Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENELITIAN PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS, MIKROSKOPIS, DAN

KIMIAWI SPERMA
UJI KEUNGGULAN SEL SPERMA DALAM PENENTUAN KUALITAS SPERMA
DI SUSUN GUNA MEMENUHI SYARAT UJIAN R2-R4 TAHAP PROGRAM PENDIDIKAN
DOKTER SUBSPESIALIS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

DI SUSUN OLEH :
Dr.Tri Asmoro Gandrung /spob/1604181902990001

PROGRAM PASCASARJANA S2 PENDIDIKAN KEDOKTERAN SUBSPESIALIS


OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
A. Pertemuan ke : R2
B. Judul: Pemeriksaan Sperma
C. Metode :
1. Makroskopis
2. Mikroskopis
3. Kimiawi
D. Tujuan :
1. Untuk mengetahui kualitas sperma secara makroskopis
2. Untuk mengatahui kualitas sperma secara mikroskopis
3. Untuk mengetahui kandungan fruktosa dalam sampel semen ejakulat secara kimiawi
E. Prinsip :
1. Pemeriksaan secara makroskopis, pemeriksaan dilakukan dengan cara mengamati
specimen dengan mata telanjang tanpa bantuan alat seperti mikroskop
2. Pemeriksaan sperma secara mikroskopis, pemeriksaan dilakukan dengan membuat
sediaan specimen pada objeck glass, kemudian dilakukan proses lanjutan seperti
pewarnaan (tergantung jenis pemeriksaan yang dilakukan) kemudian melakukan
pengamatan dengan bantuan mikroskop dengan perbesaran yang tertentu..
3. Pemeriksaan kimia dilakukan dengan mengencerkan sampel menggunakan aquadest dan
ditambah dengan reagen kimia seperti larutan ZnSO, dan Ba(OH), Fruktosa akan berubah
menjadi furfural oleh pengaruh HCL dan pemanasan, furfural yang terjadi akan
berkondensasi dengan resorcinol menyusun senyawa yang berwarna merah
F. Manfaat :
1. Dapat mengetahui tingkat kesuburan pria
2. Dapat mengetahui fertilitas dan infertilitas pada pria
3. Dapat mengetahui penyebab gangguan kesuburan yang dialami oleh pria
G. Dasar Teori :
Sperma yang sering disebut juga mani atau semen adalah ejakulat yang berasal dari
seorang pria berupa cairan kental dan keruh, berisi sekret dan kelenjar prostat, kelenjar-kelenjar
lain dan spermatozoa. Pemeriksaan sperma merupakan salah satu elemen penting dalam
penilaian fertilitas atau infertilitas. Pemeriksaan sperma meliputi maksroskopis (hal-hal yang
terlihat dengan mata telanjang), mikrospkopis, kimia dan imunologi.
Namun, di sini yang akan kita lakukan adalah hanya pemeriksaan sperma secara
makroskopis, mikroskopis dan kimia. Banyak pria yang sering merasa tidak nyaman dengan
adanya pemeriksaan sperma hal ini mengingat sperma merupakan produk cairan tubuh yang
hanya bisa dikeluarkan sebagai puncak rasa birahi (orgasme).
Tidak seperti cairan tubuh lain yang biasa diperoleh dengan cara yang menyakitkan yaitu
disuntik seperti darah. cairan sumsum tulang, cairan otak maka cairan sperma ini dikeluarkan
dengan cara "tidak menyakitkan". Tidak semua pria dengan mudah bisa mengeluarkan sperma
apalagi disebuah tempat yang cukup asing seperti rumah sakit atau laboratorium Sebenarnya hal
ini tidak bisa menjadi alasan karena saat ini rumah sakit atau laboratorium biasanya telah
menyediakan tempat yang dibuat sedemikian rupa agar pasien bisa melakukan proses
mengeluarkan sperma dengan nyaman,
H. Prosedur :
1. Pemerksaan Mikroskopis
a. Pengukuran volume
Dilakukan setelah sperma mencair, Sperma ditampung seluruhnya dalam botol
penampung yang bermulut lebar untuk sekali ejakulasi. Volume diukur dengan gelas ukur yang
mempunyai skala volume 0.1 ml. Kemudian baca hasil dengan menggunakan standar analisis
b. pH
Untuk mengukur pH cukup dengan menggunakan kertas pH. Sperma yang telah
dituangkan kedalam tabung reaksi, lalu dimasukkan kertas pH. selanjutnya dibaca hasilnya.
Sperma yang normal menunjukkan sifat yang agak basa yaitu 7.2-7.8. Pengukuran sperma harus
segera dilakukan segera setelah sperma mencair karena akan mempengaruhi pH
sperma.Menggunakan standar WHO
c. Bau sperma
Spermatozoa yang baru keluar mempunyai bau khas atau spesifik, untuk mengenal bau
sperma, seseorang harus telah mempunyai pengalaman untuk membaui sperma. Sekali seorang
telah mempunyai pengalaman, maka ia tidak akan lupa akan bau sperma yang khas tersebut.
Sperma yang baru keluar pada botol penampung, dicium baunya, lalu dlaporkan bau khas yang
tercium menurut standar WHO.
d. Warna Sperma
Sperma yang telah di tampung dalam tabung reaksi di amati dengan menggunakan latar
putih dan menggunakan penerangan yang cukup. Memeriksa warna sperma sekaligus memeriksa
kekeruhan, sperma yang normal biasanya berwarna putih keruh seperti air kanji kadang-kadang
agak keabu-abuan. Standar ke nommalan wama sperma menggunakan standar dari WHO.
e. Likuefaksi
Likuefaksi di periksa 20 menit setelah ejakulasi (setelah dikeluarkan). Dapat dilihat
dengan melihat koagulumnya. Bila 20 menit belum homogeny kemungkinan ada gangguan pada
kelenjar prostat. Bila sperma yang baru diterima langsung encer mungkin tidak mempunyai
koagulum karena saluran pada kelenjar vesica seminalis buntu atau memang tidak mempunyai
vesica seminalis.
f. Viskositas
Kekentalan atau viskositas sperma dapat diukur setelah likufaksi sperma sempurna.
Pemeriksaan viskositas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu (WHO, 1999; 2010): .
 Cara subyektif
Dengan cara menyentuh permukaan sperma dengan pipet atau batang pengaduk,
kemudian di tarik maka akan terbentuk benang
 Cara pipet Elliason.
Syaratnya sperma harus homogen dan pipet yang digunakan harus kering Mengukur
viskositas dengan menggunakan pipet elliason. Prosedurnya cairan sperma dipipet sampai
angka 0.1 kemudian atas pipet ditutup dengan jari. Setelah itu arahkan pipet tegak lurus
dan stopwatch dijalankan, jika terjadi tetesan pertama stopwatch dimatikan dan dihitung
waktunya dengan detik
2. Pemeriksaan Mikroskopis (metode pewarnaan eosin)
1. Sampel sperma diteteskan kedalam tabung reaksi kecil
2. Ditambahkan 1 tetes eosin 5% dan 1 tetes negrosin 10% di aduk
3. Diambil 1 tetes, kemudian dibuat apusan diatas objek glass dan keringkan
4. Periksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 10X10 pada 100 lapang pandang dan hasil
dinyatakan dalam persen (%)
Nilai Normal
 Bentuk Normal: Bentuk oval
 Bentuk spermatozoa abnormal :
1. Bentuk Piri (Seperti buah pir)
2. Brntuk terato (tidak beraturan dan berukuran besar)
3. Bentuk lepto (ceking)
4. Bentuk Mikro (Kepala seperti jarum pentul)
5. Bentuk Strongyle (seperti larva stongyloides)
6. Bentuk Lose Hezel (Tanpa kepala )
7. Bentuk Immature (spermatozoa belum dewasa, terdapat cytoplasmic)
 Nilai normal jumlah sperma hidup: 75% atau lebih sperma hidup
3. Pemeriksaan Kimiawi
1. Alat: Spekrofotometer
2. Reagensia :
 Laruran Ba(OH)2 0,3 n
 Larutan ZnSO4 0,175,m
 Larutan Resorcinol 0,1% dalam 100ml alcohol 95%
 Standar Fruktosa stock 50 mg fruktosa larut dalam 100 ml asm benzoate 0,2%
 Standar fruktosa 1 ml standar fruktosa stock diencerkan dengan H2O 100ml. Konsentrasi
200 mg fruktosa / dalam mani.
Prosedur Kerja :
1. Lakukan diproteinsasi mani yang akan diperiksa dengan terlebih dulu mengencerkan
mengencerkan 0,1 ml mani dengan 2.9 ml air. Kemudian tambah 0.5 ml larutan
Ba(OH)2, campur, tambah 0,5 ml lar ZnSO4, campur lagi dan centrifuge
2. Sediakan 3 tabung T(test), S (standard) dan B (blanko). Tabung T diisi 2 ml cairan pada
langkah 1, tabung S diisi 2 ml standard fruktosa larutan kerja dan tabung B diisi 2 ml
aquadest.
3. Kepada tabung T. S dan B masing-masing ditambah 2 ml resorcinol dan 6 ml HCL
4. Campur isi tabung masing-masing, panasilah dalam bejana air 90°C selama 10 menit.
5. Baca absorbansi T dan S terhadap B pada 490 nm dengan spektrofotometer.
6. Hitung kadar fruktosa dengan rumus AT/ASX 200
I. Hasil :
1. Makroskopis sperma
2. Mikroskopis sperma
3. Kimiawi
J. Nilai normal :
1. Makroskopis sperma
 Volume normal: 2-3 ml
 pH normal: 7,2-7,8
 Bau normal: seperti bunga akasia
 Warna normal : putih keruh
 Viskositas: kurang dari 2 detik
2. Mikroskopis sperma
 Bentuk Normal: Bentuk oval
 Bentuk spermatozoa abnormal :
1. Bentuk Piri (Seperti buah pir)
2. Bratuk terato (tidak beraturan dan berukuran besar)
3. Bentuk lepto (ceking)
4. Bentuk Mikro (Kepala seperti jarum pentul)
5. Bentuk Strongyle (seperti larva stongyloides)
6. Bentuk Lose Hezel (Tanpa kepala)
7. Bentuk Immature (spermatozoa belum dewasa, terdapat cytoplasmic)
Nilai normal jumlah sperma hidup: 75% atau lebih sperma hidup
3. Kimiawi
 Kadar fruktosa normal: 120-450 mg/dl
K. Kesimpulan:
Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan sperma untuk mengetahu
kualitas sperma yang baik secara makroskopis, mikroskopis, dan kimiawi. Uji kualitas sperma
secara makroskopis dimaksudkan untuk mengetahui volume, bau, pH, warna, liquefaction,
viskositas dan fruktosa kualitatif.
Uji makroskopis untuk menganalisa sel sperma yang normal ataupun abnormal secara
fisik. Pemeriksaan mikroskopis sperma dengan pengecatan Eosin-Negrosin ini dilakukan untuk
melihat motilitas sperma atau kemampuan gerak sperma dan morfologi sperma, baik dari jumlah,
maupun bentuk kepala dari sperma secara mikroskopis dengan bantuan mikroskop. Hasilnya
yaitu spermatozoa yang hidup akan berwarna merah sedangkan spermatozoa yang mti akan tidak
berwarna. Pemeriksaan kimiawi sperma digunakan untuk mendeteksi adanya kandungan fruktosa
dalam sampel sperma, pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menambahkan sampel dengan
reagen recerciol kemudian dibaca dengan spektrofotometer. Nilai normal fruktosa dalam sperma
adalah berkisar 120-450 mg/dl..
L. Pembahasan :
Sperma adalah zat setengah cair atau setengah kental yang terdiri dari dua bagian yaitu
plasma sperma (plasma semen) dan spermatozoa. Plasma sperma dihasilkan oleh kelenjar-
kelenjar prostat, vesika seminalis, epididimis, cowper dan littre. Sedangkan spermatozoa
dihasilkan oleh aktivitas tubuli seminiferus. Semen yang diejakulasikan selama aktivitas seksual
pria, terdiri atas cairan dan sperma yang berasal dari vas deferens (kira-kira 10% dari
keseluruhan semen), cairan dari vesikula seminalis (kira-kira 60%), cairan dari kelenjar prostat
(kira-kira 30%) dan sejumlah kecil cairan dari kelenjar mukosa terutama kelenjar bulbouretralis.
Jadi, bagian terbesar semen adalah cairan vasikula seminalis yang merupakan cairan yang
terakhir diejakulasikan dan berfungsi untuk mendorong sperma keluar dari duktus ejakulatorius
dan uretra pH rata-rata campuran semen mendekati 7.5.
Analisa sperma adalah suatu pemeriksaan laboratoris yang penting untuk menilai fungsi
organ reproduksi pria. Dari hasil analisa sperma dapat memberikan kualitas informasi yang
banyak kepada kita tentang keadaan testis baik kuantitas maupun kualitas spermatozoanya,
fungsi sekretoris kelenjar seks aksesori pria (baik kelenjar prostat, vesikula seminalis, parauretra
littre & cowpri), juga epididimis maupun kemungkinan adanya kesalahan fungsi seksual Analisa
sperma merupakan pemeriksaan yang relatif sederhana dan tidak hanya diperlukan dalam
masalah penanganan infertilitas saja, tetapi juga dalam hal-hal lain seperti post vasektomi, hernia
inguinalis, gangguan desensus testis, pra klinefelter, kasus-kasus medikolegal, beberapa keluhan
seksual, dan sebagainya.
Secara teknis laboratoris analisa sperma dibagi menjadi dua yaitu: Analisa sperma dasar
(rutin) dan Analisa sperma lengkap. Untuk praktikum yang dikerjakan adalah Analisa sperma
dasar (rutin).
Analisa sperma dasar dilakukan menurut tahapan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Makroskopis yang meliputi: koagulum, likuefaksi, wama, bau, volume,
viskositas, dan pH.
2. Pemeriksaan Mikroskopis, ada 2 macam, yaitu:
a. Pemeriksaan Mikroskopis pertama yang meliputi kepadatan, motilitas, aglutinasi, round
cell, dan viabilitas.
b. Pemeriksaan Mikroskopis kedua yang meliputi jumlah spermatozoa dan morfologi
spermatozoa.
3. Pemeriksaan kimiawi: Untuk mengetahui kandungan fruktosa dalam sampel
semen/ejakulat secara kimiawi
Sebelum menjalani pemeriksaan main pasien diminta agar tidak mengadakan kegiatan sexual
selama 3-5 hari. Pengeluaran ejakulat sebaiknya dilakukan pagi hari, sedekat mungkin sebelum
pemeriksaan laboratorium. Mani langsung dikeluarkan ke dalam satu wadah terbuat dari gelas
atau kaca yang bermulut lebar dan yang terlebih dahulu dibersihkan dan dikeringkan. Wadah itu
harus dapat ditutup dengan baik untuk menjaga jangan sampai sebagian tertumpah. Pasien
diminta mencatat waktu pengeluaran mani tepat sampai menitnya dan menyerahkan sampel itu
selekasnya kepada up. Laboratorium juga wajib mencatat waktu pemeriksaan-pemeriksaan
dijalankan.
M. Data Riwayat Yang Di Teliti dan Hasil Yang Di Teliti :
1.Data Riwayat M.X
Nama : Muhhamad Fadli Faiq
Umur : 22 Th
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Tempat dan tanggal lahir : 17 September 2000
Domisili : Bandung
Pekerjaan : Mahasiswa
Riwyat yang di derita :-
Kesuburan :+
Golongan darah :O
Reforma X : X+
Data XF : A4
Hubungan intim : Belum Pernah
2.Data Riwayat M.X
Nama :
Umur :
Agama :
Status :
Tempat dan tanggal lahir :
Domisili :
Pekerjaan :
Riwyat yang di derita :
Kesuburan :
Golongan darah :
Reforma X :
Data XF :
Hubungan intim :
3.Data Riwayat M.X
Nama :
Umur :
Agama :
Status :
Tempat dan tanggal lahir :
Domisili :
Pekerjaan :
Riwyat yang di derita :
Kesuburan :
Golongan darah :
Reforma X :
Data XF :
Hubungan intim :
b.Hasil Uji Klinis Sperma
X X- X+ Xx - + V x+
Terato 26 26 200 100% + 13%
Macro 30 30 200 100% + 15%
Micro 10 10 200 100% _+ 5%
Double 4 4 200 100% _+ 2%
Tail defect 4 4 200 100% +_ 2%
Midpicedefact 0 0 200 100% - 0,0%
cytoplasmicdrople 0 0 200 100% - 0,0%
t
Piri 60 60 200 100% ++ 30%
Lepto 36 36 200 100% ++ 18%
c.Tingkat Kesuburan Sperma
pH ++X --X + _
7.2 - 7,8 3 3 3 3
6.2 – 6,6 2 2 2 2
d.Hasil Dari Analisis
0,43 0,98 0,00 -7 - - -0,178
0,11 0,76 0,02 - 0,9 0,13 +198
e.Gangguan Pada Kesuburan Sperma
0.1 2% 3,90- + - 1,4
0,4 1% 0,7- - - 1,2
0,2 7% 2- - + 1,9
N. Referensi :
https://www.academia.edu/12373393/ LAPORAN PATOLOGI KLINIK https://simdos
unud.ac.id/uploads/file pendidikan I dir 063210596568b957c068644 $46324bac.pdf
https://www.academia.edu/16557443/PEMERIKSAAN SPERMA
https://id.scribd.com/doc/190414669/Pembahasan-Pemeriksaan-spermo

Anda mungkin juga menyukai