1. Pemeriksaan Makroskopis.
wadah penampung :
a. Ada/tidaknya koagulum.
b. Warna sperma.
c. Bau sperma.
a. Volume sperma.
b. pH sperma.
d. Viskositas sperma.
jika:
c. Namun, bila volume saat ejakulasi selalu sedikit (kurang dari 2 ml),
mungkin ada masalah hormonal, yaitu kadar testoteron yang rendah atau
kurang.
2. Pemeriksaan Mikroskopis.
a. Motilitas/Pergerakan spermatozoa.
b. Kepadatan spermatozoa.
c. Morfologi spermatozoa.
f. Mikroorganisme.
1) Cara Kerja.
dengan deckglass.
2) Interpretasi Hasil.
Dikatakan normal jika 40% atau lebih sperma dapat bergerak normal.
Bergerak.
1) Cara Kerja.
2) Interpretasi Hasil.
1) Cara Kerja.
Isi pipet Leukosit sampai tanda 0,5 dengan sperma yang sudah
mencair.
(5 Kotak Sedang).
2) Interpretasi Hasil.
Catatan :
Biasanya hasil yang diperoleh jauh berbeda dari hasil sebelumnya atau
sesudahnya.
1) Cara Kerja.
darah.
10-15 menit).
2) Interpretasi Hasil.
yaitu :
Bentuk normal.
B
A
Gambar 3. (A) Spermatozoa Normal.
(B) Sperma belum matang (immature germ cells, IGC).
Tabel Spermiogram
NILAI
HASIL SATUAN
NORMAL
MAKROSKOPIS
1. Volume 2,5 ml 2-5 ml
2. pH 8 7,2 - 7,8
3. Warna Putih Putih
kekuningan kekuning-
kuningan
4. Kekentalan Kental Kental
5. Bau Khas (Chlor) Khas (Chlor)
6. Pencairan 20 menit 10 – 20 menit
MIKROSKOPIS
1.Uji Motilitas
Pergerakan Aktif 70 > 50 %
Pergerakan Lemah 20 < 30 %
Tak Bergerak 10 < 20 %
2. Jumlah Sperma 65.650.000 60 - 150 Juta ml
3. Morfologi
Spermatozoa
a. Normal
- Kepala 70 > 60 %
- Ekor 65
b. Abnormal:
- Kepala 30 < 40 %
- Ekor 35
4. Jumlah Lekosit 85 100 ul
5. Aglutinasi Negatif NEGATIF +/-
3. Pemeriksaan Kimia.
merah.
c. Prinsip : Fruktosa akan berubah menjadi furfural oleh pengaruh HCl dan
1) Alat :
Tabung reaksi.
Klinipet.
Tips Biru.
Tips Kuning.
Pipet Volume.
Bejana Air.
Spekrofotometer.
Larutan ZnSO₄ 0,175,m.
Larutan Resorcinol 0,1% dalam 100 ml alkohol 95%
benzoate 0,2 %.
3) Cara Kerja.
dan 6 ml HCl.
selama 10 menit.
Spektrofotometer.
4) Interpretasi Hasil.