Anda di halaman 1dari 40

Pemeriksaan

Spermatozoa
Arum Esti Mumpuni, S.Pd
Hello!
Andrologi merupakan suatu cabang ilmu
kedokteran yang mempelajari tentang segala
sesuatu yang berkaitan dengan masalah
reproduksi pria.
Salah satu pemeriksaanandrologi adalah
analisis sperma yang bertujuan untuk
meneliti segala unsur-unsur sperma (cairan
dan semen)

2
1.
Fisiologi Sperma
Spermatozoa terdiri dari 3
bagian :
1. Kepala / kaput
2. Bagian silindris
(penghubung kepala
dan ekor)
3. Ekor

4
5
Pertumbuhan Spermatozoa
Sel primitif tubulus testis Spermatogonium

Spermatosit 1 Spermatosit 2

Spermatid 1 Spermatid 2 Spermatid 1 Spermatid 2

Spermatozoa Spermatozoa Spermatozoa Spermatozoa

6
Cairan yang dikeluarkan
oleh seorang laki-laki
selama proses ejakulasi
dinamakan “EJAKULAT /
SEMEN / MANI”.
Yang terdiri atas
spermatozoa dan juga
sekresi dari kelenjar
urogenitalia pria.

7
8
Ejakulat merupakan campuran dari bahan yang dikeluarkan dari
bermacam kelenjar, diantaranya :

● Kelenjar Testis : Menghasilkan calon sel mani


● Kelenjar Prostat : Menghasilkan cairan yang mengandung banyak
protein (Banyak asam sitrat, pH asam, mengandung enzim acid
pospathase, mengandung spermin, mengandung seminin)
● Kelenjar Vesika seminalis : mengeluarkan gumpalan berbulir kecil
berwarana keabuan dengan pH basa
● Kelenjar epididimis : Tempat pendewasaan spermatozoa

9
Pemeriksaan
Spermatozoa
Berfungsi untuk pemeriksaan
fertilitas atau infertilitas, juga
untuk pemeriksaan pasca
vasektomi.
Analisis sperma dilakukan
dalam tahapan :
1. Makroskopis
2. Mikroskopis
3. Kimia

10
2.
Pemeriksaan Spermatozoa
Persiapan
Pengumpulan Ejakulat
● Masturbasi (Onani) : Cara paling baik dalam panampungan ejakulat
● Coitus Interuptus : Melakukan senggama dengan terputus
● Coitus condomatus : Bersenggama menggunakan kondom
● Reflux poscoital : Suatu cara coitus ( senggama) setelah sperma
keluar didalam vagina , sperma tersebut dibilas menggunakan
cairan
● Pijat prostat : Dengan cara memijat bagian kelenjar prostat melalui
rektum

12
Tempat Penampungan Sperma
● Semua alat boleh digunakan asal tidak mengan “spermatotoksik”
● Disarankan berbahan gelas, bermulut lebar
● Logam tidak dapat digunakan karena dikhawatirkan mengganggu
arus listrik sperma sehingga mengganggu pergerakan sperma
● Wadah berbahan plastik dapat digunakan dengan syarat sudah
lulus uji spermatotoksik

13
Abstinensia Seksualis
Sebelum menjalani pemeriksaan sperma, pasien tidak
diperbolehkan melakukan kegiatan seksual (sperma tidak boleh keluar)
selama beberapa hari (biasanya 3-4 hari).
Jika abstinensia terlalu lama maka volume sperma akan meningkat
dan sperma banyak yang tidak bergerak. Dan jika abstinensia terlalu
pendek maka volume sperma akan berkurang dan morfologi sperma
cenderung jelek.

14
2.
Pemeriksaan Spermatozoa
Makroskopis
Volume
● Diukur menggunakan gelas ukur dan dibaca dengan ketelitian 1
angka dibelakang koma.
● Di negara Indonesia volume normal adalah 2 – 5 ml
● Volume >8 disebut dengan hipervolumik, biasanya disebabkan
oleh kerja kelenjar yang terlalu berlebihan dan juga konsumsi obat
tertentu
● Volume <1 disebut hipovolumik, biasanya disebabkan oleh
ejakulasi berturut-turut, vesika seminalis buntu dan juga
penampungan yang tidak sempurna

16
Bau
● Spermatozoa memiliki bau yang ‘khas’, dalam pelaporan medis
biasanya dituliskan dengan ‘khas’ atau ‘tidak khas’.
● Memiliki bau seperti bunga akasia yang sedang mekar, namun
secara kimia biasa disebut memiliki bau seperti ‘klor’ atau kaporit.
● Dalam keadaan tertentu misalnya infeksi, sperma dapat
mengeluarkan bau busuk

17
pH
● PH normal sperma berkisar antara 7,2-7,8 (diukur dengan pH
paper)
● pH tinggi biasanya disebabkan oleh peradangan akut pada kelenjar
prostat, epididimis, vesika seminalis.
● pH rendah dapat disebabkan oleh peradangan kronis pada kelenjar
prostat, epididimis dan juga vesika seminalis.
● Untuk pemeriksaan pH sebaiknya sperma dibuat agar homogen
terlebih dahulu (20 menit)

18
Warna
● Ketika memeriksa warna dari sperma kita memerlukan latar
belakang putih
● Warna normal sperma adalah putih keruh kadang tampak keabuan
atau kekuningan
● Warna kemerahan pada sperma disebabkan karena terdapat darah
didalamnya, kondisi ini dinamakan hemospermia
● Ejakulat yang jernih biasanya didalamnya tidak terkandung
spermatozoa, dan juga ejakulat yang terlalu keruh biasanya
dicurigai terdapat infeksi

19
20
Likuifaksi
● Merupakan proses mencairnya ejakulat, biasanya diperiksa setelah
20 menit ejakulat dikeluarkan
● Jika setelah 20 menit ejakulat belum mencair atau homogen
diartikan terdapat gangguan (seminin buruk)
● Apabila setelah diterima ejakulat langsung berubah mencair
mungkin tidak terdapat koagulum dikarenakan saluran vesika
seminalis yang buntu

21
Viskositas / Kekentalan
Diukur dengan teknik ‘Elliason’
● Ejakulat dihomogenkan, lalu dihisap kedalam pipet
● Arahkan pipet secara tegak lurus dan lepaskan cairan didalam
pipet
● Bersamaan dengan ini jalankan stopwatch
● Sampai pada tetesan pertama matikan stopwatch dan catat waktu
yang diperlukan
● Viskositas normal tidak melebihi 2 detik

22
23
2.
Pemeriksaan Spermatozoa
Mikroskopis
Motilitas
● Baiknya diperiksa setelah 20 menit sampel diterima tetapi jang
dilakukan pemeriksaan jika sudah samapi 60 menit
● Pada pemeriksaan lapang pandang kita dapat melihat sekaligus
pergerakan spermatozoa
● Pergerakan spermatozoa yang baik adalah lurus kedepan,
pergerakan yang kurang baik biasanya zig zag, berputar-putar dan
lain-lain
● Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada suhu kamar

25
Motilitas
Perhitungan
● Cara perhitungan biasanya dimulai dari yang tidak bergerak, kemudian
bergerak kurang baik dan berlanjut ke spermatozoa yang bergerak baik
dinyatakan dalam satuan persen.
● Untuk mengetahui spermatozoa telah mati atau belum maka akan
dilakukan pengecatan khusus

26
Motilitas
Pengecatan
Cara pengecatan EOIS-NEGROSIN :
● Teteskan 1 tetes ejakulat diatas objek glass dan tambahkan 1 tetes eosin
(0,5%) homogenkan
● Tambahkan 2 tetes larutan Negrosin(10%) homogenkan, lalu buat
hapusan
● Hitung jumlah spermatozoa dengan mikroskop pembesaran 1000x
● Jika didpatkan yang mati lebih dari 30% maka kondisi ini disebut
‘nekrozoospermia’

27
Motilitas

Hasil pengecatan EOSIN-NEGROSIN

28
Konsentrasi
Cara Sediaan Natif
● Homogenkan sperma dan ambil 1-3 tetes letakkan diatas kaca objek
● Lalu tutup dengan cover glass
● Priksa sediaan dengan mikroskop pembesaran 400x
● Hitung berapa banyak spermatozoa yang ada di dalam lapang pandang
Apabila pada pemeriksaan lapang pandang tidak ditemukan spermatozoa,
maka pemeriksaan konsentrasi tidak diperlukan, dan kondisi ini disebut
azoospemia

29
Konsentrasi
Apabila didapatkan kondisi azoospermia,hendaknya ejakulat disentrifuge
dengan kecepatan 2000 RPM selama 15 menit, kemudian endapannya dipriksa,
guna mengetahui ada atau tidaknya spermatozoa yang bersembunyi. Kondisi ini
disebut kriptospermia
Azoospermia disebabkan oleh beberapa hal :
● Testis yang kecil / rusak
● Saluran testis buntu
● Vasektomi
● Overdosis androgen dan kortikosteroid

30
Konsentrasi
Perhitungan spermatozoa dengan Bilik Hitung
Apabila dijumpai >100 spermatozoa perlapang pandang :
● Isap ejakulat dengan pipet thoma leukosit hingga batas 0,5
● Kemudian isap larutan pengencer (safranin) hingga tanda batas 11
(sehingga ejakulat telah diencerkan 20x)
● Teteskan pada kamar hitung Neubauer Improved, setelah sebelumnya
dibuang 1-3 tetes terlebih dahulu
● Hitung spermatozoa hanya dalam 1 kotak leukosit

31
Konsentrasi
Perhitungan spermatozoa dengan Bilik Hitung
Apabila dijumpai <100 spermatozoa perlapang pandang :
● Isap ejakulat dengan pipet thoma leukosit hingga batas 1
● Kemudian isap larutan pengencer (safranin) hingga tanda batas 11
(sehingga ejakulat telah diencerkan 20x)
● Teteskan pada kamar hitung Neubauer Improved, setelah sebelumnya
dibuang 1-3 tetes terlebih dahulu
● Hitung spermatozoa hanya dalam 1 kotak leukosit

32
Konsentrasi
Sehingga pertihungannya adalah
Pengenceran x N spermatozoa
Misal :
20 x 100 = 200.000 spermatozoa/cm3

33
Morfologi
Pembagian spermatozoa berdasarkan pada bentuk kepala.
Spermatozoa normal memiliki bentuk kepala yang oval
Macam Spermatozoa berdasarkan morfologinya :
● Normo : Oval
● Piri : seperti buahpir
● Lepto : Bentuk ceking
● Terato : Bentuk tidak beraturan dan besar

34
Morfologi
● Mikro : bentuk kepala kecil
● Strongly : bentuk seperti larva Strongyloid
● Loose head : tidak memiliki kepala
● Immature : spermatozoa belum dewasa
Pengamatan morfologi akan lebih mudah apabila dilakukan pengecatan
dengan Giemsa. Dengan dibuat apusan, lalu menghilangkna lendir dengan
larutan fenol, dicuci air mengalir, lalu tambahkan buffer dan cat dengan
Giemsa selama 20 menit.

35
36
2.
Pemeriksaan Spermatozoa
Kimiawi
Reaksi Selivonaff
Penetapan kadar fruktosa dengan menggunakan reaksi selivonaff sebagai
dasar :
• Lakukan deproteinasi, 0,1 ml ejakulat dengan 2,9ml aquadest + Ba(OH)2
sebanyak 0,5ml, homogenkan lalu + 0,5 ml ZnSO4, Homogenkan

• Sediakan 3 tabung, T (tes) diisi 2 ml cairan langkah pertama, S (standar) diisi dengan
2 ml standar fruktosa, B (blanko) diisi dengan 2 ml air

• Pada 3 tabung tersebut diisi manging-masing 2 ml resorsinol dan 6 ml HCL

• Panaskan dalam bejana air bersuhu 90 derajat selama 10 menit

• Baca absorbansi T dan S terhadap B pada panjang gelombang 490 nm

• Hitung kadar fruktosa dengan rumus AT/AS


38 x 200 = mg Fruktosa/dl ejakulat
Cara Pemanasan
● Masukkan 0,05 ml ejakulat kedalam tabung + 2ml larutan resorsinol (05gr
dalam alkohol 96%), homogenkan
● Panaskan didalam air mendidih selama 5 menit
● Jika ejakulat mengandung fruktosa, maka warna akan berubah menjadi
coklat
● Jika tidak mengandung fruktosa maka tidak akan berubah warna
● Interpretasi hasil +1, +2, +3, +4

39
Want big impact?
Use big image.

40

Anda mungkin juga menyukai