Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 3

Pemeriksaan Makroskopis Kimia


Dan Mikroskopis Cairan Semen
Anggota Kelompok :
Anisah Rahmadani
Maisyarah
Novia Trismawardani
Restu Mupasi
Friska Puspitasari
Sri Angela Nasution
Erick Satria
A. Pemeriksaan Makroskopis Kimia
Pemeriksaan makroskopik dimulai dengan tes warna dan
kekeruhan urine. Urine normal segar tampak jernih sampai sedikit
berkabut dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin.
Intensitas warna urine sesuai dengan konsentrasi urine. Urine encer
hampir tidak berwarna dan urine pekat berwarna kuning tua atau
sawo matang.
Dalam pemeriksaan zat terlarut dalam urine, bisa dilakukandengan dua
metode. Yaitu metode kimia basah dan carik celup
1. Kimia basah
Pemeriksaan kimia basah meliputi pemeriksaan glukosa danzat
pereduksi lain (galaktosa, laktosa, pentosa, fruktosa, danmaltosa),
protein (termasuk protein Bence Jones, danmikroalbumin), bilirubin,
urobilinogen dan benda keton. Volumesampel yang dibutuhkan lebih
besar daripada pemeriksaan yang menggunakan strip reagen.
(Riswanto, dan Rizki, 2015)
2. Carik celup (Strip)
Tes kimia dengan metode strip reagen saat ini begitu
sederhana, cepat, dan hemat biaya (dalam hal reagen,
personedengan sensitivitas dan spesifitas yang tinggi dan tidak
memerlukanurine dalam jumlah yang besar untuk pengujian
Reaksi di interpretasikan dengan membandingkan warna yang
dihasilkan pada strip reagen dengan bagan warna yang di sediakan
oleh produsen. Hasilnya bisa di laporkan sebagai berikut :
1. konsentrasi (miligram perdesiliter)
2. kecil/sedikit/trace sedang atau besar
3. menggunakansistem plus (1+, 2+, 3+, 4+)
4. positif/negatif atau normal.
Pemeriksaan kimia urine adalah pemeriksaan berdasarkan reaksi
biokimia antara dengan bahan- bahan kimia. Pemeriksaan kimia urine
merupakan pemeriksaan urine rutin yang befungsi untuk membantu
diagnosis dari suatu penyakit yang ada dalam tubuh.
Pemeriksaan kimia urine juga dapat dilakukan dengan menggunakan
urinetest strips. Pada setiap strip, terkandung bahan kimia yang
berbeda- beda, dimana perubahan warna pada setiap strip akan
mengindikasikan ada atau tidaknya bahan kimia tertentu dalam urine.
Alat yang dapat membantu menganalisis atau membantu pembacaan
hasil urine test strips adalah urine chemistry analyzer
Prinsip kerja dari urine chemistry analyzer adalah reflectance
photometry (pengukuran pantulan cahaya) dimana alat mengukur
intensitas cahaya dari pantulan sinar pada setiap bagian urine test strips
yang disinari oleh sinar LED dengan panjang gelombang yang sudah
ditentukan. Sinar yang terpantul dari urine test strips akan diterima oleh
detektor
Sinyal analog yang diterima oleh detektor akan dikirim ke ADC (Analog
to Digital Converter) untuk diubah menjadi sinyal digital agar bisa
diproses oleh mikroprosesor. Pada mikroprosesor, data hasil
pembacaan setiap dari urine test strips akan dikonversi menjadi nilai
reflektansi relatif yang mengacu pada standar kalibrasi. Hasil
pengolahan mikroprosesor akan disimpan dalam memori, dikirim ke
komputer atau langsung dicetak (Noviyanto, 2013).
B. Pemeriksaan Mikroskopis Cairan Semen
1.Semen Analysis (pemeriksaan sperma)
Analisa semen merupakan pemeriksaan laboratorium yang
bertujuan untuk mengetahui kualitas mani (semen) seorang pria.
Melalui analisa semen, akan diketahui jumlah dan pergerakan
sperma dalam air mani. Pemeriksaan ini merupakan langkah awal
evaluasi untuk mengetahui apakah seorang pria memiliki masalah
kesuburan (infertilitas). Lebih dari sepertiga pasangan yang tidak
memiliki anak (infertil) memiliki masalah pada kualitas sperma.
2. Persiapan
Anda akan diminta untuk menghindari aktivitas seksual atau
ejakulasi selama 2 sampai 5 hari sebelum pengambilan sampel. Hal ini
untuk memastikan bahwa analisa dilakukan pada kondisi yang optimal.
Jika memungkinkan, jangan menghindari aktivitas seksual selama lebih
dari 1-2 minggu sebelum pengambilan sampel. Jangka waktu yang
terlalu lama tanpa aktivitas seksual/ejakulasi dapat menyebabkan
penurunan jumlah dan pergerakan sperma.
3. Prosedur pengambilan Sampel

Anda akan diberikan tabung sampel (steril dan bersih) untuk


menampung sperma melalui masturbasi. Klinik menyediakan ruang
pribadi yang umumnya berdampingan dengan laboratorium. Jika Anda
tinggal dekat dengan laboratorium yang melakukan pemeriksaan, Anda
dapat mengumpulkan sampel air mani di rumah, namun sampel harus
segera dibawa ke laboratorium segera setelah ejakulasi. Jauhkan
sampel dari sinar matahari langsung.
4. Pemeriksaan Mikroskopis
1. Uji Motilitas :
• Teteskan air mani sebanyak 1 tetes yang sudah mencair diatas 
objective glass dan tutup dengan cover glass
• Pemeriksaan dilakukan dengan lensa objektif 40 X
• Perhatikan  berapa % spermatozoa yang bergerak aktif dan hitung  pula
waktu yang sudah berlalu sejak  saat ejakulasi, karena  semakin banyak
waktu lewat semakin  berkurang motilitas spermatozoa berkurangnya
motolitas banyak dipengaruhi oleh cara menyimpan sampel
• Campurlah sedikit air mani dengan larutan Eosin 0,5% dalam air, untuk
membeda-kan spermatozoa yang tidak bergerak aktif dari yang mati.
Untuk spermatozoa yang  mati  akan  memberi  warna  kemerah-
merahan  dan yang  non-aktif  saja  tidak berwarna
2.  Jumlah Spermatozoa:
• Menghitung  spermatozoa  dengan  menggunakan kamar hitung
Improved Neubauer dan teteskanlah air mani dengan pipet
leukosit
• Untuk mengencerkan dapat digunakan aquadestilata, isilah
pipet leukosit dengan   air mani yang sudah mencair dengan
aquadest sampai garis bertanda 0,5 dan kemudian aquadest
sampai garis bertanda 11
• Hitunglah spermatozoa dalam kamar hitung Improved
Neubauer  pada permukaan  seluas 1 mm2  Jumlah yang
dihitung dikalikan 200.000 untuk mendapatkan jumlah
spermatozoa dalam 1 ml mani
• Pemeriksaan jumlah spermatozoa perlu disarankan untuk
dilakukan hitung ulang pada lain waktu karena kualitas air mani
seseorang akan berbeda-beda dari satu waktu ke waktu yang
lain
3.   Morfologi:                        
• Buatlah apusan air mani seperti membuat apusan darah tepi biarkan
mengering pada hawa udara
• Kemudian lakukan fiksasi dengan metilalkohol  (methanol) selama 5
menit
 
• Selanjutnya diwarnai dengan Reagen Giemsa/Wright atau lainnya
• Periksalah morfologi spermatozoa dengan perbesaran 100 X
menggunakan minyak Imersi (kepala dan ekor spermatozoa)
• hitung % kelainan (abnormal) bentuk kepala (terlalu besar, terlalu
kecil, terlalu memanjang, inti terpecah dsb) dan bentuk ekor (tidak ada
ekor, ada dua ekor, ekor amat pendek dsb).
4.  Jumlah Leukosit
• Hitunglah Leukosit yang ditemukan dalam kamar hitung Improved
Neubauer seperti hitung sel leukosit pada sediaan darah dan catat
jumlah leukositnya
5.Hasil
Hasil dari analisis air mani umumnya dapat diketahui dalam satu
hari. Nilai normal dapat bervariasi antar laboratorium. Hal-hal yang
dinilai pada analisis air mani meliputi:
• volume
•Waktu pencairan
•Jumlah sperma
•Morfologi sperma
•Motolitas sperma
•Jumlah sel darah putih
•Tingkat fruktosa
Hal yang dapat mempengaruhi hasil analisa :
•Anda mengkonsumsi obat-obatan yang berpotensi menurunkan
jumlah sperma
•Anda mengkonsumsi kafein, alkohol, kokain, ganja, atau tembakau.
•Anda menggunakan obat-obatan herbal yang belum sepenuhnya
diketahui pengaruhnya terhadap hormonal atau produksi sperma
secara langsung.
•Sampel air mani Anda berada pada suhu dingin sebelum diperiksa
•Anda terkena radiasi, beberapa bahan kimia (seperti pestisida
tertentu atau spermisida),
•Sampel air mani Anda tidak lengkap
Kesimpulan

Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk
tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan
evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan
penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi
(hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum. Adapun
pemeriksaan urinalisis ada pemeriksaan secara fisik, mikroskopis, dan
kimia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai