Anda di halaman 1dari 6

TUGAS METODE PENEITIAN

Pengaruh Fraksi Ekstrak Biji Kabau (Archidendron microcarpum).

Terhadap kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Diabetes
yang diinduksi Aloksan

DISUSUN OLEH :

RIDHO FERLISANTOSA

143110064

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TULANG BAWANG

LAMPUNG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Diabetes merupakan penyakit kelainan metabolism yang disebabkan


produksi dan ketersediaan hormon insulin yang berkurang dalam tubuh atau
terjadinya gangguan fungsi insulin yang sebenarnya (Tjokroprawiro, 1980).
Karena obat anti diabetes oral kebanyakan memberikan efek samping yang
tidak diinginkan,maka para ahli mengembangkan system pengobatan
tradisional untuk diabetes mellitus yang relative aman(Agoes,1991). Saat ini
menurut Sutjiatmo(2000),beberapa tanaman di Indonesia telah digunakan
sebagai obat diabetes mellitus dan telah diteliti secara ilmiah, antara lain
sambiloto (Andrographispaniculata), johar (Cassiasiamea), dan danggendis
(Clinicanthusnutans), bawangputih (Alliumsativum) dan cecendet (Physalis
minima). Ekstrak etanol biji jengkol mempunyai efek terhadap penurunan
kadar glukosa darah (Elysa, 2011).
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki beribu-ribu pulau
dengan luas kawasan hutan mencapai 130,78 juta hektar. Jumlah tanaman obat
di Indonesia merupakan 90% dari jumlah tanaman obat yang ada di kawasan
Asia (Nugroho, 2010). Tumbuhan jengkol (PithecollobiumlobatumBenth)
merupakan salah satu tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Indonesia
sebagai obat tradisional (Salni,2011). Jengkol dapat mencegah diabetes dan
bersifat diuretic serta baik untuk kesehatan jantung(Roswaty,2010).
Bukanhanya bijinya bahkan kulit buah Jengkol terbukti dapat menurunkan
kadar gula darah (Liviadkk, 2014). Kulit jengkol mengandung metabolit
sekunder alkaloid, flavonoid, tanin, kuinon dan polifenol (Liviadkk, 2014).
Selain itu, ekstrak etanol kulit biji jengkol (PithecellobiumlobatumBenth.)
mempunyai efek menurunkan glukosa darah tikus diabetes (Liviadkk, 2014).
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebihlanjut untuk mendapatkan
senyawa yang lebih murni dariekstrak kulit jengkol melalui metode fraksinasi.

Rumusan Masalah :

Apakah Ekstrak Biji Kabau (Archidendron microcarpum) Terhadap kadar Gula


Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Diabetes yang diinduksi Aloksan ?

Tujuan Penelitian:

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Menguji efek Ekstrak Biji Kabau (Archidendron microcarpum) Terhadap


kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Diabetes yang
diinduksi Aloksan.
2. Mengetahui dosis ekstrak yang paling efektif terhadap penurunan kadar
Gula DarahTikus Putih Jantan.

Manfaat Penelitian :

Memberikan informasi kepada masyarkat tentang Biji Kabau dapat digunakan


sebagai obat Anti diabetes.
Hipotesis :

Ekstrak Biji Kabau (Archidendronmicrocarpum) berpengaruh Terhadap kadar


Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Diabetes yang diinduksi Aloksan.

Alasan Pemilihan Judul:

1. Pemilihan Fraksinasi
Fraksinasi adalah cara kerja yang membagi suatu campuran menjadi
sekurang-kurangnya dua fraksi yang berbeda susunannya. Fraksinasi
ditujukan untuk mendapatkan suatu senyawa yang lebih murni dari
ekstrak dengan menghilangkan senyawa-senyawa lain (Harbone, J. B.,
1987). Metode Fraksinasi yang digunakan bergantung padabahan yang
akan di fraksinasi dan tujuan fraksinasi. Metode yang dapat digunakan
untuk fraksinasi antaralain ekstrakcair-cairdan kromatografi.

2. Pemilihan Ekstrak kulit Biji Jengkol


Kulit Biji Jengkol merupakan limbah yang aromanya dapat mencemari
udara di lingkungan karena kurang pemanfaatannya, disamping itu kulit
biji jengkol mengandung alkaloid, steroid/ triterpenoid, glikosida,
saponin, flavonoid, dan tannin (Nurussakinah, 2010) yang dapat
digunakan sebagai obat anti diabetes..

3. Pemilihan Diabetes
Pengobatan diabetes mellitus selama iniditerapidenganpemberianobat-
obat oral antidiabetik(OAD),atau dengan suntikan insulin serta
melakukan diet karbohidrat serta olahraga teratur(Suherman, 2007).
Penyakit ini memerlukan pengobatan jangka waktu yang lama dan
membutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena itu banyak penderita yang
berusaha mengendalikan kadar glukosa darahnya dengan cara tradisional
menggunakan bahan alam(Widowati, dkk., 1997).

4. Pemilihan Hewancoba
Pemilihan tikus putih jantan sebagai hewan coba karena kedekatan
system organ antara manusia dengan berbagai macam jenis tikus,
sehingga hasil yang diperoleh dari penelitian dapat menggambarkan
kemungkinan manusia.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai