Oleh:
HANIF SHAIFA RISMA
NIM.P1337434119101
Menyetujui
Pembimbing,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “GAMBARAN MIKROSKOPIS JARINGAN GINJAL YANG
DIFIKSASI DENGAN LARITAN NBF 10% DENGAN VARIASI WAKTU”.
Proposal KArya Tulis Ilmiah ini disusun untuk membuat Karya Tulis Ilmiah,
Yang merupakan tugas akhir dari serangkaian persyaratan akademis untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Kesehatan Bidang Teknologi
Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.
iii
7. Teman-teman, mahasisawa Jurusan Analis Kesehatan angatan ke-11 yang
senantiasa saling membantu dan saling memberikan semangat serta
dukungan.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kata sempurna, dengan kerendahan hati penulis harapkan kritik dan saran dari
seluruh pihak demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga karya Tulis
ini dapat bermanfaat untuk pengembangan penelitin selanjutnya.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PERSETIJUAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................v
DAFTAR TABEL...........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................4
D. Ruang Lingkup.....................................................................................4
E. Manfaat Penelitian................................................................................4
F. Keaslian Penelitian...............................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................7
A. Tinjauan Teori......................................................................................7
B. Kerangka Teori.....................................................................................18
C. Kerangka Konsep.................................................................................19
D. Hipotesis...............................................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................20
A. Jenis Penelitian.....................................................................................20
B. Desain Penelitian..................................................................................20
C. Variabel Penelitian...............................................................................20
D. Definisi Operasional.............................................................................20
E. Sampel dan Unit Penelitian..................................................................21
F. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................21
G. Bahan dan Alat.....................................................................................21
H. Teknik Pengumpulan Data...................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................25
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian...........................................................................5
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Kualitas Mikroskopis Sediaan............................17
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tubuh, baik manusia, hewan, serta tumbuhan, dan dalam bentuk histopatologi
susunan serat jaringan ikat, otot, dan lain sebagainya sesuai denga gambaran
Inderiati (2017), ketika sel atau jaringan itu terlepas dari tubuh baik sengaja
atau tidak sengaja maka sel atau jaringan itu akan mengalami kematian
1
jaringan ketika terlepas dari tubuh maka perlu dilakukan suatu tindakan yang
degeneratif yang dimulai segera setelah jaringan lepas dari kontrol tubuh dan
dalam pengolahan jaringan yang merupakan proses yang krusial agar dapat
membuat slaid sediaan histopatologi yang layak untuk dibaca” (Musyarifah &
komponen jaringan dan keadaan ini dapat mengubah keadaan dari “life-like
state” yang ideal (Musyarifah & Agus, 2018). Menurut Jahira (2018), Fiksasi
ukuran. Fiksasi juga dapat membunuh bakteri yang dapat membuat jaringan
busuk.
2
(PERHATIKAN KAIDAH PENULISAN S-P-O-K) kekuranganya adalah
daya fiksasinya lebih lambat yakni 12 sampai 24 jam (Miranti, 2010). Sangat
sel atau jaringan yang terdapat di pusat terdalam suatu jaringan tersebut.
bahwa waktu dalam catatan fiksasi, dan waktu yang cukup diperbolehkan untuk
reaksi kimia terjadi, waktu yang diukur dalam beberapa jam tidak memadai, dan
kurang ikatan silang dalam jaringan yang diperlukan untuk waktu yang singkat tidak
akan memberikan perlindungan yang memadai terhadap jaringan efek fiksasi etanol
(HE) dengan waktu fiksasi 8, 16, dan 24 jam hasil gambar rata-rata baik yaitu warna
biru terang pada inti sel, warna merah (eosin) pada sitoplasma dan warna pada
preparat seragam.
dalam penelitian ini adalah larutan Buffered Neutral Formalin (BNF) 10%.
Alasan memilih cairan fiksasi Buffered Neutral Formalin ( BNF) 10% karena
penggunaannya lebih muda dan dapat digunakan untuk mengawetkan jaringan dalam
3
kurun waktu yang cukup lama, namun daya fiksasinya lebih lambat yakni 12-24 jam.
Hematoksilin Eosin (HE) dengan waktu fiksasi 8, 16, dan 24 jam hasil gambar rata-
rata baik yaitu warna biru terang pada inti sel, warna merah (eosin) pada sitoplasma
dan warna pada preparat seragam. Hal tersebut menjadi landasan bagi peniliti untuk
10% tetapi waktu fiksasi lebih cepat dari 8 jam atau lebih lama dari 24 jam.
B. Rumusan Masalah
mikroskopis jaringan ginjal yang difiksasi dengan NBF 10% dengan variasi
waktu”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Ruang Lingkup
4
Ruang lingkup penelitian ini adalah sitohistoteknologi
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
2. Bagi Akademik
sitohistoteknologi.
fiksasi.
F. Keaslian Penelitian
variasi waktu yang telah ada sebelumnya. Daftar penelitian sebelumnya yang
5
jam hasil gambar rata-
rata baik yaitu warna
biru terang pada inti
sel, warna merah
(eosin) pada sitoplasma
dan warna pada
preparat seragam.
Sehingga larutan
fiksasi Buffered
Neutral Formalin
(BNF) 10% bisa di
gunakan pada fiksasi
jaringan dengan waktu
yang lebih singkat.
2. Arlyco Yoga Studi Pengaruh hasil penelitian
Oktaviando Lama Waktu Fiksasi menunjukkan bahwa
Terhadap Gambaran jaringan yang
Mikroskopis difiksasi dalam
Jaringan Dengan waktu 6-24 jam
Pewarnaan memperlihatkan
Hematoxylin-Eosin gambaran
mikroskopis jaringan
yang baik, sedangkan
pada jaringan yang
difiksasi pada waktu
1 minggu atau lebih
memperlihatkan
gambaran
mikroskopis yang
kurang baik.
terletak pada penggunaan hewan coba, organ yang diambil, dan lama waktu
fiksasi. Pada penelitian sebelumnya oleh Jahira, Sri Sinto Dewi, dan Arya
Iswara menggunakan organ hati dan ginjal hewan coba kelinci dan lama
waktu fiksasi yaitu 8, 16, dan 24 jam. Sedangkan penelitian sebelumnya oleh
6
Arlyco Yoga Oktaviando menggunakan organ hati dan ginjal pada hewan
coba mencit (mus musculus) dan lama waktu fiksasi 6-24 jam dan 1 minggu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Histoteknik
Histoteknik adalah metode atau cara untuk membuat sajian histologi dari
spesime tertentu melalui suatu proses hingga menjadi sajian yang siap untuk
diamati dan dianalisa. Sajian histologi yang baik dapat digunakan untuk riset,,
guna mempelajari perubahan jaringan dan organ tubuh hewan coba yang
jaringan atau organ tubuh tertentu (Sari, 2015). Adapun tahapan pengolahan dari
eosin (HE), mounting, dan pembacaan hasil. Semua proses tersebut hendaknya
dilakukan sebaik mungkin karena setiap proses akan menentukan hasil baik
dengan baik (Akbar, 2010). Mencit sering digunakan untuk hewan percobaan
karena memiliki beberapa keunggulan seperti siklus hidup yang pendek, jumlah
7
anak yang banyak setiap kelahiran, mempunyai variasi sifat yang tinggi, dan
dimilik hewan coba pada bidang kedokteran adalah sifat respon biologis dan
Mencit adalah hewan coba yang memenuhi kriteria tersebut khususnya secar
fisiologis organ yang sama dengan manusia sehingga dapat digunakan sebagai
hewan coba.
3. Ginjal
merah yang terletak tinggi pada dinding posterior abdomen, berjumlah sebanyak
dua buah dimana masing-masing terletak pada kanan dan kiri columna
vertebralis (Snell, 2012). Kedua ginjal terletak didinding posterior perut, di luar
rongga peritoneum. Parenkim setiap ginjal memiliki korteks ginjal luar, dan
medulla ginjal bagian dalam sebagian besar tubulus linear dan saluran (Mescher,
2016).
Satuan fungsi ginjal terdiri atas nefron dan duktus kolingentes yang
korteks setiap ginjal terdapat jutaan nefron. Nefron ini terdiri atas dua
2010).
4.1 Fiksasi
8
4.1.1 Definisi
9
ketika membran organel pecah. Salah satu proses yang harus
4.2 Dehidrasi
10
jaringan, sehingga spesimennya lunak dan tidak bisa dilakukan proses
bertingkat mulai dari alcohol 30%, 50%, 70%, 80%, 95%, dan alcohol
(Alwi, 2016).
4.3 Clearing
suatu larutan yang berikatan dengan parafin. Pada proses clearing ini
4.4 Embedding
11
sewaktu dipotong jaringan akan mudah robek. Berdasarkan metode
4.5 Blocking
12
Jaringan dapat diorientasikan di tepi, di ujung atau di permukaan,
2017).
4.6 Pemotongan
dengan cermat dan teliti agar tidak terjadi berbagai kelainan dan
digunakan.
4.7 Pewarnaan
13
Pewarnaan adalah proses pemberian warna pada jaringan yang
rehidrasi.
sifat asam basa dari larutan yang kemudian akan berikatan dengan
di dalam jaringan.
14
Perekatan preparat berfungsi untuk mengawetkan jaringan yang telah
diwarnai sehingga jaringan akan awet lebih dari 5 tahun. Proses perekatan
ini dilakukan dengan ojek glass berisi pita preparat ditetesi menggunakan
4.9 Pelabelan
sebagai berikut:
1. Temperatu/Suhu
antara unsur fiksatif dengan sel atau jaringan. Dampak peningkatan suhu
area yang tidak sulit untuk dihentikan. Fiksasi yang menggunakan teknik
perlahan hingga suhu mencapai 45 °C. Suhu ini merupakan suhu yang
dapat diterima dengan baik untuk menjaga morfologi sel dan jaringan
dengan kualitas yang baik. Peningkatan suhu pada larutan fiksasi dapat
juga dilakukan dengan suhu yang lebih tinggi, sampai 65 ° C, namun perlu
15
2. Waktu Penetrasi
diantara jenis-jenis larutan fiksatif yang ada dan juga jenis sel yang
sebagian.
3. Dimensi specimen
terfiksasi dari seluruh sisi dan juga proses difusi dari larutan yang
diharapkan dapat bergerak bebas di dalam kaset dan tidak ada kontak
antara jaringan dan kaset itu sendiri. Ketika jaringan itu menempel
16
4. Rasio Volume terhadap specimen
terjaga.
5. Tingkat Keasaman pH
fisik.
17
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Kualitas Mikroskopis Sediaan
B. Kerangka Teori
Jaringan Ginjal
Hewan Coba
Proses pembuatan
Jaringan
Dehidrasi
Clearing
Embedding
18
Blocking
Sectioning
8 jam
Hasil gambaran
Fiksasi NBF 24 jam mikroskopis yang
10% difiksasi dengan
variasi waktu
48 jam
D. Hipotesis
Hipotesis dari penelian ini adalah lama waktu fiksasi dengan variasi waktu
yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda dari segi inti sel,
PENELITIAN DESKRIPTIF…?)
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
dengan larutan Neutral Buffer Formalin (NBF) 10% dengan variasi waktu
B. Desain Penelitian
20
jaringan ginjal dengan variasi waktu 8, 24, dan 48 jam sesuai kriteria
C. Variable Penelitian
ginjal yang difiksasi dengan neutral buffered formalin (NBF 10%) dengan
D. Definisi Opersional
dinyatakan dengan hasil yang berkualitas baik , kurang baik, dan tidak
baik.
a. Lokasi penelitian
21
Lokasi penelitian dilakukan di laboratorium Analis Kesehatan
b. Waktu penelitian
1. Alat
2. Bahan
1) Pisau jaringna
2) Pinset
3) Talenan
4) Alat ukur
5) Kaset
b. Pembuatan jaringan
1) Tissue processor
c. Pengeblokkan
1) Pinset
2) Beaker Glass
3) Oven
22
4) Kaset jaringna
1) Mikrotom
1) Water bath
f. Pewarnaan
2) Penampang preparat
3) Pinset
4) Penghitung waktu
g. Pembacaan hasil
1) Mikroskop cahaya
3. Bahan
2) NBF 10%
4) Xylol
5) Parfin cair
6) Hemaxtocilin-eosin
8) Entelan eosin
9) Minyak imersi
23
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini merupakan teknik
pengumpulan data primer, yaitu data yang berasal dari pengamatan dengan
variasi waktu 8, 24, dan 48 jam. Data tersebut berisikan gambaran kualitas
dengan neutral buffer formalin (NBF 10%) dengan variasi waktu 8, 24,
dan 48 jam.
Prosedur pemeriksaan :
chloroform
cm x 1 cm x 1cm
24
JUMLAH SAMPEL…?
DAFTAR PUSTAKA
25
Dobson, L., dll. (2010). Image Analysis as an Adjust to Manual HER2
Immunohistochemical Review: a Diagnostic Tool to Standardize
Interpretation. Histopathology, 27-38.
Eroschenco V.P. 2010. Atlas Histologi difiore dengan Korelasi Fungsional, ed 11.
Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Fauzi, M. Risanto. 2018. Perbandingan Fiksasi Bnf 10% Dan Aseton Pada
Jaringan Dengan Pewarnaan HE (Hematoxilin Eosin). Manuscript
Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang. Diakses dari http://repository.unimus.ac.id.
Ganjali H, Ganjali M. 2013. Fixation in tissue processing. International Journal of
Farming and Allied Sciences.
Inderiti, Dewi. 2017. Sitohistoteknologi. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Keshatan.
Jahira dll. 2018. PENGARUH LAMA FIKSASI TERHADAP GAMBARAN
MIKROSKOPIS DENGAN PEWARNAAN Hematoxilyn Eosin (HE.
Manuscript Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Kementrian kesehatan. 2015. Panduan Penatalaksanaan Kanker payudara. Pusat
Pendidikan SDM Kesehatan: Jakarta
Krostian, Erick dan Dewi Inderiati. 2017. Bahan ajar Teknologi Laboratorium
Medik (TLM) SITOHISTOTEKOLOGI. Kemetrian kesehatan.
Mescher, A.L. 2016. Basic Histology Indiana University Bloomingtoon.Indiana.
Miranti, M. d. (2010 ). The Burden of Cancer in Member Countries of the
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Asian Pacific Journal of
Cancer Prevention vol. 13, 411-420.
Musyarifah, Zulda dan Salmiah Agus. 2018. Proses Fiksasi pada Pemeriksaan
Histopatologik. Jurnal FK Unand. Diakses dari http://jurnal.fk.unand.ac.id
Pamungkas, Z. (2011). Deteksi Dini Kanker Payudara. Jogjakarta: Bukubiru
Rahmadani, Aviana Fitri. (2018). Pengaruh Lama Fiksasi BNF 10% Dan
METANOL terhadap Gambaran Mikroskopis Jaringan Dengan
Pewarnaan HE (Hematoxylin-Eosin). Manuscript. Universitas
Muhammadiyah Semarang.
CEK KEMBALI..
26