SKRIPSI
Disusun Oleh:
INTAN YULIYANTI NINGSIH
2213145
SKRIPSI
Disusun Oleh:
INTAN YULIYANTI NINGSIH
2213145
i
ii
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan
antara Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Primer di
Puskesmas Gamping 1 Sleman”.
Skripsi ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan
setulus-tulusnya kepada:
1. Kuswanto Harjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep.,Ns. Sp.Kep.MB selaku Ketua Prodi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
3. Miftafu Darussalam, M.Kep.,Ns. Sp.Kep.MB selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan, saran, dan pendapat selama proses penyelesaian
skripsi ini.
4. Muhamat Nofiyanto, M.Kep., selaku dosen penguji atas segala masukan,
bimbingan, dan arahan sehingga terselesaikan skripsi ini.
5. Kepala Puskesmas Gamping 1 Sleman yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian di tempat tersebut.
6. Kepada responden yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.
7. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, doa dan
semangat pada penulis selama penyusunan skripsi ini.
8. Sahabat dan teman seperjuangan angkatan 2013, terima kasih atas kerjasama
dan bantuannya selama penyusunan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan
moral maupun material dalam penulisan skripsi ini.
10. Almamaterku, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
iv
Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar
harapan semoga usulan penelitian ini bermanfaat bagi semua.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
PERNYATAAN..............................................................................................iii
PRAKATA.......................................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................vi
DAFTAR SKEMA..........................................................................................viii
DAFTAR TABEL...........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................x
ARTI SINGKATAN.......................................................................................xi
INTISARI........................................................................................................xiii
ABSTRACT......................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................6
C. Tujuan Penelitian................................................................................6
D. Manfaat Penelitian..............................................................................6
E. Keaslian Penelitian.............................................................................7
vi
b. Klasifikasi Hipertensi................................................................29
c. Etiologi.......................................................................................31
d. Patofisiologi...............................................................................31
e. Manifestasi Klinis......................................................................32
f. Komplikasi................................................................................32
g. Penatalaksanaan.........................................................................33
4. Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah.........................35
B. Kerangka Teori...................................................................................37
C. Kerangka Konsep...............................................................................38
D. Hipotesis Penelitian............................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR SKEMA
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
ARTI SINGKATAN
xi
SMS : Short Message Service
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
T1 : Thoracal 1
UKP : Upaya Kesehatan Perorangan
xii
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN
TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI
PRIMER DI PUSKESMAS GAMPING 1
SLEMAN
INTISARI
Latar Belakang : Tidur merupakan faktor yang penting bagi kualitas hidup.
Setiap individu memiliki kebutuhan tidur yang berbeda baik dalam kuantitas
maupun kualitas. Kualitas tidur mengacu pada tidur yang dijalani seorang
individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun dari tidurnya.
Kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi keseimbangan hormon kortisol,
yaitu katekolamin yang dapat mengaktivasi sistem saraf simpatis yang
menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah.
Tujuan Penelitian : Diketahui hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan
darah pada pasien hipertensi primer di Puskesmas Gamping 1 Sleman.
Metode Penelitian : Rancangan penelitian ini adalah studi Descriptive
Correlational dengan pendekatan retrospective. Sampel diambil dengan
menggunakan teknik purposive sampling dengan responden sebanyak 53
responden. Analisis bivariat menggunakan uji non parametrik yaitu uji Somers’d
dengan tingkatan kemaknaan α=0,05. Pengambilan data menggunakan kuesioner
PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) untuk mengetahui kualitas tidur dan
pengukuran tekanan darah menggunakan spygnomanometer digital.
Hasil Penelitian : Hasil analisis statistik menggunakan uji Somers’d
menunjukkan p-value sebesar 0,03 (p-value < 0,05) yang berarti bahwa terdapat
hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada pasien hipertensi
primer di Puskesmas Gamping 1 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,213.
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada
pasien hipertensi primer di Puskesmas Gamping 1 Sleman.
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
xiii
THE RELATIONSHIP BETWEEN SLEEP QUALITY AND
BLOOD PRESSURE IN PRIMARY HYPERTENSION
PATIENTS IN PUSKESMAS GAMPING 1
SLEMAN
ABSTRACT
Background: Sleep is an important factor for life quality. Every individual has
different need of sleep both in quantity and quality. Sleep quality refers to sleep
that is experienced by an individual that results in the freshness and fitness when
awaken from his sleep. A bad sleep quality can influence the balance of cortisol
hormone. i.e. catecholamine that can activate the sympathetic nervous system that
causes the increase of blood pressure.
Research Objective: The research aimed at finding the relationship between
sleep quality and blood pressure in primary hypertension patients in Puskesmas
Gamping 1 Sleman.
Research Method: The research design was Descriptive Correlational study with
retrospective approach. The sample was taken by using purposive sampling
technique with 53 respondents. Bivariate analysis used non parametric test, i.e.
Somers’d test with level of significance of α = 0.05. The data collection used
PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) questionnaire to find out the sleep quality
and blood pressure measurement using digital spygnomanometer.
Research Result: The result of the statistical analysis using Somers’d test showed
the p-value of 0.03 (p-value < 0.05) meaning that there was a relationship between
sleep quality and blood pressure in primary hypertension patients in Puskesmas
Gamping 1 with correlation coefficient value of 0.213.
Conclusion: There was a relationship between sleep quality and blood pressure in
primary hypertension patients in Puskesmas Gamping 1 Sleman with low
correlation.
1
Student of Nursing Study Program of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Lecturer of Nursing Study Program of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan tidur merupakan faktor yang penting bagi kualitas hidup
seseorang (Kozier et.al., 2011). Tidur merupakan suatu keadaan yang berulang-
ulang dimana terjadi perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode
tertentu. Tidur melibatkan serangkaian urutan yang diatur oleh aktivitas fisiologis
yang sangat terintegrasi dengan sistem saraf pusat (Potter & Perry, 2006).
Manusia membutuhkan tidur untuk berbagai alasan seperti untuk mengatasi stres
sehari-hari, untuk mencegah kelelahan, untuk mengumpulkan energi, untuk
memulihkan pikiran dan tubuh, dan untuk menikmati hidup secara penuh (Kozier
et.al., 2011).
Setiap tahun diperkirakan sekitar 20-25% orang dewasa melaporkan
adanya gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang serius.
Meskipun demikian, hanya satu dari delapan kasus yang menyatakan bahwa
gangguan tidur yang dialami telah didiagnosis oleh dokter (Setiabudhi &
Hardiwinoto, 2005). Akibat yang timbul apabila jumlah istirahat dan tidur tidak
terpenuhi adalah terjadi penurunan kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat
keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari, serta dapat
meningkatkan iritabilitas (Potter & Perry, 2006).
Tidur berkontribusi dalam menjaga kondisi fisiologis dan psikologis tubuh
(Potter & Perry, 2010). Menurut Bansil et.al. (2011), tidur merupakan hal yang
penting yang berkontribusi terhadap status kesehatan yang optimal dan terhadap
tanda-tanda vital. Tidur yang nyenyak bermanfaat untuk mempertahankan fungsi
jantung, dimana denyut jantung berdetak 10-12 kali lebih lambat dalam setiap
menit atau 60-120 kali lebih sedikit dalam setiap jam (Potter & Perry, 2010).
Setiap individu memiliki kebutuhan tidur yang berbeda baik dalam
kuantitas maupun kualitas (Potter & Perry, 2010). Kualitas tidur mengacu pada
keadaan dimana tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kesegaran dan
kebugaran disaat terbangun (Khasanah, 2012). Hasil penelitian Magrifah (2016)
melaporkan hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik dan
1
2
diastolik dengan nilai p-value sebesar 0,001. Hasil penelitian juga menunjukkan
terdapat perbedaan antara kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik dengan nilai
p-value sebesar 0,002 dan kualitas tidur dengan tekanan darah diastolik dengan
nilai p-value sebesar 0,001.
Setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk tidur dan
istirahat berdasarkan tingkat perkembangannya. Orang dewasa memiliki
kebutuhan tidur sekitar 6-8 jam (Potter & Perry, 2010 ; Kozier et.al., 2011).
Kebutuhan tidur yang tidak terpenuhi akan mengakibatkan beberapa gangguan
dalam tubuh (Potter & Perry, 2010). Menurut penelitian Lu et.al. (2014),
seseorang dengan ketidakcukupan waktu tidur sering kali memiliki kualitas tidur
yang buruk, dimana kualitas tidur yang sangat buruk dengan nilai OR (odds
ratios) 2,32 dan durasi tidur <6 jam dengan nilai OR (odds ratios) 2,38
merupakan salah satu faktor penyebab dari hipertensi. Berdasarkan penelitian
Lumantow, dkk (2016), menunjukkan kualitas tidur memiliki hubungan dengan
tekanan darah dengan nilai p-value sebesar 0,000 dimana kualitas tidur yang
buruk berpengaruh terhadap terjadinya prehipertensi pada remaja.
Menurut Shittu et.al. (2016), kualitas tidur yang buruk memiliki dampak
negatif yang besar terhadap status kesehatan jangka panjang, dimana dari hasil
penelitiannya didapatkan bahwa kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi
terjadinya peningkatan tekanan darah (p-value 0,002), peningkatan body mass
index (p-value 0,045), dan terjadinya depresi (p-value 0,000). Terjadinya
peningkatan tekanan darah disebabkan oleh kondisi kurang tidur yang dapat
memengaruhi keseimbangan hormon kortisol (hormon penanda stres).
Ketidakseimbangan hormon kortisol akan menyebabkan ketidakseimbangan
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal salah satunya adalah katekolamin
yang terdiri dari epinefrin dan noreprinefrin yang bekerja pada saraf simpatis yang
menyebabkan vasokontriksi vaskuler (Potter & Perry, 2010 ; Smeltzer & Bare,
2013).
Hasil penelitian Yaqin (2016) berbeda dengan beberapa penelitian
sebelumnya, dimana pada penelitian ini tidak terdapat hubungan antara kualitas
3
tidur dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan dengan nilai p-value 0,05. Penelitian Bansil et.al. (2011)
menunjukkan bahwa hubungan antara kombinasi masalah tidur yang terdiri dari
gangguan tidur, durasi tidur yang pendek, dan kualitas tidur yang buruk memiliki
hubungan yang lebih signifikan dengan hipertensi dengan nilai OR (odds ratios)
sebesar 1,84. Sedangkan hubungan kualitas tidur yang buruk dengan hipertensi
hanya memiliki nilai OR (odds ratios) sebesar 1,03.
Hipertensi didapatkan dari hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan dua
kali atau lebih (Brunner & Suddarth’s, 2010 ; Wijaya & Putri, 2013). Tekanan
darah sendiri mengacu pada kekuatan dari darah yang bergerak melawan dinding
pembuluh darah (Taylor et.al., 2011). Tekanan darah terdiri dari tekanan sistolik
dan diastolik. Tekanan sistolik adalah puncak tekanan maksimum yang dihasilkan
saat ventrikel berkontraksi. Saat ventrikel relaksasi, darah yang tetap berada
dalam arteri menghasilkan tekanan minimal atau tekanan diastolik (Potter &
Perry, 2010).
Hipertensi merupakan kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Brunner
& Suddarth’s, 2010). Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala-gejala yang
ditimbulkan dapat bermacam-macam dan hampir sama dengan gejala penyakit
lainnya. Gejala-gejala yang ditimbulkan antara lain sakit kepala atau rasa berat di
tengkuk, vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga
berdenging (tinnitus), dan mimisan (Kemenkes, 2014).
Hipertensi adalah faktor yang berkontribusi terhadap kematian akibat
stroke dan infark miokard (Potter & Perry, 2010). Tekanan darah yang tinggi tidak
dapat diabaikan begitu saja kerena dapat menimbulkan komplikasi. Semakin
tinggi tekanan dalam pembuluh darah, maka semakin keras jantung harus bekerja
untuk memompa darah. Apabila dibiarkan tidak terkendali, hipertensi dapat
menyebabkan serangan jantung, pembesaran jantung dan gagal jantung. Dalam
pembuluh darah dapat terbentuk tonjolan (aneurisma) dan dapat membentuk
thrombus yang dapat menyumbat aliran darah. Tekanan di dalam pembuluh darah
juga dapat menyebabkan darah bocor keluar ke otak yang menyebabkan
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah terdapat hubungan antara kualitas
tidur dengan tekanan darah pada pasien hipertensi primer di Puskesmas Gamping
1 Sleman?”
C. Tujuan Penelitiaan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah diketahui hubungan antara
kualitas tidur dengan tekanan darah pada pasien hipertensi primer di
Puskesmas Gamping 1 Sleman.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran kualitas tidur pasien hipertensi primer di Puskesmas
Gamping 1 Sleman.
b. Diketahui gambaran tekanan darah pada pasien hipertensi primer di
Puskesmas Gamping 1 Sleman.
c. Diketahui distribusi frekuensi usia dan jenis kelamin responden.
d. Diketahui besar dan arah korelasi dari kualitas tidur dengan tekanan
darah pada pasien hipertensi primer di Puskesmas Gamping 1 Sleman.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya
ilmu pengetahuan di bidang keperawatan tentang hubungan antara kualitas
tidur dengan tekanan darah, khususnya pada pasien hipertensi primer.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
referensi dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan kualitas
tidur.
7
E. Keaslian Penelitian
1. Lumantow, dkk (2016), melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan
Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah pada Remaja di Desa Tombasian Atas
Kecamatan Kawangkoan Barat”. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan
chi-square diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan tekanan darah
pada remaja di desa Tombasian Atas Kecamatan Kawangkoan Barat.
Persamaan dari penelitian ini adalah variabel bebas yang digunakan adalah
kualitas tidur. Adapun perbedaannya adalah variabel terikat yang digunakan
adalah tekanan darah pada remaja usia 13-18 tahun, metode penelitian yang
digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional,
teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, dan uji hipotesis yang
digunakan adalah chi-square. Peneliti menggunakan variabel terikat tekanan
darah pada pasien hipertensi primer, metode penelitian yang digunakan
adalah studi descriptive correlational dengan pendekatan retrospective,
teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling, serta
menggunakan uji hipotesis Somers’d.
2. Kurnia, dkk (2017), melakukan penelitian yang berjudul ”Hubungan Kualitas
Tidur dengan Kadar Glukosa Darah Puasa pada Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2 di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado”. Hasil penelitian ini
8
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Gamping 1 terletak di wilayah kabupaten Sleman tepatnya
di dusun Delingsari, desa Ambarketawang, kecamatan Gamping dengan luas
wilayah 16.140 km2. Wilayah kerja Puskesmas Gamping 1 terdiri dari dua
desa yaitu Desa Ambarketawang dan Desa Balecatur. Puskesmas Gamping 1
memiliki program UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) antara lain pelayanan
pemeriksaan umum, pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan MTBS
(Manajemen Terpadu Balita Sakit), klinik keperawatan, pelayanan gawat
darurat (tindakan), pelayanan gizi klinis, pelayanan kesehatan ibu dan anak,
pelayanan kefarmasian, pelayanan laboratorium dan penunjang medis,
pelayanan fisioterapi, pelayanan psikologi, dan pelayanan poli batuk dan TB.
Puskesmas Gamping 1 juga memiliki beberapa program inovasi antara lain
one stop service pelayanan santun lansia, tes intelegensia bagi lansia, SMS
gateway, E-conselling, kunjungan rumah, terapi kepikunan pada lansia, serta
prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis).
Penelitian ini dilakukan di ruang poli lansia Puskesmas Gamping 1
yang merupakan sebuah ruangan yang digunakan untuk pemeriksaan pasien
lanjut usia yang melakukan pengobatan rawat jalan. Dalam ruangan poli
lansia terdapat sebuah bed, sebuah meja periksa yang digunakan oleh dokter
untuk memeriksa pasien, dan sebuah spygnomanometer digital. Prosedur
pemeriksaan pasien di ruang poli lansia antara lain pertama pasien diukur
tekanan darahnya oleh perawat yang bertugas, pasien kemudian diperiksa
oleh dokter, setelah itu pasien diberikan resep obat untuk mengambil obat
diruang pengambilan obat. Apabila dibutuhkan pengukuran berat badan dan
tinggi badan, pengukuran tersebut akan dilakukan di ruang poli umum yang
terletak bersebelahan dengan poli lansia.
57
58
Tabel 4.1
Distrisbusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia, Jenis Kelamin dan Penyakit Penyerta di Puskesmas
Gamping 1 Sleman
Karakteristik Responden Frekuensi Persentase
Usia
Lanjut usia (60-74 tahun) 46 86,8
Lanjut usia tua (75-90 tahun) 7 13,2
Total 53 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 11 20,8
Perempuan 42 79,2
Total 53 100
Penyakit Penyerta
Tidak Ada 30 56,6
Ada 23 43,4
Total 53 100
Sumber : Data Primer 2017
b. Analisis Inferensial
Tabel 4.4
Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah pada Pasien
Hipertensi Primer di Puskesmas Gamping 1 Sleman
Tekanan Darah
Kualitas Normal Pre- Derajat 1 Derajat 2 Total r p-
Tidur value
F % F % F % F % F %
Baik 1 1,9 4 7,5 2 3,8 1 1,9 8 15,1
0,213 0,03
Buruk 0 0 6 11,3 24 45,3 15 28,3 45 84,9
B. Pembahasan
1. Kualitas Tidur Pasien Hipertensi Primer di Puskesmas Gamping 1
Berdasakan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 45 responden
(84,9%) memiliki kualitas tidur yang buruk dan 8 responden (15,1%)
memiliki kualitas tidur yang baik. Kualitas tidur mengacu pada kemampuan
individu untuk tetap tertidur dan mendapatkan jumlah tidur REM dan NREM
yang sesuai dengan kebutuhan dimana terjadi pergantian siklus REM dan
NREM secara berselang-seling selama empat sampai enam kali (Potter &
Perry, 2010 ; Kozier et.al., 2011). Kualitas tidur memiliki berbagai aspek,
antara lain, penilaian terhadap kualitas tidur subyektif, latensi tidur, durasi
tidur, efisiensi tidur sehari-hari, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan
disfungsi aktivitas siang hari (Buysse et.al., 1989). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara keseluruhan responden memiliki kualitas tidur
yang buruk, dimana responden mengatakan waktu tidurnya kurang, susah
mengawali tidur, tidur tidak nyenyak, dan sering terbangun tengah malam
untuk ke kamar mandi.
Responden dalam penelitian ini adalah lanjut usia, dimana lanjut usia
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu lanjut usia (elderly) berusia 60-74 tahun,
lanjut usia tua (old) yaitu usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old)
yaitu usia diatas 90 tahun (Azizah, 2011). Kualitas tidur buruk sebagian besar
responden berada pada kategori lanjut usia (60-74 tahun) sebanyak 40
responden (75,5%) dari 45 responden yang mengalami kualitas tidur buruk.
Usia memiliki pengaruh terhadap kualitas tidur seseorang. Lansia
membutuhkan waktu tidur minimal sekitar 6 jam sehari (Kozier et.al., 2010 ;
Potter & Perry, 2010). Namun, proses penuaan menyebabkan terjadinya
perubahan pola tidur seseorang. Perubahan-perubahan tersebut mencakup
perubahan pada latensi tidur, sering terbangun dini hari, peningkatan jumlah
tidur siang, dan penurunan waktu tidur yang dalam. Menurut Stanley & Bare
(2007), kualitas tidur yang buruk menyerang 50% orang yang berusia 65
tahun atau lebih. Hal ini didukung oleh penelitian Khasanah (2012)
menunjukkan bahwa usia 60-74 tahun lebih banyak memiliki kualitas tidur
62
pesimis, tidak sabar, lelah dan stres yang menyebabkan seseorang lebih sulit
mempertahankan gaya hidup yang sehat sehingga meningkatkan risiko
hipertensi (Gangwisch et.al., 2006).
Dalam penelitian Bansil et.al. (2011) berpendapat bahwa orang
dewasa dengan kombinasi masalah tidur yang terdiri dari gangguan tidur,
tidur yang pendek, dan kualitas tidur buruk memiliki risiko 1,84 kali
mengalami hipertensi dibandingkan dengan orang dewasa yang tidak
memiliki gangguan tidur, tidur yang pendek, dan kualitas tidur buruk. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh mekanisme biologi tubuh saat terjadi kondisi
kurang tidur. Kondisi kurang tidur dapat merujuk pada kualitas tidur yang
buruk yang dapat memengaruhi keseimbangan hormon kortisol dan sistem
saraf simpatis.
Ketidakseimbangan hormon kortisol akan menyebabkan
ketidakseimbangan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal salah
satunya adalah katekolamin yang terdiri dari epinefrin dan noreprinefrin yang
bekerja pada saraf simpatis yang menyebabkan vasokontriksi vaskuler.
Terjadinya vasokontriksi menyebabkan tahanan perifer meningkat yang
akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah (Potter & Perry, 2010 ; Smeltzer
& Bare, 2013).
Berdasarkan penelitian Shittu et.al. (2016), kualitas tidur yang buruk
selain dapat memengaruhi peningkatan tekanan darah juga memiliki dampak
negatif terhadap status kesehatan jangka panjang seperti terjadinya
peningkatan body mass index dan terjadinya depresi pada orang dewasa.
Menurut Stanley & Bare (2007), kualitas tidur yang buruk dapat
memengaruhi kualitas hidup seseorang serta berhubungan dengan
peningkatan angka mortalitas. Lamanya periode tidur dapat memengaruhi
tingkat mortalitas, dimana angka mortalitas terendah ditemukan pada orang
yang tidur 7 sampai 8 jam di malam hari.
67
C. Keterbatasan Penelitian
1. Peneliti belum mengendalikan faktor-faktor perancu secara penuh seperti
keadaan lingkungan dan stres dikarenakan faktor tersebut sulit untuk
dikendalikan.
2. Faktor gaya hidup yaitu kebiasaan merokok dan konsumsi kafein hanya
dikendalikan sebagian saja yaitu konsumsi kafein, sedangkan kebiasaan
merokok tidak dikendalikan oleh peneliti.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Diketahui gambaran kualitas tidur pada pasien hipertensi primer di
Puskesmas Gamping 1 yaitu terdapat 45 orang (84,9%) memiliki kualitas
tidur yang buruk, sedangkan 8 orang (15,1%) memiliki kualitas tidur yang
baik.
2. Diketahui gambaran tekanan darah pada pasien hipertensi primer di
Puskesmas Gamping 1 yaitu terdapat 1 orang (1,9%) memiliki tekanan darah
normal, 10 orang (18,9%) mengalami prehipertensi, 26 orang (49,1%)
mengalami hipertensi derajat 1, dan 16 orang (30,2%) mengalami hipertensi
derajat 2.
3. Diketahui gambaran usia pada pasien hipertensi primer di Puskesmas
Gamping 1 yaitu terdapat 46 orang (86,8%) termasuk kategori lanjut usia dan
7 orang (13,2%) termasuk kategori lanjut usia tua. Sedangkan untuk
gambaran jenis kelamin, diketahui bahwa terdapat 11 orang (20,8%) berjenis
kelamin laki-laki dan 42 orang (79,2%) berjenis kelamin perempuan.
4. Diketahui terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada
pasien hipertensi primer di Puskesmas Gamping 1 dengan didapatkan nilai
signifikansi kurang dari 0,05 (p-value 0,03 < 0,05) dengan arah korelasi
positif dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,213 (korelasi rendah).
B. Saran
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang kualitas
tidur, sebaiknya dapat mengendalikan faktor-faktor perancu yang belum
dikendalikan peneliti secara penuh.
68
69
Bansil, P., Kuklina, E. V., Merritt, R. K., & Yoon, P. W. (2011), Associations
Between Sleep Disorders, Sleep Duration, Quality of Sleep, and
Hypertension: Results From the National Health and Nutrition
Examination Survey 2005 to 2008, The Journal of Clinical Hypertension,
13, 739-743.
Brunner, & Suddarth's. (2010), Textbook of Medical-Surgical Nursing, Edisi 12,
Wolters Kluwer Health, China.
Buysse, D. J., Reynolds, C. F., Monk, T. H., Berman, S. R., & Kupfer, D. J.
(1989), The Pittsburgh Sleep Quality Index: A New Instrument for
Psychiatric Practice and Research. Psychiatry Research, 28, 193-213.
Dahlan, M., S. (2013a), Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 3, Salemba Medika, Jakarta.
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Penyakit yang Diderita :
Pekerjaan/ Rata-rata Jam Kerja :
c. Terbangun
karena ingin ke
toilet
d. Tidak dapat
bernapas dengan
nyaman
e. Batuk atau
mendengkur
dengan keras
f. Merasa sangat
kedinginan
g. Merasa sangat
kepanasan
h. Mimpi buruk
i. Merasa nyeri
6. Selama 1 bulan
terakhir, seberapa
sering Anda
mengkonsumsi
obat untuk
membantu Anda
agar dapat
tertidur (resep
ataupun dari took
obat)
7. Selama 1 bulan
terakhir, seberapa
sering Anda
mengantuk saat
berkendaraan,
makan, atau
ketika melakukan
aktivitas sosial
Tidak Hanya Agak Masalah
menjadi masalah menjadi besar
masalah kecil masalah
8. Selama 1 bulan
terakhir, seberapa
berat Anda untuk
dapat tetap
bersemangat
dalam
mengerjakan
sesuatu
Sangat Cukup Cukup Sangat
baik baik buruk buruk
9. Selama 1 bulan
terakhir,
bagaimana Anda
menilai kualitas
tidur Anda secara
keseluruhan
Lampiran 8. Lembar Bimbingan Skripsi
9
10
11