customer service akan menyerahkan sampel ke ATLM untuk diperiksa,
paling lambat 1 jam setelah di ejuklasi. Sampel diberi identitas seperti :

a. Nama
b. Nomor RM
c. Jam pengeluaran, lama abstinesia
d. Tanggal dan jam pemeriksaan
E. Tahap Analitik
1. Motilitas
Menghitung gerak sperma: gerak cepat, gerak lambat atau berputar, gerak di
tempat, dan mati atau tidak bergerak. Uji motilitas harus dilakukan terlebih
dahulu dibanding uji makroskopis karena uji motilitas untuk melihat gerak
sperma, kalau uji makroskopis dilakukan terlebih dahulu maka akan
mempengaruhi motilitas sperma. Hal yang mempengaruhi sperma adalah suhu
dan waktu.
Prosedur :
a. 1 tetes sperma diletakkan di objek glass, kemudian tutup dengan deck
glass
b. Dibaca menggunakan mikroskop perbesaran 10x lalu 40x untuk
memperjelas
2. PH: normal 7,2 – 7,8 (netral)
3. Volume
Volume yang baik yaitu 2 ml – 6 ml atau minimal 1,5 ml setiap kali ejakulasi.
Kekentalan atau viskositas < 2 cm atau kekentalan diukur dengan kecepatan
waktu < 6,2 detik. Spesimen semen yang normal harus mudah ditarik ke dalam
pipet dan membentuk tetesan kecil yang tidak tampak menggumpal ketika jatuh
dari pipet.
4. Warna : bening, putih atau sedikit keabuan
5. Bau : khas seperti klorin atau pemutih baju
6. Liquivaksi
Jarak pengeluaran sperma ke jarak pengerjaan yang baik itu tidak lebih dari 1 jam
(maksimal 1 jam )
7. Jumlah : didapat dari hasil konsentrasi volume
8. Konsentrasi
Normalnya 16 juta/ ml atau lebih dari 20 juta/ ml, dibaca menggunakan alat bilik
hitung di kotak eritrosit, cukup 5 kotak saja.
9. Viabilitas
Untuk menghitung jumlah sperma yang masih hidup. Prosedurnya menggunakan
reagen eosin 0,5%
10. Marfologi : normalnya > 30%
Yang dibaca dalam marfologi:
a. Normal : warna kepala terdapat radiasi (4-7)
b. Kelainan : kepala, leher, ekor
F. Penyimpanan
Dalam pemeriksaan sperma tidak boleh dilakukan di suhu ber AC, karena dapat
mempengaruhi motilitas sperma atau hidup dan matinya sperma, seharusnya dilakukan
pada suhu ruang 20 derajat c – 25 derajat c. jadi pada saat pemeriksaan sperma AC bisa
dimatikan terlebih dahulu.
G. Kesimpulan
Analisa sel spermatozoa adalah pemeriksaan yang dilakukan pada pria untuk menilai
adanya gangguan pada sperma. Spermatozoa memiliki 3 bagian terdiri dari kepala yang
ditudungi oleh akrosom, bagian tengah, dan ekor.
Proses pembentukan spermatozoa memiliki 3 tahapan yaitu:
a. Spermatositogenesis
b. Meiosis (pembelahan secara seksual, prosesnya dalam 2 tahapan pembelahan)
c. Spermiogenesis

Kelainan spermatozoa dilakukan pemeriksaan melalui metode analisa spermatozoa.


Pemeriksaan ini dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Kelainan spermatozoa
yaitu:

a. Aspermia
b. Azoospermia
c. Hypospermia
d. Hyperspermia
e. Oligozoospermia
f. Asthenozoospermia
g. Teratozoospermia
h. Necrozoospermia
i. Leucospermia
j. Hematospermia

Anda mungkin juga menyukai