Anda di halaman 1dari 24

“ ANALISIS SPERMA”

KUANTITATIF &
PELAPORAN HASIL 3

 Pemeriksaan spermatozoa perlu disarankan


untuk dilakukan pengulangan pada lain waktu,
bila hasil abnormal / extrim, karena kualitas
ejakulat & sel spermatozoa dapat berbeda-
beda dari satu waktu ke waktu yang lain
 Penghitungan Spermatozoa
Kuantitatif

 Menggunakan hemositometer biasa


 dan larutan Nacl 3 % atau larutan
spermatisidal, mis:
1. Na HCO3 + formaldehida dalam larutan fisiologis
2. Tripheniltetrazolium khlorida dalam lar
garam fisiologis
3. Khloramine T dalam lar fisiologis
4. George’s solution
 MENGHITUNG SPERMATOZOA SECARA KUANTITATIF

 Ejakulat di pipet dng pipet erithrosit s/d 0.5, kemudian


 larutan Nacl 3 % di sedot /pipet erithrosit s/d 1.01 atau 11
 Dikocok/diomogenkan membentuk angka 8 selama 2-3 menit
 Di buang 2-3 tetes, di kocok kembali 1 menit dan di buang1 tetes
 Di teteskan pada obyek sitometer thoma/ haemocytometer, di tutup
dgn cover glass, di amati di bawah mikroskop dgn pembesaran 400x
 Jumlah Spematozoa di hitung pada 5 kotak besar ( satu kotak besar
(ada 16 kotak kecil ) yaitu pada 4 kotak besar pojok dan satu kotak
besar tengah atau diagonal kiri kanan, ke kanan bawah
Jumlah spermatozoa pada lima kotak di kalikan 107 ( kosentrasi
spermatoza yg di dapat .
 Misal Jumlah spermatozoa pada ke lima kotak ada 205, berarti
kosentrasi yang di dapatkan adalah : 205 x 107 atau 2050 x 106 per ml
 Menghitung Jumlah Spermatozoa:
( Kuantitatif )

1. Menghitung spermatozoa dengan menggunakan kamar


hitung Improved Neubauer dan teteskanlah air mani
dengan pipet leukosit
2. Untuk mengencerkan dapat digunakan aquadestilata,
isilah pipet leukosit dengan air mani yang sudah
mencair dengan aquadest sampai garis bertanda 0,5
dan kemudian aquadest sampai garis bertanda 11
3. Hitunglah spermatozoa dalam kamar hitung Improved
Neubauer pada permukaan seluas 1 mm2 Jumlah
yang dihitung dikalikan 200.000 untuk mendapatkan
jumlah spermatozoa dalam1 ml ejakulat
Cara kerja:
 Pipet ejakulat ke dalam pipet leukosit sampai

tanda 0,5 dan lanjutkan pipet larutan pengencer


sampai tanda 11. Homogenkan dengan membolak
balikan membentuk angka 8, menggunakan tangan.
 Isikan/ teteskan dalam kamar hitung improved
Neubauer./ pipet lekosit, biarkan -/+ selama 4 menit.
 Sel sperma di hitung dalam 4 kotak sudut 4 sq mm
dengan pembesaran objektif rendah (40 x).
 Pastikan spermatozoa yang di hitung adalah
spermatozoa normal /yang lengkap yakni yang
mempunyai ekor dan kepala. Perhitungan :
Jumlah sperma/ml = n x pengenceran
vol KH
 Penghitungan Spermatozoa Kuantitatif

 Bila tak tampak/ tidak ditemukan spermatozoa


secara kualitatif mikroskopis / perhitungan
kuatitatif :
 Ejakutat  sentrifugasi  endapan diperiksa

 Catat
 Keadaan fertil, subfertil, dan infertil
Seseorang tidak hanya tergantung pada jumlah
spermatozoa
 Menghitung Konsentrasi Sperma
- Jumlah Spermatozoa/ml), dihitung menggunakan
hemositometer(Improved Neubauer). sampel harus
tercampur merata sebelum dilakukan penghitungan.
- Bidang yang digunnakan pada bilik hitung Neubauer sbb :

1 2 3  Bilik hitung Neubauer terdiri dari :


2 kotak berukuran 3mm x 3mm.
masing-masing dibagi lagi
menjadi 9 kotak besar
berukuran 1 mm x 1 mm.
kedalaman 0.1 mm, volume = 0.1 ul.
Besar - Kotak besar no.5, terdiri dari
4 6 25 kotak sedang. masing2 kotak
5
sedang terdiri 16 kotak kecil.
- Kotak sedang no. 5,4 dan 6 masing2
mempunyai 5 baris yang sama besar.
- Kotak sedang no. 1, 2,3,7,8,9 masing2
mempunyai 4 baris yg sama besar.
9 8 7
Cara menggunakan bilik
hitung untuk pencacahan
- Pencacahan dimulai pada kotak besar no. 5
- Lakukan pencacahan mulai kotak sedang dari kiri ke kanan
pada baris pertama, di lanjutkan ke baris ke dua dan seterusnya,
sampai di dapat 200 sperma.
- Bila pencacahan sperma ke 200 terletak di tengah baris ,
maka pencacahan harus dilanjutkan sampai akhir baris tersebut.
Bila seluruh baris pada kotak besar no.5 tidak mencapai 200 sperma,
- pencacahan di lanjutkan pada baris-baris yang ada
pada kotak besar no 4 dan no. 6.
Bila pada semua baris kotak besar no. 5,4,6
pencacahan tidak mencapai 200 sperma maka pengenceran
di ulang kembali dengan pengencer yang lebih kecil.
Pencacahan diulang kembali sesuai urutan di atas.
 Tabel Prosedur Pengenceran semen dan area baris yang di hitung
 Perbedaan selisih hasil antara dua perhitungan yang dapat
diterima
Standarisasi Parameter Sperma Normal

1. Makroskopis
a. Liquefaction : 15 – 20 menit
b. Viskositas : 1 – 2 dt (elliason)
c. pH : 7,0 – 7,8
d. Bau : khas sperma (chlor)/ bunga akasia
e. Warna : putih / translucent
f. Volume : 2 – 3 ml
 Standarisasi Parameter Sperma Normal

 Mikroskopis :

a. Jumlah Spermatozoa
: 60 – 80 jt/ml (minimal 20 jt/ml)
b. Motilitas : foreward progression > 50 %
c. Morfologi : Bentuk Normal > 50%
 PELAPORAN & INTERPRESTASI HASIL

1. Normozoospermia
- morfologi kepala oval = > 50%
- motilitas baik => 50%
- Σ spermatozoa per ml = > 20 jt
2. Teratozoospermia
- morfologi kepala oval ≤ 50 %
- motilitas baik > 50 %
- Σ Spermatozoa per ml > 20 jt
 PELAPORAN & INTERPRESTASI HASIL

3. Astenozoospermia
- morfologi kepala oval > 50%
- motilitas baik < 50%
- Σ spermatozoa per ml > 20 jt
4. Oligozoospermia
- morfologi kepala oval > 50%
- motilitas baik > 50%
- Σ spermatozoa per ml < 20 jt
PELAPORAN & INTERPRESTASI HASIL

5. Astenoteratozoospermia
- morfologi kepala oval < 50%
- motilitas baik < 50%
- Σ spermatozoa per ml > 20 jt
6. Oligoastenozoospermia
- morfologi kepala oval > 50%
- motilitas baik < 50%
- Σ spermatozoa per ml < 20 jt
 PELAPORAN & INTERPRESTASI HASIL

7. Oligoteratozoospermia
- morfologi kepala oval < 50%
- motilitas baik > 50%
- Σ spermatozoa per ml < 20 jt
8. Oligoastenoteratozoospermia
- morfologi kepala oval < 50%
- motilitas baik < 50%
- Σ spermatozoa per ml < 10 jt
 PELAPORAN & INTERPRESTASI HASIL

9. Extrim oligoastenoteratozoospermia
- morfologi kepala oval < 50%
- motilitas baik < 50%
- Σ spermatozoa per ml < 1 jt
10. Nekrozoospermia
- semua spermatozoa mati ditentukan
dengan pengecatan supravital
11. Azoospermia
- Dalam ejakulat tidak didapatkan
spermatozoa
 Tabel Panduan Analisis Sperma

Kriteria Normal Ab.Normal


Volume (ml) 2–5 <1,5/ >5
Σ spermatozoa (106/ejakulat) >80 < 20
Densitas spermatozoa (106/ml) 20–250 < 10
Spermatozoa hidup (%) > 50 < 35
Spermatozoa motil (%) > 50 < 35
Bentuk kepala amorfik (%) < 40 > 50
Defek bagian tengah (%) < 20 > 25
Defek bagian ekor (%) < 20 > 25
Kadar fruktosa (mmol/ml) 6,7-33 < 4,4
 Terminologi analisis kimia sperma

 Ejakulat : plasma semen & spermatozoa


 Azoospermia : tidak adanya spermatozoa
 Normozoospermia: Σ spermatozoa dbts N
 Oligozoospermia : Σ spermatozoa < N
 Necrozoospermia: semua spermatozoa mati
 Asthenospermia : ≠ terdapat spermatozoa motil
 Oligosthenospermia: Σ spermatozoa motil < N
 Normosthenia: Σ spermatozoa motil dbts N
 Penyebab Kelainan Sperma
1. Kegagalan fungsi testis
2. Cryptochismus
3. Varicocele, hidrocele
4. Mump orchitis/
5. Obstruksi duktus
6. Gangguan ejakulasi
7. Necrospermia
8. Gangguan endokrin, misal penyakit DM
9. Viskositas sperma meningkat
10. Lain – lain yg tidak diketahui
 Analisis Kimia
 Tujuan :
 mengetahui fungsi sekretorik dari kelenjar
asesoris & marker bagi kelainan tertentu.

 Prostat : fosfatase asam, Zinc, Magnesium


 Vesika seminalis : fruktosa, prostaglandin
 Epididimis : glyceryl phosphorycholine,
carnitine
 Indikasi

1. Volume sperma < 2 ml


2. Motilitas cepat menurun
3. Mengetahui fungsi sekretorik kel kelamin
assesoris
Jika :
- Vol plasma rendah, fruktosa rendah
pe fs sekretorik vesika seminalis (inf)
- Plasma semen -, fruktosa -, + azoospermia
occlusi duktus ejakulatorius yg biasanyadisertai
agenesis vas deferens kongenital
 Ulangan analisa sperma
- Dilakukan bila hasil meragukan / tidak
normal.
- Ulangan 2 – 3 x, selang waktu 3-5 minggu
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai