Tim Penulis :
dr. Fransisca Pramesshinta H., M.Si.Med
Ferdinandus Krisna Pukan, S.Si., M.Sc
Lobertus Tri Hariyanto, S.Pd
Florentina Anggi Krisnawati Paska, A.Md.A.K
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui pemeriksaan makroskopis analisis sperma (volume, pH,
liquefaction, bau, warna dan viskositas)
2. Untuk mengetahui pemeriksaan miskroskopis analisis sperma (kepadatan,
jumlah sperma, motilitas dan morfologi sperma)
3. Untuk mengetahui intepretasi hasil pemeriksaan analisis sperma
C. DASAR TEORI
1. Pendahuluan
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ
reproduksi luar. Organ reproduksi dalam pria meliputi testis, saluran pengeluaran
dan kelenjar asesori lainnya. Untu organ reproduksi luar yaitu penis dan skrotum.
Organ-organ tersebut menyatu menjadi satu bagian organ reproduksi pria. Kegunaan
organ reproduksi pria adalah untuk memproduksi cairan sperma, kadang kala cairan
sperma ini banyak sekali mengalami gangguan baik secara mikrokopis maupun
makroskopis.
Saat ini telah diperkenalkan suatu alat analisis sperma otomatik
menggunakan perlatan computer Computer-Aided Semen Analysis (CASA). Sebelum
adanya analisis sperma dengan metode CASA tersebut World Health Organization
(WHO) telah mempublikasikan petunjuk laboratorium analisis sperma sejak 1980.
Diperkenalkan prosedur laboratorium analisis sperma standar untuk menetapkan
diagnosis pria infertile, pengembangan pelayanan inseminasi buatan, pengembangan
penelitian dan kemungkinan kontrasepsi pria, kemungkinan efek samping dari toksik
maupun polutan lain, serta dokter forensic.
Prosedur WHO ini meliputi dari awal tata cara pengambilan sampel atau bisa
disebut pra analitik, pemeriksaan sampel yang meliputi makroskopis dan mikroskopis
biasa disebut analitik, dan interprestasi hasil dari pemeriksaan sampai pemberian
hasil kepada pasien atau biasa disebut paska analitik. Dari semua pemeriksaan harus
dilaksankan secara teliti dan sesuai prosedur, karena setiap pemeriksaan akan
mempengaruhi hasil.
2. Cara Pengambilan Spesimen
Cara pengambilan spesimen perlu diperhatikan supaya sampel sperma tidak
rusak dan menghasilkan positif palsu atau negative palsu. Cara memperoleh
spesimen analisa sperma dapat dengan beberapa cara dibawah ini, dengan
kekurangan kelebihannya sebagai berikut :
1) Masturbasi/ Onani
Cara ini merupakan metode yang paling dianjurkan untuk memperoleh sperma,
biasanya dengan tangan (atau tangan istrinya) atau dengan suatu alat tertentu.
Kebaikan cara ini menghindari kemungkinan tumpah ketika menampung sperma,
menghindari dari pencemaran sperma dengan zat-zat lain.
2) Coitus interuptus (CI)
Adalah melakukan persetubuhan secara terputus, hal ini kurang baik dianjurkan
sebab :
a. Memungkinkan sperma tercampur dengan cairan vagina, sehingga banyak
mengandung epitel, leukosit, eritrosit, bakteri, parasite, jamur dll
b. Dalam jumlah penampungannya kurang, karena sebagian sperma masuk ke
vagina. Selain itu terjadi kesalahan pada pemeriksaan pH dan konsentrasi.
c. Keterlambatan dalam pengiriman
3) Coitus Condomatosus
Pengeluaran sperma dengan cara ini dilarang dan sangat tidak dianjurkan. Karena
sebagian besar karet kondom mengandung spermiacidal, yaitu bahan yang dapat
mematikan sperma.
4) Reflux Poscital
Adalah suatu cara coitus dimana setelah sperma keluar dan masuk ke vagina,
sperma tersebut dibilas dengan pz atau cairan lainnya. Hal ini akan timbul
kekeliruan dalam volume konsentrasi dan viskositas.
5) Massage prostat
Adalah suatu cara pengeluaran dengan cara memijat kelenjar prostat lewat
rectum. Kekurangan metode ini adalah dapat menimbulkan kekeliruan dalam pH,
konsentrasi dan sebagainya yang keluar adalah cairan prostat.
3. Tempat Penampungan Sperma
Pada dasarnya semua alat boleh digunakan untuk menampung asalkan tempat
tersebut tidak mengandung spermatoksik. Sperma sangat tidak dianjurkan ditampung
pada tempat yang terbuat dari :
a. Logam, sebab logam bisa mengganggu muatan listrik dan sperma, sehingga
pergerakan terganggu.
b. Plastik sebab plastik umumnya mengandung gugus fenol (C6H5OH) sehingga
sperma akan rusak.
Pada umumnya tempat yang digunakan menampung sperma terbuat dari gelas yang
bersih tidak mengandung spermatoksik. Syarat-syarat tempat penampungan antara
lain :
a. Tempat penampungan sperma dianjurkan ditampung pada tempat yang terbuat
dari bahan tidak bereaksi apa-apa
b. Tempat penampungan sperma harus bermulut lebar supaya muat pada penis
c. Tempat diberi penutup agar tidak terkontaminasi.
d. Ukuran tempat penampung sperma 50-60ml
Y x 200.000
Keterangan:
Y = Jumlah spermatozoa pengamatan dalam 4 bilik besar
c. Morfologi Sperma :
Oka TG. 1998. Penuntun Praktikum Patologi Klinik. Bagian Patologi Klinik Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. Denpasar
Overstreet JW, Katz DF. 1987. Semen analysis. 14(3). Urol Clin North Am. 441-9p.
Putra CB, Manuaba IB. 2017. Gambaran Analisa Sperma Di Klinik Bayi Tabung Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Tahun 2013. 6(5). E.Jurnal Medika. 1-5p.
Sarhar S. 2011. Andrology laboratory and fertility assessment. In: Henry JB. Editor. Clinical
Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 22th Edition. Philadelphia:
Elsevier Saunders.
Sherwood L. 2016. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. 8t. Edition. Ong OH, Mahode AA,
Rahmadani D. Editor. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 782-803p.
Strasinger KS, Lorenzo SM. 2014. Urinalysis and Body Fluid. 6 th Edition. Ward MM. Editor.
United State: FA Davis Company. 204-13p
WHO. 2010. WHO Laboratory Manual for The Examination and Processing of Human
Semen. 5thEdition. Switzerland: 7-44p