Anda di halaman 1dari 44

TEKNOLOGI REPRODUKSI dan

Pengenceran, IB

Dr. Ir. Lukman HY, MP.

Laboratorium Reproduksi Ternak


Fakultas Peternakan
Unram
Macam-2 teknologi reproduksi :
1. Sinkronisasi estrus
2. Super-ovulasi (multipel ovulasi).
3. Aspirasi & maturasi (pematangan) oosit atau sel telur.
4. Aspirasi & maturasi spermatozoa.
5. Separasi (pemisahan) spermatozoa kromosom X dan Y.
6. Splitting (membelah) embrio.
7. Transgenik (menempel/memindahkan) gen tertentu yg.
diinginkan.
8. Chimera (kimera) atau mengganti bagian embrio.
9. Klonning (pembuahan dengan bagian sel dirinya sendiri).
10. Inseminasi buatan (IB).
11.Transfer embrio (TE).
12. Lani-lain (GIFT, ICSI dll) : pada manusia.
Inseminasi buatan = IB

Artificial insemination = AI (Inggris)


Kunsmatige inseminatie = KI (Belanda)
Insemination artificiaele = IA (Perancis)
KÜnstliche besamung = KB (Jerman)
Artinya : Artificial = tiruan / buatan
Insemination = pemasukan/penyampaian/deposisi
(inseminatus = Latin)
Sperma/semen = cairan yang mengandung sel-sel
kelamin jantan.

IB = pemasukan sperma ke dalam saluran kelamin betina dengan


menggunakan alat-alat buatan manusia.
Manfaat IB
1. Pemanfaatan pejantan unggul/berkualitas secara maksimal
2. Mencegah penularan penyakit kelamin/reproduksi menular
melaqlui perkawinan alami
3. Optimalisasi penggunaan sperma berkualitas / ejakulat
dengan memperbesar volume
4. Memungkinkan perkawinan antara ternak berbeda ukuran
tubuh dan lokasi yang berjauhan
5. Menghemat tenaga, waktu dan tenaga untuk melakukan
perkawinan dalam kelompok besar betina
6. Mempercepat penyebaran bibit bergenetik unggul dan
peningkatan p;op[ulasi dengan mengatur jarak beranak
Kekurangan/kerugian teknik IB
1. Inseminator yang cerobohh dapat mengakibatkan penyebaran
penyakit kelamin menular
2. Apabila pejantan terbatas, peternak tidak dapat memilihh
pejantan yang sesuai
3. Penggunaan satu pejantan secara terus-menerus dapat
menyebabkan in breeding yang merugikan
4. Inseminasi (intrauterin) dapat menyebabkan abortus pada
hewan yang sudah bunting
Penampungan Sperma
Cara/metode :
1. Penyerapan : tampon kapas, sendok, sedotan setelah hewan
(abad 14) kawin  mengandung kotoran / debris
2. Masage pada ampula vas deferens & kelenjar kelamin pelengkap
(Case, 1925; Miller & Evans, 1934)  mengandung debris
(darah, urin, sel epithel)  perlu keterampilan khusus
3. Kantong karet khhusus  dulu kantong kencing babi, ditempat-
kan dalam vagina sewaktu hewan kawin  sulit dikerjakan
4. G. Amantea (1914) : vagina buatan I pada anjing
5. Elektro-ejakulator ; dengan listrik, baterai atau dinamo
PENAMPUNGAN dengan VAGINA BUATAN

Persiapan : • VAGINA BUATAN


Peralatan (vagina buatan, cepat dan simpel
gelas penampung, air jantan tidak stres
panas, vaseline, termos, kualitas semen baik
mikroskop, dll) berkali-kali sehari

Ternak (Teaser/dummy • Elektro stimulan, pejantan yg.


dan Pejantan) sulit dengan vagina buatan,
kurang nyaman/pincang,
tidak bisa berkali-kali,
Lingkungan : bersih, teduh, semen terkontaminasi,
tidak berdebu, becek, dll) volume banyak, tp. kualitas
rendah (ada spermatozoa
muda, tua dsb. = urut/masage
Vagina buatan Terdiri dari :

1.silinder karet kaku (p : 60 cm; diameter dalam : 5,5 cm)


2. selongsong karet tipis
3. tabung penampung
4. Perlu betina pemancing & kandang jepit
Vagina Buatan
Elektro-ejakulator
• Model lama (baterai) • Model listrik/dinamo

Pengatur arus power


kaca
probe kabel sign

metal

probe
• Penampungan sperma Sapi

• Kandang
jepit
Pemeriksaan/penilaian sperma
• Semen ditampung dengan gelas - bau
penampung berskala yang steril - konsistensi
• Alat-alat steril, kering, hangat (300C) - pH
• Periksa segera setelah penampungan
2. Secara mikroskopis, meliputi :
 Untuk menilai : - gerakan masal (+++, ++, +, - /0)
- kuantitas dan kualitas sperma. - gerakan individu (p, c, v, r)
- kelayakan sperma untuk IB - konsentrasi spermatozoa (  /ml)
 Cara penilaian : - pewarnaan deferensial
1. Secara makroskopis, meliputi : (hidup/mati)
- debris - abnormalitas spermatozoa
- volume
- warna
PEMERIKSAAN Secara MAKROSKOPIS

a. Warna
– Faktor pertama diamati
– Normal : air susu atau agak krem
– Pink – campur darah
– Kecoklaan - ada infeksi
– kehijauan = campur feces

b. Debris
- bulu-bulu
- sel-sel epitel yang lepas
- bercak darah
- kotoran
- debu
c. Volume
– Tertera pada gelas penampung

– Rata-rata 1 ml (kambing/domba)

– Sapi 5- 10 ml (± 7 ml)

– Tergantung : frekuensi penam-pungan,


keterampilan, umur, kondisi ternak
jantan

d. Bau
– Khas sperma

– Kalau amis = mengandung nanah/darah


(ada infeksi)
Perkiraan konsentrasi sperma kambing/domba berdasarkan
warna

Jumlah spermatozoa
skor kekentalan
Rata-rata range
5
5,0 5-5-6,0
Krem tua
4 krem 4,0 3,5-4,5
3 Agak krem 3,0 2,5-3,5
2 Putih susu 2,0 1,0-2,5
1 keruh 0,7 0,3-1,0
0 bening 0 0
e. Konsistensi, (tingkat kemoloran)
Setetes sperma diletakkan di antara ibu jari dan
telunjuk.
Kedua jari direnggangkan secara perlahan, ukur jarak
kedua jari saat tetesan sperma putus.
Tingkat kemoloran yang baik : ± 0,5 cm.

f. Derajat keasaman (pH )


pH Sperma normal sekitar 6,8 – 7,2 (rata-rata 7,0)
PENILAIAN SECARA MIKROSKOPIS
Gerakan masal spermatozoa
- setetes sperma diletakkan di atas objek gelas
- periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 10
- amati gerakan spermatozoa secara masal, akan terlihat gerakan
gelombang seperti awan hitam ketika hendak hujan
- berikan skor sesuai dengan tebal gelombang (+++, ++, +, -/o)
+++ = hampir 100% bergerak dg. gelombang tebal & cepat
++ = gerakan cukup gesit dg. gelombang sedang (> 80% - 90%)
+ = gerakan masal yang agak lambat dan gelombang tipis
-/o/N/A = terdapat satu dua atau tidak ada spermatozoa bergerak
Gerakan individual spermatozoa

• Setetes sperma diletakkan di atas gelas objek, ditutup dg. cover glass, kemudian
periksa di bawah mikroskop pembesaran 10 x 40
- gerakan ditaksir dan dinyatakan dalam % (misal : 60, 70, dst)
- pergerakan spermatozoa, dikenal ada 4 macam :
a. Progresif (maju) : p
b. Mundur (reserve) : r
c. Bergetar (vibratory) : v
d. Berputar (sirkulair) : c
Menghitung konsentrasi spermatozoa dalam sperma,

1. Menaksir jarak antar kepala, kriteria :


- D (densum) : jarak dua kepala < panjang kepala (1 – 2 M/ml)
- SD (semi densum) : jaraknya 1-1,5 panjang kepala (0,5-1M/ml)
- R (rarum) : jaraknya > panjang kepala (0,2-0,5M/ml)
- O/A/N (oligo-/necro-/aspermia) : > panjang spermatozoa 0-2M/ml)

2. Menggunakan Haemocytometer
- Dipoerlukan NaCl 3% ( 3 grm garam NaCl dilarutkan dalam 97 ml

aquadestilata (berfungsi sbg pegencer dan pembunuh sperma agar


tidak bergerak saat menghitung)
Caranya
1. siapkan haemocytometer (gelas objek berkanal)dan cover
2. hisap sperma segar sampai tanda 0,5 dgn pipet eritrocyt

3. hisap pelarut (3% saline) sd tanda 101


4. sperma sudah diencerkan 200 kali
5 tutup ujung pipet dengan jari, goyang pelan-pelan
6. buang 4-5 tetes
7. teteskan 1-2 tetes sperma pada kanal gelas objek
8. 5-6 menit kemudian dihitung dengan pembesaran 400 (10x40)

101 • 0,5
Objek glass berkanal dari haemocytometer
 Hitung spermatozoa pd 5 kotak besar
1 kotak besar = 16 kotak kecil = semuanya 80 kotak kecil,
volume kotak kecil 0,1 mm3
pengenceran 200 kali, maka konsentrasi = X ?
X x 400/80 x 0,1 = 1.000 X/0,1 mm3
= 10.000X/mm3 atau 10.000.000/ml
= 107 X/ml

Catat jumlah spermatozoa pada 5 kotak besar


Contoh
- Volume sperma ditampung 1,5 ml
– Jml. Spermatozoa dlm 5 kotak = 300
– Konsentrasi
= 300 x 107= 3 x 109 atau
3.000 juta = 3 milyar/ml
Konsentrasi ditampung 3 x 1,5 = 4,5 milyar
Pemeriksaan spermatozoa hidup dan mati
(pewarnaan defernsial)
Macam zat warna
1. Eosin-aniline biru
1 gr eosin (mengandung 88% zat warna)
4 gr analine biru
dilarutkan dalam 100 ml phospat buffer, biasanya terdiri atas :
90,4 ml Na2 phospate (binatrium phospate) dan 19,6 ml
K phospate (mono-kalium phospate)
Campur dan masukkan dalam botol, disimpan dalam lemari
es untuk jangka waktu lama
2. Nigrosin-Eosin-Citrate
1 gr eosin B
5 gr nigrosin
25 gr Na citrat
100 ml aquadest
caranya adalah
1. teteskan sperma di 1/3 ujung gelas objek
2. tambahhkan setetes zat warna eosin
3. homogenkan sperma dg eosin
4. buat preparat apus dg sisi gelas objek lain membentuk sudut
30O didorong ke depan
5. keringkan preparat, periksa di bawah mikroskop pembesaran
10 x 40
6. Catat jumlah spermatozoa yang hidup (tidak berwarna) dan
yang mati (menyerap zat warna) minimal 100 spermatozoa
7. Hitung persentase masing-masing

Catatan :
- sperma tdk bergerak blm tentu mati, shg tidak menyerap warna
- sperma hidup, mungkin ada cacat sehingga menyerap warna
Pemeriksaan Spermatozoa normal dan abnormal

Dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan spermatozoa


hidup dan mati atau tanpa zat warna

Caranya :
Buat preparat apus pada gelas objek
Periksa spermatozoa yang memiliki struktur/morfologi
abnormal seperti kepala putus dari badan, ekor terputus, ekor
patah/kusut, kepala besar/kecil, kepala pipih, kepala/ekor ganda,
dsb.

Abnormalitas primer, umumnya terjadi pada kepala


Abnormalitas skunder, terjadi pada ekor
Bagian Bentuk Dimensi

Tebal 1- 2 mikron
Kepala Bulat lonjong, gepeng
Panjang 9 mikron

Garis tengah 1 mikron


leher Bulat, pendek
Panjang 13 mikron

Garis tengah ½-1/4 mikron


Ekor Bulat, panjang Ujung bergaris tengah ¼ mikron
Panjang 44-50 mikron
Pengenceran sperma
- Pada saat dan setelah penampungan, tangani sperma dengan
baik agar tidak terkontaminasi air, urin, faeces, bahan
kimia, dll; tidak terkena sinar matahari langsung,
pemanasan tinggi, goncangan keras dan cold shock

Pengenceran ?
- Upaya preservasi dan proteksi sperma setelah penampungan
untuk mempertahankan daya fertilitas spermatozoa
optimum dengan menambahkan bahan-bahan pengencer
Fungsi Pengencer
1. Sebagai sumber nutrisi
2. Sebagai sumber energi
3. Proteksi terhadap cold shock
4. Sebagai buffer/penyangga pH
5. Menjaga keseimbangan elektrolit dan tekanan osmotik
6. Mencegah pertumbuhan kuman/bakteri
7. Memperbanyak volume atau memperkecil konsentrasi
spermatozoa  banyak betina yang bisa diinseminasi
Syarat-syarat Pengencer

1. Murah, sederhana, praktis dibuat dan daya preservasi 


2. Mengandung unsur kimia dan fisika = sperma
3. Tidak toksik terhadap spermatozoa dan saluran reproduksi
4. Tidak terlalu kental sehingga menghhambat pertemuan
spermatozoa dengan ovum atau menghalangi saat
pemeriksaan di bawah mikroskop
Macam Pengencer
1. Phospate buffered Saline (PBS) + antibiotik
2. Dulbecco’s
3. Plasma darah
4. Air susu sapi
5. Na.Sitrat-kuning telur (Na3C6H5O7.2H2O)
6. Fosfat-kuning telur (Na2HPO4.12H2O; KH2PO4.12H2O)
7. Tris-kuning telur
8. Air kelapa-kuning telur
9. + Antibiotik (penicilline dan/atau streptomycine)
10. Untuk sperma beku : ditambah Glycerol 7 – 10 %
Cara pembuatan pengencer
1. Pengencer air susu
- Tuang larutan air susu dalam tabung Erlen Meyer 150 cc
- Letakkan Erlen Meyer di dalam gelas Pyrec 400 cc
- Panaskan secara tidak langsung di atas api bunsen
hingga mencapai suhu 97OC selama 10 menit
- Dinginkan dengan air keran hingga suu 27 – 30 OC
- Tambahkan 1000 g streptomycine dan/atau 1000 IU
penicilline / ml pengencer
- Simpan di dalam lemari es (5OC) jika belum dipakai
2. Citrat-kuning telur
- Timbang 2,8 gr sodium citrat, dilarutkan dalam 100
ml aquadestilata
- Panaskan hingga mendidih sambil diaduk : 10 menit
- Dinginkan kemudian tambahkan 1000 g
streptomycine dan/atau 1000 IU penicilline / ml
- Campur ke dalam kuning telur dengan perbandingan
4 sitrat : 1 kuning telur (sapi)
- Tambahkan 1000 g streptomycine dan/atau 1000 IU
penicilline / ml pengencer
- Simpan di dalam lemari es (5OC) jika belum dipakai
3. TRIS-kuning telur
• Timbang Tris (hydroxymethyl) aminomethane 4,028 gr
dan 1 gr Fructosa
• Tambah 100 ml aquadestilata, kemudian panaskan
• Dinginkan, kemudian tambahkan 1000 g streptomycine
dan/atau 1000 IU penicilline / ml pengencer
• Tambah 10% asam Citrat agar mencapai pH sekitar 7,0
• Campur ke dalam kuning telur dengan perbandingan 4
sitrat : 1 kuning telur (sapi)
• Simpan di dalam lemari es (5OC) jika belum dipakai
Pengencer air kelapa-kuning telur

Pengencer air kelapa tidak dipanaskan, tetapi langsung


dicampur kuning telur dengan perbandingan 4 : 1
(sapi) dan antibiotik sesuai ketentuan
Mengencerkan sperma
Contoh :
Volume ejakulat : 5 ml
Motilitas progresif (Mp) : 80 %
Konsentrasi spermatozoa : 1 milyar/ml
Berarti : 1 ml mengandung Mp : 80/100 x 1.109
= 8 x 108 spermatozoa Mp/ml
Dosis IB sperma cair (sapi) : 5 juta (5 x 106)
Angka pengenceran : 8 x 108 / 5 x 106 = 1,6 x 102 = 160 ml Pengencer yang ditambah 160 –
5 = 155 ml Sapi betina yang dapat diinseminasi per 5 ml ejakulat :
Prosedur pengenceran
1. Sperma hasil penampungan diperiksa volume,
progresif motilitas dan konsentrasi spermatozoanya
2. Hitung angka pengencerannya
3. Tempatkan sperma yang sudah diperiksa di dalam
tabung (E. Meyer atau gelas ukur, dll)
4. Tambahkan pengencer sesuai hasil perhitungan
dengan cara :
a. Campurkan pengencer dengan spuit melalui
dinding tabung sperma setetes demi setetes sambil
tabung digetar-getarkan hingga mencapai volume
yang sama dengan sperma
b. Tuang pengencer melalui dinding tabung sedikit demi
sedikit sambil tabubg digetarkar/digoyangkan hingga
volume yang diperlukan
c. Periksa sperma yang sudah diencerkan untuk
memastikan apakah setelah diencerkan motilitas
spermatozoa masih baik
Penyimpanan dan Evaluasi
a. Jika hasil pemeriksaan pasca pengenceran
masih baik, maka sperma disimpan di dalam
lemari es (suhu 5OC)
e. Amati sampel sperma setiap hari untuk
melihat kualitas spermatozoanya (meliputi
progresif motilitas, hidup dan mati,
abnormalitas, dll. Jika diperlukan)

Sperma cair (simpan dingin) dapat disimpan dan


layak pakai IB selama 2 – 3 hari
Sekian

Anda mungkin juga menyukai