Bersihkan tangan dan penis dengan sabun dan air bersih, kemudian keringkan.
Bukalah tutup wadah dan pastikan wadah sampel bersih, kering, dan steril.
Posisikan wadah sampel ketika hendak ejakulasi sehingga sperma dapat masuk ke
dalam wadah. Penting untuk diingat, jangan memasukkan sperma yang tumpah ke
dalam wadah.
Segera tutup wadah hingga rapat setelah sperma berhasil dikumpulkan.
Beri nama, tanggal, dan waktu pengambilan sampel pada wadah.
Sampel sperma harus disimpan sesuai suhu tubuh. Jika suhu tempat sampel sperma disimpan
terlalu hangat atau dingin, hasil pemeriksaan bisa saja menjadi kurang akurat.
Sampel sperma harus segera dibawa ke laboratorium dalam jangka waktu 30–60 menit
setelah sperma diambil. Tindakan ini dilakukan untuk mendapatkan sampel sperma yang baik
dan hasil tes yang akurat.
Jika pasien memiliki gangguan kesuburan yang mengakibatkan sedikit atau tidak adanya
sperma yang keluar ketika ejakulasi, dokter dapat mengambil sampel sperma melalui
prosedur bedah, seperti microsurgical epididymal sperm aspiration (MESA), atau testicular
sperm aspiration (TESA).
Jumlah sperma: 20 juta hingga lebih dari 200 juta per mililiter (mL)
Bentuk sperma: lebih dari 50% sperma memiliki bentuk normal
Pergerakan sperma: setidaknya 40%–50% sperma bergerak secara normal 1 jam
setelah ejakulasi dan skala pergerakan sperma 3 atau 4
Tingkat keasaman (pH): 7,2–7,8
Volume: 1,5-5 mL
Warna sperma: putih hingga abu-abu
Waktu mencair: 15–30 menit
Teknik standar analisis semen atau tes sperma adalah pengambilan sampel semen
melalui masturbasi setelah pasien menjalani 2–7 hari abstinence. Jika masturbasi tidak
memungkinkan, pengambilan sampel dapat dilakukan saat koitus menggunakan kondom
khusus.
1. Persiapan Pasien
Sebelum pengambilan sampel, pasien diinstruksikan untuk
menjalani abstinence selama 2–7 hari. Jika membutuhkan lebih dari satu sampel,
waktu abstinence sebelum pengambilan setiap sampel harus selalu sama. Pasien
diinstruksikan untuk mengambil sampel dengan masturbasi/koitus di ruang tertutup yang
tidak jauh dari laboratorium. Hal tersebut dilakukan untuk mempersingkat waktu antara
pengambilan sampel dan pemeriksaan.
Seluruh sampel dari permulaan hingga akhir ejakulasi harus ditampung. Pasien harus
melaporkan jika ada bagian sampel yang tumpah/hilang atau bila ada kesulitan dalam
pengambilan sampel. Sampel harus diterima laboratorium paling lambat 1 jam setelah
pengambilannya.
Jika tujuan analisis semen adalah untuk pemeriksaan mikrobiologis, ada beberapa langkah
tambahan yang perlu dilakukan pasien untuk menghindari kontaminasi, yakni:
2. Peralatan
Peralatan yang perlu dipersiapkan sebelum pengambilan sampel untuk analisis sperma
adalah wadah kaca atau plastik bersih bermulut lebar, yang terbuat dari bahan yang nontoksik
terhadap sperma. Wadah tidak harus steril, kecuali pada analisis semen yang ditujukan untuk
pemeriksaan mikrobiologis. Kondom khusus yang tidak mengandung lubrikan spermisidal
juga dibutuhkan jika pengambilan sampel dilakukan dengan cara koitus.
3. Posisi Pasien
Pasien dapat melakukan pengambilan sampel dengan posisi senyaman mungkin bagi
dirinya. Tidak ada posisi tertentu untuk melakukan pengambilan sampel semen.
4. Prosedural
Spesimen dikumpulkan setelah periode abstinensia seksual minimal 2 hari hingga tidak
lebih dari 7 hari. Spesimen yang dikumpulkan setelah abstinensia yang berkepanjangan
cenderung memiliki volum yang lebih tinggi dan penurunan motilitas. Ketika melakukan
pemeriksaan fertilitas, World Health Organization (WHO) merekomendasikan bahwa dua
atau tiga sampel dikumpulkan secara terpisah dengan jarak waktu tidak kurang dari 7 hari
atau lebih dari 3 minggu, dengan adanya dua sampel abnormal dianggap signifikan.
Laboratorium harus menyediakan gelas steril atau wadah plastik yang hangat untuk pasien.
Kapan pun memungkinkan, spesimen dikumpulkan di ruangan yang disediakan oleh
laboratorium. Namun, jika hal tersebut tidak memungkinkan, spesimen harus disimpan pada
suhu kamar dan dikirimkan ke laboratorium dalam waktu 1 jam pengumpulan. Petugas
laboratorium harus mencatat nama pasien dan tanggal lahir, periode abstinensia seksual,
kelengkapan sampel, kesulitan pengumpulan, dan waktu pengambilan spesimen serta tanda
penerimaan spesimen. Spesimen yang tidak langsung dianalisis harus disimpan pada suhu
37°C. Spesimen harus dikumpulkan dengan masturbasi. Jika hal ini tidak mungkin, hanya
kondom non lubrikasi atau kondom poliuretan yang harus digunakan. Kondom biasa tidak
dapat diterima karena mengandung spermisida (Strasinger KS, Lorenzo SM. 2014, Sarhar S.
2011).
Adanya variasi komposisi fraksi pada semen mendorong pengumpulan yang tepat dari
spesimen lengkap penting untuk evaluasi secara akurat pada fertilitas pria. Sebagian besar
sperma yang terkandung di bagian pertama ejakulasi penting untuk dikumpulkan secara
lengkap guna pemeriksaan spesimen fertilitas dan post vasektomi secara akurat. Ketika
sperma dari bagian pertama ejakulasi tidak ada, jumlah sperma akan menurun, pH meningkat
secara palsu, dan spesimen tidak akan cair. Ketika bagian terakhir dari ejakulasi tidak ada,
volume semen akan menurun, jumlah sperma meningkat secara palsu, pH menurun secara
palsu, dan spesimen tidak akan membeku. Pasien harus menerima instruksi secara terperinci
untuk pengambilan spesimen (Strasinger KS, Lorenzo SM. 2014)
Secara komersial sangatlah penting untuk mendapatkan sperma yang berasal dari
pejantan yang benar-benar unggul dalam jumlah yang banyak. Hal ini mendorong upaya
untuk melakukan studi yang intensif pada tingkah laku seksual, spermatogenesis, faktorfaktor
yang mempengaruhi fungsi testis dan epididimis serta cara koleksi semen. Metode evaluasi
sperma secara elektronik seperti computer-assisted sperm analysis (CASA) termasuk
penggunaan teknologi pewarnaan DNA (Tardif et al., 1998) mulai diterapkan untuk
menghasilkan evaluasi yang lebih valid terhadap potensi sperma sebagai sumber gamet
jantan.