Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Terapi Tepung Tapioka Terhadap Kadar Malondialdehyde dan Gambaran

Histopatologi Organ Lambung pada Tikus (Rattus Novergicus) Model IBD


Hasil Induksi Indometasin
1
Melita Nono Lebang, 2Chanif Mahdi, 3Fajar Shodiq Permata
1,3
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya, Puncak Dieng Eksklusif, Kalisongo,
Kec. Dau, Kab. Malang 65151
2
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Jalan Veteran,
Malang 65145
Email: melitanlebang@gmail.com, chanifmahdi@gmail.com,
drhfajarshodiqpermata@ub.ac.id

ABSTRAK
IBD merupakan kondisi inflamasi pada saluran pencernaan yang dapat disebabkan
efek samping obat non steroidal anti-inflammatory drugs, seperti indometasin. Pati resisten
dalam tepung tapioka berperan sebagai mukoprotektan pada mukosa lambung. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi tepung tapioka terhadap penurunan kadar
Malondialdehida MDA dan gambaran histopatologi lambung tikus (Rattus novergicus) model
IBD hasil induksi indometasin. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan coba menggunakan tikus (Rattus norvegicus) jantan
strain wistar berumur 8-12 minggu dengan berat 150-200 gram. Tikus dibagi dalam 5
kelompok perlakuan; kelompok kontrol, kelompok IBD, dan kelompok terapi masing-masing
diinduksi indometasin dan terapi tepung tapioka dengan dosis masing-masing 0,9 mg/kg BB,
1,8 mg/kg BB, dan 3,6 mg/kg BB. Kadar MDA lambung dianalisa dengan oneway ANOVA
dan histopatologi lambung dianalisa secara deskriptif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan terhadap penurunan kadar
MDA (P>0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian terapi tepung tapioka tidak dapat
menurunkan kadar MDA, walaupun ada kecenderungan menurun dan juga pada perbaikan
jaringan lambung pada tikus model Inflammatory Bowel Disease.
Kata Kunci : Inflamatory Bowel Disease, Indometasin, mukoprotektan, Tepung Tapioka,
MDA dan Histopatologi Lambung.

1. PENDAHULUAN
Inflamatory Bowel Disease (IBD) anti-inflammatory drugs (NSAIDs), seperti
merupakan suatu kondisi inflamasi kronis indometasin. Obat-obatan NSAID’s
pada saluran pencernaan. Penyakit ini seeperti indometasin akan menghambat
secara umum disebabkan oleh enzim COX-1 dan COX-2 yang berperan
menyimpangnya respon imun sehingga dalam pembentukan prostaglandin
terjadi kegagalan regulasi sistem imun dan lambung sehingga system pertahanan
rangsangan mikroba dalam saluran mukosa lambung melemah (Sparkes,
pencernaan. Penyebab pathogenesis IBD 2010).
masih belum jelas sampai saat ini, tetapi Kerusakan pada saluran pencernaan
melibatkan interaksi yang kompleks akibat indometasin akan menginduksi
diantara faktor genetik dan faktor pelepasan sel-sel inflamatori seperti
lingkungan (Yi-Zhen dan Yang, 2014). neutrofil, monosit, makrofag dan sitokin
Gejala umum pada hewan yang yang akan memicu terjadinya kerusakan
mengalami IBD adalah penurunan berat lambung. Sel-sel inflamasi tersebut akan
badan terus menerus dan diare. Penyakit menghasilkan Reactive Oxygen Species
IBD juga dapat disebabkan oleh efek (ROS) yang dapat menghasilkan radikal
samping penggunaan obat non steroidal bebas dan enzim proteolitik. Radikal bebas
menyebabkan peroksidasi lipid. IBD, dan kelompok terapi tepung tapioka.
Peroksidasi lipid merupakan proses Rata-rata kadar normal MDA pada tikus
oksidasi lemak tidak jenuh rantai panjang putih (Rattus novergicus), yaitu adalah
(Polyunsaturated fatty acids atau PUFA) 1,599 µg/mL (Agnes dkk., 2013).
pada membran sel yang menghasilkan
produk aldehid seperti Malondialdehida 2. METODE PENELITIAN
(MDA). Malondialdehida dan enzim 2.1 Alat
proteolitik yang dihasilkan ROS memiliki Peralatan yang digunakan dalam
sifat-sifat toksik terhadap sel lambung penelitian ini antara lain, yaitu kandang
yang dapat menyebabkan kematian sel-sel tikus, tempat minum tikus, spuit 1 cc,
lambung dan menyebabkan perubahan Erlenmeyer, alat sonde, object glass, cover
histologi sel lambung (Khennouf et.al., glass, inkubator, lemari pendingin,
2010; Segal, 2005). dissecting set, papan bedah, glove, water
Indonesia merupakan negara tropis bath, tempat pakan, tabung Erlenmeyer,
yang kaya akan keanekaragaman hayati object glass, cover glass, mikrotom,
termasuk tanaman pangan, salah satu mikroskop cahaya (Olympus BX51),
diantaranya ialah tanaman singkong kamera digital, , pipet tetes, vortex,
(Mannihot esculenta crantz). Tanaman centrifuge (Thermoscientific Sorvall Biofud
singkong dapat diolah menjadi berbagai Primo R Centrifuge), appendorf
jenis bahan pangan salah satunya yaitu micropipette ukuran 10–100 µl,
diolah menjadi tepung kanji atau tepung spektofotometer UV-VIS, karet bulb, pisau,
tapioka. Tapioka merupakan pati murni gunting, bunsen, pot organ, kertas saring,
yang diperoleh dari ekstraksi penggilingan autoclave, timer, inkubator, lemari
singkong (Indrianti dkk, 2013). Tepung pendingin, mesin microtome, pisau
tepung tapioka termasuk bahan pangan microtome, object glass, cover glass, dan
yang jika dilakukan modifikasi terhadap mikroskop cahaya.
patinya akan menambah nilai fungsional. 2.2 Bahan
Salah satu produk modifikasi tepung Bahan yang digunakan dalam
singkong adalah pati resisten. penelitian ini antara lain tikus putih (Rattus
Pati dapat berperan sebagai sumber norvegicus) jantan strain Wistar, pakan
energi (ATP) dalam lambung dapat pellet, air minum, desinfektan, obat cacing,
menurunkan inflamasi dan menghentikan indometasin, tepung kanji, sekam, aquades,
nekrosis jaringan dengan cara PBS, alumuniumfoil, kapas, asam prikat,
meningkatkan produksi COX-1 untuk formalin 10%, NaCl fisiologis 0,9%,
mengagregasi platelet untuk pembekuan alkohol asam 1%, alkohol bertingkat 70%,
darah dan menghentikan terjadinya 80%, dan 96%, xylol, paraffin, dan
pendarahan. Pati resisten dalam tepung pewarna Hematoxylin-Eosin.
tapioka akan berperan sebagai 2.3 Persiapan Hewan Coba
mukoprotektan untuk meningkatkan Penelitian ini menggunakan 20 ekor
mekanisme pertahanan mukosa dengan tikus putih (Rattus norvegicus) jantan
merangsang produksi prostaglandin dengan strain Wistar, berumur 8-12 minggu
membentuk lapisan sitoprotektif mukosa dengan berat badan 150-200 gram.
lambung. Selain itu tepung tapioka juga Penggunaan hewan coba telah
mengandung senyawa bioaktif seperti mendapatkan persetujuan laik etik dengan
senyawa fenolik yang berperan sebagai No : 1065-KEP-UB.Tikus dibagi menjadi 5
antioksidan untuk menurunkan kadar kelompok perlakuan dan diaklimatisasi
MDA dalam lambung pada kondisi selama 7 hari dengan pemberian pakan dan
Inflammatory bowel disease. minum secara ad-libitum.
Tikus putih (Rattus novergicus) yang 2.4 Tata Laksana Pembuatan Hewan
digunakan dalam penelitian ini terbagi Model IBD
menjadi tiga kelompok besar penelitian Dosis indometasin yang digunakan
yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok adalah 15 mg/kg bobot badan (Aulani’am,
2012). Berat rata - rata tikus yang reaksi, ditambah akuades 550 μL,100 μL
digunakan ±200 gram. Indometasin TCA, 100 μL HCl 1 N ,100 μL NaThio 1
dilarutkan dengan minyak jagung dan % dan dihomogenkan kembali. Setelah itu,
diberikan 0,27 mL/tikus secara per oral disentrifugasi 500 rpm selama 10 menit,
(Bures et al., 2011). dipanaskan dalam waterbath 100⁰C selama
2.5 Pembuatan dan Pemberian Terapi 30 menit. Sampel kemudian diukur
Tepung Tapioka absorbansi dengan spektrofotometer pada
Tepung tapioka yang digunakan panjang gelombang maksimum ( λ maks =
diperoleh dari pasar tradisional di kota 532 nm ).
Malang, sediaan terapi tepung tapioka 2.8 Pembuatan dan Pengamatan
dibuat dengan cara disediakan tepung Preparat Histopatologi Lambung
tapioca sebanyak 0,07 gr, kemudian Pembuatan preparat histopatologi
disediakan stillet water sebnayak 100 ml lambung terdiri dari beberapa tahapan
ke dalam baker glass lalu dicampurkan. yaitu fiksasi sampel lambung kedalam pot
Terapi diberikan dengan disonde lambung, sampel berisi paraformaldehid 4% selama
diberikan selama 14 hari sebanyak dua kali 24 jam, kemudian sampel organ lambung
pemberian dalam satu hari. Dosis di trimming 1 x 1 cm kedalam tissue
pemberian terapi yaitu masing-masing cassette. Jaringan di tissue cassette
kelompok terapi 0,9 mg/200g BB, 1,8 dimasukkan kedalam aquades selama 1
mg/200g BB, dan 3,6 mg/200g BB. jam, selanjutnya didehidrasi menggunakan
alkohol bertingkat 70%, 80%, 90%, 95%,
2.6 Euthanasia dan Pengambilan Organ dan etanol absolut I, II, III masing-masing
Lambung selama 1 jam. Setelah itu jaringan di tissue
Euthanasi pada hewan coba tikus cassette dimasukkan kedalam larutan xylol
putih (Rattus norvegicus) dilakukan pada I selama 1 jam, II, dan III masing-masing
hari ke 15. Hewan coba dieuthanasi dengan selama 30 menit. Selanjutnya sampel di
melakukan dislokasi pada bagian leher lalu tissue cassette dimasukkan kedalam
tikus diletakan diatas nampan untuk paraffin cair I, II, III pada suhu 56oC
pembedahan dengan posisi bagian ventral selama 2 jam, Tissue cassette dari paraffin
di atas. Selanjutnya dibuka bagian III ditaruh diatas kompor listrik dan
abdomen, lalu diambil bagian lambung dan jaringan lambung dikeluarkan dari tissue
dibungkus menggunakan alumunium foil cassette. Parafin IV cair dituang kedalam
dicuci dengan NaCl fisiologis, kemudian cetakan paraffin, kemudian jaringan
disimpan dalam formalin 10%, lambung ditanam pada cetakan paraffin
penyimpanan organ pada formalin untuk dan ditutup dengan tissue cassette hingga
mencegah terjadi perubahan komponen terbentuk blok paraffin. Blok paraffin
dalam organ. yang berisi jaringan lambung dipasang
pada alat mikrotom. Blok paraffin
2.7 Pengukuran Kadar Malondialdehida dipotong dengan ketebalan 5 mikron.
(MDA) Lambung dengan Uji Potongan diletakkan pada object glass.
Thiobarbituric Acid (TBA) Potongan diletakkan diatas hot plate 38-
Analisa kadar MDA dilakukan 40oC hingga kering lalu disimpan pada
dengan cara menggerus lambung dengan suhu 37 oC dan siap untuk diwarnai.
berat 200 gram ke dalam mortar dingin Proses pewarnaan menggunakan pewarna
hingga halus. Kemudian 500 μL NaCl Hematoksilin dan Eosin. Diawali dengan
0,9% ditambahkan dan dilakukan larutan Hematoksilin selama 10 menit, lalu
homogenasi. Homogenat diambil dan dicuci dengan air mengalir selama 15
dipindahkan ke tabung ependorf. menit, dan dibilas akuades. Setelah itu
Selanjutnya, dilakukan sentrifugasi dengan preparat diwarnai dengan Eosin selama
kecepatan 8000 rpm selama 20 menit dan lima menit dan dicuci dengan air mengalir
diambil supernatan. Supernatan sebanyak selama 10 menit, dan setelah itu diamatin
100 μL dimasukkan kedalam tabung dengan mikroskop cahaya.
2.9 Analisis Data Malondialdehida (MDA) Lambung
Analisis data dilakukan secara Tikus Putih (Rattus novergicus) model
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif IBD Hasil Induksi Indometasin
yang digunakan yaitu pemeriksaan kadar Kadar MDA dianalisis dengan ragam
MDA lambung menggunakan uji ANOVA ANOVA dan dilakukan analisa lanjutan
dengan taraf kepercayaan α = 0,05 dan dengan uji Tukey (p>0,05) bahwa
dilanjutan dengan uji Tukey. Data kualitatif pemberian terapi tepung tapioka tidak
yang digunakan yaitu gambaran berpengaruh signifikan (p>0,05) terhadap
histopatologi lambung yang akan dianalisis kadar MDA lambung hewan model
dan disajikan secara deskriptif. hiperkolesterolemia. Hasil pengukuran
kadar MDA dapat dilihat pada Tabel 3.1
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dan Hasil uji tukey dapat dilihat pada
3.1 Pengaruh Pemberian Terapi Tepung Tabel 3.2.
Tapioka Terhadap Kadar Normal

Tabel 3.1 ANOVA (Analysis of Varience) Kadar MDA


S.V dfx SS MSxxx Fxxx Cale F5%
Treatment 4 10177.520 2544.380 0.794 3,06
Error 15 48063.574 3204.238

Total 19 58241.095

Tabel 3.2 Tabel Rata-Rata Kadar MDA pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Seluruh
Kelompok
Rata-Rata Peningkatan Penurunan
Kelompok Perlakuan Kadar MDA Terhadap Terhadap
mg/dL ± SD (K-) (K+)
Kontrol Negatif (K-) 284.67±58.55 - -
Kontrol Positif (K+) 332.72±101.48 0.17%
Tikus Perlakuan (P1) 296.33±30.97 0.04% -
Tikus Perlakuan (P2) 282.16±40.33 - 0.01%
Tikus Perlakuan (P3) 265.22±16.74 0.07%
Keterangan : Hasil rata-rata kadar tidak berbeda signifikan yang ditunjukkan dengan
fhitung<ftabel (p>0,05) sehingga antar perlakuan menunjukkan notasi yang
sama.
Berdasarkan Tabel 3.1 menunjukan 265.22±16.74 ng/mL dengan persentase
bahwa kelompok dengan nilai rata-rata penurunan sebesar 0.07%. Kadar MDA
kadar MDA tertinggi, yaitu kelompok IBD dianalisa menggunakan ragam statistika
(K+) sebesar 332.72±101.48 ng/mL. Pada One way ANOVA didapatkan fhitung
kelompok IBD mengalami peningkatan sebesar 0.794 dimana lebih kecil daripada
sebesar 0.17% jika dibandingkan dengan ftabel, yaitu 3,06. Hasil ini membuktikan
kelompok kontrol negatif (K-) yang bahwa rata-rata kadar MDA antar
memiliki rata-rata sebesar 284.67±58.55 perlakuan tidak berbeda signifikan
ng/mL. Sedangkan pada kelompok P1 (p>0,05).
memiliki rata-rata sebesar 296.33±30.97 Penurunan kadar MDA yang tidak
ng/mL dan mengalami peningkatan berbeda siginfikan pada penelitian ini
sebanyak 0.04%. Untuk kelompok P2 membuktikan, bahwa ketiga volume terapi
memiliki rata-rata sebesar 282.16±40.33 yang diberikan selama 14 hari sebanyak
ng/mL dengan persentase penurunan dua kali sehari tersebut menunjukkan hasil
sebesar 0.01%. Sedangkan, untuk yang sama. Malondialdehid (MDA)
kelompok P3 memiliki rata-rata sebesar merupakan produk akhir dari peroksidasi
lipid membran oleh ROS, yaitu reaksi dengan dosis 1,8 ml/200g BB (P.2) dan 3,6
antara radikal bebas (radikal hidroksi) ml/200g BB (P.3), dan dari ketiga sediaan
dengan Poly Unsaturated Fatty Acid terapi yang diberikan tersebut, sediaan
(PUFA) sehingga pengukuran kadar MDA terapi 3,6 ml/200g BB (P.3) cukup efektif
secara tidak langsung dapat menunjukkan untuk menurunkan kadar MDA tikus pada
keberadaan radikal bebas. Malondialdehid kondisi IBD dengan penurunan kadar
adalah salah satu marker radikal bebas paling tinggi sebesar 0,07% meskipun pada
dalam tubuh. Peningkatan radikal bebas setiap kelompok perlakuan tidak
juga akan menyebabkan terjadinya menunjukkan adanya perbedaan yang
peningkatan pada kadar MDA dalam tubuh signifikan, sementara itu pada kelompok
(Zaetun dkk, 2018; Aulanni’am dkk, tikus P.1 dengan dosis 0,9 mg/200g BB
2011). Sehingga diperlukan senyawa belum menunjukkan adanya perbaikan
antioksidan eksogen yang diharapkan berupa penurunan kadar MDA dan terjadi
mampu untuk menetralisir radikal bebas peningkatan kadar MDA sebesar 0,04%.
berlebih dalam tubuh.
Adanya penurunan kadar MDA pada 3.2 Pengaruh Pemberian Terapi Tepung
kelompok tikus yang diberi terapi Tapioka Terhadap Gambaran
menunjukkan bahwa senyawa fenol dalam Histopatologi Lambung Tikus Putih
tepung tapioka sebagai antioksidan (Rattus novergicus) model IBD Hasil
eksogen sudah bekerja menurunkan kadar Induksi Indometasin
MDA meskipun penurunan kadar belum Pengamatan histopatologi lambung
secara signifikan. Antioksidan merupakan tikus model IBD dilakukan dengan bantuan
suatu senyawa yang dapat menyerap atau mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x
menetralisir radikal bebas. Secara umum (Gambar 3.1) pada semua kelompok
senyawa fenol sebagai antioksidan perlakuan yaitu kelompok kontrol,
memiliki gugus aktif –OH dan ikatan kelompok IBD, kelompok terapi tepung
rangkap dua >C=C< yang berfungsi
tapioka 0,9 mg/200g BB, kelompok terapi
sebagai penangkap dan penghambat reaksi
radikal bebas, gugus-gugus ini dapat tepung tapioka 1,8 mg/200g BB dan
memberikan satu molekul hidrogennya kelompok terapi tepung tapioka dosis 3,6
sehingga ROS menjadi stabil dan terbentuk mg/200g BB. Pengamatan dilakukan antar
radikal bebas baru yang kurang reaktif. kelompok perlakuan (Gambar 3.1) dan
Pada kondisi radikal bebas akan merusak dianalisis secara deskriptif. Lambung
membran sel, radikal yang berperan yaitu adalah organ pencernaan yang berfungsi
radikal hidroksil (O2), sehingga untuk menyimpan dan memproses
antioksidan akan bekerja dengan makanan sebelum diteruskan ke
mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2, duodenum. Pada kondisi IBD, fungsi
sehingga pelepasan radikal hidroksil dapat lambung akan mengalami gangguan
dikurangi (Parwata, 2015). sehingga proses transport makanan
Berdasarkan hasil pada penelitian ini,
menjadi terganggu juga.
dari ketiga sediaan terapi yang diberikan,
menunjukkan hasil adanya perbaikan
berupa penurunan kadar MDA dari
kelompok tikus yang diberi sediaan terapi
Gambar 3.1 Histopatologi Lambung Tikus Putih dengan Perbesaran 10x dan 40x
Keterangan: epitel normal mukosa lambung; nekrosis sel; ulserasi;
Infiltrasi sel radang; erosi epitel; hemoragi.
Gambaran histologi lambung tikus mempengaruhi peningkatan sitokin
dengan pewarnaan HE (Gambar 3.1) pada proinflamasi yang menyebabkan aktivasi
kelompok tikus sehat (K-) menunjukkan neutrofil-endotelial. Perlekatan neutrofil
keadaan epitel mukosa lambung yang tersebut berkaitan dengan patogenesis
tersusun atas epitel kolumnar simplek kerusakan mukosa lambung melalui dua
dalam keadaan utuh. Hasil pengamatan mekanisme utama, yaitu oklus;
histologi ini dapat dijadikan sebagai acuan menyebabkan penurunan aliran darah
adanya perubahan pada jaringan mukosa lambung dan iskemik sel serta peningkatan
lambung kelompok perlakuan lainnya pelepasan molekul radikal bebas; ROS
dikarenakan pada kelompok kontrol (K-) (Reactive Oxide Species). Radikal bebas
ini merupakan kelompok tanpa perlakuan. tersebut bereaksi dengan asam lemak tak
Pada kelompok tikus kontrol (K+) jenuh pada membran mukosa lambung dan
mengalami kerusakan histopatologi berupa menyebabkan peroksidasi lemak serta
ulserasi pada epitel mukosa lambung dan kerusakan jaringan pada lambung
dijumpai nekrosis serta infiltrasi sel (Amrulloh dan Utami, 2016).
radang. Hasil pengamatan dari kelompok Pada semua kelompok perlakuan
yang diinduksi indometasin ini terindikasi (P1, P2, dan P3) menunjukkan perbaikan
adanya inflamasi yang ditandai oleh kerusakan mukosa lambung dibandingkan
perubahan yang terjadi, dimana data dengan kelompok kontrol positif (K+)
parameter ini dapat dijadikan sebagai meskipun hasil belum signifikan.
acuan pendukung hasil pengukuran kadar Perbaikan jaringan yang terjadi
MDA yang meningkat. Kerusakan yang dikarenakan pati sebagai sumber energi
terjadi pada jaringan epitel lambung model akan meningkatkan pembentukan ATP dan
Inflammatory Bowel Disease (Gambar meningkatkan COX-1 sebagai platelet
3.1) disebabkan oleh karena induksi untuk pembekuan darah, selain itu juga
indometasin 15 mg/kg BB. Induksi pati resisten yang dihasilkan oleh tepung
indometasin dalam jangka waktu pendek tapioka dapat berperan sebagai
menyebabkan nekrosis sel-sel mukosa mukoprotektan. Pati resisten akan
lambung, diawali kehilangan integritas menginisiasi produksi prostaglandin
membran sel, kemudian akan sehingga akan meningkatkan pembentukan
mengakibatkan kemunculan sel-sel mukus pada mukosa lambung. Hal tersebut
nekrosis yang akan mengaktivasi sel-sel akan membantu melindungi mukosa dari
netrofil dan makrofag serta mengakibatkan kerusakan akibat sekresi asam lambung
terjadinya proses inflamasi (Tamisato dan menekan invasi bakteri pathogen yang
et.al., 2001). Keadaan inflamasi pada dapat berperan dalam memperparah
jaringan mukosa lambung akan terjadinya inflamasi; sehingga inflamasi
dapat menurun dan stress oksidatif tambahan untuk melihat
menurun. Keadaan tersebut akan pengaruhnya terhadap penurunan
menurunkan produksi radikal bebas dan kadar MDA dan perubahan
kerusakan jaringan akan diperbaiki. gambaran jaringan lambung model
Terapi tepung tapioka pada semua IBD hasil induksi Indometasin.
kelompok perlakuan (P1, P2, P3) DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan adanya sedikit perbaikan Agnes, R. Y., Aulanni’am, dan S.
pada kerusakan mukosa lambung Prasetyawan. 2013. Kadar
dibandingkan dengan kelompok K+ Malondialdehida (MDA) dan
meskipun perubahan yang terjadi tidak Gambaran Histopatologi pada Ginjal
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa Tikus Putih (Rattus novergicus)
keadaan inflamasi masih terjadi pada setiap Pasca Induksi Cylosporine-A. Kimia
kelompok perlakuan dan sinkron dengan Student Journal Vol 1 No 22 : 222-
hasil kadar MDA yang tidak signifikan 228 Universitas BrawijayaBoorman,
yang menunjukkan kadar MDA masih G. A. 2006. Pathology of the Fischer
tinggi. Pengukuran kadar MDA ini Rat: Reference and Atlas. California:
dilakukan untuk mengukur radikal bebas Academics Press.
berlebih dalam tubuh (Parwata, 2015), Ancoferiawan, R., Aulannni’am, Wuragil,
dimana penyebab kerusakan jaringan D.K. 2015. Studi Terapi Ekstrak
lambung dapat disebabkan oleh produksi Etanol Akar Seledri (Apium
radikal bebas berlebih (Ancoferiawan dkk, graviolens) Terhadap Kadar
2015). Hasil ini menunjukkan pati resisten Malondialdehida (MDA) dan
yang terkandung dalam tepung tapioka Gambaran Histopatologi Ileum
belum cukup efektif dalam perannya Tikus (Rattus novergicus) Model
sebagai mukoprotektan pada mukosa Inflammatory Bowel Disease
lambung yang rusak akibat kondisi IBD. (IBD) Hasil Induksi Indometasin.
Program Studi Pendidikan Dokter
4. KESIMPULAN Hewan, Universitas Brawijaya
1. Pemberian terapi tepung tapioka Aulanni’am, Roosdiana, A., Rahma, N.L.
tidak berpengaruh signifikan pada 2011. Potensi Fraksi Etanol dan
penurunan kadar MDA dan Etil Asetat Rumput Laut Coklat
perubahan jaringan lambung hewan (Surgassum duplicatum Bory)
model Inflammatory Bowel Disease. Terhadap Penurunan Kadar
2. Pemberian terapi tepung tapioka Malondialdehida dan Perbaikan
kelompok pemberian dosis 1,8 Gambaran Histologis Jejenum
mg/kgBB dan 3,6 mg/kgBB Usus Halus Tikus IBD. Jurnal
menunjukkan penurunan kadar Ilmiah Kedokteran Hewan Vol.4,
MDA hewan model Inflammatory No.1.
Bowel Disease. Indrianti, N., Kumalasari, R., Ekafitri, R.,
5. SARAN dan Darmajana, D.A. 2013.
1. Perlu dilakukan penelitian lebih Pengaruh Penggunaan Pati
lanjut mengenai penggunaan dosis Ganyong, Tapioka, dan Mocaf
tepung tapioka yang lebih Sebagai Pakan Substitusi
ditingkatkan untuk melihat Terhadap Sifat Fisik Mie Jagung
pengaruhnya terhadap penurunan Instan. AGRITECH, Vol. 33, No. 4
kadar MDA dan perubahan Khennouf S., S.Amira, L. Arrar and
gambaran jaringan lambung model A.Baghiani. 2010. Effect of Some
IBD hasil induksi Indometasin. Phenolic Compounds and
2. Pada penelitian selanjutnya dapat Quercus Tannins on Lipid
dilakukan pengujian dengan Peroxidation. J.World Applied
mengkombinasikan tepung tapioka Sciences 8 (9): 1144-1149
dengan senyawa antioksidan
Parwata, M. O. A. 2015. Bahan Ajar Uji
Bioaktivitas : Antioksidan.
Universitas Udayana.
Segal, A.W. 2005. How neutrophils kill
microbes. Annu. Rev. Immunol.
23, 197- 223.
Sparkes, H. 2010. Long Term Use of
NSAID in cats. Journal of Feline
Medicine & Surgery 12 : 521-538.
Amrulloh, F.M., Utami, N. 2016.
Hubungan Konsumsi OAINS
Terhadap Gastritis. Majority
Volume 5, No. 5.
Tamisato W, Tsutsuni S, Rokuan K,
Tsuchiya, et.al. 2001. NSAIDs
induce both necrosis and
apoptosis in guinea pig gastric
mucosal cells in primary culture.
AmJ Physiol Gastrointest Liver
Physio 28:1098-109.
Yi-Zhen, Z. dan Yang Y. L. 2014
Inflammatory Bowel Disease :
Phatogenesis. World J.
Gastroenterol : 20 (1) : 91-99.
Zaetun, S., Dewi, L.B.K., Widnya, I.B.R.
2018. Profil Kadar MDA
(Malondialdehida) Sebagai
Penanda Kerusakan Seluler
Akibat Radikal Bebas pada Tikus
yang diberikan Air Beroksigen.
Jurnal Analis Medika Bio Sains
Vol.5, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai