Oleh :
Arie Suseno
1102010032
Pada
JAKARTA
2018
ABSTRAK
Softlens atau lensa kontak dapat menimbulkan dampak negatif yang perlu diwaspadai yaitu perubahan fisiologis
yang signifikan pada metabolisme, struktur epitel dan endotel kornea, serta kadar oksigen dan karbondioksida
pada stroma kornea yang dapat menyebabkan komplikasi pada mata. Beberapa komplikasi terutama disebabkan
oleh keadaan hipoksia dan infeksi yang disebabkan karena terbentuknya celah pada epitel kornea yang
memudahkan masuknya agen-agen infeksi ke dalam jaringan kornea.
Tujuan umum penulisan skripsi ini adalah memberikan informasi mengenai hubungan infeksi bacterial pada
penggunaan softlens dengan terjadinya keratokonjungitivitis ditinjau dari segi kedokteran dan Islam. Tujuan
khususnya adalah memberikan informasi mengenai penyakit keratokonjungitivitis, Menjelaskan hubungan
infeksi bakterial pada penggunaan softlens dengan terjadinya keratokonjungitivitis. Menjelaskan pandangan
Islam mengenai hubungan infeksi bakterial pada penggunaan softlens dengan terjadinya keratokonjungitivitis.
Keratokonjungtivitis yang merupakan peradangan pada kornea dan konjungtiva yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor dan sering kali mengalami kekambuhan. Insiden keratokonjungtivitis relatif kecil yaitu sekitar
0,1% - 0,5% dari pasien dengan masalah mata yang berobat, dan hanya 2% dari semua pasien yang diperiksa di
klinik mata. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana cara penatalaksanaan kasus ini agar dapat
mengalami penyembuhan maksimal dan mencegah terjadinya rekurensi ataupun komplikasi yang dapat
mengurangi kualitas hidup.
Tinjauan Islam terhadap penggunaan softlens berdasarkan kaidah Fiqhiyyah, pada dasarnya diperbolehkan
selama penggunaan softlens ini mendatangkan manfaat dan tidak menimbulkan mudharat dan kita harus selalu
menjaga kebersihan dari softlens tersebut. Apabila penggunaan Softlens lebih banyak mudharatnya dari pada
manfaatnya, maka tidak boleh digunakan.
Skripsi ini dapat menjadi saran pertimbangan bagi dokter muslim, masyarakat dan para ulama dalam
penggunaan softlens. Oleh karena itu masalah ini menjadi penting untuk mengerti tentang hubungan infeksi
bakterial pada penggunaan softlens dengan terjadinya keratokonjungitivitis.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah kami setujui untuk dipertahankan di hadapan penguji skripsi. Fakultas
Dr. Tri Agus. H, Sp.M Dra. Hj. Siti Nur Riani, M.Ag
iii
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, serta shalawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
DAN ISLAM”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Berbagai kendala yang telah dihadapi penulis hingga skripsi ini selesai tidak terlepas
dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Atas bantuan yang telah diberikan, baik moril
maupun materil, maka selanjutnya penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Hj. Rika Yuliwulandari, M.Sc, M.Hlt, PhD selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
3. Dr. H. Lilian Batubara, m.kes selaku wakil dekan yang telah memberikan
persetujuan judul skripsi ini. Dan yang telah menyetujui judul skripsi ini Semoga
4. Dr. Tri Agus. H, Sp.M selaku dosen pembimbing medik yang telah meluangkan
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada beliau.
iv
5. Ibu Dra. Hj. Siti Nur Riani, M.Ag selaku dosen pembimbing agama yang telah
skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
beliau.
6. Kedua orang tua, ibunda (Nurkomariah), ayahanda (Bambang Sujatmiko) atas doa
yang tidak pernah putus, kasih sayang, serta segala dukungan dan semangat yang
persatu. Terima kasih atas semangat, bantuan dan doa selama menyelesaikan skripsi
ini. Semoga Allah SWT menjadikan kita dokter muslim yang taqwa.
8. Dosen-dosen pengajar Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Jakarta atas ilmu dan
9. Staf dan karyawan P2K Universitas YARSI Jakarta atas bantuan yang telah diberikan
kepada penulis.
10. Kepala dan staf Perpustakaan Universitas YARSI Jakarta atas bantuan yang telah
Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan baik dari segi materi dan bahasa yang disajikan. Untuk
itu penulis memohon maaf atas segala kekhilafan, serta dengan terbuka mengharapkan kritik
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
Penulis
v
vi
DAFTAR ISI
JUDUL...................................................................................................................... i
ABSTRAK................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan.................................................................................. 4
1.4 Manfaat........................................................................................... 5
KEDOKTERAN
2.3 Konjungtivitis................................................................................. 11
2.3.1 Definisi................................................................................. 11
2.3.2 Epidemiologi........................................................................ 11
2.3.3 Etiologi................................................................................. 12
2.3.4 Patofisiologi.......................................................................... 12
2.3.5 Klasifikasi............................................................................. 14
vii
Terjadinya Keratokonjungtivitis..................................................... 20
TERJADINYA KERATOKONJUNGTIVITIS
Sehari-hari....................................................................................... 28
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 47
viii
DAFTAR GAMBAR
Alergi Atopik.................................................................................................... 19
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Mata adalah organ penglihatan yang tidak sama seperti organ tubuh manusia pada
umumnya karena secara anatomis mata memiliki struktur yang sangat khusus dan kompleks,
berperan dalam penerimaan dan pengiriman data ke korteks serebral (Brunner & Suddarth,
2001).
Mata dapat mengalami berbagai kondisi yang diantaranya dapat bersifat primer
maupun sekunder sebagai akibat dari kelainan pada sistem organ tubuh lainnya. Kebanyakan
kondisi tersebut dapat dicegah sedangkan yang lainnya bila dapat terdeteksi lebih awal maka
dapat dikontrol dan penglihatan masih dapat dipertahankan. Kelainan mata yang umum
bentuk- bentuk kelainan seperti rabun dekat (hipermetropi), rabun jauh (miopia), dan
Kelainan pada mata dapat diatasi, seperti kelainan miopi dapat menggunakan kaca
mata. Namun, Keberadaan lensa kontak untuk membantu penglihatan serta operasi lasik pun
mulai menjadi alternatif bagi pengguna kacamata tapi mempunyai risiko tersendiri (Rizka,
2016).
Pada saat ini penggunaan lensa kontak sangat digemari masyarakat dari berbagai
kalangan, usia, latar belakang pekerjaan maupun pendidikan. Perkembangan ini ditunjang
gaya hidup, sebagai konsumen, yang semakin dinamis menuntut alat bantu penglihatan di
samping kacamata. Lensa kontak paling digemari oleh kalangan wanita karena selain bisa
menggantikan fungsi kaca mata, lensa kontak juga mampu mempercantik penampilan karena
1
warna- warnanya yang cerah membuat mata tampak lebih indah (American Academy of
Ophthalmology, 2003-2004).
Penggunaan softlens atau lensa kontak dapat menimbulkan dampak negatif yang
perlu diwaspadai yaitu perubahan fisiologis yang signifikan pada metabolisme, struktur epitel
dan endotel kornea, serta kadar oksigen dan karbondioksida pada stroma kornea yang dapat
menyebabkan komplikasi pada mata. Beberapa komplikasi terutama disebabkan oleh keadaan
hipoksia dan infeksi yang disebabkan karena terbentuknya celah pada epitel kornea yang
Loh, 2010).
Agen infeksi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti keratitis, ulkus
kornea hingga kebutaan. Pada penelitian di RS Mata dr. Yap Yogyakarta dari tahun 2009-
2012 prevalensi kejadian komplikasi pada pemakaian lensa kontak sebesar 39% dan
ditemukan 90 kasus keratitis, 61 pasien merupakan pengguna lensa kontak dan 24 orang
terdiagnosis keratitis. Di Malaysia pada tahun 2007-2008 terdapat 202 pasien dengan
diagnosis ulkus kornea terkait penggunaan lensa kontak. 79,7% penyebabnya adalah bakteri
Agen-agen mikroba yang paling sering menyebabkan infeksi mata dari bakteri gram
Staphylococcus aureus (9,09%), Streptococcus sp (3,6%), dll (1,8%). Bakteri gram negatif
(25,86%), Enterobacter aerogenes (8,62%). Sedangkan penyebab jamur yang tersering adalah
Candida sp (75%), dan Aureobasidium Pullulans (25%) (Loh, 2010; Moriyama, 2008).
dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan sering kali mengalami kekambuhan. Insiden
2
keratokonjungtivitis relatif kecil yaitu sekitar 0,1% - 0,5% dari pasien dengan masalah mata
yang berobat, dan hanya 2% dari semua pasien yang diperiksa di klinik mata. Hal yang perlu
mendapat perhatian adalah bagaimana cara penatalaksanaan kasus ini agar dapat mengalami
penyembuhan maksimal dan mencegah terjadinya rekurensi ataupun komplikasi yang dapat
Dalam ajaran Islam Allah swt telah menciptakan manusia dengan kesempurnaan
sebaik baiknya sebagaimana firman Allah swt dalam Al Qur’an “Sesungguhnya Allah telah
menciptakan manusia dengan sebaik ciptaan” (QS. At-tin(95):4). Mata termasuk organ yang
penting pada manusia merupakan penyempurna anggota tubuh untuk melihat. Diturunkannya
penyakit merupakan ujiandan sudah merupakan sunnatullah bahwa setiap insan pastilah akan
mendapatkan ujian dan cobaan baik berupa keburukan atau kebaikan. Allah SWT telah
menjelaskan bahwa kehidupan di dunia ini adalah ujian dan cobaan (Kurnia, 2003).
Mata yang merupakan salah satu alat indera yang harus dijaga dengan baik.
penyakit yang harus segera diatasi sedini mungkin agar tidak menyebabkan kompilkasi. Di
dalam ajaran agama Islam, softlens dipandang sebagai sebuah perhiasan yang dasar
Dalam syariat Islam dijelaskan pemeliharaan lima hal yang paling urgen (al-Kulliyat
al-Khams), yaitu agama (Hifzh al-Din), jiwa (Hifzh al-Nafs), akal (hifzh al’Aql), keturunan
(Hifzh al-Nasl), harta (Hifzh al-Mal). Seorang mukallaf akan memperoleh kemaslahatan
manakala ia dapat memelihara kelima aspek pokok tersebut, sebaliknya ia akan merasakan
mafsadat manakala ia tidak dapat memelihara kelima unsur pokok tersebut secara baik
(Zuhroni, 2003).
3
Dalam menghadapi cobaan atau penyakit hendaknya umat muslim bersabar dan tidak
gelisah karena Allah SWT menurunkan penyakit serta obatnya. Dalam ajaran Islam, tidak
hanya ditetapkan tentang dianjurkannya berobat, tetapi juga ditegaskan bahwa berobat tidak
boleh dengan sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT (Muhadi, 2009; Zuhroni, et al.,
2003)
Pada penulisan skripsi ini diharapkan dapat mengetahui hubungan infeksi bakterial
Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas skripsi dengan judul hubungan
1.2 Permasalahan
1.2.2 Bagaimana hubungan infeksi bakterial pada penggunaan softlens dengan terjadinya
keratokonjungitivitis?
1.2.3 Bagaimana tinjauan Islam terhadap hubungan infeksi bakterial pada penggunaan
1.3.1 Umum
dan Islam
1.3.2 Khusus
4
1.3.2.2 Mampu menjelaskan hubungan infeksi bakterial pada penggunaan softlens dengan
terjadinya keratokonjungitivitis
1.3.2.3 Mampu menjelaskan hubungan infeksi bakterial pada penggunaan softlens dengan
1.4 Manfaat
serta menemukan titik temu antara pandangan ilmu kedokteran dan pandangan
islam.
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukan dan perbendaharan karya
tulis khususnya sebagai dasar pengetahuan tentang hubungan infeksi bakterial pada
keratokonjungitivitis.
ditinjau dari pandangan islam dan dapat mengetahui hukum islam terhadap
penggunaan softlens.
5
BAB II
Bola mata mempunyai bentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bagian depan
bola mata (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk
dengan 2 lengkungan yang berbeda. Bola mata dibungkus oleh tiga lapis jaringan yaitu
Sklera merupakan bagian terluar yang terdiri dari jaringan ikat yang kenyal yang
melindungi bola mata. Kornea merupakan bagian terdepan dari sklera yang bersifat
transparent yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih
Jaringan uvea pula merupakan jaringan vaskular yang terdiri atas iris ,badan siliar,
dan koroid. Pada iris terdapat 3 susunan otot yang dapat mengatur jumlah sinar masuk
kedalam bola mata yang disebut pupil. Otot dilatator dipersarafi oleh parasimpatis,
6
sedangkan sfingter iris dan otot siliar dipersarafi oleh parasimpatis. Otot siliar yang
terletak di siliar mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi. Badan siliar yang
terletak di belakang iris menghasilkan cairan akuos humor, yang dikeluarkan melalui
trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera (Ilyas,2006).
Lapisan ketiga yaitu retina, terletak paling dalam dan mempunyai tebal 1mm yang
terdiri atas susunan sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membrane neurosensoris yang
akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optic dan diteruskan ke otak. Di bagian
retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat macula lutea (bintik kuning)
yang berdiameter 1-2 mm yang mempunyai fungsi penting untuk tajam penglihatan. Di
bagian tengah macula lutea pula terdapat bercak mengkilat yang merupakan reflex fovea.
Secara spesifiknya terdapat 120 juta sel batang yang berfungsi sebagai alat pengenal
kehadiran sinar dan 6 juta sel keruncut yang mengenal frekuensi sinar.
Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada badan siliar
melalui Zonula Zinn. Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa
didalam mata dan bersifat bening. Lensa terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti
cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi (Eva, 2009).
2.2.1 Definisi
Lensa kontak adalah lensa plastik tipis yang dipakai menempel pada kornea mata
dimana memiliki fungsi yang sama dengan kacamata, yaitu mengoreksi kelainan refraksi,
kelainan akomodasi, terapi dan kosmetik.Lensa kontak dapat terbuat dari gelas atau bahan
plastik, untuk menutupi kornea dan sebagian sklera. Ruang di antara lensa kontak dan kornea
diisi dengan larutan garam fisiologis. Sistim ini dapat menghilangkan astigmatisme kornea
dan mengadakan koreksi ametropia. Lensa kontak mulai dipakai pada tahun 1930-an, di mana
7
lensanya besar dan terbuat dari gelas. Pada tahun 1947 mulai dikenal lensa kontak yang
terbuat dari plastik yang lebih kecil dan lebih tipis dari yang semula (Fatin, 2010).
(1) PPC :Peripheral Posterior Curve (lengkung datar atau Base curve).
Lensa kontak keras merupakan jenis lensa kontak pertama yang dikeluarkan
pada tahun 1960-an. Lensa kontak ini terbuat dari bahan PMMA
(1) Kelebihan :
8
(a) Tahan lama
(2) Kekurangan :
(b) Memiliki bahan yang sukar ditembus oksigen sehingga mata mudah
kekurangan oksigen.
Lensa kontak lunak tersedia untuk pemakaian jangka panjang dan pemakaian
harian. Kedua jenis lensa kontak ini memiliki kadar lalu oksigen (kemampuan dilalui
oksigen) yang berbeda dengan bahan, kadar air, disain dan ketebalannya. Soft contact
lens, membawa oksigen dengan perantaraan air yang dikandungnya. Makin tinggi
kandungan air, maka makin banyak oksigen yang dapat sampai pada kornea.
(1) Kelebihan :
9
(b) Lebih kecil kemungkinan akan terlepas pada saat melakukan aktivitas yang
berlebihan.
(c) Tersedia berbagai jenis warna serta jangka waktu masa pemakaian.
(d) Mudah untuk memperolehnya serta lebih murah dibandingkan dengan RGP.
(2) Kekurangan :
(a) Karena kadar air yang tinggi sehingga lebih mudah kotor.
Silikon terkenal dengan sifat tembus gas. RGP terbuat dari plastik tipis yang fleksibel
yang bersifat mudah dilalui oksigen sehingga kornea dapat berfungsi dengan baik.
Pada lensa kontak ini, oksigen bukan hanya didapat pada saat mata berkedip, tetapi
juga dari udara bebas yang dapat melalui lensa untuk mencapai kornea. Hal ini yang
menyebabkan lensa kontak RGP lebih nyaman dipakai dalam waktu lama.
(1) Kelebihan :
10
(c) Transmisi oksigen lebih tinggi.
(2) Kekurangan :
(a) Masa adaptasi yang lebih lama, biasanya memerlukan 2 minggu hingga 1
bulan.
(b) Apabila lebih dari seminggu tidak dipakai maka pada saat pemakaian kembali
2.3 Konjungtivitis
2.3.1 Definisi
Konjungtivitis adalah peradangan pada selaput bening yang menutupi bagian putih
mata dan bagian dalam kelopak mata. Peradangan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai
macam gejala, salah satunya adalah mata merah. Penyakit ini bervariasi mulai dari hyperemia
ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental
(Kharuna, 2007).
adalahperadangan konjungtiva yang disebabkan oleh reaksi alergi atau hipersensitivitas tipe
2.3.2 Epidemiologi
Konjungtivitis alergi dijumpai paling sering di daerah dengan alergen musiman yang
tinggi. Keratokonjungtivitis vernal paling sering di daerah tropis dan panas seperti daerah
11
mediteranian, Timur Tengah dan Afrika. Keratokonjungtivitis vernal lebih sering dijumpai
pada laki-laki dibandingkan perempuan, terutama usia muda (4-20 tahun). Biasanya onset
pada dekade pertama dan menetap selama 2 dekade. Gejala paling jelas dijumpai sebelum
onset pubertas dan kemudian berkurang. Keratokonjungtivitis atopik umumnya lebih banyak
2.3.3 Etiologi
Konjungtivitis alergi dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (Riordan & Witcher,
2008) :
2.3.4 Patofisiologi
dalamkonjungtiva yang akan memicu suatu kompleks kejadian yang dinamakan respon
radang atau inflamasi. Masuknya benda asing ke dalamkonjungtiva tersebut pertama kali
akan direspon oleh tubuh dengan mengeluarkan air mata. Terjadinya suatu peradangan pada
konjungtiva juga akan menyebabkan vasokonstriksi segera pada area setempat, peningkatan
aliran darah ke lokasi (vasodilatasi) dalam hal ini adalah a.ciliaris anterior dan a. palpebralis
sehingga mata terlihat menjadi lebih merah,terjadi penurunan velocity aliran darah ke lokasi
radang (leukosit melambat dan menempel di endotel vaskuler), terjadi peningkatan adhesi
endotel pembuluh darah (leukosit dapat terikat pada endotel pembuluh darah), terjadi
membanjiri jaringan kapiler, jaringan memerah (Rubor) dan memanas (Kalor), peningkatan
permeabilitas kapiler, masuknya cairan dan sel dari kapiler ke jaringan sehingga terjadi
12
akumulasi cairan (eksudat) dan bengkak (edema),peningkatan permeabilitas kapiler,
penurunan velocity darah dan peningkatan adhesi serta migrasi leukosit(terutama fagosit) dari
kapiler ke jaringan.
1. Histamin
2. Lekotrin
kemotaksisuntuk netrofil.
3. Prostaglandin
5. Kemokin
Dihasilkan oleh sel pengatur lalu lintas lekosit di lokasi inflamasi. Beberapa macam
6. Sitokin
memicudemam melalui hipotalamus, memicu produksi protein fase akut oleh hati,
factor alpha).
13
Beberapa mediator lain: nitrat oksida, peroksida d a n o k s i g e n r a d i k a l . O k s i g e n
Pada konjungtivitis alergi dapat berupa reaksi hipersensitivitas tipe 1 (tipe cepat)
yang berlaku apabila individu yang sudah tersentisisasi sebelumnya berkontak dengan
antigenyang spesifik. Respon alergi pada mata merupakan suatu rangkaian peristiwa yang
dikoordinasi oleh sel mast. Beta chemokins seperti eotaxin dan MIP-alpha diduga
memulaiaktifasi sel mast pada permukaan mata. Ketika terdapat suatu alergen, akan terjadi
spesifik.Sel T yang berdiferensisasi menjadi sel TH2 akan melepaskan sitokin yang akan
merangsang produksi antigen spesifik imunoglobulin E (IgE).IgE akan berikatan dengan IgE
reseptor pada permukaan sel mast. Kemudian memicu pelepasan sitokin, prostaglandin dan
plateletactivating factor. Sel mast menyebabkan peradangan dan gejala-gejala alergi yang
diaktivasioleh sel inflamasi. Ketika histamin dilepaskan oleh sel mast, histamin akan
berikatan denganreseptor H1 pada ujung saraf dan menyebabkan gejala pada mata berupa
gatal. Histamin juga akan akan berikatan dengan reseptor H1 dan H2 pada pembuluh darah
konjungtiva dan menyebabkan vasodilatasi. Sitokin yang dipicu oleh sel mast
sepertichemokin, interleukin IL-8 terlibat dalam memicu netrofil.Sitokin TH2 seperti IL-5
akan memicu eosinofil dan IL-4,IL-6,IL-13 yang akan memicu peningkatan sensitivitas
(Kharuna, 2007).
2.3.5 Klasifikasi
2. Keratokonjungtivitis vernal
3. Keratokonjungtivitis atopic
14
4. Giant papillary conjungtivitis
Perbedaan konjungtivitis alergi sesonal dan perennial adalah waktu timbulnya gejala.
Gejala pada individu dengan konjungtivitis alergi seasonal timbul pada waktu tertentu seperti
pada musim bunga dimana serbuk sari merupakan allergen utama. Pada musim panas,
allergen yang dominan adalah rumput dan pada musim dingin tidak ada gejala karena
perennial akan menunjukkan gejala sepanjang tahun. Alergen utama yang berperan adalah
b. respon seluler berupa infiltrasi konjungtiva dan eksudasi eosinofil, sel plasma dan
mediator lain.
alergika). Biasanya ada riwayat alergi terhadap tepung sari, rumput, bulu hewan dan lainnya.
Pasien mengeluh gatal, kemerahan, berair mata, mata merah dan sering mengatakan bahwa
konjungtiva palpebralis dan konjungtiva bulbaris, selama serangan akut sering ditemukan
kemosis berat (yang menjadi sebab kesan “tenggelam” tadi).Mungkin terdapat sedikit kotoran
15
Gambar 2.5 Gambaran kemosis pada konjungtivitis alergi akut (Ilyas, 2006)
jaringan sub epitel.Pada lapisan adenoid terdapat infiltrasi oleh eosinophil, sel plasma,
limfosit dan histiosit. Juga ditemukan proliferasi lapisan fibrous yang kemudian terjadi
a. Bentuk palpebra
Pada tipe palpebra ini terutama mengenai konjungtiva tarsal superior, terdapat
pertumbuhan papil yang besar atau cobblestoneyang diliputi secret yang mukoid.
Konjungtiva inferior hiperemi dan edema dengan kelainan kornea lebih berat
dibanding bentuk limbal. Secara klinis, papil besar ini tampak sebagai tonjolan
bersegi banyak dengan permukaan yang rata dan dengan kapiler di tengahnya.
b. Bentuk limbal
16
Pada tipe limbal terdapat hipertrofi pada limbus superior yang dapat membentuk
jaringan hiperplastik gelatin. Terdapat juga panus dengan sedikit eosinophil (Kharuna,
2007).
Keratokonjungtivitis vernal ditandai dengan sensasi panas dan gatal pada mata
terutama apabila pasien berada di daerah yang panas. Gejala lain termasuk fotofobia ringan,
lakrimasi, sekret kental dapat ditarik seperti benang dan kelopak mata terasa berat (Garcia,
2007).
Pada tipe palpebral, terdapat papil-papil besar/raksasa yg tersusun seperti batu bata
(cobble stones appearance). Cobble stones menonjol, tebal dan kasar karena serbukan
limfosit, plasma,eosinofil dan akumulasi kolagen dan fibrosa. Hal ini dapat menggesek
Pada tipe bulbar/limbal terlihat penebalan sekeliling limbus karena massa putih
sebukan sel limfosit, eosinofil, sel plasma, basofil serta proliferasi jaringan kolagen dan
fibrosa yang semakin bertambah.Pada eksudat konjungtiva yang dipulas dengan Giemsa
Gambar 2.6 Gambaran palpebra pada konjungtivitis vernal (Kanski et al, 2011)
17
Gambar 2.7 Gambaran limbus pada konjungtivitis venral (Kanski et al, 2011)
atopik umumnya menunjukkan reaksi hipersensitivitas tipe 1,tetapi imunitas selluler yang
rendah. Oleh karena itu, pasien keratokonjungtivitis atopik beresiko untuk mendapat keratitis
berlendir, merah, dan fotofobia. Pada pemeriksaan tepi palpebra eritemosa, dan konjungtiva
tampak putih seperti susu.Terdapat papilla halus, namun papilla raksasa tidak berkembang
seperti pada keratokonjungtivitis vernal dan lebih sering terdapat di tarsus inferior.Berbeda
superior.Tanda-tanda kornea yang berat muncul pada perjalanan lanjut penyakit setelah
dengan vaskularisasi. Pada kasus berat, seluruh kornea tampak kabur dan bervaskularisasi
Biasanya ada riwayat alergi (demam jerami, asma atau ekzema) pada pasien atau
remisi.Seperti keratokonjungtivitis vernal, penyakit ini cenderung kurang aktif bila pasien
18
telah berusia 50 tahun.4,6Kerokan konjungtiva menampakkan eosinofil, meski tidak sebanyak
Gambar 2.8 Gambaran infiltrat dan siktarik konjungtiva tarsal akibat konjungtivitis
memakainyamelewati waktunya.Juga ditemukan keluhan berupa mata gatal dan berair. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan hipertrofi papil.Pada awal penyakit, papilnya kecil (sekitar 0,3
mm diameter). Bila iritasi terus berlangsung, papil kecil akan menjadi besar (giant) yaitu
Dari anamnesa didapatkan riwayat pemakaian lensa kontak terutama jika memakainya
melewati waktunya.Juga ditemukan keluhan berupa mata gatal dan berair.Pada pemeriksaan
fisik ditemukan hipertrofi papil.Pada awal penyakit, papilnya kecil (sekitar 0,3 mm
19
diameter).Bila iritasi terus berlangsung, papil kecil akan menjadi besar (giant) yaitu sekitar 1
Keratokonjungitivitis
Pengguna lensa kontak atau softlens dapat memiliki komplikasi baik secara langsung
atau akibat dari permasalahan yang ada yang diperburuk dengan pemakaian lensa kontak.
Lensa kontak secara langsung bersentuhan dengan mata dan memicu komplikasi melalui:
stimulasi respon alergi dan inflamasi, dan infeksi (Gross, 2003; Kara et al, 2004).
Akibat kondisi kornea yang avaskular, untuk metabolisme aerobik kornea bergantung
pada pertukaran gas pada air mata. Mata tiap individu memiliki kondisi oksigenasi yang
bervariasi untuk menghindari komplikasi hipoksia. Baik dengan menutup mata maupun
memakai lensa kontak keduanya dapat mengurangi proses pertukaran oksigen dan karbon
dioksida pada permukaan kornea. Transmisibilitas oksigen (dK / L), yaitu permeabilitas
bahan lensa (dK) dibagi dengan ketebalan lensa (L), merupakan variabel yang paling penting
dalam menentukan pengantaran relatif oksigen terhadap permukaan kornea pada penggunaan
20
lensa kontak. Pertukaran air mata di bawah lensa kontak juga mempengaruhi tekanan oksigen
kornea. Pada lensa kontak kaku dengan diameter yang lebih kecil dengan transmissibilitas
oksigen yang sama atau lebih rendah dapat mengakibatkan edema kornea lebih sedikit jika
dibandingkan dengan lensa kontak lunak yang diameternya lebih besar karena pertukaran air
mata yang lebih baik. Hipoksia dan hiperkapnia sedikit pengaruhnya pada lapisan stroma
bagian dalam dan endotelium, dimana mereka memperoleh oksigen dan menghasilkan karbon
Akibat oksigenasi yang tidak memadai, proses mitosis epitel kornea yang menurun,
menyebabkan ketebalannya berkurang, mikrosis, dan peningkatan fragilitas. Akibat pada sel-
sel epitel ini dapat menyebabkan keratopati pungtat epitel, abrasi epitel, dan meningkatkan
resiko keratitis mikroba. Akumulasi asam laktat pada stroma akibat metabolisme anaerob
menyebabkan meningkatnya ketebalan stroma dan mengganggu pola teratur dari lamellae
kolagen, menyebabkan striae, lipatan pada posterior stroma, dan meningkatnya hamburan
balik cahaya. Hipoksia dan hiperkapnia stroma yang lama mengakibatkan asidosis stroma,
yang dalam waktu singkat akan menimbulkan edema endotel dan blebs dan dalam waktu
yang lama akan mengakibatkan polymegethism sel endotel. Efek lebih lanjut dari hipoksia
adalah hypoesthesia kornea dan neovaskularisasi baik pada epitel dan stroma. Vaskularisasi
stroma dapat berevolusi menjadi keratitis interstisial, kekeruhan yang dalam, atau kadang-
kadang perdarahan intrastromal. Pada beberapa kasus pemakaian lensa kontak yang lama,
kornea menjadi terbiasa dengan tegangan oksigen baru, dan edema stroma berubah menjadi
Para pemakai lensa kontak menghadapi berbagai potensial alergen. Lensa kontak
mendorong adhesi dari debris, sehingga tetap bersentuhan dengan jaringan okular. Larutan
lensa kontak dan terutama pengawet di dalamnya menginduksi respon alergi pada individu-
21
individu yang sensitif. Hipersensitifitas thimerosal khususnya dapat menyebabkan
terhadap deposit protein pada lensa kontak ini dapat mengakibatkan konjungtivitis giant
papiler. Toksisitas yang dicetus oleh lensa kontak yang tidak bergerak berhubungan dengan
akumulasi yang cepat dari metabolik pada lapisan kornea anterior, yang dapat mengakibatkan
hiperemis pada limbus, infiltrat kornea perifer, dan keratik presipitat. Komplikasi yang lebih
berat akibat toksisitas larutan mengakibatkan keratopati pungtat epitel (Gross, 2003).
Kekuatan Mekanik
Kekuatan mekanik memicu komplikasi pada pengguna lensa kontak termasuk abrasi
akibat pemakaian atau pelepasan lensa yang tidak tepat, atau akibat fitting dan pemakaian
lensa kontak. Lensa kontak kaku yang tajam dapat menyebabkan distorsi kornea atau abrasi.
Pada kasus yang berat, permukaan kornea menjadi bengkok. Keratokonus dapat timbul akibat
kekuatan mekanik kronis dari pemakaian lensa kontak. Permukaan yang terlipat dapat
diakibatkan oleh lensa kontak lunak yang terlalu ketat. Kerusakan epitel dapat terjadi secara
sekunder akibat debris yang terperangkap di bawah lensa. Komplikasi ini sangat penting
mengingat dominannya pemakaian lensa kontak kosmetik pada perempuan (Gross, 2003).
Efek Osmotik
Lensa kontak meningkatkan penguapan air mata dan menurunkan refleks air mata,
sehingga kejadian keratopati pungtat epitel meningkat. Permukaan yang kering akibat
rusaknya lubrikasi mata oleh lapisan air mata, sehingga epitel beresiko terjadi cedera mekanis
Mikroorganisme masuk ke dalam tubuh dengan cara adhesi, evasi, dan invasi. Adhesi
adalah penempelan molekul mikroorganisme ke epitel mata yang dimediasi oleh protein
22
pertahanan sistem imun. Hampir semua mikroorganisme hanya menginvasi bila terdapat
kerusakan epitel kecuali beberapa bakteri seperti Neissseria gonorhoeae dan Shigella spp.
Pada infeksi virus, adhesi sekaligus memfasilitasi proses invasi melalui interaksi molekul
virus dengan sel hospes seperti interaksi kapsul adenovirus dengan integrin sel hospes yang
menyebabkan proses endositosis virus oleh sel. Mikroorganisme juga dapat bertahan
melewati sistem pertahanan tubuh dan bereplikasi seperti pada infeksi HSV, virus varisela
serta herpes zoster namun sebagian besar infeksi lainnya dapat dieradikasi oleh sistem imun
superfisial. Terdapat tiga fase berdasarkan gejala klinisnya. Fase pertama adalah
konjungtivitis serosa akut dengan karakteristik konjungtiva hiperemi, kemosis, dan lakrimasi.
Gejala tersebut diikuti fase kedua yaitu konjungtivitis folikular akut dengan karakteristik
Kornea dapat terinfeksi satu minggu setelah onset penyakit. Pada keratokonjungtivitis
epidemika sering dijumpai limfadenopati preaurikular ipsilateral (Azari et al, 2013; Kharuna,
satu mata; biasanya mata pertama lebih parah. Pasien mengeluh nyeri sedang, mata berair,
dan dalam waktu 5-14 hari timbul fotofobia, keratitis epitel, serta kekeruhan subepitel
berbentuk bulat. Fase akut ditandai dengan edema palpebra, kemosis, dan hiperemi
konjungtiva dengan tanda khas nyeri tekan di nodus preaurikuler. Perdarahan konjungtiva
dan folikel biasanya timbul dalam 48 jam. Pembentukan pseudomembran diikuti parut datar
atau simblefaron. Konjungtivitis berlangsung paling lama 3-4 minggu. Kekeruhan subepitel
23
terutama di pusat kornea dan menetap berbulan-bulan namun sembuh tanpa meninggalkan
parut.
Keratokonjungtivitis pada orang dewasa terbatas di bagian luar mata namun, pada
anak-anak dapat timbul gejala sistemik seperti demam, nyeri tenggorokan, otitis media, dan
diare. Keratokonjungtivitis disebabkan oleh adenovirus tipe 8, 19, 29, dan 37. Virus dapat
diisolasi dalam biakan sel dan diidentifikasi dengan tes netralisasi. Kerokan konjungtiva
Selain infeksi bakteri akibat pemakaian lensa kontak, penularan nosokomial dapat
terjadi melalui alat pemeriksaan mata, jari tangan dokter atau pemakaian larutan yang
tercemar virus. Virus dapat bertahan dalam larutan tersebut dan menjadi sumber penularan.
Kontaminasi botol larutan dapat dihindari menggunakan obat tetes mata kemasan unit-dose.
Alatalat pemeriksaan terutama yang menyentuh mata harus disterilkan. Tonometer aplanasi
dibersihkan dengan alkohol atau hipoklorit, lalu dibilas dengan air steril dan dikeringkan.
Sampai saat ini, belum ada terapi spesifik keratokonjungtivitis epidemika, namun
kompres dingin dapat mengurangi gejala. Penggunaan kortikosteroid perlu dihindari pada
konjungtivitis akut. Jika terjadi superinfeksi bakteri perlu diberikan antibiotic (Ilyas, 2006;
Scherer, 2015).
24
BAB III
KERATOKONJUNGITIVITIS
Berhias dalam pandangan Islam adalah suatu kebaikan dan sunnah untuk dilakukan,
sepanjang untuk ibadah atau kebaikan.Menghiasi diri agar tampil menarik dan tidak
mengganggu kenyamanan orang lain yang memandangnya, merupakan suatu keharusan bagi
setiap muslim, terutama bagi kaum wanita di hadapan suaminya, dan kaum pria dihadapan
istrinya. Islam tidak melarang umatnya berhias dengan cara apa pun, asalkan hal itu tidak
melanggar kaidah-kaidah agama atau melanggar kodrat kewanitaan dan kelaki-lakian (Salim,
ُقۡل َم ۡن َح َّر َم ِزيَنَة ٱلَّلِهٱَّلِتٓي َأۡخ َرَج ِلِع َباِدِهۦ َو ٱلَّطِّيَٰب ِت ِم َن ٱلِّر ۡز ِۚق ُق ۡل ِهَي ِلَّل ِذ يَن َء اَم ُن وْا
٣٢ ِفي ٱۡل َح َيٰو ِةٱلُّد ۡن َيا َخ اِلَص ٗة َيۡو َم ٱۡل ِقَٰي َم ِۗة َك َٰذ ِلَك ُنَفِّص ُل ٱٓأۡلَٰي ِت ِلَقۡو ٖم َيۡع َلُم وَن
“Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
disediakan untuk hamba-hamba-Nya dan rezeki yang baik-baik? Katakanlah, “Semua itu
untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, dan khusus (untuk mereka saja)
pada hari Kiamat.” Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu untuk orang-orang yang
mengetahui.” (Q.S Al-A’raaf (7) : 32)
Dari ayat di atas, tampaklah bahwa kebolehan untuk berhias ada pada laki-laki dan
wanita. Namun, ada sisi perbedaan pada hukum sesuatu yang digunakan untuk berhias dan
25
keadaan berhias antara kedua kaum tersebut. Penggalan dari ayat diatas pada kalimat : tetapi
mengindikasikan bahwaberhias yang wajib yaitu memakai pakaian yang menutupi aurat yang
Agama Islam mengajarkan agar senantiasa tampil rapi dan menarik. Artinya, setiap saat
boleh berhias sekedar untuk membuat kenyamanan bagi diri sendiri dan oran lain yang
Apabila, berhias untuk tujuan ibadah kepada Allah SWT. Misalnya, berhias untuk
melaksanakan shalat lima waktu, menghadiri majelis ilmu, ke sekolah, atau tempat-tempat
kebaikan, maka dianjurkan untuk berhias sesuai syari’at. Baik untuk pria maupun wanita
(Thawilah, 2007).
shalat Idul Fithr dan Idul Adha, dan shalat lainnya. Hal itu dilakukan dengan cara mandi,
menggosok gigi, memotong kuku, memakai wewangian yang harum dan baik, dan
mengenakan pakaian yang terbaik. Para ulama juga menyunnahkan untuk berhias pada setiap
Berhias yang mubah tentu yang tidak melanggar ketentuan, serta tidak ada keharusan
untuk melakukannya.
26
Berhias yang haram cukup banyak contohnya yaitu, menato badan, menyambung
rambut, mewarnai rambut, mencabut uban dan masih banyak lagi. Selain itu tidak dianjurkan
berhias untuk berbuat buruk, seperti menyombongkan diri, memakai perhiasan secara
berlebihan, mubadzir, dan mencari ketenaran di antara lawan jenis yang bukan mahram.
Hukum berhias akan haram apabila tidak sesuai dengan syariat Islam (Thawilah, 2007)
Dalam berhias, Allah melarang wanita untuk ber Tabarruj. Tabarruj secara bahasa
diambil dari kata al-burj (bintang, sesuatu yang terang, dan tampak). Al Qurthubi
menyingkap dan menampakkan diri sehingga terlihat pandangan mata. Contohnya kata:
‘buruj musyayyadah’(benteng tinggi yang kokoh), atau kata: ‘buruj sama’(bintang langit),
12/309).
seperti: kepala, wajah, leher, dada, lengan, betis, dan anggota tubuh lainnya, atau
seorang wanita menampakkan sebagian dari perhiasan dan kecantikannya yang (seharusnya)
wajib untuk ditutupinya, yang mana dapat memancing syahwat (hasrat) laki-laki” (Fathul
َو َقۡر َن ِفي ُبُيوِتُك َّن َو اَل َتَب َّر ۡج َن َتَب ُّر َج ٱۡل َٰج ِهِلَّي ِةٱُأۡلوَلٰۖى َو َأِقۡم َن ٱلَّص َلٰو َة َوَء اِتيَن ٱلَّز َك ٰو َة
ُد ٱُهَّلل ِلُي ۡذ ِهَب َع نُك ُم ٱلِّر ۡج َس َأۡه َل ٱۡل َبۡي ِت َو ُيَطِّه َر ُك ۡمSSَو َأِط ۡع َن ٱَهَّلل َو َر ُس وَل ۚٓۥُه ِإَّنَم ا ُيِري
٣٣ َتۡط ِهيٗر ا
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku)
seperti orang-orang jahiliah dahulu, dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa
dari kamu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Q.S. Al-Ahzab
(33) : 33)
27
Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa‘di, ketika menafsirkan ayat di atas, beliau berkata:
“janganlah kalian (wahai para wanita) sering keluar rumah dengan berhias atau memakai
memiliki pengetahuan (agama) dan iman. Semua ini dalam rangka mencegah keburukan
Penggunaan soflens disaat sekarang ini adalah untuk kecantikan sehingga tergolong
sebagai perhiasan. Dalam kategorinya,Softlens dibagi menjadi dua macam. Softlens untuk
Softlens untuk hiasan mata biasanya tersedia dengan variasi warna yang berbeda-
beda.Pengertian dari softlens untuk pengobatan sendiri adalah softlens yang digunakan dan
dikhususkan bagi mereka menderita mata minus, plus, maupun silinder (Sarwat, 2015).
Syaikh Sholeh Fauzan bin Al-Fauzan berkata : “Jika dengan memakai lensa mata ada
yang penglihatannya lemah sehingga butuh lensa, maka dia sama seperti orang yang
penglihatannya lemah memakai kacamata. Begitu pula jika pada matanya terdapat aib, dia
mengenakan lensa kontak untuk menutupi aib ini maka tidak mengapa.Adapun jika kedua
matanya sehat dan tidak pula terdapat aib padanya, maka kami berpendapat tidak perlu
Tindakan sia-sia ini sama halnya dengan Israaf, yg artinya memboroskan, membuang-
buang, melampaui batas atau berlebih-lebihan. Secara istilah adalah melakukan suatu
perbuatan yg melampaui batas atau ukuran yang sebenarnya. Sikap ini biasanya terjadi pada
orang-orang yang rakus dan tidak puas atas nikmat yang telah diberi oleh Allah Ta'la. Israf
28
adalah perbuatan yg tidak disenangi oleh Allah karena perbuatan ini merupakan bagian dari
bentuk tidak mensyukuri nikmat yang telah di berikan oleh Allah Ta'ala (Ayyub, 2008).
Israaf atau menyia-nyiakan harta juga harus diperhatikan dalam penggunaan lensa
kontak(Softlens). Karena harganya dipasaran sekitar Rp. 500.000 sampai Rp. 1.000.000 untuk
kualitas yang baik. Sedangkan lensa kontak murahan akan mudah menyebabkan mata iritasi
dan infeksi. Lensa kontak termasuk perhiasan jika tidak ada indikasi medisnya (Sarwat,
berfirman :
ْۚا
١٤١ َو اَل ُتۡس ِرُفٓو ِإَّن ۥُه اَل ُيِح ُّب ٱۡل ُم ۡس ِرِفيَن
“Jangan kalian berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-
lebihan” (Q.S Al An’am (6) :141)
Allah Ta’ala juga berfirman:
٢٧ ِإَّنٱۡل ُمَبِّذ ِريَن َك اُنٓو ْا ِإۡخ َٰو َن ٱلَّش َٰي ِط يِۖن َو َك اَن ٱلَّش ۡي َٰط ُن ِلَر ِّبِهۦ َك ُفوٗر ا
Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat “
ingkar kepada Tuhannya.”(Al-Isra: (17) : 27)
Kemudian yang perlu diperhatikan juga jika menggunakan lensa kontak berwarna, bisa
saja akan termasuk ke dalam sifat mencari ketenaran (libas syuhrah). Bayangkan jika
menggunakan lensa kontak berwarna ekstrim misalnya merah atau biru yang tidak lazim pada
orang indonesia. Jika memang akan menyebabkan atau berniat libas syuhrah maka harus
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan olehIbnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma,
َع ِن اْبِن ُع َم َر َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َم ْن َلِبَس َثْو َب ُش ْهَر ٍة ِفي
)الُّد ْنَيا َأْلَبَس ُه ُهَّللا َثْو َب َم َذ َّلٍة َيْو َم اْلِقَياَم ِة (رواه أحمد والنسائي وابن ماجه والبيهقي
َم ْن َلِبَس َثْو َب ُش ْهَر ٍة َأْلَبَس ُه ُهَّللا َيْو َم اْلِقَياَم ِة َثْو ًبا ِم ْثَلُه ُثَّم ُتَلَّهُب ِفيِه:وعند أبي داود
.الَّناُر
“Dari Ibnu Umar berkata bahwa Rasullullah SAW bersabda Barangsiapa yang mengenakan
pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian
kehinaan kepadanya di hari Kiamat (HR.Ahmad) (Dan Abu Dawud meriwayatkan dengan
29
redaksi: “Siapa yang memakai pakaian syuhrah maka Allah memakaikan kepadanya pakain
semisal itu kemudian dinyalakannya dengan api neraka.””)
Ibnu Atsir mengatakan: “Yang dimaksud pakaian syuhrah adalah pakaian yang menjadi
sangat kelihatan istimewa di tengah-tengah banyak manusia karena berbeda warna dari
Al-Munawi mengatakan, bahwa memakai pakaian yang murah bisa tercela pada kondisi
tertentu dan bisa terpuji pada kondisi lainnya. Tercela bila dimaksudkan untuk mendapatkan
popularitas (syuhrah) dan kesombongan, dan terpuji bila dimaksudkan sebagai ketawadhu’an
(rendah hati) dan kesederhanaan. Sebagaimana memakai pakaian yang mahal bisa tercela
apabila dimaksudkan untuk kesombongan dan kebanggaan, dan bisa terpuji bila dimaksudkan
Syaikul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Makruh berpakaian syuhrah. Yaitu, pakaian
yang berkelas tinggi di luar yang biasa dipakai masyarakat dan pakaian yang berkelas rendah
di luar yang biasa (dipakai masyarakat). Kaum salaf terdahulu tak menyukai dua syuhrah
(popularitas), yaitu syuhrah karena di atas rata-rata dan syuhrah karena di bawah rata-rata. Di
dalam hadits disebutkan: “Siapa yang memakai pakaian syuhrah, maka Allah memakaikan
2015).
tidak ada bedanya antara pakaian yang mahal dan pakaian yang murah, apakah sesuai dengan
pakaian masyarakat atau berbeda dengan pakaian masyarakat, karena sebab pengharaman
Jika menggunakan softlens untuk perhiasan maka hukumnya dapat dikatakan sama
30
maka hal tersebut diperbolehkan.Apabila digunakannya untuk yang lain, maka hendaklah
tidak dengan menimbulkan adanya fitnah. Dipersyaratkan juga untuk tidak menimbulkan
bahaya. Misalnya iritasi, alergi mata atau infeksi. Tidak diperkenankan juga bila didalamnya
ada unsur untuk menyia-nyiakan harta, karena termasuk perbuatan yang tidak Allah sukai
(Shaqr, 2015).
Anjuran untuk pemakaian softlens harus diperhatikan agar tidak melenceng. Misalnya,
menggunakan warna softlens yang merah, biru atau warna mencolok lainnya. Padahal
mayoritas orang Indonesia memiliki warna mata hitam dan coklat. Karena hal tersebut
mendatangkan mudharat (sesuatu yang tidak memberi manfaat) untuk diri sendiri. Itulah
mengapa bagi kaum perempuan yang hendak mengenakan softlens untuk tidak memiliki
sikap mencari ketenaran atau ingin menjadi pusat perhatian yang berujung kepada
Dalam penggunaan softlens agar tidak menjadi haram atau mubah maka yang harus
diperhatikan adalah :
- Berhias untuk kepuasan suami dan tidak memiliki niatan untuk pamer
- Penggunaan softlens tidak boleh bertujuan untuk menarik perhatian orang dan
٢٧ ِإَّنٱۡل ُمَبِّذ ِريَن َك اُنٓو ْا ِإۡخ َٰو َن ٱلَّش َٰي ِط يِۖن َو َك اَن ٱلَّش ۡي َٰط ُن ِلَر ِّبِهۦ َك ُفوٗر ا
31
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat
ingkar kepada Tuhannya”(Q.S Al-Isra (17) : 27)
Memakai lensa kontak (Softlens) diperbolehkan jika untuk pengobatan mata. Tetapi
memakai lensa kontak untuk berhias dan bermaksud pamer itulah yang dilarang, karena jika
memakai sesuatu hanya untuk bermaksud riya dan tidak membawa keuntungan itu sudah
3.3 Pandangan Islam Tentang Hubungan Infeksi Bakterial Pada Penggunaan Softlens
Mata merupakan salah satu alat panca indera yang dimiliki oleh manusia. Allah SWT
menciptakanmata tersebut sesuai dengan kebutuhan. Dilihat dari bentuk dan kondisinya,
Allah SWT meletakkan mata pada wajah dalam bentuk yang sangat indah. Allah SWT
menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya. Seperti dinyatakan dalam firman Allah SWT :
At-Tiin (95) : 4)
dikemukakan kaum materialisme, tetapi manusia adalah makluk yang diciptakan oleh Tuhan
(Allah). Di ayat ini Tuhan menggunakan kata kami, menunjukkan adanya keterlibatan pihak
selain Tuhan dalam penciptaan ini, dalam hal ini yang terlibat adalah ibu, dan bapak manusia
(Al-Mubarok, 2006).
Islam sebagai agama yang sempurna dan lengkap. Telah menetapkan prinsip-prinsip
dalam penjagaan keseimbangan tubuh manusia. Diantara cara Islam menjaga kesehatan
dengan menjaga kebersihan dan melaksanakan syariat wudlu dan mandi secara rutin bagi
32
Sehat adalah kondisi fisik dimana semua fungsi berada dalam keadaan sehat. Menjadi
sembuh sesudah sakit adalah anugerah terbaik dari Allah kepada manusia. Adalah tak
mungkin untuk bertindak benar dan memberi perhatian yang layak kepada ketaatan kepada
Tuhan jika tubuh tidak sehat.Tidak ada sesuatu yang begitu berharga seperti kesehatan.
Karenanya, hamba Allah hendaklah bersyukur atas kesehatan yang dimilikinya dan tidak
ِنْع َم َت اِن َم ْغ ُبوٌن ِفيِه َم ا َك ِثيٌر ِم ْن الَّن اِس الِّصَّح ُة َو اْلَفَر اُغ
“Ada dua anugerah yang karenanya banyak manusia tertipu, yaitu kesehatan yang baik dan
waktu luang.” (HR. Al Bukhari).
Ibnu Baththaal rahimahullah berkata: “Makna hadits ini, bahwa seseorang tidaklah
menjadi orang yang longgar (punya waktu luang) sehingga dia tercukupi (kebutuhannya) dan
sehat badannya. Barangsiapa dua perkara itu ada padanya, maka hendaklah dia berusaha agar
tidak tertipu, yaitu meninggalkan syukur kepada Allah terhadap nikmat yang telah Dia
berikan kepadanya. Dan termasuk syukur kepada Allah adalah melaksanakan perintah-
perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Barangsiapa melalaikan hal itu, maka dia
Kerotokonjungtivitis atau mata merah adalah peradangan yang terjadi pada konjungtiva
atau selaput bening yang melapisi bagian depan mata. Pada saat terjadi peradangan pada
pembuluh darah kecil di konjungtiva, bagian mata yang seharusnya berwarna putih akan
Peradangan yang terjadi umumnya disebabkan oleh infeksi baik karena bakteri maupun
virus. Namun, reaksi alergi juga dapat memicu terjadinya mata merah. Keratokonjungtivitis
awalnya bisa jadi hanya menjangkiti satu mata, namun biasanya setelah beberapa jam akan
33
Infeksi merupakan suatu kondisi dimana mikroba masuk ke dalam tubuh kita dan
berkembang biak. Mikroba yang menyebabkan infeksi dapat berupa bakteri, virus, parasit
atau jamur mereka menjadikan tubuh kita sebagai tempat tinggal sekaligus sebagai sumber
makanan. Dalam istilah medis, adanya suatu infeksi ditandai dengan –itis, tergantung dari
Perspektif bakteri dalam Al-Qur’an dikenal dengan istilah zarrah, sebagai wujud zat
atau substansi materi yang paling kecil yang disebutkan dalam Al-Qur’an, merupakan
petunjuk untuk mempelajari mikroorganisme dan materi mikromos lainnya. Konsep sel
sebagai materi fungsional terkecil ternyata dapat dipatahkan oleh adanya mikroorganisme.
Mikroorganisme sebagai organisme sel tunggal merupakan bukti adanya materi fungsional di
bawah sel. Itulah materi zarrah, Al-Qur’an menunjuk pada konsep zarrah sebagai materi
terkecil, dengan demikian masih ada substansi potensial dalam suatu zat yang lebih kecil dari
Ayat diatas menunjukkan bahwa Allah SWT telah menciptakan keberadaan bentuk-
bentuk kehidupan yang manusia sebelumnya tidak mengetahui. Manusia masih mengungkap
ayat Al-Qur’an tentang keberadaan adanya kehidupan itu, baru kemudian setelah alat
mikroskop ditemukan, manusia mulai dapat melihat dengan mata penglihatannya tentang
makhluk hidup yang terkecil. Hal tersebut membuktikan bahwa sebelum adanya penemuan
terkait bakteri, Al-Qur’an lebih dahulu menyebutkan di dalam ayat-ayatnya (Subandi, 2010).
Islam adalah perintis pertama yang berbicara tentang bakteri dan kotoran yang
dimasukkan dalam istilah “khabats” atau “khataya” atau “syaithan”. Sebagai contoh adalah
34
َقِّلْم َأَظ اِفَر َك َفِإَّن الَّش ْي َط اَن َي ْق ُع ُد َع َلى َم ا َط اَل َت ْح َت َه
Hadits diatas dengan jelas menunjukkan adanya bakteri yang tersembunyi di bawah
sendiri atau dengan terapi antibiotik sudah dapat menekan infeksinya, namun pada kasus
infeksi berat seperti pada infeksi gonococus dapat menyebabkan kebutaan.Bakteri-bakteri ini
dapat berasal dari kulit penderita itu sendiri, atau dari saluran pernapasan bagian atas, atau
Dalam pandangan islam, begitu banyak ciptaan Allah yang tidak berikan penjelasan
secara rinci tentang rahasia penciptaannya, termaksud bakteri yang dapat merugikan
manusia, menimbulkan penyakit, dan sebagainya. tentu saja hal ini dapat menjadi tantangan
sekaligus ujian untuk kaum mukmin agar menyikapi bahwa tidak ada ciptaan Allah SWT
ٱَّل ِذ يَنt ١٩٠ ِإَّن ِفي َخ ۡل ِق ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأۡلۡر ِض َو ٱۡخ ِتَٰل ِفٱَّلۡي ِل َو ٱلَّنَهاِر ٓأَلَٰي ٖت ُأِّلْو ِلي ٱَأۡلۡل َٰب ِب
َيۡذ ُك ُروَن ٱَهَّلل ِقَٰي ٗم ا َو ُقُع وٗد ا َو َع َلٰى ُج ُنوِبِهۡم َو َيَتَفَّك ُروَن ِفي َخ ۡل ِق ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأۡلۡر ِض َر َّبَن ا
١٩١ َم ا َخ َلۡق َت َٰه َذ ا َٰب ِط اٗل ُس ۡب َٰح َنَك َفِقَنا َع َذ اَب ٱلَّناِر
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. “(yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka”(Q.S Ali-Imran (3) : 190-191).
Al-Qur’an memperkenalkan satu kategori dalam dunia keilmuan yang terkait dengan
kegiatan berfikir yaitu ulul albab. Ulul albab adalah orang-orang yang memiliki akal yang
35
murni sehingga tidak akan mengalami kerancuan dalam berfikir. Orang yang merenungkan
tentang fenomena alam raya akan dapat sampai kepada bukti yang sangat nyata tentang
keesaan dan kekuasaan Allah SWT, juga tentang ciptaan Allah SWT yang tidak ada
satupunkesia-siaan didalamya. Maka dari itu seorang mukmin haruslah menggunakan akal
yang telah dikaruniai oleh Allah SWT untuk berfikir, menuntut ilmu, juga meyakini bahwa
Allah SWT tidak akan menciptakaan sesuatu melainkan sudah ditentukan fungsi dan
kegunaanya, hal ini sebagai bentuk pengagungan kepada Allah SWT (Al Mubarok, 2006).
pada dasarnya diperbolehkan selama penggunaan softlens ini mendatangkan manfaat dan
َاَألْص ُل ِفي ْاَألْش َياِء اِإل َباَح ُة َح َّتى َيُد َّل الَّد ِلْيُل َع لَى الَّتْح ِرْيِم
“Asal sesuatu adalah boleh, sampai ada dalil yang menunjukkan keharamannya.”
Apabila penggunaan Softlens lebih banyak mudharatnya dari pada manfaatnya, maka
tidak boleh digunakan. Ibnu Taimiah rahimahullah berkata, “Ketahuilah, asal hukum semua
benda yang ada dengan segala perbedaan sifat dan jenisnya adalah halal secara mutlak bagi
manusia, dan bahwa dia suci, tidak haram dikenakan dan digunakan serta disentuh. Ini
merupakan ungkapan yang bersifat umum, menyeluruh dan patokan agung yang besar
manfaatnya, luas barokahnya, jadi rujukan para pemerhati syariat terhadap berbagai praktek
pemakaiannya. Islam mengajarkan untuk selalu bersikap waspada dan penuh kehatian-hatian,
atau yang disebut wara’. Prinsip dasar wara’ adalah sifat yang berisi kehati-hatian dan tidak
adanya keberanian untuk mendekati sesuatu yang bersifat haram, termasuk juga hal-hal yang
36
Dengan demikian dapat diketahui bahwa penyakit keratokonjungtivitis yang
disebabkan dari penggunaan Softlens merupakan akibat dari perbuatan manusia itu sendiri
melalui tingkah laku sehari-hari yang tidak menghidupkan sifat kebersihan dan kewaspadaan.
Sehingga akhirnya Allah SWT menurunkan suatu musibah berupa penyakit sebagai
kesembuhan, maka manusia harus kembali kepada satu-satunya pelindung dan penolong,
3.4 Sikap dan Pengobatan Bagi Penderita Keratokojungtivitis Dalam Pandangan Islam
infeksi di bagian selaput yang melapisi mata. Gejalanya mata memerah, berarir, terasa nyeri,
gatal, penglihatan kabur, dan keluar kotoran. Penyakit ini mudah menular dan bisa
berlangsung berbulan-bulan. Beberapa faktor menjadi penyebabnya, seperti infeksi virus atau
bakteri, alergi (debu, serbuk, angin, bulu atau asap), pemakaian lensa kontak dalam jangka
Sesuatu yang tidak akan dipungkiri siapa pun adalah kehidupan ini tidak hanya dalam
satu keadaan. Ada senang, ada duka. Ada canda, begitu juga tawa. Ada sehat, namun juga
adakalanya sakit. Dan semua ini adalah sunnatullah yang akan dihadapi orang manapun.Islam
mengajarkan dalam memecahkan masalah serta menetapkan apa tujuan tindakan yang
ِإَّن َم ا اَأْلْع َم اُل ِبالِّن َّيِة َو ِلُك ِّل اْم ِر ٍئ َم ا َن َو ى َفَم ْن َك اَنْت ِه ْج َر ُتُه ِإَلى ِهَّللا َو َر ُسوِلِه َفِه ْج َر ُتُه
ِإَلى ِهَّللا َو َر ُسوِلِه َو َم ْن َك اَنْت ِه ْج َر ُتُه لُد ْن َي ا ُيِص يُبَه ا َأِو اْم َر َأٍة َي َتَز َّو ُج َه ا َفِه ْج َر ُتُه ِإَلى َم ا َه اَج َر
ِإَلْي ِه
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu tergantung dari niat dan tujuannya, dan manusia
akan memperoleh apa yang diniatkannya. Barangsiapa ber-hijrah untuk memperoleh ridha
Allah dan Rasul-Nya, maka hijrah-nya akan memperoleh ridha Allah dan Rasul-Nya. Dan
37
barangsiapa yang hijrah-nya untuk mendapatkan dunia, atau untuk mencari wanita yang
akan ia nikahi, maka balasan hijrah-nya sesuai dengan apa yang diniatkannya” (H.R. Al
Bukhari).
Maka dari itu, berdasarkan hadits di atas dianjurkan agar memulai keputusan untuk
memakai Softlens bagi kaum muslim harus didasarkan pada niat. Apabila berniat membantu
penglihatan ataupun untuk kesehatan maka tidak masalah, asalkan bukan untuk berhias
Semua penyakit di muka bumi ini tidak lepas dari kekuasaan Allah SWT sebagai
Maha Pencipta.Seluruh yang terjadi di muka bumi termasuk pada penyakit yang ada diri
seseorang merupakan tanda adanya kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Dalam hal ini
Allah SWT juga akan melihat mana di antara hamba-Nya yang diuji dan tetap beriman
۞َلُتۡب َلُو َّن ِفٓي َأۡم َٰو ِلُك ۡم َو َأنُفِس ُك ۡم َو َلَتۡس َم ُع َّن ِم َن ٱَّلِذ يَن ُأوُتوْا ٱۡل ِكَٰت َب ِم ن َقۡب ِلُك ۡم َو ِم َن ٱَّلِذ يَن
١٨٦ َأۡش َر ُك ٓو ْا َأٗذ ى َك ِثيٗر ۚا َو ِإن َتۡص ِبُروْا َو َتَّتُقوْا َفِإَّن َٰذ ِلَك ِم ۡن َع ۡز ِم ٱُأۡلُم وِر
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu
sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan
dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan
hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk
urusan yang patut diutamakan (Q.S Ali-Imran (3) : 186)”
ِإَّن ِع َظ َم الَج َز اِء َمَع ِع َظ ِم الَب اَل ِء َو ِإَّن َهللا ِإَذ ا َأَح َّب َقْو ًما ِاْب َت اَل ُه ْم َف َم ْن َر ِض َي َفَلُه
الِّر َض ا َو َم ْن َسِخ َط َفَلُه الَّس َخ ُط
“sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila
Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, barangsiapa
38
yang ridho (menerimanya) maka Allah akan meridhoinya dan barangsiapa yang murka
(menerimanya) maka Allah murka kepadanya.”(H.R At-Tirmizzi)
Berdasarkan uraian ayat-ayat dan hadits-hadits diatas, maka sikap seorang muslim
ketika menghadapi cobaan penyakit yaitu selalu sabar menghadapi sakit, menguasai diri dari
sehingga sakit menjadi sebagai balasan keburukan dari apa yang dilakukan hamba, lalu
dihapus dari catatan amalnya hingga menjadi ringan dari dosa-dosa (Ar-Rumaikhan, 2014).
Kerotokonjungtivitis dapat terjadi pada salah satu maupun kedua mata. Setiap bagian
yang mengalami peradangan akan menimbulkan gejala yang berbeda antara yang satu dengan
yang lain. Apabila dibiarkan peradangan bisa berlanjut mengenai bagian mata yang lebih
Gejala konjungtivitis secara umum dapat berupa : mata merah di bagian putih, bola
mata atau kelopak mata bagian dalam penglihatan dalam batas normal, gatal, bengkak, mata
berair, nyeri, atau perih pada mata, sensasi mata berpasir, sensitif terhadap cahaya, belekan
terutama di pangkal bulu mata pada saat bangun tidur sehingga penderita sulit membuka mata
(Wijana, 1993).
bakteri,Keratokonjungtivitis virus biasanya keluar belekan yang berwarna bening dan jernih,
39
Dalam Al-Quran, Allah SWT menciptakan penyakit sekaligus metode penyembuhan
penyakit itu. Suatu penyakit dapat dinyatakan sembuh atas izin dari Allah SWT dengan dua
macam terapi sebagai proses penyembuhan yakni terapi fisik dan non fisik (spiritual). Hal ini
karena penyakit bukan hanya berupa penyakit fisik namun juga penyakit non fisik yang
tersembunyi seperti fasiq, kemunafikan, keragu-raguan, dusta dan tidak beriman (Hakim,
2013).
Dalam pandangan Islam, dianjurkan untuk menjaga 5 perkara. Seperti yang disebutkan
Kesehatan di dalam ajaran agama Islam merupakan hal yang tidak terpisahkan di dalam
kehidupan beragama dan kehidupan sehari-hari. Islam mengajarkan manusia untuk hidup
optimis dengan berusaha dan bekerja namun tetap secara ikhlas menerima hasilnya sesuai
ketentuan Allah SWT, bersyukur, menjaga kebersihan, berbuat baik terhadap sesama serta
menjaga dan memelihara diri sendiri baik secara fisik maupun rohani (iman) dan sebagainya.
Semua ini sudah merupakan satu kesatuan yang merupakan inti untuk hidup secara sehat dan
Pada dasarnya, pengobatan terdiri dari dari dua bagian, yaitu pencegahan dan
penyembuhan. Islam sangat memperhatikan kedua prinsip ini, dengan memaduhkan manfaat
keduanya dalam jasmani dan rohani untuk memperoleh kesehatan tubuh dan keselamatan
40
٢٩ َو اَل َتۡق ُتُلٓو ْا َأنُفَس ُك ۚۡم ِإَّن ٱَهَّلل َك اَن ِبُك ۡم َرِح يٗم ا
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”
Ayat diatas menjelaskan dalam hal ini, sasaran islam yang terutama adalah
penyembuhan hati dan jiwa serta pencegahan penyakit dan penjagaan dari kerusakkannya
(Ar-Rumaikhan, 2014).
Dalam hal kesehatan, kita jumpai begitu banyak arahan di seputar masalah kesehatan
dari hadits-hadits Rasulullah. Baik yang bersifat qauliy (ucapan) ataupun fi’liy (perbuatan).
Dari hadits-hadits tersebut secara ringkas dapat disimpulkan ada beberapa prinsip tentang
Hadits ini menjadi dasar yang sangat kuat bahwa Islam sangat mementingkan urusan
ini. Hampir tidak dijumpai agama selain Islam yang begitu detil mengatur masalah
Seperti anjuran Rasulullah untuk berolahraga, makan ketika lapar dan berhenti makan
sebelum kenyang, tidur lebih awal dan bangun lebih pagi, dan lain-lain.
Makan dan minum bukan hanya sekedar untuk memenuhi rasa lapar, oleh karenanya
Islam mengarahkan agar lebih selektif dalam memilih makanan, karena tidak setiap jenis
makanan atau minuman baik dan berguna untuk tubuh. Sabda Rasulullah, Allah turunkan
beberapa jenis makanan dan minuman yang haram dikonsumsi disamping karena telah
41
terbukti tidak berkualitas, juga sebagai suatu cara Allah untuk menguji ketaatan dan
Dalam Islam sangat diajarkan untuk menjaga kebersihan, sebagaimana Allah SWT
٢٢٢ ِإَّن ٱَهَّلل ُيِح ُّب ٱلَّتَّٰو ِبيَن َو ُيِح ُّب ٱۡل ُم َتَطِّهِريَن...
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri”(Q.S Al-Baqarah (2) : 222)
ِإَّن َهَّللا َت َع الى َط ِّيٌب ُيِحُّب الَّط ِّي َب َن ِظ يٌف ُيِحُّب الَّن َظ اَف َة َك ِر يٌم ُيِحُّب اْل َك َر َم َج َو اٌد ُيِحُّب
)اْلُجوَد َفَن ِّظ ُفوا َأْف ِنَي َت ُك ْم (رواه التيرمدى
“Sesungguhnya Allah SWT. Itu baik, Dia menyukai kebaikan. Allah itu bersih, Dia menyukai
kebersihan. Allah itu mulia, Dia menyukai kemuliaan. Allah itu dermawan ia menyukai
kedermawanan maka bersihkanlah olehmu tempat-tempatmu.” (H.R At –Tirmidzi : 2723)
1.Kebersihan individu. Hak ini ditetapkan melalui kewajiban berwudhu dan mandi. Sehingga
kedua hal ini menjadi syarat penentu sah atau tidaknya suatu ibadah.Dalam banyak ajaran
Rasulullah SAW telah dipaparkan berbagi Sunah yang sarat dengan fitrah serta kebersihan.
jalan-jalan umum, tempat-tempat berteduh, halaman rumah, masjid, dan juga etikamakan dan
dilakukan dengan :
1. Harus rajin melakukan cuci tangan dengan benar, menggunakan sabun dan air mengalir.
2. Tidak saling bertukar obat tetes mata, alat-alat kosmetik, lensa kontak bantal, pakaian atau
handuk.
42
3. Gunakan kacamata hitam untuk mengatasi keluhan sensitif terhadap cahaya.
4. Tidak boleh menggunakan lensa kontak atau alat make up pada mata sampai benar-benar
Beberapa hal diatas merupakan pencegahan yang dapat dilakukan seorang mukmin
apabila berniat menggunakan softlens sesuai dengan kaidah Islam, agar terhindar dari
infeksi, sebagai contoh : Pada kasus konjungtivitis yang disebabkan oleh infeksi virus tidak
memerlukan pengobatan dengan antibiotik dan dapat sembuh sendiri. Akan tetapi
Keratokonjunctivitis berat yang disebabkan oleh virus Herpes simplex harus diobati dengan
tepat menggunakan obat tetes mata yang mengandung antivirus (Vaughan, 2009).
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dapat diterapi dengan obat tetes mata atau salep
yang mengandung antibiotik. Pada mata yang terkena paparan terhadap bahan kimia, harus
segera dibilas dengan air bersih yang mengalir agar bahan kimia tersebut hilang dari mata.
Keluhan biasanya membaik setelah beberapa jam, apabila keluhan masih terus berlanjut harus
pemakaian lensa kontak, untuk sementara tidak boleh menggunakan lensa kontak sampai
kondisi mata benar-benar pulih. Ikuti petunjuk cara menggunakan dan membersikan lensa
Berdasarkan uraian diatas, maka hendaknya seorang mukmin yang sudah terjangkit
tepat. Selain itu seorang mukmin juga harus bersikap sabar, berikhtiar, dan berprasangka baik
kepada Allah SWT dalam menghadapi ujian berupa penyakit yang dideritanya.
43
BAB IV
DAN ISLAM
merupakan peradangan pada kornea dan konjugtiva yang disebabkan oleh beberapa faktor
salah satunya yaitu akibat pemakaian soflens. Lensa kontak yang secara langsung
bersentuhan dengan mata dan memicu komplikasi melalui trauma, mengganggu kelembaban
kornea dan konjungtiva, penurunan oksigen kornea, stimulasi respon alergi, inflamasi dan
infeksi.
kedalam tubuh dengan cara adhesi, evasi dan invasi. Adhesi adalah penempelan molekul
Evasi adalah upaya mikroorganisme untuk menembus pertahanan sistem imun. Hampir
semua mikroorganisme hanya menginvasi bila terdapat kerusakan epitel kecuali beberapa
bakteri seperti Neissseria gonorhoeae dan Shigella spp. Pada infeksi virus, adhesi sekaligus
memfasilitasi proses invasi melalui interaksi molekul virus dengan sel hospes seperti
interaksi kapsul adenovirus dengan integrin sel hospes yang menyebabkan proses endositosis
virus oleh sel. Mikroorganisme juga dapat bertahan melewati sistem pertahanan tubuh dan
bereplikasi seperti pada infeksi HSV, virus varisela serta herpes zoster namun sebagian besar
superfisial. Terdapat tiga fase berdasarkan gejala klinisnya. Fase pertama adalah
konjungtivitis serosa akut dengan karakteristik konjungtiva hiperemi, kemosis, dan lakrimasi.
Gejala tersebut diikuti fase kedua yaitu konjungtivitis folikular akut dengan karakteristik
44
pembentukan folikel di kelopak mata bawah. Fase ketiga adalah konjungtivitis
Kornea dapat terinfeksi satu minggu setelah onset penyakit. Pada keratokonjungtivitis
Menurut pandangan Islam, mata merupakan salah satu panca indera yang harus dijaga
dengan baik. Allah SWT membuat mata tersebut dengan indah sesuai dengan kebutuhan.
Allah juga memberikan pula indra penglihatan yang digunakan untuk melihat keindahan
ciptaannya yang lain. Allah SWT juga menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya. Dalam
menimbulkan mudharat. Apabila penggunaan Softlens lebih banyak mudharatnya dari pada
manfaatnya, maka tidak boleh digunakan. Ibnu Taimiah rahimahullah berkata, “Ketahuilah,
asal hukum semua benda yang ada dengan segala perbedaan sifat dan jenisnya adalah halal
secara mutlak bagi manusia, dan bahwa dia suci, tidak haram dikenakan dan digunakan serta
disentuh”. Ini merupakan ungkapan yang bersifat umum, menyeluruh dan patokan agung
Dalam bidang medis, infeksi bakterial yang terjadi akibat pemakaian softlensterhadap
keratokonjungitivitis disebabkan karena kebersihan yang buruk atau reaksi inflamai yang
menyebabkan mikroorganisme tumbuh. Hal ini juga sesuai dari segi Islam bahwa hukum
45
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat
disebabkan oleh berbagai faktor dan sering kali mengalami kekambuhan. Pemakaian
3. Tinjauan Islam terhadap hubungan infeksi bakterial pada penggunaan softlens dengan
menimbulkan mudharat.
5.2 Saran
softlens.
2. Bagi mubaligh
46
Para mubaligh diharapkan untuk selalu mengingatkan umat islam untuk hidup bersih
dan sehat. Serta selalu mengedepankan sikap kehati-hatian dan kewaspadaan dalam
menggunakan sesuatu.
3. Bagi masyarakat
komplikasi.
47
DAFTAR PUSTAKA
Ayyub, Hasan Muhammad. 2008. Panduan Beribadah Khusus Pria. Cet. II, Perpustakaan
Nasional. Jakarta.
Azari AA, Barney NP. Conjunctivitis:a systemic review of diagnosis and treatment.
JAMA.2013;310(6):1721-9.
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. 2014. External disease and cornea. Italia: American
Academy of Ophtalmology.
Fatin.A.K. 2010. Gambaran Penggunaan Lensa Kontak pada Mahasiswa FK USU dan
Kemungkinan Terjadinya Keratitis. (skripsi). Medan : Universitas sumatra Utara.
Ilyas, Yaslis, 2004. Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metoda dan Formula. Depok
: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
Ilyas, Sidharta. 2006. Ilmu Penyakit Mata, Ed ke-3, Jakarta : Balai Penerbit FK UI
Hakim, M. Saifudin. 2014. Islam Sains dan Kesehatan. Pustaka Muslim. Jakarta.
48
Kara-Jose N., 2004: 243-63. Coral-Ghanem C., Complications Associated with Contact
Lens Use. In: Contact Lenses in Ophthalmic Practice. Springer-Verlag. New York.
Kanski, J.J. and Bowling, B. 2011. Clinical Ophthalmology. 7th ed. London: Butterworth
Heinemann Elsevier.
Kharuna, A.K. 2007. Comprehensive Ophtomology. 4th ed. New Dehli: New Age
International limited.
Kurnia. 2013. Makna dan Tafsir dari Q.S. Al-Baqarah 155. (Serial online). Tersedia
di:http://denikurnia.blogspot.com/2013/01/makna-maksud-qs-al-baqarah-
155.html/.
Loh K.Y., Agarwal P. 2010. Contact lens-related corneal ulcer. Malaysian Family
Physician 1(5): 6-8.
Muhadi dan Muadzin. 2009. Semua Penyakit Ada Obatnya, Menyembuhkan Penyakit Ala
Rasulullah. Mutiara Media:Jakarta.
Moriyama A.S., Lima A.L.H. 2008. Contact lens-associated microbial keratitis. Arq Bras
Oftalmol 71(6): 32-36.
Nata, Abudin. 2004. Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran Paradigma Sehat
Nafis, Cholil. 2011. Kebersihan dan Kesehatan dalam Perspektif Islam. CV Mulia Karya.
Surakarta.
Riordan-Eva, P & Witcher, JP (2008). Vaughan & Asbury’s General Ophtalmology, 17th
Edition. New York: McGraw-Hill Companies. Diterjemahkan: Diana Susanto.
2009. Oftalmologi Umum Vaughan &Asbury, Ed. 17. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Salim, Amru Abdul, 2013. Etika Berhias Wanita Muslimah. At-Tibyan, Surabaya.
Sarwat, Ahmad. 2015. Seri Fiqih Kehidupan : Pakaian, Perhiasan dan Rumah. Rumah
Fiqih Publishing. Jakarta.
49
Scherer LD, Finan C, Simancek D, Finkelstein JI, Tarini BA. 2015:55
(6):542-8 Effect of “pink eye” label on parents intent to use antibiotics and perceived
contagiousness. Sage Journals.
Shaqr, Athiyyah. 2015. Tanya Jawab Wanita Muslimah. Tiga Serangkai. Surabaya.
Vaughan, Daniel. 2009. Oftalmologi Umum. Edisi 14 Cetakan Pertama. Widya Medika
Jakarta.
Wijana S.D., N. 1993. Konjungtiva dalam Ilmu Penyakit Mata. Universitas Indonesia.
Jakarta
Zuhroni. 2003. Islam untuk Disiplin Ilmu Kesehatan dan Kedokteran. Jakarta: Kharisma
Globalindo.
50