Anda di halaman 1dari 9

VOL 7 NO.

1 JUNI 2018 ISSN : 2302 - 3635

EFEK PEMBERIAN NATRIUM SIKLAMAT SECARA ORAL TERHADAP


JUMLAH SEL MAKROFAG PERITONEAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus
norvegicus L.)
Dina Kusuma Dewi, Suhariyadi, Evy Diah Woelansari
Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

ABSTRAK

Natrium siklamat merupakan bahan tambahan pangan berupa pemanis


buatan yang awalnya hanya ditujukan untuk memenuhi ketersediaan produk
makanan dan minuman bagi penderita diabetes dan orang yang diet kalori.
Namun, penggunaan natrium siklamat lebih baik tidak dipergunakan lagi karena
efek yang ditimbulkan oleh penggunaan yang terus menerus dapat merusak sistem
kerja tubuh manusia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efek pemberian
natrium siklamat secara oral terhadap jumlah sel makrofag peritoneal pada tikus
putih (Rattus norvegicus L.).
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris
dengan rancangan penelitian Post Test Only Control Group Design. Penelitian ini
dilakukan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga pada bulan juni
2018 dengan menggunakan 25 ekor tikus putih jantan yang dibagi menjadi 5
kelompok. Variasi dosis natrium siklamat yang diberikan adalah 4,5 mg/200g BB,
9,5 mg/200g BB, 14,5 mg/200g BB, dan 19,5 mg/200g BB dengan waktu
pemberian selama 10 hari.
Pemeriksaan jumlah sel makrofag peritoneal pada penelitian ini
menggunakan metode haemocytometer. Pada hasil uji Kruskal-walis didapatkan
nilai siginifikansi p = 0,00 (p < 0,05), yang artinya ada efek pemberian natrium
siklamat secara oral terhadap jumlah sel makrofag peritoneal pada tikus putih
(Rattus norvegicus L.).
Kata Kunci : Natrium siklamat, makrofag peritoneal, tikus putih (Rattus
norvegicus L.).

PENDAHULUAN
Penggunaan bahan kimia Salah satu jenis pemanis
sebagai bahan tambahan pada buatan yang cukup populer di
makanan dan minuman sangat sering Indonesia adalah siklamat dan
dijumpai. Bahan Tambahan Pangan sakarin, dimana siklamat awal
yang selanjutnya disingkat BTP mulanya hanya ditujukan untuk
adalah bahan yang ditambahkan ke memenuhi ketersediaan produk
dalam pangan untuk mempengaruhi makanan dan minuman bagi
sifat atau bentuk pangan (Permenkes penderita diabetes dan orang yang
RI, 2012) dan salah satu bahan diet kalori. Namun, penggunaan
tambahan pangan adalah pemanis siklamat sekarang ini sangat meluas
buatan. karena harga yang lebih murah,

ANALIS KESEHATAN SAINS 566


VOL 7 NO.1 JUNI 2018 ISSN : 2302 - 3635

memberikan rasa manis tanpa rasa (meningkat) dari sebesar 4,5


ikutan (after taste) dan memiliki mg/200g BB, 9,5 mg/200g BB, 14,5
tingkat kemanisan 30 kali gula. Rasa mg/200g BB, dan 19,5 mg/200g BB
manis pada siklamat masih bisa
dapat meningkatkan jumlah leukosit
dirasakan pada tingkat pengenceran 1
: 10 (dalam liter) (Praja, 2015). (peningkatan ini karena adanya
Siklamat bersifat mudah larut dalam infeksi), menurunnya jumlah eritrosit
air dan tahan terhadap panas karena meningkatnya radikal bebas
(Wibowotomo, 2008). dalam tubuh. Penelitian ini akan
Penggunaan siklamat yang meninjau pengaruh pemberian
aman atau Acceptible Daily Intake natrium siklamat terhadap
Natrium Siklamat adalah 0 – 11
peningkatan jumlah sel makrofag.
mg/kg berat badan, sedangkan batas
maksimal penggunaan (BMP) untuk Untuk mendapatkan
manusia adalah 2000 mg/kg bb/hari makrofag, rongga peritoneal (rongga
(BPOM,2014).Walaupun abdomen) merupakan tempat yang
penggunaan natrium siklamat mudah untuk mendapatkan sebagian
diperbolehkan dan telah dibatasi, makrofag resident pada abdomen
namun sering dilaporkan adanya yang belum mengalami manipulasi
penyalahgunaan dan penggunaan (Zhang X, dkk., 2008 dalam Erna
yang melebihi batas. Berdasarkan Susanti, dkk., 2015), dan dalam
riset BPOM (2002) didapatkan hasil penelitian ini akan menggunakan sel
bahwa konsumsi siklamat sudah makrofag yang sudah dimanipulasi
mencapai 240% Acceptible Daily dengan pemberian natrium siklamat
Intake (ADI) (BPOM, 2004 dalam dengan berbagai macam dosis
Setiawan, 2016). Di Kanada dan Aisyah (2003) yang diuji coba ulang
Amerika Serikat penggunaan natrium untuk mendapatkan respon imunitas
siklamat sudah tidak diperbolehkan berupa jumlah sel makrofag
(Cahyadi, 2012), sebab akan bersifat: peritoneal pada tikus putih (Rattus
(i) karsinogenik, (ii) dapat norvegicus L.).
menyebabkan atropi (pengecilan
testikular dan kerusakan kromosom). JENIS PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini
oleh Utomo (2012) didapatkan hasil
adalah penelitian eksperimental
bahwa pemberian pemanis buatan laboratoris dengan rancangan
per oral berpengaruh terhadap penelitian Post Test Only Control
gambaran histopatologi (kelainan) Group Design, yaitu dengan
pada jaringan hepar mencit jantan, mengukur pengaruh perlakuan pada
dengan dosis 15 mg/KgBB, dan kelompok yang diteliti dengan cara
pemberian selama 30 hari dapat membandingkan kelompok tersebut
dengan kelompok kontrol tanpa
menyebabkan perubahan degenerasi, dilakukan pre test sebelumnya.
serta nekrosis sel hepar sebesar
35,72% yang menandakan adanya METODE PENELITIAN
infeksi. Berdasarkan penelitian Waktu dan Tempat Penelitian
Aisyah (2003) dengan dosis Penelitian ini dilakukan pada
pemberian natrium siklamat bulan November 2017 – Juni 2018.
Pemeliharaan hewan uji dan

ANALIS KESEHATAN SAINS 567


VOL 7 NO.1 JUNI 2018 ISSN : 2302 - 3635

perlakuan dilakukan di Unit PROSEDUR PENELITIAN


Pengembangan dan Penelitian Penentuan Dosis Larutan Natrium
Hewan Coba Fakultas Kedokteran Siklamat
Hewan Universitas Airlangga Menentukan dosis pemberian
Surabaya. Proses pemeriksaan larutan natrium siklamat terhadap
jumlah makrofag peritoneal tikus hewan uji coba tikus putih. Dosis
dilakukan di Laboratorium Terpadu yang diberikan pada hewan coba
Politeknik Kesehatan Kementrian tikus putih adalah secara oral adalah
Kesehatan Surabaya. 4,5 mg/200 g BB, 9,5 mg/200 g BB,
14,5 mg/200 g BB, dan 19,5 mg/200
Alat dan Reagen g BB. Volume larutan yang
Alat yang digunakan yaitu diberikan secara oral sebanyak 2 mL
haemocytometer, cover glass, merupakan volume yang boleh
sentrifuge, spuit, rak tabung, sonde, diberikan berdasarkan pada volume
pipet mikro, yellow tip, mikroskop, normal lambung tikus yaitu 3-5 mL.
pisau bedah, tabung falcon. Reagen (Ngatidjan, 2006).
yang dibutuhkan pada penelitian ini
adalah media RPMI, tryphan blue, Adaptasi Hewan Coba
phosphate buffer saline. Adaptasi hewan coba
dilakukan selama tujuh hari dengan
hanya diberikan makan dan minum
Bahan Uji, Hewan Coba dan seperti biasa. Kandang hewan coba
Pemilihan Hewan Coba
Bahan uji yang digunakan didesinfektan dengan alkohol 70 %
dalam penelitian ini adalah natrium setiap hari sejak dilakukan adaptasi
siklamat yang didapatkan dari toko sampai penelitian selesai.
bahan kue.
Perlakuan Hewan Coba
Hewan coba yang digunakan Pada tahap ini menggunakan
pada penelitian ini adalah tikus putih dua puluh lima ekor tikus putih yang
(Rattus norvegicus L.) berjenis sudah dibagi menjadi lima kelompok
kelamin jantan dengan berat badan perlakuan, satu kelompok kontrol
rata-rata 200 gram dan berusia negatif dengan pemberian aquades,
kurang lebih dua bulan sebanyak dua kelompok perlakuan satu dengan
pemberian natrium siklamat dengan
puluh lima tikus. Pada penelitian ini
dosis 4,5 mg/200 g BB, kelompok
dibutuhkan kandang tikus sebanyak perlakuan dua dengan pemberian
lima kandang, sekam padi, pakan natrium siklamat dengan dosis 9,5
tikus, dan tempat minum. Setiap mg/200 g BB, kelompok perlakuan
kandang berisi sebanyak lima ekor tiga dengan pemberian natrium
tikus putih, empat kandang untuk siklamat dengan dosis 14,5 mg/200 g
tikus yang diberi perlakuan BB, dan kelompok perlakuan empat
dengan pemberiannatrium siklamat
pemberian natrium siklamat secara dengan dosis 19,5 mg/200g BB.
oral, dan satu kandang untuk tikus Waktu pemberian perlakuan
kelompok kontrol negatif. dilakukan selama 10 hari.

ANALIS KESEHATAN SAINS 568


VOL 7 NO.1 JUNI 2018 ISSN : 2302 - 3635

Pengisolasian Makrofag Peritoneal Pertama, menyiapkan


Pertama, menyiapkan alat dan bahan alat dan bahan yang digunakan untuk
yang dibutuhkan untuk menghitung jumlah sel makrofag.
pengisolasian makrofag. Kedua, Kedua, memipet 100µL suspensi sel
membunuh tikus menggunakan makrofag dan 100 µL pewarna
kloroform. Ketiga, membuat irisan trypan blue 0.08% kedalam tabung
kecil pada bagian abdomen tikus. reaksi. Ketiga, menghomogenkan
Keempat, merobek kulit bagian campuran suspensi sel dan pewarna
abdomen tikus hingga nampak dan memasukkan beberapa tetes
rongga peritoneum. Kelima, kedalam haemocytometer. Keempat,
memasukkan 10 mL medium RPMI. meghitung jumlah makrofag pada
Keenam, menggoyang-goyangkan lima kamar hitung pada kotak bagian
rongga peritoneum tikus selama ± 3 tengah haemocytometer. Hasil
menit. Ketujuh, mengaspirasi penghitungan pada lima kotak kamar
suspensi pada rongga peritoneum hitung kemudian dimasukkan
tikus dan meletakkan kedalam kedalam rumus perhitungan
tabung steril. Kedelapan, haemocytometer sehingga didapat
3
mensentrifuse suspensi pada jumlah sel makrofag/mm . Rumus
kecepatan 1200 rpm selama 10 menit perhitungannya adalah sebagai
dan membuang supernatan yang berikut (Wahyuni dkk, 2014) :
terbentuk. Kesembilan, Volume Kamar Hitung (VKH) = 5
menambahkan 3 mL medium RPMI (1/5 x 1/5 x 0,1) = 1/50
yang mengandung 10% FBS Konsentrasi Pengenceran (CP)
kedalam tabung. Suspensi sel = 1 (perbandingan antara pewarna
makrofag siap digunakan (Wijayanti, dan suspensi sel adalah 1:1)
3
1999). Jumlah sel makrofag / mm
= 1/VKH × 1/ CP × Jumlah sel
Perhitungan Jumlah Sel Makrofag makrofag dalam kamar hitung.

HASIL PENELITIAN
3
Data hasil penelitian jumlah sel makrofag peritoneal (sel/mm )
3
Jumlah Sel Makrofag Peritoneal (sel/mm )
Replikasi K (-) P1 P2 P3 P4
1 100 200 250 300 300
2 150 100 300 350 450
3 100 150 200 300 400
4 100 100 250 300 400
5 150 150 200 250 350
X ± SD 120 ± 27,38 140 ± 41,83 240 ± 41,83 300 ± 35,35 380 ± 57,00

ANALISA DATA sebesar 0,00 (p < α = 0,05) maka


Hasil yang didapatkan diolah menunjukkan terdapat efek
dengan uji non parametrik Kruskall pemberian natrium siklamat terhadap
Wallis didapatkan nilai significant jumlah sel makrofag peritoneal pada
pada jumlahsel makrofag peritoneal tikus putih (Rattus norvegicus L.).

ANALIS KESEHATAN SAINS 569


VOL 7 NO.1 JUNI 2018 ISSN : 2302 - 3635

PEMBAHASAN akan diubah oleh mikroflora


Pada penelitian mengenai gastrointestinal menjadi senyawa
efek pemberian natrium siklamat sikloheksamin. Selanjutnya, Soemrat
secara oral terhadap jumlah sel (2003) dalam Chori (2013)
makrofag peritoneal tikus putih mengatakan bahwa senyawa
(Rattus norvegicus L.) telah sikloheksamin akan dibawa ke hepar
didapatkan hasil dan dilakukan melalui vena porta hepatika. Di
analisa data statistik. Pada hasil hepar, terjadi metabolisme
analisa data statistik yang xenobiotik yang melibatkan sitokrom
menggunakan uji non parametrik p–450 yang dapat memediasi
Kruskall Wallis dapat diketahui produksi radikal bebas dengan cara
bahwa nilai signifikansi p = 0,00 mengkatalisis reaksi oksidasi atau
pada α = 0,05 yang artinya adalah reduksi substrat xenobitoik. Proses
nilai signifikansi lebih kecil dari nilai detoksifikasi oleh sitokrom p–450
alfa (p < 0,05), yang artinya terdapat tersebut akan menghasilkan radikal
efek pemberian natrium siklamat superoksida secara langsung
-●
secara oral terhadap jumlah sel mengubah O2 menjadi O2 ataupun
makrofag peritoneal tikus putih transfer elektron oleh substrat dari
(Rattus norvegicus L.). berdasarkan sitokrom ke molekul oksigen. Reaksi
hasil uji statistik tersebut dapat ini dengan sendirinya akan
dikatakan bahwa pemberian natrium berlangsung secara terus menerus
siklamat pada dosis 4,5 mg/200 gBB, dan merupakan konsekuensi atas
9,5 mg/200 g BB, 14,5 mg/200 g BB, proses detoksifikasi toksin dalam
dan 19,5 mg/200 g BB yang tubuh. Kemampuan natrium siklamat
diberikan selama 10 hari dapat yang dapat membentuk radikal bebas
memberikan efek terhadap jumlah sel dapat menyebabkan terjadinya stres
makrofag peritoneal pada tikus putih oksidatif. Selain itu, adanya radikal
(Rattus norvegicus L.). Hal tersebut bebas di dalam tubuh dapat
berhubungan dengan penelitian memengaruhi metabolisme makrofag
Aisyah (2003), yang didapatkan hasil dan mengaktifkan makrofag untuk
bahwa pemberian berbagai macam melepaskan leukotrien B4, IL-8, dan
dosis natrium siklamat dapat TNF-α. Peningkatan produksi IL-8
meningkatkan jumlah leukosit pada dapat menyebabkan terjadinya
tikus putih (Rattus norvegicus L.). peningkatan leukosit, sehingga
Pada kelompok perlakuan menimbulkan leukositosis. Menurut
satu yaitu tikus putih yang diberi Soesilo (2012), pada keadaan
perlakuan pemberian natrium leukositosis, makrofag yang
siklamat secara oral dengan dosis 4,5 merupakan mediator imunitas seluler
mg/200 g BB selama 10 hari, akan berperan pada sistem respon
terdapat peningkatan jumlah sel imun bersama neutrofil. Sehingga
makrofag apabila dibandingkan pada keadaan tersebut terjadi
dengan kelompok kontrol negatif peningkatan jumlah makrofag
yang hanya diberi aquades. Natrium peritoneal. Makrofag merupakan sel
siklamat merupakan zat xenobiotik monosit yang bermigrasi dari
berupa bahan tambahan pangan yang peredaran darah menuju jaringan dan
masuk kedalam tubuh manusia. berdiferensiasi menjadi makrofag.
Menurut Drasar, tahun 1972, Selain itu, pada kelompok
siklamat yang tidak diabsorpsi tubuh perlakuan dua, tiga, dan empat yang

ANALIS KESEHATAN SAINS 570


VOL 7 NO.1 JUNI 2018 ISSN : 2302 - 3635

diberi perlakuan pemberian natrium 4. Jumlah rata – rata makrofag


siklamat secara oral dengan dosis peritoneal pada tikus putih (Rattus
norvegicus L.) pada pemberian
masing – masing 9,5 mg/200 g BB,
natrium siklamat secara oral
14,5 mg/200 g BB, dan 19,5 mg/200 dengan dosis 9,5 mg/200 g BB
g BB selama 10 hari juga terjadi 3
adalah 240 sel/mm .
peningkatan jumlah sel makrofag 5. Jumlah rata – rata makrofag
peritoneal. Peningkatan yang paling peritoneal pada tikus putih (Rattus
tinggi terdapat pada kelompok norvegicus L.) pada pemberian
perlakuan empat dengan pemberian natrium siklamat secara oral
dengan dosis 14,5 mg/200 g BB
natrium siklamat dengan dosis 19,5 3
adalah 300 sel/mm .
mg/200 g BB. Hal tersebut
6. Jumlah rata – rata makrofag
menunjukkan bahwa pemberian peritoneal pada tikus putih (Rattus
natrium siklamat dapat memberikan norvegicus L.) pada pemberian
efek terhadap jumlah sel makrofag natrium siklamat secara oral
peritoneal, selain itu dosis pemberian dengan dosis 19,5 mg/200 g BB
3
natrium siklamat yang meningkat adalah 380 sel/mm .
seiring dengan jumlah sel makrofag
SARAN
peritoneal yang meningkat pula. Hal
1. Bagi peneliti selanjutnya
tersebut diakibatkan oleh semakin diharapkan dapat mengukur
banyaknya natrium siklamat yang ekspresi sistem imun yang lebih
diberikan, maka terjadi pembentukan spesifik yaitu mengukur aktifitas
radikal bebas yang meningkat pula fagositosis sel makrofag, serta
dan berakibat terhadap peningkatan dapat menetukan lethal dose
jumlah sel makrofag peritoneal. untuk penggunaan natrium
siklamat.
KESIMPULAN 2. Bagi masyarakat, walaupun
Berdasarkan hasil penelitian dan penggunaan natrium siklamat
pembahasan maka dapat disimpulkan diperbolehkan dan dibatasi oleh
bahwa: Peraturan Menteri Kesehatan
1. Terdapat efek pemberian natrium Republik Indonesia Nomor 033
siklamat secara oral terhadap Tahun 2012, namun lebih baik
jumlah sel makrofag peritoneal natrium siklamat tersebut tidak
pada tikus putih (Rattus dipergunakan lagi karena efek
norvegicus L.) yang ditimbulkan oleh
2. Jumlah rata – rata makrofag penggunaan yang terus-menerus
peritoneal pada tikus putih (Rattus dapat merusak sistem kerja tubuh
norvegicus L.) tanpa pemberian manusia.
natrium siklamat secara oral
3 DAFTAR PUSTAKA
adalah 120 sel/mm .
3. Jumlah rata – rata makrofag
peritoneal pada tikus putih (Rattus Aisyah, Riandini., Shanti,
norvegicus L.) pada pemberian Listyawati., Tetri, Widiyani.
natrium siklamat secara oral (2003). Efek Pemberian
dengan dosis 4,5 mg/200 g BB Natrium Siklamat Secara
3 Oral terhadap Karakteristik
adalah 140 sel/mm .

ANALIS KESEHATAN SAINS 571


VOL 7 NO.1 JUNI 2018 ISSN : 2302 - 3635

Hematologis Tikus Putih Pemberian Ekstrak Etanol


(Rattus norvegicus L.). Daun Sirsak (Annona
Jurusan Biologi FMIPA muricata L.) Terhadap
Universitas Sebelas Maret. Kadar Superoksida
Surakarta. Volume 5. Dismutase (SOD) dan
Nomor 2. 124-130. Malondialdehide (MDA)
http://biosmart.mipa.uns.ac.i Hepar Mencit Betina (Mus
d/index.php/biosmart/article musculus) Yang Diinduksi 7,
/viewFile/150/111. Diakses 12-Dimetilbenz (α) Antrasen
pada 20 November 2017. Secara In Vivo. Jurusan
Arifin, R., Jefri, Kurniawan., Biologi. Fakultas Sains dan
Muhammad, Rheza. (2015). Teknologi. Universitas
All New “D’ CITI RAT”: Islam Negeri Maulana
Inovasi, Revitalisasi dan Malik Ibrahim. Malang.
Pengadaan pada “D’ CITI Drasar, B. S., A. G. Renwick., R. T.
RAT”. Program Studi Williams. (1972). The Role
Pendidikan Dokter Fakultas of the Gut Flora in the
Kedokteran Universitas Metabolism of Cyclamate.
Tanjungpura Pontianak. Departments of
Kalimantan Barat. Bacteriology and
http://artikel.dikti.go.id/inde Biochemistry, St. Mary’s
x.php/PKMK/article/downlo Hospital Medical School.
ad/553/553. Diakses pada London. 129. 881-890.
27 Februari 2018. https://pdfs.semanticscholar.
Badan POM. (2014). Peraturan org/c013/ff4bffe571ed7553
Kepala Badan Pengawas 59b04d04b939be5b3150.pd
Obat dan Makanan f. Diakses pada 5 Februari
Republik Indonesia Nomor 2018.
4 Tahun 2014 Tentang Droge, Wulf. (2002). Free Radicals
Batas Maksimum in the Physiological Control of Cell
Penggunaan Bahan Function. Division
Tambahan Panganan of Immunochemistry,
Pemanis. Jakarta: Badan Deutches
POM. Diakses melalui Krebsforschungszentrum,
http://jdih.pom.go.id/showp Heidelberg. Germany. 82.
df.php?u=zvJv%2Fl7FmuX 47-95.
O%2BAylyffygV1Pp6bxr9h https://www.physiology.org/
X1MQ%2FSXVcH84%3D. doi/pdf/10.1152/physrev.00
Pada 20 November 2017. 018.2001. Diakses pada 12
Cahyadi, Wisnu. (2008). Bahan Juli 2018.
Tambahan Pangan. Jakarta: Estiasih, Teti., Widya, D, R, Putri.,
Bumi Aksara. Endrika, Widyastuti. (2015).
Cahyadi, Wisnu. (2012). Analisis Komponen Minor dan
dan Aspek Kesehatan Bahan Bahan Tambahan Pangan.
Tambahan Pangan. Jakarta: Jakarta: Bumi Aksara.
Penerbit Bumi Aksara. Guyton, A. C., J. E. Hall. (2014).
Chori, Finka Aidila Mifatisul. Buku Ajar Fisiologi
(2013). Pengaruh

ANALIS KESEHATAN SAINS 572


VOL 7 NO.1 JUNI 2018 ISSN : 2302 - 3635

Kedokteran. Edisi 12. hp?dataId=9328. Diakses


Jakarta: EGC. pada 5 Februari 2018.
Kementerian Kesehatan. (2012). Praja, Denny Indra. (2015). Zat
Peraturan Menteri Aditif Makanan Manfaat dan
Kesehatan Republik Bahayanya. Yogyakarta:
Indonesia Nomor 033 Tahun Garudhawaca. Diakses
2012 Tentang Bahan melalui
Tambahan Pangan. Jakarta: https://books.google.co.id/b
Menteri Kesehatan Republik ooks?id=MgiCCgAAQBAJ
Indonesia. Diakses melalui &printsec=frontcover&dq=s
http://jdih.pom.go.id/produk iklamat+denny+indra+praja
/peraturan%20menteri/Perm &hl=id&sa=X&ved=0ahUK
enkes%20ttg%20BTP.pdf. Ewjaz5Gjop7ZAhVLrY8K
Pada 20 November 2017. HbhmCJwQ6wEIKTAA#v=
Kendran, Anak Agung Sagung., dkk. onepage&q=siklamat%20de
(2017). Aktivitas Enzim nny%20indra%20praja&f=f
Alanin-Aminotransferase alse. Pada 20 November
dan Aspartat- 2017.
Aminotransferase pada Setiawan, Egi Aldi., Ibrahim, Moh.
Tikus Putih Jantan yang Nuh., Wahab, Djukrana.
Diberi Ekstrak Buah (2016). Analisis Zat
Pinang. Veteriner Udayana. Kandungan Pemanis
Universitas Udayana. Bali. Sakarin dan Siklamat Pada
Volume 9. Nomor 2. 132- Minuman yang
138. Diperdagangkan di Sekolah
https://ojs.unud.ac.id/index. Dasar di Kelurahan Wua-
php/buletinvet/article/view/ Wua Kota Kendari. Jurusan
31381/20118. Diakses pada Sains dan Teknologi
1 Februari 2018. Pangan. Fakultas Teknologi
Kusumawati, Diah. (2004). Industri Pertanian.
Bersahabat dengan Hewan Universitas Halu Oleo. Vol.
Coba. Yogyakarta: Gajah 1. No. 1. 45 - 50.
Mada University Press. http://ojs.uho.ac.id/index.ph
Murray, R. K., Granner, D. K., p/jstp/article/viewFile/1038/
Rodwell, V. W. (2009). 680. Diakses pada 27
Biokimia Harper. Jakarta: Agustus 2018.
Buku Kedokteran EGC. Sihombing, Marice., Sulistyowati,
Ngatidjan., dkk. (2006). Cara Kerja Tuminah. (2011).
Ekstrak Etanol Biji Pisang Perubahan Nilai
(Musa balbisiana colla) Hematologi, Biokimia
sebagai Penghambat Darah, Bobot Organ dan
Sekresi Asam Lambung Bobot Badan Tikus Putih
Tikus Putih In Vitro. Tesis pada Umur Berbeda. Badan
Program Pasca Sarjana. Penelitian dan
Universitas Gajah Mada. Pengembangan Kesehatan.
Yogyakarta. http://i- Pusat Penelitian dan
lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.p Pengembangan Biomedis
dan Farmasi. Kementerian

ANALIS KESEHATAN SAINS 573


VOL 7 NO.1 JUNI 2018 ISSN : 2302 - 3635

Kesehatan Republik tikel_nju/JM/2604. Diakses


Indonesia. Volume 12. pada 15 Desember 2017.
Nomor 1. 58-64. Wahyuni, dkk. 2014. Modul
https://ojs.unud.ac.id/index. Praktikum Hematologi.
php/jvet/article/view/2365. Politeknik Kesehatan
Diakses pada 21 Januari Kementrian Kesehatan
2018. Republik Indonesia.
Soesilo, Novitasari. (2012). Surabaya.
Pengaruh Pemberian Jus Wijayanti, Mahardika Agus. (1999).
Noni ( Morinda citrifolia L.) Kemampuan Fagositosis
Dosis Bertingkat terhadap Makrofag Peritoneum
Produksi Nitric Oxide (NO) Mencit yang Diimunisasi
Makrofag Peritoneum Pada Selama Infeksi Plasmodium
Tikus Galur Wistar yang berghei. Fakultas
Diberi Paparan Asap Kedokteran Universitas
Rokok. Fakultas Kedokteran Gadjah Mada. Yogyakarta.
Universitas Diponegoro. Vol. 31. No. 4. http://i-
Semarang. lib.ugm.ac.id/jurnal/downlo
Subowo. (2014). Imunobiologi. Edisi ad.php?dataId=4290.
3. Jakarta: Sagung Seto. Diakses pada 5 Februari
Susanti, Erna., Retty, Ratnawati., 2018.
Aulanni’am.,Ahmad, Winarno, F, G., Rahayu., Titi,
Rudijanto.(2015). Sulistyowati. (1994). Bahan
Karakterisasi Kultur Tambahan Untuk Makanan
Makrofag Hasil Isolasi dan Kontaminan. Jakarta:
MousePeritoneum Gramedia.
Makrofag(PMI). Wolfensohn, Sarah., Maggie, Lloyd.
Universitas Brawijaya. (2013). Handbook of
Malang. El Hayah. Volume Laboratory Animal
5. Nomor 3. 103-109. Management and Welfare.
http://ejournal.uin- Edisi Keempat. Wiley-
malang.ac.id/index.php/bio/ Blackwell.
article/view/3096/4962. https://books.google.co.id/b
Diakses pada 21 November ooks?id=PTU0m-
2017. bQAasC&printsec=frontcov
Utomo, Y., A. Hidayat., M. Dafip., er&dq=wolfenshon+dan+llo
F. A. Sasi. (2012). Studi yd+2013&hl=id&sa=X&ve
Histopatologi Hati Mencit d=0ahUKEwiwuMXRt57Z
(Mus musculus L.) yang AhUE448KHf9wCmIQ6AE
Diinduksi Pemanis Buatan. IKzAA#v=onepage&q=wol
Jurusan Biologi FMIPA fenshon%20dan%20lloyd%
Unnes. Semarang. 35 (2). 202013&f=false. Diakses
122-129. pada 21 Januari 2018.
https://journal.unnes.ac.id/ar

ANALIS KESEHATAN SAINS 574

Anda mungkin juga menyukai