Anda di halaman 1dari 31

EVALUSI, PENGENCERAN, DAN

PEMBEKUAN SEMEN

DISUSUN OLEH :
RYAN ILHAM
(1310611011)
Evaluasi
Semen

Pengenceran Pembekuan
Semen Semen

EXIT

ilhamholmes@gmail.com
Evaluasi
Semen

Makroskopis MIKroskopis

vOLUME Motilitas indivdu

Warna Motilitas masa

konsistensi Konsentrasi sperma


total
bau Konsentrasi sperma
hidup
pH
Abnormalitas Sperma

ilhamholmes@gmail.com
Pengenceran
Semen

Fungsi bahan syarat bahan


pengencer pengencer

bahan
pengencer

Pembuatan Pembuatan
bufer egg yolk

Pembuatan extender
(pengencer) EYSCG

ilhamholmes@gmail.com
Pembekuan Semen

Keuntungan & masalah solusi


kerugian

Pembekuan di Pembekuan di
ampul straw

ilhamholmes@gmail.com
volume

Dari jenis ternak tersebut, volume semen juga dipengaruhi


oleh bangsa, umur, ukuran badan, pakan dan frekwensi
penampungan.
Volume semen sapi bervariasi antara 1 - 15 ml, semen
domba antara 0,8 - 1,2 ml, kambing antara 0,5 1,5 ml,
babi, 150 200 ml, kuda 60 100 ml dan ayam antara 0,2
0,5 ml.
warna

Warna semen sapi yang normal adalah seperti susu atau krem
keputih-putihan dan keruh. Derajat kekeruhan tergantung atas
konsentrasi spermatozoa yang dikandung.
Adanya ketidak normalan dari warna semen, yang diakibatkan
karena kandungan bakteri tertentu seperti Pseudomonas
aeruginosa sehingga menyebabkan warna semen sapi menajdi
hijau kekuning-kuningan. Selain itu warna kecoklatan karena
adanya darah yang telah mengalami dekomposisi.
konsistensi

Konsistensi atau kekentalan atau viscositas merupakan salah satu


sifat semen yang erat kaitannya dengan kepadatan atau
konsentrasi sperma di dalamnya. Semakin kental semen maka
dapat diartikan semakin tinggi konsentrasi sperma
Semen sapi dan domba mempunyai konsistensi kental berwarna
krem dengan konsentrasi 1000 juta hingga 2000 juta sel
spermatozoa per ml semen, sedangkan semen kuda dan babi
mempunyai konsistensi encer.
bau

Semen yang normal umumnya memiliki bau amis khas


disertai bau dari hewan itu sendiri. Bau busuk bisa terjadi
apabila semen mengandung nanah yang disebabkan oleh
adanya infeksi organ atau saluran reproduksi hewan jantan
pH
(Power Hidrogen)

Keasaman atau pH semen perlu diukur untuk memastikan


bahwa cairan semen hasil penampungan memiliki
karakteristik yang normal (7).
MOTILITAS INDIVIDU

Pergerakan individu dari spermatozoa tersebut, caranya


semen diletakkan diatas object glass dan ditutup cover glass
serta diamati di bawah mikroskop pada persebaran 400X.
Penilaian Motilitas Individu ini dilihat berapa spermatozoa
yang bergerak progresif kedepan (pergerakan mundur dan
melingkar tidak diikut sertakan) dibandingkan dengan
spermatozoa yang diam di tempat. Penilaian motilitas
individu ini dalam bentuk prosentase spermatozoa yang
bergerak.
MOTILITAS MASA

Gerakan massa spermatozoa merupakan petunjuk derajat keaktifan


bergerak sperma, dan ini apat dijadikan sebagai indikator tingkat atau
presentase sperma hidup dan aktif dalam semen.
(+ + +) jika spermatozoa tersebut kelihatan seperti kumpulan awan gelap
yang bergerak aktif dan sangat cepat seperti awan gelap ketika akan
turun hujan.
(+ +) jika spermatozoa tersebut kelihatan seperti awan gelap tetapi
gerakannya tidak terlalu cepat.
( + ) jika yang terlihat hanya pergerakan individu saja dan tidak ada
kumpulan spermatozoa.
( 0 ) jika spermatozoa tidak bergerak.
Konsentrasi
sperma total

Penilaian konsentrasi spermatozoa bertujuan untuk menghitung jumlah


spermatozoa per mililiter semen.
Penentuan konsentrasi spermatozoa dapat dilakukan melalui beberapa
cara, yaitu :
Menghitung Jarak antara Kepala Spermatozoa
Penghitungan dengan Hemocytometer dan kamar hitung
Neubauer
Menghitung Jarak antara Kepala Spermatozoa
Densum (D), jarak antara dua kepala sperma kurang dari panjang satu
kepala, dapat diperkirakan konsentrasi 1000 2000 juta sel sperma per ml
semen.
Semidensum (SD), jika jarak antara dua kepala sperma sama dengan
panjang 1 1,5 kepala sperma, konsentrasi 500 1000 juta sel per ml
semen
Rarum (R), jarak antara dua kepala spermatozoa melebihi panjang satu
kepala atau sama dengan panjang seluruh sperma, konsentrasi 200 500
juta sperma per ml semen
Oligospermia (OS) atau sedikit sperma, jika jarak antara dua kepala sperma
memiliki panjang seluruh sperma, dengan konsentrasi kurang dari 200 juta
sel sperma per ml semen
Aspermi (A) atau tidak ada sperma, jika sama sekali tidak terdapat
spermatozoa di dalam semen
Penghitungan dengan Hemocytometer dan kamar hitung
Neubauer

Jumlah spermatozoa pada kelima kotak tersebut dikalikan 107 dan


konsentrasi spermatozoa yang didapatkan. Misalnya, jumlah
spermatozoa dalam kelima kotak tersebut adalah 150, berarti
konsentrasi yang di dapatkan adalah 150 x 107 per ml.
Konsentrasi
sperma hidup

Semen yang berkualitas baik adalah semen yang memiliki


kandungan sperma hidup dan bergerak maju ke depan dalam
jumlah yang banyak. Perbandingan spermatozoa hidup dan
bergerak ke depan (motil progresif) dengan konsentrasi
spermatozoa total dalam suatu contoh semen dikenal dengan
istilah motilitas spermatozoa.
Adapun cara penentuan motilitas spermatozoa dalam suatu
contoh semen dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu :
Pewarnaan Diferensial
Penghitungan motilitas spermatozoa menggunakan pipet
aemocytometer dan kamar hitung Neubauer.
Pewarnaan Diferensial
Dalam pengamatan di bawah mikroskop, lakukan penghitungan
kurang lebih 200 sel sperma.
Semen yang memiliki motilitas spermatozoa kurang dari 60 %
tidak dianjurkan untuk digunakan dalam program inseminasi
buatan
Dari sejumlah sel spermatozoa yang dihitung tersebut, berapa
banyak sperma yang berwarna putih (hidup) an berapa banyak
yang berwarna merah (mati). Misalkan spermatozoa yang
berwarna putih sebanyak p sel dan yang berwarna merah
sebanyak q sel. Maka motilitas spermatozoa dapat dihitung
berdasarkan rumus :
Penghitungan motilitas spermatozoa menggunakan pipet
aemocytometer dan kamar hitung Neubauer.

Metode ini menggolongkan sperma yang bergerak ditempat, bergerak


mundur, bergerak melingkar dan sperma yang tidak bergerak sama
sekali. Spermatozoa yang mati dan berada dalam bidang hitung
kamar Neubauer dapat dihitung. Misalkan dari lima kotak terdapat
Y sel sperma mati, ini berarti bahwa dalam setiap mililiter contoh
semen tersebut terdapat Y x 107 sel spermatozoa yang mati.
spermatozoa hidup dalam setiap mililiter contoh semen dapat
diketahui, yaitu : (X Y) x 107 sel.
Abnormalitas
sperma

Ketidaknormalan bentuk spermatozoa dalam suatu contoh semen perlu diketahui


karena tingkat abnormalitas tersebut berkaitan erat dengan tingkat kesuburan
(fertilitas) dari pejantan yang ditampung semennya.
Semen sapi umumnya mengandung sperma abnormal sekitar 5 35 %, Domba 5
20 %, Babi 10 30 %, Kuda 10 40 % dan Ayam 5 15 %. Semen untuk
program inseminasi buatan sebaiknya tidak mengandung spermatozoa abnormal
lebih dari 20 %.
Hitunglah jumlah spermatozoa yang bentuknya normal, misalkan A sel dan yang
berbentuk abnormal, misalkan B sel. Maka tingkat abnormalitas spermatozoa
dalam contoh semen dapat diketahui dengan rumus
Fungsi bahan
pengencer

Menyediakan zat-zat makanan sebagai sunber energi bagi spermatozoa


Melindungi spermatozoa terhadap cold shock
Menyediakan suatu penyanggah untuk mencegah perubahan pH sebagai akibat
pembentukan asam laktat dari hasil metabolisme spermatozoa
Mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan elektrolit yang sesuai
Memperbanyak volume semen
syarat bahan
pengencer

Murah, sederhana dan mudah dibuat


Mengandung unsur-unsur yang hampir sama sifat fisik dan kimiawi dengan
Semen
Tidak mengandung bahan toksik (racun)
Mempertahankan dan tidak membatasi daya fertilitas spermatozoa
Memberikan kemungkinan penilaian sperma setelah pengenceran
Bahan Pengener dan Cara Pembuatan Semen Cair
Pembuatan
buffer
(kuning telur)

Sediakan labu erlenmeyer (100 ml).


Timbang 2,9 gram Natriumsitratdihidrat dan 0,8 gram kristal Glukos.
Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Tambahkan aqubidestilata sampai
mencapai volume 100 ml. Kocok sampai semua kristal Natriumsitrat larut.
Pindahkan larutan ke dalam labu erlenmeyer dan tutup mulut labu
denganaluminium foil atau parafin film. Simpan larutan tersebut untuk
digunakan.
Pembuatan Egg yolk (kuning telur)

Telur ayam dicuci sampai bersih dari kotoran


Keringkan dengan tissue
Bilas dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70%.
Pecahkan telur tersebut dengan jalan memotong kulitnya menjadi dua bagian.
Tahan kuning telurnya pada salah satu potongan sedangkan putih telurnya
(albumen) ditampung ditempat lain atau dibuang.
Egg yolk dipindahkan ke atas kertas isap steril
Egg yolk diguling-gulingkan sehingga selaput vitelinnya bersih dari albumin
Pindahkan Egg yolk ke kertas isap yang lain yang steril
Pecahkan selaput vitelinnya dan bagian egg yolk dialirkan pada beker gelas
yang kecil (20 ml)
Egg yolk siap digunakan
Pembuatan extender (pengencer) EYSCG

Siapkan 80 ml larutan buffer (Natrium sitrat glukosa) dalam Beaker glass 100
ml
Tuangkan 20 ml kuning telur ke dalam beaker glass berisi Natrium sitrat
tersebut.
Aduk hingga merata dengan mengunakan batang pengaduk gelas. Pengadukan
lakukan dengan hati-hati agar tidak terbentuk busa yang berlebihan
Tambahkan 100.000 internasional unit (IU) Penicillin dan 100 mg
Streptomycin ke dalam larutan Natrium sitrat Kuning Telur (1000 IU Penicillin
dan 1 mg Streptomycin untuk setiap milliliter pengencer)
Tutup mulut beaker glass dengan aluminium foil.
Periksa pH dan Pengencer Egg Yolk Sitrat siap digunakan.
Keuntungan &
kerugian

Ada beberapa keuntungan dengan dilakukannya pembekuan semen, yaitu :


Efisiensi penggunaan semen pajantan-pejantan unggul baik yang masih sehat
maupun cacat sepanjang tahun
Mengatasi hambatan jarak dan waktu
Memungkinkan perkawinan pejantan-pejantan unggul untuk daerah luas
Biaya transportasi relatif murah

Ada beberapa kerugian dengan dilakukannya pembekuan semen, yaitu :


Dihasilkannya semen yang tidak tahan terhadap pembekuan (10-20 %)
Biaya produksi relatif mahal
Kesehatan pejantan tidak dipertahankan
Membatasi pemakaian jumlah pejantan
Memungkinkan dipersempitnya dasar genetik suatu bangsa tertentu
masalah

Cold shock
Pengaruh cold shock terjadi pada sel yang dibekukan, sebagai akibat adanya
penurunan temperatur saat proses pembekuan berlangsung. Sedangkan adanya
pembentukan kristal-kristal es adalah disebabkan dengan adanya proses pembekuan
tersebut maka akan terjadi fenomena pengeringan fisik. Hal ini akan berakibat larutan
yang dibekukan dalam hal ini air akan membeku dan membentuk kristalkristal es.

Perubahan intraseluler akibat pengeluaran air akibat adanya pembentukan


kristal-kristal es
Selain itu terbentuk pula bahan terlarut yang tidak bersatu dengan kristalkristal es
tersebut melainkan berakumulasi dan menjadi pekat. Dengan terbentuknya kristal-
kristal es maka akan berakibat terjadinya penumpukan elektrolit dan bahan terlarut
lainnya di dalam larutan atau di dalam sel. Kristal-kristal es intraseluler tersebut
ternyata dapat merusak spermatozoa secara mekanik.
solusi

Untuk mengurangi ataupun memecahkan problem dalam proses


pembekuan, telah dikenal dengan cara proses Gliserolisasi. Penambahan
Glycerol atau glycerin ke dalam medium dapat mengatasi sebagian besar
problem pembekuan tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa penambahan
glycerol dapat memodifisir Kristal kristal es yang terbentuk di dalam medium
sewaktu pembekuan.
Pembekuan di ampul

Dalam proses pembekuan semen di dalam Ampul, semen ditampung melalui


prosedur standart dengan menggunakan Vagina Buatan. Selanjutnya
diencerkan dengan pengencer TRIS kuning telur dan ditambahkan antibiotik
dan 6% Glycerol. Jumlah spermatozoa per dosis antara 40 60 Juta sel.
Setelah dilakukan pengencer, semen tersebut diisikan ke dalam ampul-ampul.
Di Pusat Inseminasi Buatan di Neustadt an der Aisch Jerman terdapat mesin
khusus pengisian semen ke dalam ampul.
Pembekuan di straw

Semen yang diawetkan dalam bentuk Straw dan disimpan dalam gas
Nitrogen cair (N2 cair) memiliki ketahanan tak terbatas. Pada proses
pembekuan semen tersebut merupakan kelanjutan dari pembuatan semen cair
dengan modifikasi pada saat
Persiapannya.

Anda mungkin juga menyukai