PELAKSANAAN MAGANG
a) Pemeriksaan Hematologi
b) Pemeriksaan Urinalisa
c) Pemeriksaan Imunoserologi
d) Pemeriksaan Kimia Klinik
18
2) Sebelum pelaksanaan kegiatan telah diberikan penjelasan atau
pengarahan tentang jenis pemeriksaan laboratorium yan akan
diambil dari vena atau darah kapiler.
3) Pada saat pengambilan darah pasien, petugas laboratorium
harus menjelaskan kepada pasien agar tidak takut atau tegang
pada saat pengambilan darah.
B. Pengambilan Sampel
1) Pengambilan darah vena
a. Alat dan Reagen
Botol atau tabung reaksi
Jarum dan spuit
Tourniquet
Kapas alkohol 70%
lancet
b. Prosedur
Identitas pasien ditandai dengan cermat pada
wadah agar tidak tertukar pada pasien yang lain.
Peralatan dan bahan yangb diperlukan,
dipersiapkan sedemikian rupa sehingga mudah
dijangkau dari tempat pengambilan darah.
Pembendung darah dilakukan dengan cara
memasangkan tourniquet diatas lipatan lengan
pasien, dengan lurus dan telapak tangan
menghadap ke atas dan mengepalkan tangan.
Pilih vena yang terlihat jelas, mudah teraba dan
agak dalam (bukan dipermukaan).
Daerah penusukan dibersihkan dengan kapas
alkohol 70%.
19
Lengan pasien dibawah daerah vena yang akan
ditusuk ditekan dengan ibu jari tangan kiri
sampai kulit pasien menjadi tegang.
Spuit dipegang pada tabungnya memakai ibu
jari dan jari tengah kanan pada posisi dimana
petugas dapat melihat garis – garis skala volume
spuit dan lubang jarum menghadap ke atas.
Dengan gerakan yang langsung (tidak tersendat)
tusukan dapat kita lakukan pada vena sedikit
diawah lipatan lengan dengan perhitungan pada
waktu ujung jarum mencapai vena pada lipatan
lengan pasien.
Hisaplah dengan perlahan – lahan, disamping
itu genggaman tangan pasien dibuka.
Bila kita sudah mendapat darah pasien yang
sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan,
tourniquet dilepaskan, luka tusukan ditekan
menggunakan kapas alkohol secara perlahan,
kemudian jarum dilepas dengan gerakan yang
langsung dan cepat.
Pasien diminta menekan luka tusukan dengan
kapas alkohol sampai pendarahan berhenti.
Segera setelah bantuan diberikan pasien, jarum
dilepaskan kemudian darah dimasukkan pelan –
pelan kedalam botol atau tabung reaksi.
c. Persiapan Peralatan
Persyaratan peralatan yang digunakan :
Bersih dari kotoran dan debu
20
Harus kering
Tidak mengandung bahan kimia dan detergen
Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat –
zat yang ada pada specimen.
Mudah dicuci dari specimen sebelumnya.
Terbuat dari gelas atau plastic.
Tidak bocor atau merembes.
Harus dapat ditutup dengan tutup berulir.
Besar wadah harus sesuai dengan specimen.
2. Tahap Analitik
Meliputi :
A. Pemeriksaan Hematologi
a. Laju Endap Darah (LED)
Tujuan : Untuk penetapan laju eritrosit, dibaca dalam
satuan mm/jam
Prinsip : Darah antikoagulan dibiarkan dalam pipet
dengan ukuran tertentu dalam posisi tegak lurus, kecepatan
eritrosit mengendap diukur dalam jangka waktu tertentu.
Metode : Westergreen
Sampel : Darah vena dengan antikoagulan larutan NaCL
0,9% dalam perbandingan 4 : 1
Alat dan reagen : - Larutan NaCL 0,9%
- Pipet Westergreen
- Rak pipet Westergreen
- Tabung
21
Prosedur
1) Isi tabung dengan larutan NaCL 0,9% sebanyak 0,25 ml
2) Tambah darah antikoagulan sebanyak 1 ml
3) Campur, hisab sampai tanda 0, bersihkan bagian luar
tabung dengan tissue kering, kemudian dipasang
dalam rak westergreen, tunggu selama 1 jam dalam
keadaan berdiri vertikal
4) Tepat 1 jam pertama, baca tinggi lapisan plasma dari 0
sampai tanda batas dengan endapan darah dan lihat
pada skala yang tertera pada pipet westergreen dengan
satuan mm/jam
Harga Normal : - Dewasa pria : 0 – 15 mm/jam
- Dewasa wanita : 0 – 20 mm/jam
- Anak – anak : 0 – 10 mm/jam
b. Darah Lengkap (Hematologi Analizer / Sysmex)
Tujuan : Untuk mengetahui jumlah komposisi darah yang
ada dalam tubuh
Prinsip : Darah EDTA yang dimasukkan ke dalam suatu
alat tertentu untuk mengetahui jumlah komposisi darah.
Sampel : Darah vena dengan antikoagulan
Alat dan reagen : - Botol kaca
- Hematologi Analizer
- Darah vena dengan EDTA 10%
Prosedur
1) Nyalakan alat
2) Masukkan darah EDTA yang ada dalam botol kaca
kedalam selang penghisap yang ada dalam alat
hematologi analizer
22
3) Tunggu beberapa menit dan baca hasilnya
B. Pemeriksaan Imunoserologi
a. Uji Widal
Tujuan : Untuk menentukan adanya antibody terhadap
kuman salmonella typhi / salmonella paratyphi
Prinsip : Ab +/- Serum sampel + A widal
Ab (+) + Ag-Ab -> Ag – Ab = Aglutinasi
Ab (-) + Ag -> Ag(bebas) = Non aglutinasi /
aglutinasi negative
Metode : Slide
Alat dan reagen : - objek glass
- Mikroskop
- Pipet mikro
- Serum sampel
- Ag Salmonella typhi O
- Ag Salmonella typhi H
- Ag Salmonella O paratyphi A
- Ag Salmonella O paratyphi A
Prosedur
1) Siapkan objek glass
2) Tetesi serum sampel 40 ul (1:40), 20 ul (1:80), 10 ul
(1:160), 5 ul (1:320)
3) Masing – masing tambahkan 1 tetes Ag Salmonella
typhi O, Ag Salmonella typhi H, Ag Salmonella O
paratyphi A, Ag Salmonella O paratyphi B
4) Campur dan goyangkanmi
5) Lihat di mikroskop dengan pembesaran 10x
23
Interpretasi :
- Negatif (-) jika terlihat seperti butir – butir pasir halus
merata
- Positif (+) jika terlihat ada gumpalan
b. Pemeriksaan Golongan Darah
Metode : Direct agglutination
Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah seseorang
Prinsip : pemeriksaan golongan darah yang didasarkan
pada aglutinasi yang terjadi pada anti A dan B. apabila
darah sampel menalami aglutinasi dari salah satu anti A
dan B maka aglutinasi merupakan hasil dari golongan
darah pasien
Alat dan reagen : Anti A, Anti B, Anti AB, Anti D, slide
card dan pengaduk
Sampel : darah dengan antikoagulan atau tanpa
antikoagulan
Prosedur
1) Menyiapkan slide golongan darah
2) Teteskan darah sesuai kolomnya
3) Meneteskan reagen masing – masing Anti A, Anti B,
Anti D, Anti AB kedalam masing – masing kolom 1
tetes
4) Dengan pengaduk yang dihomogenkan hingga merata,
setelah merata pengaduk dibersihkan dengan tissue dan
mengaduk lagi sampai pada kolom darah yang terakhir
5) Setelah tercampur rata kemudian digoyang 1 – 2 menit
kemudian diamati adanya aglutinasi
24
Interpretasi hasil
Golongan darah A Golongan darah B
a. Ag A : (+) a. Ag A : (-)
b. Ag B : (-) b. Ag B : (+)
c. Ag AB : (+) c. Ag AB : (+)
Golongan darah AB Golongan darah O
a. Ag A : (+) a. Ag A : (-)
b. Ag B : (+) b. Ag B : (-)
c. Ag AB : (+) c. Ag AB : (-)
C. Pemeriksaan Urinalisa
a. Urinalisis
Metode : Urine Analizer
Prinsip : Strip urine yang mengandung bahan kimia kering
dimasukkan pada urine digunakan sebagai indikator
pemeriksaan
Tujuan : Mengetahui UL yang terdapat pada urine
Specimen : Urine
Alat dan reagen : - Strip urine
- Wadah urine
- Pipet dan tissue
- Urine analizer
Prosedur
1) Nyalakan alat
2) Tamping urine dalam wadah yang telah disediakan
3) Ambil strip urine kemudian tutup kembali botolnya
agar stabilitas strip urine tetap terjaga
25
4) Celupkan strip urine pada wadah yang telah berisi
urine pasien, usahakan seluruh bagian strip yang
mengandung reagen tercelup urine
5) Buanglah kelebihan urine pada strip dengan cara
menyentuhkan perlahan – lahan tepi strip pada tissue
6) Masukkan kedalam alat dan tunggu selama 45 detik
7) Lihat hasilnya
Interpretasi hasil
- Glukosa - Bilirubin
- Ph - Urobilin
- SG - Keton
- Blood - Nitrit
- Leukosit - Protein
b. Pemeriksaan Sedimentasi
Metode : Kualitatif
Prinsip : berat jenis unsur – unsure sedimen organik dan
non organik lebih besar daripada berat jenis urine sehingga
dengan sentrifuge maka zat – zat tersebut akan mengendap
Tujuan : untuk menemukan adanya unsur – unsur sedimen
organik dan non organik dalam urin secara mikroskopis
Specimen : supernatant urine
Alat dan reagen : - Sentrifuge
- Tabung
- Objek glass
- Pipet
- Mikroskop
26
Prosedur
1) Masukkan 5 ml urine kedalam tabung sentrifuge
2) Sentrifuge selama 5 – 10 menit dengan kecepatan 200
rpm
3) Tuanglah cairan bagian atas sehingga hanya terdapat
supernatant urine
4) Kocok tabun untuk mendapat kembali sedimen
5) Dengan menggunakan pipet, ambil 1 tetes sedimen dan
letakkan pada objek glass
6) Periksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x
7) Hitung dalam 10 lapang pandang
8) Hasil dinyatakan per lapang pandang besar atau LPB
Interpretasi Hasil :
- Eritrosit : ditulis jumlahnya
- Leukosit : ditulis jumlahnya
- Epitel : ditulis jumlahnya
- Kristal : ditulis jumlahnya
- Lain – lain : ditulis namanya (mis. Bakteri)
27
Alat dan reagen : - Reagen glukosa
- Standart glukosa
- Serum / plasma
- Tabung
- Pipet mikro
- Fotometer mikrolab 300 MERCK
Prosedur
1) Pipet kedalam tabung sesuai dengan volume dan
campur
Standart - 5 ul -
Sampel - - 5 ul
28
Alat dan reagen : - Reagen uric acid
29
- Tabung
- Pipet mikro
- Serum / plasma
- Fotometer mikrolab 300 MERCK
Prosedur
1) Pipet kedalam tabung sesuai dengan volume dan
campur
30
- Tabung
- Pipet mikro
- Fotometer mikrolab 300 MERCK
Prosedur
1) Pipet kedalam tabung sesuai dengan volume dan
campur
Sampel - - 5 ul
e. AST / SGOT
Prinsip : 2 – oxoqlurate + I. Asparlate AST I. Glutamate +
oxalacetate + NADH + H+ MDH I. Malale + NAD +
Tujuan : untuk mengetahui fungsi hati
Specimen : serum / plasma
Alat dan reagen : - R1 AST-SGOT
- R2 AST-SGOT
- Serum / plasma
- Tabung
- Pipet mikro
- Fotometer mkrolab 300 MERCK
31
Prosedur
1) Pipet kedalam tabung sesuai dengan volume dan
campur
R1 R2 Serum
Sampel 500 ul 50 ul
32
- Fotometer mikrolab 300 MERCK
Prosedur
1) Pipet kedalam tabung sesuai dengan volume dan
campur
R1 R2 Serum
Sampel 500 ul 50 ul
33
Prosedur
1) Pipet kedalam tabung sesuai dengan volume dan
campur
R1 R2 Sampel
Sampel 500 ul 5 ul
34
1) Pipet kedalam tabung sesuai dengan volume dan
campur
R1 R2 Serum
Working
500 ul 500 ul -
solution
Sampel 500 ul 50 ul
A. Pencatatan hasil
Pencatatan hasil harus lengkap dengan identitas pasien antara
lain : nama, alamat, telepon. Hasil ini memudahkan petugas
mengambil darah kembali bila sewaktu – waktu harus mengulang
pemeriksaan karena sampel beku.
B. Pelaporan hasil
Pelaporan hasil harus dituliskan dengan angka decimal sesuai
petunjuk dalam prosedur kit.
C. Interpletasi hasil
Untuk mengetahui interpletasi hasil pasien maka perlu
dicantumkan angka normal dari pemeriksaan masing – masing.
D. Pemusnahan sampel
Untuk pemusnahan sampel yang padat tidak perlu disterilisasi,
cukup dibuang pada tempat sampah medis yang telah tersedia,
seterusnya dibakar dan abunya dibuang ketempat pembuangan sampah
akhir, sedangkan untuk specimen cair harus direndam dengan
desifektan seperti lisol / bayclin selama 24 jam setelah itu botol atau
35
tabung disterilisasi selama 30 menit kemudian dibuang ke temapt
pembuangan akhir.
36