Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM URINALISA & CAIRAN TUBUH

PEMERIKSAAN SPERMA
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah urinalisasi
Dosen pengampu Ahmad Riadi Skep M.Kes

disusun oleh

Azmi Hanifah
(P1337434119056)
D3 TLM Reguler B Tk.2

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKTIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

2020
A. Pertemuan ke : 7
B. Judul : Pemeriksaan Sperma
C. Metode :
a. Makroskopis
b. Mikroskopis (Eosin-Negrosin)
c. Kimiawi
D. Tujuan :
a. Untuk mengetahui kualitas sperma secara makroskopis.
b. Untuk mengetahui sperma secara mikroskopis.
c. Untuk mengetahui dan menentukan kadar frukstosa dalam semen yang bertalian
dengan kadar testosterone secara kimiawi
E. Prinsip
a. Makroskopis: mengamati specimen dengan mata telanjang tanpa bantuan alat seperti
mikroskop.
b. Mikroskopis: membuat sediaan specimen pada objeck glass, dan melakukan
pengamatan dengan bantuan mikroskop
c. Kimiawi: Fruktosa akan berubah menjadi furfural oleh pengaruh HCL dan
pemanasan, furfural yang terjadi akan berkondensasi dengan resorcinol menyusun
senyawa yang berwarna merah.
F. Manfaat:
Untuk mengetahui cara pemeriksaa sperma secara makroskopis, mikroskopis dan
kimiawi.
G. Dasar Teori
Semen merupakan cairan putih atau abu&abu yang dikeluarkan dari uretra pada
saat ejakulasi. Sperma terdapat atau bagian dari semen disamping cairan&cairan lainya.
Kuantitas dan kualitas penting sekali dalam fungsi reproduksi. Pada semen yang baik,
sperma akan dapat survive, berenang dan akhirnya mencapai sel ovum di saluran
reproduksi wanita. Sperma dan ovum akan bersatu dalam suatu proses yang disebut
fertilisasi (pembuahan) membentuk zygot. Zygot inilah calon individu baru yang
mewarisi setengah sifat ayah dan setengah sifat ibu.
Sperma yang sering disebut juga mani atau semen adalah ejakulat yang berasal dari
seorang pria berupa cairan kental dan keruh, berisi sekret dari kelenjar prostat, kelenjar2
lain dan spermatozoa. Pemeriksaan sperma merupakan salah satu elemen penting dalam
penilaian fertilitas atau infertilitas. Pemeriksaan sperma meliputi maksroskopis (hal-hal
yang terlihat dengan mata telanjang), mikrospkopis, kimia dan imunologi. Namun, di
sini yang akan kita lakukan adalah hanya pemeriksaan sperma secara makroskopis dan
mikroskopis saja.
Sperma yang baru keluar selalu menunjukan adanya gumpalan atau koagolum
diantara lendir putih yang cair. Pada sperma yang normal gumpalan ini akan segera
mencair pada suhu kamar dalam waktu 15-20 menit. Peristiwa ini dikatakan sperma
mengalami pencairan (liquefaction). Liquefaction terjadi karena daya kerja dari enzim-
enzim yang diproduksi oleh kelenjar prostat, enzim ini disebut enzim seminim
Spermatozoa merupakan sel yang sangat terspesialisasi dan padat yang tidak lagi
mengalami pembelahan atau pertumbuhan, berasal dari gonosit yang menjadi
spermatogonium,spermatosit primer dan sekunder dan selanjutnya berubah menjadi
spermatid dan akhirnya berubah menjadi spermatozoa. Spermatozoa terdiri atas dua
bagian fungsional yang penting yaitu kepala dan ekor (Anonim, 2009).
Sperma dewasa terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, bagian tengah dan ekor
(flagellata).Kepala sperma mengandung nukleus.Bagian ujung kepala ini mengandung
akrosom yang menghasilkan enzim yang berfungsi untuk menembus lapisan–lapisan sel
telur pada waktu fertilisasi.Bagian tengah sperma mengandung mitokondria yang
menghasilkan ATP sebagai sumber energi untuk pergerakan sperma.Ekor sperma
berfungsi sebagai alat gerak (Anonim, 2009).
Banyak pria yang sering merasa tidak nyaman dengan adanya pemeriksaan sperma
hal ini mengingat sperma merupakan produk cairan tubuh yang hanya bisa dikeluarkan
sebagai puncak rasa birahi (orgasme). Tidak seperti cairan tubuh lain yang biasa
diperoleh dengan cara yang menyakitkan yaitu disuntik seperti darah, cairan sumsum
tulang, cairan otak maka cairan sperma ini dikeluarkan dengan cara “tidak
menyakitkan”. Tidak semua pria dengan mudah bisa mengeluarkan sperma apalagi
disebuah tempat yang cukup asing seperti rumah sakit atau laboratorium. Sebenarnya
hal ini tidak bisa menjadi alasan karena saat ini rumah sakit atau laboratorium biasanya
telah menyediakan tempat yang dibuat sedemikian rupa agar pasien bisa melakukan
proses mengeluarkan sperma dengan nyaman
H. Prosedur
a. Makroskopis
- Likuefaksi (pencairan)
Sperma yang baru saja dikeluarkan selalu menunjukkan adanya gumpalan
diantara lendir putih yang cair. Untuk sperma yang normal gumpalan ini akan
mencair setelah waktu 15-20 menit.
- Viskositas (Kepekatan)
Ditentukannya setelah terjadi Likuifaksi sempurna, caranya:
1. Dengan subyektif
Dengan cara menyentuh permukaan sperma dengan pipet atau batang gelas
(makin panjang menujukan viskositas semen yang tinggi), kemudian ditarik
maka akan terbentuk benang.
2. Dengan Pipet Elliason
- Cairan sperma dipipet sampai angka 0.1
- Kemudian atas pipet ditutup dengan jari. Setelah itu arahkan pipet
tegak lurus
- Stopwatch dijalankan, jika terjadi tetesan pertama stopwatch
dimatikan dan dihitung waktunya dengan detik.
- Volume
Sperma diukur dengan tabung/gelas ukur dari kaca volumenya diukur dengan
berskala 0,1-10 ml.
- Warna dan Kekeruhan
Sperma yang telah di tampung dalam tabung reaksi di amati dengan
menggunakan latar putih dan menggunakan penerangan yang cukup. Memeriksa
warna sperma sekaligus memeriksa kekeruhan, sperma yang normal biasanya
berwarna putih keruh seperti air kanji kadang-kadang agak keabu-abuan atau
kekuningan-kuningan dan keruh.
- Bau
Normal: Bau sperma khas seperti bunga aksia (Bau sperma yang khas ini
disebabkam oleh adanya spermine yang dihasilkan oleh prostat.
Ab normal: Berbau tidak khas, misalnya= bau obat-obatan, amis dsb.
- pH / keasaman sperma
1. Teteskan sampel sperma pada kertas pH
2. Bacalah hasilnya setelah 30detik dengan membandingkan dengan kertas
standar
Normal menunujukkan sifat yang agak basa yaitu 7.2 – 7.8.
Ab normal:
- Cairan prostant mempunyai pH yang rendah yaitu ¿7,0.
- Infeksi yaitu ¿ 7,8
b. Mikroskopis (Eosin-Negrosin)
1. Siapkan 1 tetes sperma tambahkan 1 tetes larutan Eosin 0,5% dalam aquadest
pada objeck glass diaduk samapai rata selama 15 detik
2. Kemudian tambah 2 tetes larutan Negrosin 10%, diaduk dan dibuat hapusan lalu
dikeringkan diudara
3. Setelah itu diperiksa dibawah mikroskop perbesaran 1000x dihitung per 100
spermatozoa.
c. Kimiawi
1. Lakukan diproteinsasi mani yang akan diperiksa dengan terlebih dulu
mengencerkan mengencerkan 0,1 ml mani dengan 2,9 ml air. Kemudian tambah
0,5 ml larutan Ba(OH)₂, campur, tambah 0,5 ml lar.ZnSO₄, campur lagi dan
centrifuge.
2. Sediakan 3 tabung T(test), S (standard) dan B (blanko). Tabung T diisi 2 ml
cairan pada langkah 1, tabung S diisi 2 ml standard fruktosa larutan kerja dan
tabung B diisi 2 ml aquadest.
3. Kepada tabung T, S dan B masing-masing ditambah 2 ml resorcinol dan 6 ml
HCL
4. Campur isi tabung masing-masing, panasilah dalam bejana air 90°C selama 10
menit.
5. Baca absorbansi T dan S terhadap B pada 490 nm dengan spektrofotometer.
6. Hitung kadar fruktosa dengan rumus AT/AS x 200.
I. Hasil
a. Makrokopis

HASIL NILAI SATUAN


NORMAL

1. Likuefaksi (pencairan) 20 menit 15-20 menit Menit

2. Viskositas (Kepekatan) 2 detik 1-2 detik Detik

3. Volume 2,5 ml 2,5 – 5 ml ml

4. Warna & Kekeruhan Putih Putih keabu-


kekuningan abuan

5. Bau Khas (Chlor) Khas (Chlor)

6. pH 8 7,2 – 7,8

b. Mikroskopis (Eosin-Negrosin)

c. Kimiawi
Kadar Fruktosa sperma normal : 120 – 450 mg/dl
J. Nilai Normal
a. Makroskopis
- Likuefaksi: adanya gumpalan diantara lendir putih yang cair.
- Viskositas (Kepekatan): 1-2 detik
- Volume: 2,5 - 5 ml
- Warna dan kekeruhan: berwarna putih keruh seperti air kanji kadang-kadang
agak keabu-abuan atau kekuningan-kuningan dan keruh
- Bau: Bau sperma khas seperti bunga aksia (Bau sperma yang khas ini
disebabkam oleh adanya spermine yang dihasilkan oleh prostat.
- pH: 7.2 – 7.8.
b. Mikroskopis (Eosin-Nigrosin)
Nilai normal : 75 % atau lebih spermatozoa yang hidup.
c. Kimiawi
Nilai normal berkisar antara 120-450 mg/dl.
K. Simpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan memperoleh pemeriksaan Mikroskopis
mengamati likuefaksi, viskositas (Kepekatan), volume, warna, bau, dan pH dengan
batasan normal. Pemeriksaan Mikroskopis (Eosin-Nigrosin) terdapat Spermatozoa yang
hidup akan terlihat tidak berwarna dan Spermatozoa yang mati akan berwarna merah.
Dan pada Pemeriksaan Kimiawi Kadar fruktosa dalam mani normal berkisar antara 120-
450 mg/dl dan fruktosa itu berasal dari vesiculae seminales.
L. Pembahasan
Semen (sperma) ialah ejakulat berasal dari seorang pria berupa cairan kental dan
keruh, berisi sekret dari kelenjar prostat, kelenjar-kelenjar lain dan spermatozoa.
Pemeriksaan sperma merupakan salah satu jalan yang termudah untuk mengetahui
tingkat kesuburan/fertilitas dan infertilitas seorang pria. Tingkat kesuburan ini memberi
kesan, akan kemampuan seorang pria untuk memperoleh keturunan. Sudah jelas bagi
kita semua bahwa seorang pria dengan tingkat kesuburan yang rendah atau dengan kata
lain steril sulit baginya untuk memperoleh keturunan, demikian juga sebaliknya. Oleh
karena hal tersebut diatas, maka seyogyanyalah seorang pria memeriksakan dirinya
untuk mengetahui tingkat kesuburannya.
Pemeriksaan sperma merupakan salah satu jalan yang termudah untuk mengetahui
tingkat kesuburan/fertilitas dan infertilitas seorang pria. Tingkat kesuburan ini memberi
kesan, akan kemampuan seorang pria untuk memperoleh keturunan. Seorang pria dengan
tingkat kesuburan yang rendah atau steril sulit baginya untuk memperoleh keturunan.
Oleh karena hal tersebut diatas, maka seyogyanyalah seorang pria memeriksakan dirinya
untuk mengetahui tingkat kesuburannya.
Seseorang yang akan memeriksakan spermanya, sebaiknya terlebih dahulu melakukan
pantangan (abstinensi) untuk tidak mengeluarkan sperma sedikit-dikitnya selama 3 hari
(3 x 24 jam) dengan alasan menurut penyelidikan, jangka waktu sebesar itu sudah cukup
untuk suatu spermiogenesis dan untuk sampel yang baik.
Segera setelah diterima petugas laboratorium, hendaknya sperma secepatnya
diperiksa. Sperma harus diletakkan di dalam suhu kamar. Contoh sperma tidak boleh
didinginkan dibawah 20OC atau dipanaskan diatas 40C, oleh karena kedua hal ini dapat
mempengaruhi motilitas dan viabilitas spermatozoa.
M. Referensi
Modul_Praktikum_Urinalisa_dan_Cairan_Tubuh_S.Tr_TLM
http://www.atlm.web.id/2014/11/makalah-sperma.html
https://kupdf.net/download/makalah-pemeriksaan-
sperma_5bf8e1f8e2b6f5602933c5bb_pdf
http://lab-anakes.blogspot.com/2016/01/pemeriksaan-sperma-semen.html
http://kuliahanaliskesehatan.blogspot.com/2013/05/pemeriksaan-spermatozoa.html
http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2010/01/analisa-sperma-dalam-kimia-klinik.html

Anda mungkin juga menyukai