Anda di halaman 1dari 31

FORMULASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL BIJI PINANG (ARECA

CATECHU L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI SUSPENDING


AGENT (CMC-Na) DAN UJI AKTIVITAS ANTI ANTELMINTIK
SECARA IN VITRO

PROPOSAL SARJANA FARMASI

Oleh :

TRI MADU
NIM : D1A200069

JURUSAN FARMASI, FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
TAHUN 2022

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr. wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan
penulis sehingga dapat menyelesaikan Proposal Sarjana Farmasi yang berjudul
“FORMULASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL BIJI PINANG (ARECA
CATECHU L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI SUSPENDING AGENT
(CMC-Na) DAN UJI AKTIVITAS ANTI ANTELMINTIKSECARA IN
VITRO”. Proposal Sarjana Farmasi ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan program sarjana (S1) pada Jurusan Farmasi Fakultas Matematika
dan ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Apt.
Kusdi Hartono, S.Si.,M.M.Kes selaku dosen pembimbing 1 dan kepada Ibu Apt.
Tita Khosimah Hidayati, M.Farm selaku dosen pembimbing 2 yang telah
memberikan arahan dalam Proposal ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada:
1. Orang tua tercinta atas seluruh dukungan baik moril maupun materil.
2. Dr. H. Didin Muhafidin, S.IP, M.Si selaku Rektor Universitas Al-Ghifari.
3. Bapak dan Ibu dosen Universitas Al-Ghifari.
4. Seluruh staf Universitas Al-Ghifari..
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

iiiii
Akhir kata semoga Proposal ini bermanfaat bagi semua pihak dan keterbatasan
dalam Proposal dapat ditingkatkan peneliti selanjutnya pada masa yang akan
datang.

Wassalamualaikum, wr. wb

Bandung, Februari 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ................................... 5
1.6 Metodologi Penelitian ........................................................................ 5
1.6.1 Alat Penelitian .......................................................................... 5
1.6.2 Bahan Penelitian ...................................................................... 5
1.6.3 Pengambilan Sampel ................................................................ 5
1.6.4 Determinasi Tanaman .............................................................. 5
1.6.5 Determinasi Hewan .................................................................. 5
1.7 Pembuatan Simplisia ......................................................................... 6
1.8 Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Pinang ........................................... 6
1.9 Uji Skrining Fitokimia ....................................................................... 6
1.9.1 Uji Alkaloid.............................................................................. 6
1.9.2 Uji Flavonoid ........................................................................... 7
1.9.3 Uji Saponin .............................................................................. 7
1.9.4 Uji Terpenoid dan Steroid ........................................................ 7
1.9.5 Uji Tanin .................................................................................. 7
1.10 Rancangan Formula Suspeni……………………………………..….7
1.10.1 Pembuatan Suspensi Ekstrak Biji Pinang ................................. 7
1.11Evaluasi Sifat Fisik Suspensi ............................................................. 8
1.11.1 Uji Organoleptis ........................................................................ 8
1.11.2 Uji pH ......................................................................................... 8
1.11.3 Uji Viskositas ............................................................................. 8
1.11.4 Uji Volume Sedimentasi dan Redispersi .................................... 8
1.12 Uji Anti Anthelmintik Ekstrak Biji Pinang .................................. 9
1.13 Pengolahan Data ............................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

iv
5
DAFTAR TABEL

Tabel 1.10 Rancangan Rancangan Formula Suspensi Ekstrak Biji Pinang (Areca
catechu L) ............................................................................................ 7

v6
PROPOSAL USULAN PENELITIAN

FORMULASI SUSPENSI EKSTRAK ETANOL BIJI PINANG (ARECA


CATECHU L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI SUSPENDING
AGENT (CMC-Na) DAN UJI AKTIVITAS ANTI ANTELMINTIK
SECARA IN VITRO

Oleh:
TRI MADU
D1A200069

Pembimbing I : Kusdi Hartono, S.Si.,M.M.Kes


Pembimbing II : Apt. Tita Khosima Hidayati, M.Farm

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu negara tropis yang dikenal kaya akan
keanekaragaman hayati, termasuk didalamnya tumbuhan obat. Obat tradisional
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan banyak digunakan oleh masyarakat sebagai
alternatif pengobatan. Salah satu contoh tanaman obat adalah biji pinang. Penelitian
yang pernah dilakukan ternyata biji pinang memiliki efek antioksidan dan
antimutagenik, astringent, dan anthekmintik (Febriani.Y., 2014).

17
Infeksi cacingan merupakan salah satu penyakit yang paling umum
tersebar, khususnya anak-anak. WHO menyatakan pada tahun 2018, lebih dari 1,5
miliar orang atau 24 % populasi di dunia terinfeksi Soil Transmitted Helminth
(STH) atau infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah (WHO, 2018).
Pengendalian penyakit cacing terutama ascariasis dapat dilakukan dengan
menggunakan obat kimia maupun obat tradisional. Penggunaan obat kimia
dikhawatirkan dapat menyebabkan efek samping. Piperazin sitrat 75 mg/kgBB
(maksimum 3,5 g/hari), pemberian selama dua hari. Efek sampingnya kadang-
kadang menyebabkan urtikaria, gangguan gastrointestinal, pusing (Ideham dan
Pusarawati,2017).
Penggunaan obat dari bahan alam mempunyai kelebihan yaitu mudah
didapatkan dan efek samping yang ditimbulkan relatif lebih kecil bagi kesehatan.
Biji pinang ini dipilih karena belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di
Indonesia. Secara tradisional biji pinang digunakan sebagai obat pendarahan antara
lain untuk menghentikan pendarahan, haid banyak mengeluarkan darah, dan sebagai
obat luka bakar, obat cacingan dan kudis (Eka.Y.A.N, 2020).
Penelitian yang telah dilakukan oleh Yessi Febriani 2014 menunjukkan
bahwa ekstrak etanol biji pinang (Areca catechu L.) mengandung metabolit
sekunder yaitu alkaloid seperti arkolidine, arekain, guvalokin, guvasine dan
isoguvasine yang menunjukkan bahwa biji pinang (Areca catechu L.) memiliki
aktivitas sebagai Antelmintik pada konsentrasi 4%.
Penelitian ini menggunakan spesies cacing gelang yang menyerang unggas
(ayam), yaitu Ascaridia galli yang memiliki familia yang sama dengan Ascaris
lumbricoides, bereaksi terhadap piperazin. Dan hospesnya terinfeksi dengan cara
menelan telur cacing yang infektif (Widodo,2013). Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui aktifitas Suspensi Ekstrak Etanol Biji Pinang (Areca catechu L.)
sebagai antelmintik terhadap kematian cacing Ascaridia galli secara in vitro dan
mengetahui formulasi suspensi mana yang terbaik.

28
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat dalam bentuk halus
yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan. Zat yang terdispersi harus halus dan
tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan-lahan endapan harus segera
terdispersi kembali. Suspensi umumnya mengandung zat tambahan untuk
menjamin stabilitasnya, sebagai stabilisator dapat dipergunakan bahan-bahan
disebut sebagai emulgator (Joenoes, 1990). Beberapa suspensi resmi
diperdagangkan tersedia dalam bentuk siap pakai, telah disebarkan dalam cairan
pembawa dengan atau tanpa penstabil dan bahan tambahan farmasetik lainnya
(Ansel, 1989).
Bahan pensuspensi atau Suspending agent yang sering digunakan adalah
Natrii Carboxymethylcellulosum (CMC Na). Dikarenakan CMC Na sifatnya yang
kering dan mudah terdispersi serta mengembang dengan pengocokan secara
manual (Syamsuni, 2006). CMC Na akan membentuk sistem dispersi koloid dan
meningkatkan viskositas. Ketika terdispersi ke dalam air, butir-butir CMC Na yang
bersifat hidrofilik akan menyerap air dan meningkatkan kestabilannya. Rentang
konsentrasi pensuspensi CMC Na antara 0,1%-1%. Konsentrasi tersebut adalah
kadar yang di anjurkan pemakaian untuk sediaan suspense (Wade and Waller,
1994). Dengan alasan tersebut peneliti ingin mengetahui perbedaan antar
konsentrasi apakah berpengaruh terhadap stabilitas fisik dari masing-masing
konsentrasi.
Pembuatan sediaan suspensi dengan bahan aktif tanaman herbal saat ini
masih jarang dilakukan apa lagi dimodifikasi sehingga memiliki efek sebagai
Antelmintik. Banyak sisi pertimbangan yang digunakan oleh masyarakat sebagai
landasan berpikir untuk penggunaan bahan alam antara lain bahan bakunya yang
relatif murah dan mudah didapat sejak jaman nenek moyang kita telah digunakan
untuk penyakit yang disampaikan secara turun-temurun hingga sekarang. Di sisi
lain banyaknya dampak negatif penggunaan bahan-bahan sintetik menyebabkan
kecenderungan masyarakat untuk kembali ke bahan alam sebagai alternatif dalam
kesembuhan, pemeliharaan, dan peningkatan taraf kesehatan masyarakat.

3
9
Berdasarkan latar belakang diatas perlu dikembangkan formulasi suspensi
ekstrak etanol biji pinang (Areca catechu L.) dengan variasi konsentrasi Na-CMC
untuk mengetahui efektivitas ekstrak biji pinang dengan konsentrasi manakah lebih
efektif sebagai antelmintik secara In Vitro dalam bentuk sediaan suspensi.

1.2. Identifikasi Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :


1. Apakah ekstrak etanol biji pinang (Areca catechu L.) dapat dibuat sediaan
suspensi ?
2. Bagaimanakah sifat fisik mutu suspensi ekstrak etanol biji pinang (Areca
catechu L.) ?
3. Pada konsentrasi berapakah formulasi suspensi ekstrak etanol biji pinang
(Areca catechu L.) yang memiliki kemampuan aktivitas anti antelmintik
paling baik secara in vitro ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui ekstrak etanol biji pinang (Areca catechu L.) dapat dibuat
sediaan suspensi
2. Untuk mengetahui sifat fisik mutu suspensi ekstrak etanol biji pinang (Areca
catechu L.)
3. Untuk mengetahui manakah formulasi suspensi ekstrak etanol biji pinang
(Areca catechu L.) yang memiliki kemampuan aktivitas anti antelmintik
paling baik secara in vitro ?
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dan
sebagai tambahan ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan biji pinang sebagai
anthelmintik dan dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya.

10
4
1.5 Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan Februari-Agustus
tahun 2022. Pengujian anthelmintik ekstrak etanol biji pinang (Areca catechu L.)
terhadap cacing gelang Ascaridia galli bertempat di Laboratorium Farmasi Jurusan
Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Al-
Ghifari Bandung.
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah timbangan analitik, viskometer


brookfield LVT230, saringan, gelas kimia (Pyrex), batang pengaduk, gelas ukur
(Pyrex), termometer, corong (Pyrex), kain flannel, cawan petri, tabung reaksi, baskom,
gunting, pisau, mortir stemper, blender, penggaris, toples kaca, ayakan no 60 dan botol
100 ml.
1.6.2 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan adalah biji pinang (Areca catechu L.),
propilenglikol,sorbitol, CMC Na, natrium benzoate, NaCl 0,9%, cacing gelang
Ascaridia galli, oleum citric, TEA, etanol 70%, aquadest, suspensi pirantel pamoat
(merk Combantrin), kertas saring, kertas pH universal.
1.6.3 Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan adalah biji pinang (Areca catechu L.) yang diperoleh
di Perkebunan Tani Sejahtera Bogor, Jawa Barat.
1.6.4 Determinasi Tanaman
Sampel tanaman utuh biji pinang di determinasi terlebih dahulu di laboratorium
UNPAD (Universitas Padjajaran) di Sumedang, Jawa Barat.
1.6.5 Determinasi Hewan
Sampel cacing gelang utuh di determinasi terlebih dahulu di laboratorium
UNTAN (Universitas Tanjungpura) di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

5
11
1.7 Pembuatan Simplisia
Sampel buah pinang yang digunakan di kumpulkan dan selanjutnya dilakukan
sortasi basah lalu dicuci dengan air mengalir. Buah pinang yang telah di bersihkan di
belah dan bagian biji di potong kecil-kecil kemudian di kering anginkan. Simplisia
yang telah kering dengan dihitung persen kadar airnya yaitu harus <10% tujuannya
agar simplisia tidak mudah rusak oleh jamur atau kapang yang diakibatkan tingkat
kelembapan yang dimiliki oleh simplisia yang masih tinggi, lalu kemudian di buat
serbuk dengan cara di tumbuk dan di ayak. Serbuk simplisia disimpan dalam wadah
yang bersih dan tertutup rapat (Vonna, 2015).
1.8 Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Pinang
Serbuk simplisia biji pinang di ektraksi dengan pelarut etanol 70% menggunakan
metode maserasi. Serbuk dimasukan kedalam bejana kemudian dituangi dengan
pelarut etanol 70%. Ditutup dan setiap 24 jam di perbarui pelarutnya. Maserasi
dilakukan selama 3 hari. Setelah 3 hari ekstrak di saring. Ekstrak yang di peroleh
dipekatkan dengan menggunakan vacuum rotary evaporator untuk memisahkan
pelarut dengan zat aktif (Dewi, 2011).

1.9 Uji Skrining Fitokimia


a. Uji alkaloid
Sebanyak 1 g sampel dilarutkan dalam 10 mL kloroform dan 4 tetes NH4OH,

kemudian disaring dan filtrat yang diperoleh dimasukkan dalam tabung reaksi

bertutup. Ekstrak kloroform dalam tabung reaksi dikocok dengan 6 ml H2SO4 2

M. Lapisan asam yang terbentuk kemudian diteteskan pada lempeng tetes lalu

ditambahkan pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorf (Harborne, 1987).

126
b. Uji Flavonoid

Filtrat sebanyak 10 mL ditambah 0,5 g serbuk Mg, 2 ml HCl pekat dan 20 mL

amil alkohol kemudian dikocok. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya

warna merah, kuning, dan jingga (Harborne, 1987).

c. Uji Saponin

Sebanyak 10 mL filtrat dimasukkan dalam tabung reaksi tertutup kemudian

dikocok selama 10 detik lalu didiamkan selama 10 menit. Saponin ditunjukkan

dengan terbentuknya buih yang stabil pada sampel (Harborne, 1987).

d. Uji Terpenoid Dan Steroid

Sampel ditambah 25 mL etanol panas 50oC kemudian disaring dan diuapkan

hingga kering. Residu yang tersisa dilarutkan dengan eter lalu ditambah 3 tetes

asam asetat anhidrat dan 1 tetes H2SO4 pekat. Hasil steroid positif ditunjukkan

dengan terbentuknya warna biru atau hijau sedangkan triterpenoid ditunjukkan

dengan terbentuknya warna merah atau ungu (Harborne, 1987).

e. Uji Tanin

Sampel ditambah 100 ml air panas dan dididihkan selama 5 menit kemudian

disaring. Filtrat yang diperoleh ditambah larutan FeCl3 1%. Hasil positif

ditunjukkan dengan terbentuknya warna hitam kehijauan (Harborne, 1987).

13 7
1.10.Rancangan Formula Suspensi
Dalam 100 ml Suspensi Ekstrak Etanol Biji Pinang (Areca catethcu L.) mengandung :
Tabel 1. Rancangan Formulasi Suspensi Ekstrak Etanol Biji Pinang (Areca
catechu L.
Bahan Formula I Formula II Formula III Range (%) Fungsi

Ekstrak biji pinang 4% 4% 4% - Zat aktif


Propilenglikol 3% 3% 3% 1-10% Pembasah
Sorbitol 30% 30% 30% - Pemanis
CMC-Na 0,5% 1% 1,5% 0,1%-1% Suspending
Agent
Natrium Benzoat 0,02% 0,02% 0,02% 0,02%-0,5% Pengawet
Oleum Citric 0,01% 0,01% 0,01% - Pengaroma
TEA qs qs qs - Penstabil
Aquadest ad 100% ad 100% ad 100% - Pelarut

1.10.1 Pembuatan suspensi ekstrak etanol biji pinang


Diawali dengan melarutan ekstrak dalam air dan natrium benzoat
dalam propilenglikol. CMC-Na ditambahkan air panas dan kemudian
digerus sampai homogen. Propilenglikol yang telah mengandung
natrium benzoat dicampurkan dengan mucilago CMC-Na dan diaduk
sampai homogen. Larutan ekstrak ditambahkan sedikit demi sedikit
kedalam campuran tersebut sambil tetap digerus. Suspensi kemudian
ditambahkan essens atau perasa dan trietanolamin dan diaduk sampai
homogen., lalu masukkan campuran tersebut ke dalam wadah botol 100
ml (Nursida et.al.,2016).

148
1.11. Evaluasi Fisik Sediaan Suspensi
Suspensi ekstrak etanol biji pinang (Arecha catecu L.) dievaluasi
stabilitasnya dengan dilakukan pengujian-pengujian sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Organoleptik
Pemeriksaan organoleptik pada suspensi meliputi penilaian perubahan
warna, bau, rasa dan tekstur. (Sana,dkk.,2012).
2. Pengukuran pH
Pengukuran pH sediaan menggunakan pH meter yang telah
dikalibrasi. Suspensi dimasukkan dalam beker gelas kemudian pH
meter dicelupkan ke dalam suspensi. Nilai pH suspensi diketahui
dengan melihat angka yang tertera pada pH meter (Nursida
et.al.,2016). Standar pH larutan adalah 5,3-6,5 (Ansel, 1989).
3. Pengukuran Viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan terhadap suspensi yang telah dibuat
sebelum dan sesudah kondisi penyimpanan dipercepat. Pengukuran
viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer Brookfield
nomor spindel 61 kecepatan 6 rpm nilai viskositas suspensi menurut
SNI adalah 37 cP-396 cP (Nursida et.al.,2016).
4. Pengukuran Volume Sedimentasi dan Kemampuan Redispersi
Pengukuran volume sedimentasi terhadap suspensi yang telah dibuat
sebelum dan sesudah kondisi penyimpanan dipercepat. Pengukuran
volume sedimentasi dilakukan dengan membandingkan antara volume
akhir (Vu) sedimen dengan volume asal (Vo) sebelum terjadi
pengendapan. Kemampuan redispersi baik, apabila suspensi
terdispersi sempurna jika dikocok dengan tangan maksimum selama
30 detik (Nursida et.al.,2016). Pengujian sedimentasi yang baik pada
suspensi yang baik memiliki harga <1 atau >1 (Wahyuni, 2017).

159
1.12 Uji Aktivitas Anti Anthelmintik Ekstrak Etanol Biji Pinang
1. Uji Kelangsungan Hidup
75 ekor cacing dimasukkan dalam beker glass yang telah berisi NaCl
fisiologis, kemudian diinkubasi selama 3 jam lalu diamati apakah cacing
mati atau tidak. Cacing diperkirakan mati apabila lumpuh tidak bergerak
dibagian dasar beker glass dan berwarna pucat. Bila tidak bergerak cacing
dimasukkan dalam air panas 50oC, bila cacing tetap diam, cacing dianggap
sudah mati, tetapi bila masih bergerak berarti cacing masih hidup (Umboro
R.O, 2019).
2. Pembuatan Larutan Pirantel Pamoat
Suspensi pirantel pamoat 10 ml konsentrasi 2,5% ( dengan takaran 1
sendok 5ml) disiapkan dan diencerkan dengan NaCl 0,9% add 25 ml.
Setiap konsentrasi dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
3. Penyiapan Hewan Uji
Ayam kampung yang baru dipotong dari tempat pemotongan ayam di pasar
tradisional di Kota Bandung, dibelah satu persatu ususnya. Bila ayam
tersebut terinfeksi cacing, maka akan ditemukan cacing gelang Ascaridia
galli. Cacing kemudian diambil dengan menggunakan pinset dan
dibersihkan menggunakan larutan NaCl 0,9%. Cacing yang dipilih adalah
cacing yang mempunyai ukuran tubuh dan panjang tubuh sama tanpa
dibedakan jenis kelaminnya (Suherti et al,2010), kemudian dimasukkan
dalam wadah yang berisi larutan NaCl 0,9% yang telah disiapkan.
4. Uji Daya Anti Anthelmintik
Pengujian aktivitas antelmintik menggunakanAscaridia galli sebanyak 75
ekor. Kemudian di kelompokkan menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok
dilakukan 3 kali replikasi. Adapun perlakuan pada tiap kelompok
dilakukan sebagai berikut :

16
10
a) Kelompok perlakuan I: Ascaridia galli + Kontrol negatif dengan NaCl
0,9%
b) Kelompok perlakuan II: Ascaridia galli + Kontrol positif dengan
pirantel pamoat 2,5%
c) Kelompok perlakuan III: Ascaridia galli + Suspensi ekstrak biji pinang
Na-CMC 0,5%
d) Kelompok perlakuan IV: Ascaridia galli + Suspensi ekstrak biji pinang
Na-CMC 1%
e) Kelompok perlakuan V: Ascaridia galli + Suspensi ekstrak biji pinang
Na-CMC 1,5%

Percobaan hewan uji disiapkan sebanyak 75 ekor cacing.


Disiapkan cawan petri masing-masing berisi suspensi ekstrak etanol biji
pinang dengan masing-masing konsentrasi 0,5%, 1%, dan 1,5%.
Kemudian disiapkan suspensi pirantel pamoat, dan NaCl 0,9% semua
larutan di add kan sebanyak 25 ml pada cawan petri. Cacing Ascaridia
galli yang masih aktif bergerak (normal) sebanyak 5 ekor dimasukkan ke
dalam masing-masing cawan petri dan diamati setiap 15 menit. Untuk
pengamatan apakah cacing mati di sentuh dengan menggunakan batang
pengaduk. Jika cacing hanya diam setelah diusik, dipastikan cacing mati.
Hasil yang diperoleh dicatat. Batasan lisis dalam percobaan ini adalah bila
cacing mati atau cacing tidak bergerak bila dimasukkan ke dalam air
panas dengan suhu 50oC selama 5 detik (Roring T.N.O, 2019).
Cacing yang tidak bergerak setelah perlakuan ini dikelompokkan
sebagai cacing yang sudah mati, jika masih bergerak maka pengamatan
dilanjutkan. Hasil yang diperoleh dicatat kemudian dihitung %
antelmintik dan analisis data ( Maryam, 2017).

11
17
a. LC50 (Lethal Consentration)
LC50 adalah suatu nilai yang menunjukkan konsentrasi zat toksik yang
dapat mengakibatkan kematian organisme sampai 50% yang dapat
diestimasi dengan grafik dan perhitungan, pada waktu pengamatan tertentu.
Nilai kematian 50% per hari (LC50 dalam unit waktu) ditentukan dengan
menggunakan persamaan regresi antara log konsentrasi dan mortalitas (%)
(Ismail,dkk.,2017).
Data mortalitas yang diperoleh dihitung persentase mortalitas kematian
cacing dengan rumus berikut (Sudarmika, 2014) :
𝑎
% Mortalitas = × 100%
𝑏

Keterangan :
a = Jumlah cacing yang mati
b = Total cacing yang diujikan

1.13 Analisis Data


Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data deskriptif

yang didapat dari jumlah cacing yang lisis/mati dan jumlah cacing yang

paralisis tiap jam pada tiap kelompok uji. Selanjutnya analisis dilanjutkan

dengan menggunakan metode Anova One Way dengan taraf kepercayaan

95%.

18
12
DAFTAR PUSTAKA

American Pharmacist Association. 2008. Drug Information Handbook. 17


Edition.Lexi-Comp Drug References Handbook.

Ansel, Howard. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi ke IV. Universitas
Indonesia Press; Jakarta.
Febriani.Y., Hidayat.S., Srftiana.S. 2014. Aktivitas anti cacing ekstrak etanol biji
pinang (Areca catechu L.) Terhadap Ascaridia galli.Journal Of
Pharmaceutical Science and Tecnology Vol.III.No.2. Sekolah Tinggi Farmasi
Indonesia.

Fitriana.M, Halwany.W. Anwar.K. Triyasmono., Rahmanto.B, 2020. Karakteristik


Fisika Sediaan Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gaharu (Aquilaria microcarpa
Baill.) dengan Variasi Carboxymethyl Cellulose Sodium (CMC-Na). Jurnal
Pharmascience.Vol.7.No.07. Banjarbaru
Harborne JB. (1987). Metode Fitokimia. Penerbit ITB. Bandung.

Harborne, JB. (1984). Phitochemical Method. Chapman and Hall ltd. London.
Lina.R.N, Wijaya.H.M, 2021. Formulasi Dan Evaluasi Fisik Sediaan Suspensi
Kombinasi Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Dan Umbi Rumput Teki
(Cyperus Rotundus L.) Dengan Variasi Konsentrasi Suspending Agent Pga
(Pulvis Gummi Arabici) Dan CMC-NA (Carboxymethylcellulosum Natrium).
Cendekia Journal of Pharmacy.STIKES Cendekia Utama; Kudus.
Nursida., Hardianti.B., Lebang.J.S., Utami.Y.P. 2016. Uji Efektivitas Sediaan Suspensi
Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Terhadap Aktivitas Fagositosis Pada
Mencit Jantan (Mus Musculus) Journal Of Pharmaceutical and Medicinal
Sciences 1(1). Makassar.
Suena.N.M.D.S., 2015. Evaluasi Fisik Sediaan Suspensi Dengan Kombinasi
Suspending Agent PGA (Pulvis Gummi Arabici) dan CMC-Na

13
19
(Carboxymethylcelullosum Natrium). Jurnal Medicamento
Vol.1.No.1.AKFAR Saraswati : Bali
Taurina.W. Fahrurroji.A., Formulasi Dan Evaluasi Stabilitas Fisik Suspensi Ibuprofen
Dengan Menggunakan Natrosol Hbr Sebagai Bahan Pensuspensi. Media
Farmasi Indonesia. UNTAN; Pontianak.
Tiwow.D., Bodhi.W..,Kojong.N.S. 2013. Uji Efek Anthelmintik Ekstrak Etanol Biji
Pinang (Areca catechu L.) Terhadap Cacing Ascaris Lumbricoides dan
Ascaridia Galli In Vitro. Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.2.No.02. UNSRAT :
Manado
Uji Stabilitas Fisik Dan Daya Antibakteri Suspensi Eritromisin Dengan Suspending
Agent Pulvis Gummi Arabici.

14 20
LAMPIRAN 1. Penyiapan Simplisia

Sampel biji pinang (Areca catechu L)

Dilakukan sortasi basah


Dan ditimbang

Di cuci dengan air mengalir

Dirajang sesuai ukuran sampel

Dikeringkan dengan Dry cabinet


pada suhu 400C

Dilakukan sortasi kering

Disimpan dalam wadah kering


Dan tertutup rapat

Simplisia biji pinang


(Areca catechuL.)

Berat Basah  Berat Kering


Susut Pengeringan = x 100%
Berat Basah

21
15
LAMPIRAN 2. Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Pinang (Areca catechu L)

Simplisia kering

Ditimbang berat simplisia kering

Dimasukan ke dalam bejana


maserasi

Ditambahkan etanol 70%


Sampai terendam selama
3 x 24 jam

Lakukan pengadukan
sesekali

Diperoleh filtrat etanol

Dipekatkan menggunakan
Alat rotary evaporator

Ekstrak kental biji pinang (Arecha


catehcu L)

22
16
Berat Ekstrak
% Rendemen Ekstrak = x 100 %
Berat Simplisia

LAMPIRAN 3. Pembuatan Mucilago Na CMC 0,5%, 1% dan 1,5%

Na CMC 0,5%, 1%, dan 1,5%

- Ditimbang Na CMC sebanyak 0,1, 0,5 dan 1 gram


- Didispersikan Na CMC kedalam air korpus 10 ml
- Ditandai terbentuknya cairan yang jernih dan kental

Na CMC yang jernih dan


kental

23
17
LAMPIRAN 4. Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Biji Pinang (Arecha
catehcu L)

Ekstrak Kental Biji Pinang

Formula I Formula II Formula III

 Dilarutan ekstrak biji  Dilarutan ekstrak biji  Dilarutan ekstrak biji


pinang ke dalam air dan pinang ke dalam air dan pinang ke dalam air
natrium benzoat dalam dan natrium benzoat
natrium benzoat dalam
propilen glikol. dalam propilen glikol.
propilen glikol.  CMC-Na 1%  CMC-Na 1,5%
 CMC-Na 0,5% ditambahkan air panas ditambahkan air panas
ditambahkan air panas dan dan kemudian digerus dan kemudian digerus
kemudian digerus sampai sampai homogen. sampai homogen.
homogen.  Propilenglikol yang  Propilenglikol yang
 Propilenglikol yang telah telah mengandung telah mengandung
natrium benzoat natrium benzoat
mengandung natrium
dicampurkan dengan dicampurkan dengan
benzoat dicampurkan mucilago CMC-Na mucilago CMC-Na 1%
dengan mucilago CMC-Na 0,5% dan diaduk dan diaduk sampai
0,1% dan diaduk sampai sampai homogen. homogen.
homogen.  Larutan ekstrak  Larutan ekstrak
 Larutan ekstrak ditambahkan sedikit ditambahkan sedikit
demi sedikit kedalam demi sedikit kedalam
ditambahkan sedikit demi
campuran tersebut campuran tersebut
sedikit kedalam campuran sambil tetap digerus.
tersebut sambil tetap sambil tetap digerus.
 Suspensi kemudian  Suspensi kemudian
digerus. ditambahkan essens ditambahkan essens
 Suspensi kemudian atau perasa dan atau perasa dan
ditambahkan essens atau trietanolamin dan trietanolamin dan
perasa dan trietanolamin diaduk sampai diaduk sampai
homogen., homogen.,
dan diaduk sampai
 lalu masukkan  lalu masukkan
homogen., campuran tersebut ke campuran tersebut ke
 lalu masukkan campuran dalam wadah botol 100 dalam wadah botol 100
tersebut ke dalam wadah ml. ml.
botol 100 ml.

24
Suspensi ekstrak etanol Suspensi ekstrak etanol Suspensi ekstrak etanol
biji pinang 100 mL biji pinang 100 mL biji pinang 100 mL
dengan CMC Na 0,5% dengan CMC Na 1% dengan CMC Na 1,5%
LAMPIRAN 5. Evaluasi Sifat Fisik Mutu Suspensi Ekstrak Biji Pinang
(Areca cathecu L.)

Formula Suspensi Biji Pinang


F I, F II, dan F III

Evaluasi Sifat Fisik Mutu


Suspensi Biji Pinang

Uji Organoleptis Uji pH Uji Viskositas

Uji Volume Sedimentasi dan


Kemampuan Redispersi

25
18
LAMPIRAN 6. Penyiapan Hewan Uji

Usus Ayam Kampung

Dibelah satu persatu usus ayam


kampung

Ditemukan cacing ascaridia galli


pada usus ayam kampung yang telah
terinfeksi cacing

Dikumpulkan cacing ascaridia galli

Dibersihkan cacing dengan


larutan NaCl 0,9%

Di pilih cacing yang


mempunyai ukuran tubuh dan
panjang tubuh yang sama

Dimasukkan cacing ke dalam


wadah berisi NaCl 0,9%

26
19
LAMPIRAN 7. Pembuatan Larutan Kontrol Positif

Suspensi Pirantel Pamoat


10 ml (2,5%)

Diencerkan dengan larutan


NaCl 0,9%

Didapat konsentrasi pirantel


pamoat sebanyak 25 ml

Larutan kontrol positif


pirantel pamoat 25 ml

27
20
Lampiran 8. Uji Daya Anti Antelmintik Suspensi Ekstrak Etanol Biji Pinang

Kontrol (+) Kontrol (-) Suspensi Suspensi Suspensi


pirantel pamoat NaCl 0,9% Ekstrak Etanol Ekstrak Etanol Ekstrak Etanol
2,5% Biji pinang 4% Biji pinang 4% Biji pinang 4%
dengan CMC dengan CMC dengan CMC
Na 0,5% Na 1% Na 1,5%

Dimasukkan Dimasukkan Dimasukkan Dimasukkan Dimasukkan


ke dalam ke dalam ke dalam ke dalam ke dalam
cawan petri cawan petri cawan petri cawan petri cawan petri

- Diinkubasi pada suhu 37OC


- Dimasukkan cacing masing-masing 3 ekor
- Diinkubasi lagi dengan suhu yang sama
- Diamati setiap 15 menit
- Dicatat jumlah hidup, lisis, dan paralisis

Analisis Data

21
28
LAMPIRAN 9. Prosedur Kerja Alat Viskometer BrookfeldLVT230

Viskometer

Ditempatkan dalam statif

Rotor dipasang di bagian bawah viskometer


dengan cara memutar rotor searah jarum jam
sampai skala pada layar bergerak ke ke kanan

Dipasang spindel yang sesuai dan pastikan


water passs harus tepat

Diukur suhu sampel yang akan diukur


viskositasnya

Dipastikan sampel tercelup sampai tanda batas


spindel

Dinyalakan Viskometer

Dilakukan pengukuran minimal 30 detik


sampai 1 menit

Nilai viskositas

2922
LAMPIRAN 10. Perhitungan Bahan Formulasi Sirup Biji Pinang
4
1. Ekstrak etanol biji pinang 4% = 100 𝑥 100 𝑚𝑙

= 4 gram

3
2. Propilenglikol 3% = 100 𝑥100 𝑚𝑙

= 3 gram

30
3. Sorbitol 30% = 100 𝑥100 𝑚𝑙

= 30 gram

0,5
4. CMC-Na 0,5% = 100 𝑥100 𝑚𝑙

= 0,5 gram
1
5. CMC-Na 1% = 100 𝑋100 𝑚𝑙

= 1 gram
1,5
6. CMC-Na 1,5% = 100 𝑋100 𝑚𝑙
= 1,5 gram
0,02
7. Natrium Benzoat 0,02% = 100 𝑥100 𝑚𝑙
= 0,02 gram
0,01
8. Oleum Citric 0,01% = 𝑥100%
100

= 0,01 gram

9. Aquadest ad 100 mL = 100 mL – (4+3+30+1+0,01) gram


= 100 mL – 38,01
= 61,99 mL

30
23
Lampiran 11. Perhitungan Larutan Uji

1. Larutan Kontrol Negatif (NaCl) 0,9%


Dibuat Larutan NaCl 0,9% dalam 1000 ml aquadest
0,9
NaCl 0,9% = 100 𝑥 1000 𝑚𝐿
= 9 gram/1000 mL

NaCL 0,9% dalam 25 mL


Replikasi 3x = 25 mL x 3 = 75 mL

2. Larutan Kontrol Positif Suspensi Pirantel Pamoat 2,5%


1 Botol suspensi Pirantel Pamoat = 10 mL
Kontrol Positif 2,5% dalam 10 mL
2,5
x 10 mL = 0,25 gram ( di encerkan dengan NaCl 0,9% add 25 mL)
100

Replikasi 3x = 0,25 x 3 = 0,75 gram

3. Larutan Uji Suspensi Ekstrak Biji Pinang 4% dengan CMC-Na 0,5%

Suspensi Ekstrak Biji Pinang 4% dalam 100 ml


4 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑋
x 25 𝑚𝑙 = 1 gram/25 mL
100

Replikasi 3x = 1 gram x 3 = 3 gram

4. Larutan Uji Suspensi Ekstrak Biji Pinang 4% dengan CMC-Na 1 %

Suspensi Ekstrak Biji Pinang 4% dalam 100 ml


4 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑋
x 25 𝑚𝑙 = 1 gram/25 mL
100

Replikasi 3x = 1 gram x 3 = 3 gram

3124
5. Larutan Uji Suspensi Ekstrak Biji Pinang 4% dengan CMC-Na 1,5%

Suspensi Ekstrak Biji Pinang 4% dalam 100 ml


4 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑋
x 25 𝑚𝑙 = 1 gram/25 mL
100

Replikasi 3x = 1 gram x 3 = 3 gram

32
25

Anda mungkin juga menyukai