Anda di halaman 1dari 41

KENDALI MUTU

LABORATORIUM
PARASITOLOGI
DI PRESENTASIKAN PADA PERKULIAHAN
DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
POKOK BAHASAN

• PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)

• PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)


PEMANTAPAN MUTU
 Semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian
dan ketepatan hasil pemeriksaan
Tujuan
 Pastikan proses lab berjalan baik
 Deteksi penyimpangan & sumber
 Siaga mengeluarkan hasil & perbaikan
 Penyimpangan
 Pemantapan metode & penyempurnaan  aspek analitik & klinis
 Perbaikan pelayanan pelanggan
PEMANTAPAN MUTU
INTERNAL (PMI)
Ada tiga tahap pemantapan mutu internal (PMI) yang
dilakukan, yaitu:

• Tahap Pra analitik

• Tahap Analitik

• Tahap Pasca analitik


TAHAP PRA ANALITIK
Tujuan tahap pra analitik untuk menjamin spesimen-spesimen yang diterima
benar dan dari pasien yang benar pula serta memenuhi syarat yang telah
ditentukan.
• Persiapan pasien
• Pemberian identitas spesimen
• Pengambilan dan penampungan spesimen
• Penanganan spesimen
• Pengiriman spesimen
• Pengolahan dan penyiapan spesimen
PRA ANALITIK
1. PERSIAPAN PASEIN
- Pada waktu demam lebih mudah menemukan parasite malaria dalam darah

2. PEMBERIAN IDENTITAS
- Pemberian nama, usia, jenis kelamin, rekam medik (jika ada)
- Formulir/blanko
- Pendaftaran
- Penulisan label wadah sampling
PRA ANALITIK
3. PENGAMBILAN DAN PENAMPUNGAN SPECIMEN
Syarat specimen:
• Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan
• Volume mencukupi
• Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah
warna, tidak berubah bentuk, steril (untuk kultur kuman)
• Pemakaian antikoagulan atau pengawet tepat
• Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat
• Identitas benar sesuai dengan data pasien
Lanjutan..
• Pengambilan darah kapiler
1. Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alkohol 70% dan biarkan
sampai kering lagi.
2. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya
rasa nyeri berkurang.
3. Tusuklah dengan cepat memakai lanset steril. Pada jari tusukanlah dengan
arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari, jangan sejajar dengan itu.
Pada daun telinga tusuklah pinggirnya, jangan sisinya
4. Buanglah tetes darah yang pertama keluar dengan memakai segumpal
kapas kering, tetes darah berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan
Lanjutan..
Kesalahan-kesalahan dalam pengambilan darah kapiler

• Tusukan yang kurang dalam sehingga darah harus diperas-peras


keluar.
• Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol. Bukan saja darah itu
diencerkan, tetapi darah juga melebar diatas kulit sehingga sitkar
diisap ke dalam pipet.
• Tetes darah pertama dipakai untuk pemeriksaan
• Terjadi bekuan pada tetes darah karena terlalu lambat bekerja
PRA ANALITIK
4. PENANGANAN SPESIMEN
Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah berisikan
antikoagulan yang sesuai, kemudian dihomogenisasi secara perlahan dan
merata.
5. PENYIMPANAN SPECIMEN
• Disimpan pada suhu kamar
• Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2o – 8oC.
• Dibekukan suhu - 20oC, - 70oC atau – 120oC (tidak boleh terjadi beku ulang).
• Dapat diberikan bahan pengawet
PRA ANALITIK
6. SYARAT PENGIRIMAN SPESIMEN
a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen.
b. Tidak terkena sinar matahari langsung
c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium
termasuk pemberian label yang bertuliskan “Bahan pemeriksaan
infeksius” atau “Bahan pemeriksaan berbahaya”.
d. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.
e. Penggunaan media transport yang tepat untuk pemeriksaan
mikrobiologi
TAHAP ANALITIK

Tujuan tahap analitik yaitu untuk menjamin bahwa hasil pemeriksaan


spesimen dari pasien dapat dipercaya/ valid, sehingga klinisi dapat
menggunakan hasil pemeriksaan laboratorium tersebut untuk
menegakkan diagnosis terhadap pasiennya.
• Pemeriksaan spesimen
• Pemeliharaan dan Kalibrasi alat
• Uji kualitas reagen
• Uji Ketelitian - Ketepatan
Tahap Analitik
1. Pemeriksaan specimen
Lanjutan…
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA (GOLD STANDART)
1. Bahan dan Alat Pembuatan Apus darah tebal dan tipis:
• Slide • Kapas kering
• Lancet • Tempat Slides

• Kapas alcohol • Perlengkapan staining

• Pensil • Mikroskop
Lanjutan…
Syarat Kaca sediaan:

• Bersih, tidak berdebu dan bebas lemak atau tidak mengandung


alkohol.
• Jernih, tidak tergores dan tidak berjamur.
• Tidak kusam / buram
• Ketebalan Kaca Sediaan antara 1,1 – 1,3 mm
• Yang terbaik adalah menggunakan object glass yang baru
Lanjutan
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA (GOLD STANDART)
2. Pembuatan Apusan darah
• Sediaan apus darah tebal dibuat dari 10-20ul darah.
• Sediaan apus darah tipis dibuar dari 2ul darah.
• Apus darah tipis difiksasi dengan methanol untuk mencegah
terjadinya hemolisis.
• Sediaan apus darah tebal dibuat dari 10-20ul darah.
• Sediaan apus darah tipis dibuar dari 2ul darah.
Lanjutan..
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA (GOLD STANDART)
3. Penyiapan pewarnaan Giemsa
- Giemsa stok
- Methanol
- Buffer Giemsa
- Pak pewarnaan

Larutan giemsa yg telah tercampur dgn buffer giemsa tidak boleh dimasukkan
kembali ke dalam giemsa stok
Lanjutan..
Menguji Mutu Giemsa
- Melakukan pewarnaan pada 1-2 sd
- Menggunakan kertas whatman No. 02. sebanyak 1-2 tetes giemsa
stok ditambahkan 3-4 tetes alcohol absolut → terbentuk 3 lapisan
(lingkaran biru, cincing ungu dan lingkaran tipis merah.
Lanjutan…
PEWARNAAN GIEMSA 10%
• Ambil 1 ml Giemsa Stock Solution;
• Tambahkan 9 ml buffer giemsa;
• Aduk hingga terlarut merata;
• Warnai specimen dengan pengenceran ini selama 8-10 menit.
- Isi bejana pewarnaan dengan Giemsa yang sudah diencerkan 10%;
- Letakkan sediaan darah pada rak pewarnaan selama 8-10 menit;
- Bilas dengan hati-hati menggunakan air bersih.
Lanjutan…
PEWARNAAN GIEMSA 3%
• Ambil 3 ml Giemsa Stock Solution;
• Tambahkan 97 ml buffer giemsa;
• Aduk hingga terlarut merata;
• Warnai specimen dengan pengenceran ini selama 45-60 menit.
- Isi bejana pewarnaan dengan Giemsa yang sudah diencerkan 3%;
- Letakkan sediaan darah pada rak pewarnaan selama 45-60 menit;
- Bilas dengan hati-hati menggunakan air bersih.
Lanjutan…
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA (GOLD STANDART)
4. CARA PEWARNAAN SEDIAAN DARAH
• Pastikan SD sudah kering sempurna
• SD tipis difixasi dengan methanol, dengan cara ditetes atau dicelupkan
• Methanol tidak boleh mengenai SD tebal, dibiarkan di udara maksimal 2 menit
• Siapkan cairan giemsa yang telah dibuat pengenceran
• Letakkan sediaan darah pada rak pewarnaan
• Teteskan cairan giemsa menggunakan pipet sampai seluruh SD tebal dan tipis tertutup
cairan
• Diamkan sesuai waktu yang ditentukan
• Bilas dengan air mengalir sampai bersih
Lanjutan…
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN MUTU PEWARNAAN SEDIAAN
DARAH
• Kualitas Giemsa yang digunakan
• Kualitas air pengencer Giemsa
• Kepekatan larutan Giemsa
• Lamanya reaksi pewarnaan
• Kualitas Pembuatan SD
• Kebersihan Sediaan Darah
Lanjutan…
Secara makroskopis
• SD kelihatan jernih dan transparan
• warna SD merupakan kombinasi warna- warna merah,ungu dan biru.
• 3Penilaian ini hanya dapat menduga mutu pewarnaannya saja.

Secara mikroskopis
• Latar belakang berwarna jernih,biru pucat atau pucat kemerah-merahan
• Benda-benda/sel-sel berwarna kontras/jelas: merah, ungu, biru, coklat, hitam.
• Sebagian besar leukosit, dinding sel serta sitoplasmanya terlihat dengan jelas
• Bersih dari partikel-partikel giemsa
TAHAP PASCA ANALITIK
Tujuan tahapan Pasca analitik menjamin bahwa tiak terdapat kesalahan
dalam penulisan hasil pemeriksaan pasien sehingga klinisi dapat memberikan
diagnosis yang tepat terhadap pasiennya.
• Penulisan hasil
• Interpretasi hasil
• Pelaporan Hasil
PASCA ANALITIK

INTERPRETASI HASIL
• Pemeriksaan secara semi kuantitatif dan kuantitatif pada sediaan darah tebal
• Baca sediaan secara “zig-zag” menggunakan mikroskop cahaya (100x
objective and 10x ocular) dan menggunakan minyak immersi.
• Periksa minimal 200 lapang pandang besar.
• Catat hasil dengan menuliskan jenis species dengan cara:
+ + + + = Apabila ditemukan >10 parasit per lapang pandang
+ + + = Apabila ditemukan 1-10 parasit per lapang pandang
+ + = Apabila ditemukan >10 parasit per 100 lapang pandang
+ = Apabila ditemukan 1-10 parasit per 100 lapang pandang
Lanjutan..
•  Catat hasil dengan menuliskan jenis species dan stage serta jumlah
parasit per 200 sel leukosit pada apusan darah tebal. Hasil tsb dapat
dikonvesi menjadi:
= Jumlah parasite per µl darah

• Jika telah mendapatkan ≥ 100 parasite dalam 200 leukosit , stop perhitungan dan catat
hasilnya sebagai jumlah parasite per 200 leukosit.
• Jika telah didapatkan ≤ 99 parasite dalam 500 leukosit. stop perhitungan dan catat
hasilnya sebagai jumlah parasite per 500 leukosit
Lanjutan..
PELAPORAN HASIL
• Jika TIDAK ditemukan parasit malaria setelah pemeriksaan 200 LPB,
maka laporkan sebagai Negatif atau Tidak Ditemukan Parasit.
• Jika ditemukan parasit, maka catat jenis species, stage parasit nya.
Contoh:
Kualitatif: Ditemukan, P. vivax stadium ring dan tropozoit
UNTUK MENDAPATKAN MUTU PEMERIKSAAN
LABORATORIUM, DIPENGARUHI OLEH BEBERAPA FAKTOR :

1. Variasi analitik
• Faktor yang dapat menimbulkan variasi analitik ialah peralatan,
metode, bahan pemeriksaan dan reagen.

2. Variasi non analitik


• Faktor yang dapat menimbulkan variasi non analitik terbagi tiga,
yaitu pra analitik, analitik dan pasca analitik.
• Variasi non analitik yang dapat timbul rinciannya sebagai berikut:
a. Pre analtik b. Analitik
• Ketatausahaan (clerical) • Reagen
• Persiapan penderita (patient • Peralatan
Preparation) • Kontrol & bakuan (control &
• Pengumpulan spesimen (specimen standard)
Collection) • Metode analitik (analytical method)
• Penanganan sampel (sampling • Ahli Teknologi (Technologist)
handling)
c. Pasca analitik
• Perhitungan (calculation)
• Cara menilai (method evaluation)
• Ketatausahaan (clerical)
• Penanganan informasi (information handling)
PEMANTAPAN MUTU
EKSTERNAL
• Diselanggarakan oleh pihak luar lab (pemerintah, swasta, internasional)
• Periodik
• Memantau dan menilai penampilan bidang pemerikskaan tertentu
• Wajib diikuti oleh lab  penyelenggara pem
• Penyelenggara : nasional/pusat , regional, provinsi
• Hasil PME
• Tindak lanjut
Lanjutan…

Pemantapan mutu eksternal laboratorium malaria dilakukan


dengan cara:
a. Uji silang mikroskopis;
b. bimbingan teknis; dan
c. tes panel/tes profisiensi
PME Malaria
UJI SILANG MIKROSKOPIS (CROSS CHECK)
Dalam melakukan uji silang harus memperhatikan hal-hal
berikut:
• Uji silang dilakukan oleh laboratorium di tingkat lebih tinggi
• Uji silang dilakukan oleh tenaga terlatih yang ditunjuk
sebagai tenaga pelaksana uji silang (cross-checker).
• Uji silang dilakukan secara blinded
• Metode uji silang dalam pedoman ini menggunakan metode
konvensional
Lanjutan…
Penetapan tenaga pelaksana uji silang mikroskopik dilakukan
oleh DinKes Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi dengan
persyaratan sebagai berikut:
• Telah melaksanakan pemeriksaan mikroskopik malaria secara
rutin dengan akurasi spesies minimal 80% untuk Kabupaten/Kota
dan minimal 90% untuk provinsi, yang dibuktikan dengan laporan
pelaksanaan pemeriksaan.
• Merupakan tenaga terlatih dan memiliki sertifikat lulus pelatihan.
• Memiliki tingkat kemampuan minimal:
• Reference untuk tingkat Kabupaten/Kota
• Expert untuk tingkat Provinsi
• Expert untuk tingkat pusat
• Memiliki komitmen untuk melaksanakan tugasnya minimal 3
PME MALARIA
BIMBINGAN TEKNIS

Kegiatan yang sistematis untuk memberikan pemahaman,


pengetahuan dan keterampilan, meningkatkan kinerja
petugas, mempertahankan kompetensi dan motivasi petugas
yang dilakukan secara langsung dalam rangka peningkatan
mutu laboratorium.
PME MALARIA
TES PANEL/TES PROFISIENSI

• Metode untuk mengetahui kinerja laboratorium dengan cara


membandingkan kemampuan mikroskopis terhadap nilai rujukan.

• Tes Panel/tes profisiensi diselenggarakan secara berjenjang oleh


laboratorium rujukan tingkat provinsi dan laboratorium rujukan tingkat
nasional
Lanjutan…
Tes panel/tes profisiensi dilakukan kepada:
• Tenaga pelaksana uji silang laboratorium rujukan tingkat
provinsi dan Lab rujukan tingkat kabupaten/kota.
• Tenaga pelaksana lab pelayanan di kabupaten/kota yang
pelaksanaan uji silangnya belum berjalan dengan baik.
• Tenaga pelaksana lab yang baru dilatih mikroskopis malaria
sebagai evaluasi pasca pelatihan.
• Tenaga pelaksana di laboratorium yang ditunjuk sebagai
rujukan laboratorium pelayanan di wilayah Kabupaten/Kota
tahap eliminasi, untuk menjaga kompetensi petugas.
Lanjutan…
Tes panel/tes profisiensi dilaksanakan melalui mekanisme sebagai
berikut
• Pengiriman sediaan
• Interpretasi dan evaluasi hasil pemeriksaan tes panel
• Umpan Balik
"TELL ME AND I FORGET.
TEACH ME AND I
REMEMBER. INVOLVE ME
AND I LEARN." -Benjamin
Franklin

Anda mungkin juga menyukai