Anda di halaman 1dari 19

Bioilmi Vol. 4 No.

2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018 82


PENGARUH NATRIUM SIKLAMAT TERHADAP HISTOPATOLOGI
ORGAN MENCIT (Mus musculus) DAN SUMBANGSIHNYA PADA
MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN DI SMA/MA
Ummi Hiras Habisukan1) a)
a)
ummihirash@gmail.com Telp: +6282182723209

ABSTRACT
Sweeteners are one of the components which are often added to foodstuffs. Synthetic sweeteners
are widely used in the society is sodium cyclamate. The purpose of this study was to determine the
sodium cyclamate on the histological structure of the glomerulus of mice (Mus musculus). This
research used 12 male mice (Mus musculus) with Completely Randomized Design (CRD) so there
are 4 groups (control, PI: 0,55 mg/grbb, p2: 1,1 mg/grbb, and p3: 1,65 mg/grbb) with 3 replications
for 24 days. Parameters observed were edema and comparison of area glomerulus with Bowman
capsule. The result showed that sodium cyclamate had effect to edema and tended to area
glomerulus with Bowman capsule comparization. Based on the research could be concluded that
sodium cyclamate had effect to renal histopathology. This research will be used as media in
learning process.

Keywords: Sodium cyclamate, glomerulus, edema, area of the glomerulus

ABSTRAK
Pemanis merupakan salah satu komponen yang sering ditambahkan dalam bahan makanan.
Pemanis buatan yang banyak beredar dimasyarakat adalah natrium siklamat. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh natrium siklamat terhadap struktur histologi glomerulus mencit
(Mus musculus). Penelitian ini menggunakan 12 ekor mencit (Mus musculus) jantan dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 kelompok (Kontrol, PI: 0,55 mg/grbb, P2: 1,1
mg/grbb, dan P3: 1,65 mg/grbb) dengan 3 kali ulangan selama 24 hari. Parameter yang diamati
ialah edema dan perbandingan luas area glomerulus dengan kapsula bowman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa natrium siklamat berpengaruh terhadap edema dan perbandingan luas area
glomerulus dengan kapsula bowman. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan natrium siklamat
berpengaruh terhadap histopatologi ginjal. Penelitian ini akan digunakan sebagai media dalam
proses pembelajaran.

Kata kunci: natrium siklamat, glomerulus, edema, luas area glomerulus

PENDAHULUAN pembelajaran berbasis riset (Rustaman,


Pembelajaran sains merupakan 2005).
proses pembelajaran berbasis riset yang Proses pembelajaran sains sangat
memiliki peran yang cukup penting dalam cocok diterapkan dalam materi Biologi.
upaya pengembangan kualitas siswa di era Salah satunya yaitu materi biologi yang
global. Proses pembelajaran sains pada era membahas tentang kesehatan ataupun fungsi
global bertujuan untuk menyiapkan dan organ/system dalam tubuh. Bahan ajar
menjadikan peserta didik memiliki berbagai biologi mengenai sistem organ berkaitan
keterampilan dan kecakapan baik itu berpikir dengan sistem tubuh. Beberapa hal yang
kreatif, inovatif, kritis, pemecahan masalah, dapat mempengaruhi sistem kerja pada tubuh
komunikasi, kolaborasi maupun yaitu bahan tambahan pada
kepemimpinan. Dalam prosesnya,
pembelajaran sains tidak hanya
menghasilkan produk, tetapi juga sikap
ilmiah yang merupakan hasil dari
83 Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018

makanan seperti pewarna, pengawet, Penggunaan natrium siklamat di


antioksidan, pemantap rasa dan pemanis Indonesia sebagai bahan pemanis buatan,
buatan (Cahyadi, 2009). Efek samping baik jenis maupun jumlahnya diatur dengan
penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) Peraturan Menteri Kesehatan Republik
berlebih untuk jangka pendek adalah sakit Indonesia Nomor 722/MenKes/Per/IX/88
perut, diare, demam, sakit kepala, mual, dan dan Permenkes RI no.208/MenKes/Per
muntah-muntah sedangkan pada jangka /IV/85 tentang pemanis buatan. Batas
panjang dapat menyebabkan kanker, tumor, penggunaan pemanis buatan ini berbeda-
gangguan saraf, gangguan fungsi hati, iritasi beda untuk setiap jenis produk makanan
lambung, dan perubahan fungsi sel (Cahyadi, 2009). Penggunaan natrium
(Saparianto & Hidayati, 2006). siklamat dianggap aman jika tidak melebihi
Natrium siklamat merupakan batasan atau dosis yang telah ditetapkan oleh
pemanis buatan yang paling sering pemerintah. Menurut ketentuan FAO/WHO
digunakan oleh masyarakat dan mempunyai dosis aman untuk manusia adalah 11 mg/kg
tingkat kemanisan 30-80 kali lebih manis berat badan (Aisyah, Listyawati, &
dari gula murni. Natrium siklamat sangat Widiyani, 2003) Terkait penggunaan natrium
disukai karena rasanya yang murni tanpa cita siklamat telah dilakukan beberapa penelitian
rasa tambahan (tanpa rasa pahit) (Cahyadi, mengenai dampak yang ditimbulkannya.
2009). Selain mempunyai rasa yang lebih Mencit (Mus musculus) adalah hewan
manis dibandingkan gula, natrium siklamata kelas Mamalia yang paling sering digunakan
juga memiliki harga yang jauh lebih murah dalam sebuah penelitian karena, dirasa dapat
dibandingkan dengan gula biasa, itulah yang mewakili hewan dari kelompok Mamalia,
menyebabkan penggunaan natrium siklamat dan kelengkapan organ, kebutuhan nutrisi,
sering digunakan pada Jajanan Anak sistem reproduksi, pernafasan, peredaran
Sekolah. Berdasarkan penelitian Wariyah & darah, serta ekskresi menyerupai manusia
Sri (2013), terdapat 8% Pangan Jajanan (Wolfenshon & Lloyd, 2013). Banyak
Anak Sekolahan (PJAS) di wilayah penelitian menggunakan hewan pengerat
Kabupaten Kulon Progo (DIY) mengandung untuk mengidentifikasi dampak bahan kimia
pemanis buatan dan 4% mengandung terhadap manusia (Cohen, 1998). Oleh sebab
pengawet boraks dan formalin. itu, penelitian ini akan dilakukan untuuk
Konsumsi natrium siklamat yang mengetahui dampak natrium siklamat
berlebihan membahayakan kesehatan, yaitu terhadap organ dalam tubuh terutama pada
dapat menyebabkan tumor paru, hati, limfa, bagian ginjal, paru-paru, dan ginjal dengan
kanker (mata, otak, bibir, rongga mulut, menggunakan mencit sebagai hewan
saluran pernafasan, payudara, saluran cerna, percobaan.
ovarium, servix uteri, prostat, kulit, jaringan Ginjal adalah organ ekskresi pada
lunak, tulang, tulang rawan dan darah) vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
(Badan Penelitian dan Pengembangan 2011). Ginjal berfungsi menyaring kotoran dari
Selain itu, konsumsi berlebihan juga darah dan membuangnya bersama dengan air
menyebabkan kanker kemih (Nurlaila, dalam bentuk urin. Ekskresi zat kimia di
Nurhayati, & Neni, 2017; Thamrin, 2014). ginjal dapat mempengaruhi fungsi ginjal.
Oleh sebab itu, beberapa negara Kerusakan pada ginjal membuat sampah
mengeluarkan peraturan secara ketat atau metabolisme dan air tidak dapat lagi
bahkan melarang. Amerika Serikat, Kanada, dikeluarkan. Dalam kadar tertentu, sampah
Inggris telah melarang penggunaan siklamat tersebut dapat meracuni tubuh, kemudian
dengan alasan keamanan bagi konsumen menimbulkan kerusakan jaringan bahkan
sejak tahun 1970 karena hasil metabolisme kematia (Riwayati, Hartati, & Purwanto,
natrium siklamat yaitu berupa siklohexamin 2014).
bersifat karsinogenik (Cahyadi, 2009). Di Alveolus merupakan sebuah kantong
Indonesia, pengggunaan natrium siklamat kecil yang terdapat di paru-paru yang
tidak dilarang dan penjualanya belum berperan dalam pertukaran O2 dan
memiliki aturan yang jelas. CO2.dindingnya terdiri dari jaringan ikat
Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018 84

longgar, sel epitel, sel endotel, sel magna dapat dijadikan sebagai informasi tambahan
dan sel makrofag (sel debu). Alveolus dapat berupa poster pada Pembelajaran Biologi
mengalami kerusakan apabila apabila SMA/MA kelas XI semester I materi struktur
susunan dan fungsinya tidak normal, dan fungsi jaringan hewan
misalnya robek akibat batuk berat ataupun
rokok. Apabila alveolus mengalami METODOLOGI PENELITIAN
kerusakan maka akan mengganggu sistem 1. Waktu dan Tempat
pernapasan. Kondisi demikian menyebabkan Penelitian ini dilaksanakan pada
berkurangnya luas permukaan paru-paru bulan April 2018 sampai dengan juni
untuk pertukaran udara (Irianto, 2013). 2018, bertempat dilaboratorium Biologi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden
Purnamasari (2013), alveolus dapat Fatah Palembang, Animal House
mengalami kerusakan apabila terpapar Fakultas Kedokteran Universitas
merkuri. Kerusakan ini dapat menyebabkan Sriwijaya (UNSRI) Palembang dan
terjadinya pelepasan sel-sel endotelium, Dyatnitalis Laboratorium Morfologi dan
lumen alveolus membesar dan hubungan Anatomi Palembang.
antar alveolus merenggang.
Hati merupakan salah satu organ vital 2. Alat dan Bahan
yang memiliki peranan penting dalam Alat dan bahan yang digunakan
metabolisme melalui sifat beberapa system ialah seperangkat alat bedah, mencit
enzim yang terlibat dalam transformasi (Mus musculus), Buffer Netral Formalin
biokimia yang tersusun oleh komponen (BNF), natrium klorida (NaCl) 09%,
utama yakni hepatosit. Hepatosit merupakan natrium siklamat, sonde, aquades,
sel utama yang bertanggung jawab terhadap neraca analitik.
peran sentral hati dalam metabolism. Dalam
hati sel hepatosit terdapat 80% dari total sel 3. Cara kerja
yang terdapat di dalam hati. Pada struktur Penelitian ini menggunakan
hati terdapat lubang yang merupakan metode Rancangan Acak Lengkap
pembuluh darah kapiler yang disebut (RAL) yang terdiri dari tiga kelompok
sinusoid, dinding sinusoid mengandung sel perlakuan dan satu kelompok kontrol
fagosit yang disebut sel kupfer yang bertugas dengan 3 kali ulangan, 12 ekor mencit
memfagositosis dan menghancurkan partikel (Mus musculus) jantan diadaptasikan
pada bakteri dalam sel mati . Selain itu, ada selama 2 hari di Animal House. Setelah
pula sel lain yang dapat ditemukan dalam itu mencit (Mus musculus) dibagi
hati normal yaitu sel darah, sel epithelium, menjadi empat kelompok dengan rincian
limfosit, fibroblast, dan hepatic stellate cells dosis sebagai berikut:
(Hudgson, 2004). Apabila terjadi kerusakan a. Kelompok kontrol (K) diberikan
dapat berdampak pada struktur dan fungsi aquades
hati. Kerusakan yang timbul adalah b. Kelompok perlakuan 1 (P1) diberi
disebabkan oleh obat-obatan dan zat kimia natrium siklamat dengan dosis
lainnya yang dikonsumsi oleh seseorang. Zat sebanyak 0,55 mg/grBB setiap hari
kimia yang paling sering dikonsumsi adalah selama 24 hari secara oral.
dalam bentuk pemanis buatan. c. Kelompok perlakuan 2 (P2) diberi
Natrium siklamat diduga dapat natrium siklamat dengan dosis
mempengaruhi organ dalam tubuh, seperti sebanyak 1,1 mg/grBB setiap hari
paru-paru, hati, dan ginjal. Oleh sebab itu, selama 24 hari secara oral.
peneliti melakukan penelitian tentang
pengaruh natrium siklamat terhadap
histopatolgi organ mencit (Mus musculus).
Setelah diketahui dampak pengaruh natrium
siklamat terhadap jaringan maka diperoleh
data dan informasinya. Hasil penelitian ini
85 Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018

d. Kelompok perlakuan 3 (P3) diberi image raster 3. Pengamatan dilakukan


natrium siklamat dengan dosis pada histopatologi paru-paru, hati dan
sebanyak 1,65 mg/grBB setiap hari ginjal.
selama 24 hari secara oral. Analisis data: data yang diperoleh
Pembuatan preparat menggunakan diolah dengan menggunakan Microsoft
metode parafin dengan pewarnaan Office Excel 2016. Menggunakan uji
Hematocylin- eosin (HE). Pengamatan One Way Analysis of variance
preparat: Preparat ginjal bagian (ANOVA) dan dilakukan uji lanjut
glomerulus diamati dengan Duncan. Analisis data secara statistik
menggunakan mikroskop cahaya yang dilakukan dengan menggunkan program
difasilitasi dengan optilab. Parameter SPSS (International Busines Mechiness
diamati dengan menggunakan aplikasi Corporation, Amerika Serikat).

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL
a. Histopatologi Paru-Paru
Hasil pengamatan dalam penelitian ini terlihat adanya pengaruh natrium siklamat terhadap
jumlah sel parenkim paru-paru mencit. Hasil penelitian memperlihatkan adanya perbedaan rata-
rata jumlah sel parenkim pada tiap perlakuan yang dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

Rata-Rata Sel Parenkim Paru-Paru Mencit


14000 a
Jumlah Sel Parenkim

12000 b
10000 b b
8000
6000
4000
2000
0
Kontrol Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3

Perlakuan
Gambar 1. Rata-rata Sel Parenkim Paru-Paru (Alveolus) Mencit yang diberi Perlakuan Natrium
Siklamat

Gambar 1 memperlihatkan penurunan rata-rata jumlah sel parenkim paru-paru mencit.


Penurunan ini menunjukkan bahwa natrium siklamat memiliki pengaruh dalam menghentikan
produksi sel parenkim paru-paru. Berdasarkan perubahan yang terjadi, dilakukan analisis One Way
Anova yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji One Way Anova Sel Parenkim Paru-Paru (Alveolus Mencit yang diberi Perlakuan
Natrium Siklamat
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3.887E 3 1.296E 4.14 .04
Within Groups 2.501E 8 3125707.93
Total 6.387E 11

Hasil analisis One Way Anova (Tabel 1) memperlihatkan bahwa natrium siklamat
berpengaruh nyata (sig<0,05) terhadap jumlah sel parenkim paru. Oleh karena itu, untuk melihat
pengaruh antarperlakuan dilakukan uji lanjut yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018 86

Tabel 2. Hasil Uji Lanjut Sel Parenkim Paru-Paru (Alveolus) Mencit yang diberi Perlakuan Natrium
Siklamat
Subset for alpha = 0.05

Uji Lanjut Perlakuan N 1 2


a
Duncan p3 3 5.8184E
p2 3 6.0955E
p1 3 6.3151E
Kontrol 3 1.0213E
Sig. .75 1.00
Hasil analisis Uji Duncan (Tabel 2) memperlihatkan bahwa natrium siklamat dengan dosis
yang berbeda di tiap perlakuan sangat nyata menyebabkan berkurangnya sel parenkim paru-paru
mencit (Mus musculus).

Gambar 2. Gambaran Mikroskopis Sel Parenkim Paru-Paru Mencit (Musmusculus) Pewarnaan


Hematoxylin-Eosin Perbesaran 40X.

Hasil pengamatan dalam penelitian ini terlihat adanya pengaruh natrium siklamat terhadap
luas alveolus mencit. Hasil penelitian memperlihatkan adanya perbedaan rata-rata luas alveolus
mencit pada tiap perlakuan yang dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
87 Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018

Tabel 3. Hasil Uji One Way Anova Luas Alveolus Mencit yang diberi Perlakuan Natrium Siklamat
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .00 3 .00 4.41 .04
Within Groups .00 8 .00
Total .01 11

Hasil analisis One Way Anova (Tabel 3) memperlihatkan bahwa natrium siklamat
berpengaruh nyata (sig<0,05) terhadap luas alveolus mencit. Oleh karena itu, untuk melihat
pengaruh antarperlakuan dilakukan uji lanjut yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Lanjut Luas Alveolus Mencit Mencit yang diberi Perlakuan Natrium Siklamat
Subset for alpha = 0.05
Uji Lanjut Perlakuan N 1 2
a
Duncan kontrol 3 .0543
p1 3 .0890 .0890
p2 3 .1090
p3 3 .1100
Sig. .08 .28

Hasil analisis Uji Duncan (Tabel 4) memperlihatkan bahwa natrium siklamat dengan dosis
yang berbeda di tiap perlakuan sangat nyata menyebabkan pelebaran pada alveolus mencit (Mus
musculus).

Gambar 4. Gambaran Mikroskopis Luas Alveolus Paru-Paru Mencit (Mus musculus) Pewarnaan
Hematoxylin-Eosin Perbesaran 40X.
Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018 88

Alveolus pada semua spesies dapat mengalami emfisema. Emfisema adalah kondisi dimana
alveolus secara bertahap hancur, membuat napas menjadi lebih pendek. Emfisema dapat ditandai
dengan adanya distensi dan destruksi septum alveolus yang dapat dilihat pada Gambar 5 dan
Gambar 6.

Gambar 5. Gambaran Mikroskopis Distensi Alveolus Mencit (Mus musculus) PewarnaanHematoxylin-Eosin


Perbesaran 40X. ( : distensi alveolus).

Gambar 6. Gambaran Mikroskopis Destruksi Septum Alveolus Mencit(Mus musculus)Pewarnaan


Hematoxylin-Eosin Perbesaran 40X. ( :destruksi septum alveolus).
89 Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018

b. Histopatologi Hati

Pada penelitian yang telah dilakukan jumlah rata-rata sel hati yang rusak mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 5 Rata-rata jumlah sel yang rusak
Jumlah rata-rata X
No Perlakuan (sel/mm2) sel/mm2
a b c
1 Kontrol 810.34 788.79 1262.93 954.02
2 P1 1366.37 1487.06 1659.48 1504.30
3 P2 1556.03 1823.27 1599.13 1659.47
4 P3 1857.75 2068.96 2211.20 2045.97

Tabel 5 di atas memperlihatkan perbedaan kerusakan sel hati, Kerusakan terendah dengan
jumlah 954.02 sel/mm2 dengan perlakuan kontrol, dan meningkat mencapai 2045.97 sel/mm2
setelah diberi perlakuan natrium siklamat. Peningkatan jumlah rata-rata dapat dilihat pada
Gambar 4.1.

Jumlah Kerusakan Sel Hati


2500

2000

1500

1000

500

0
KONTROL P1 P2 P3

Gambar 7 Rata-rata peningkatan jumlah sel yang rusak

Tabel 6 Uji One way Anova


ANOVA
Ulangan Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 1844770.722 3 614923.574 16.893 .001


Within Groups 291200.469 8 36400.059
Total 2135971.191 11
Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018 90

Pada tabel 6 memperlihatkan bahwa Sig. .001, <𝑎 = .05, yang berarti menunjukkan data
tersebut beda nyata. Kemudian dilakukan uji lanjut duncan, dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 7 Uji Duncan


Ulangan
Perlakuan N Subset for Alpha=0.01
1 2
Duncan Kontrol 3 954.02
P1 3 1504.30
P2 3 1659.48
P3 3 2045.97
Sig. 1.000 .010

Gambar 8 Gambar histologi hati mencit perbesaran 400. Pelakuan kontrol (a), perlakuan 1 dosis minimum (b),
perlakuan 2 dosis optimum (c) dan perlakuan 3 dosis maksimum (d)
91 Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018

Kerusakan bertambah seiring c. Histopatologi Ginjal


peningkatan dosis perlakuan dengan natrium Hasil pengamatan histopatologi ginjal
siklamat. Gambar 4.2 memperlihatkan mencit yang diberi perlakuan natrium
peningkatan sel rusak mulai dari kontrol siklamat terlihat adanya kerusakan
hingga perlakuan 3. Kontrol dan perlakuan 1 glomerulus yang ditandai dengan terdapatnya
terdapat banyak hepatosit normal ini edema. Edema adalah peningkatan volume
dibuktikan dengan gambar di atas S s yang cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan
menunjukkan inti sel yang jelas. Kemudian interstitium) yang disertai penimbunan cairan
perlakuan 2 dan 3 inti sel dari hepatosit dalam jaringan. Hasil penelitian menunjukkan
mengalami kerusakan yang ditandai oleh adanya perbedaan rata-rata jumlah edema
pudarnya inti sel dan semakin sedikit bulatan yang terdapat pada glomerulus. Persentase
inti yang jelas. jumlah edema pada setiap masing-masing
perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah rata-rata glomerulus yang terdapat edema


Glomerulus Mengalami
No Perlakuan Edema Jumlah Rata-rata (%)
1 2 3
1 kontrol 25 16,67 8,33 50 16,67
2 P1 33,33 41,67 50 125 41,67
3 P2 50 66,67 75 191,67 63,89
4 P3 83,33 100 91,67 275 91,67
Jumlah 641,67 213,89
Rata-rata 160,42 53,47

Tabel 8. memperlihatkan adanya perbedaan rata-rata jumlah glomerulus yang mengalami edema
pada setiap kelompok perlakuan. Rata-rata glomerulus yang mengalami edema mengalami
peningkatan pada setiap perlakuan dengan dosis yang meningkat dibandingkan dengan kontrol.
Glomerulus mengalami edema paling tinggi memiliki persentase 91,67 % yang terdapat pada
perlakuan 3 (P3), sedangkan persentase paling terendah terdapat pada kontrol yakni sebesar 16,67 %.
Peningkatan rata-rata persentase glomerulus yang mengalami edema dapat dilihat pada Gambar 9.
Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018 92

120

Persentase Rata-rata Glomerulus


yang Mengalami Edema (%)
100 91.67 d

80
63.89 c
60
41.67 b
40
16.67 a
20

0
Kontrol P1 P2 P3
Perlakuan

Gambar 9. Persentase rata-rata glomerulus yang mengalami edema

Gambar 9. memperlihatkan peningkatan rata-rata persentase glomerulus yang


mengalami edema. Peningkatan ini menunjukkan bahwa natrium siklamat memiliki
pengaruh terhadap glomerulus. Berdasarkan perubahan yang terjadi, dilakuan uji one way
anova. Hasil analisis anova dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil analisis anova menunjukkan glomerulus yang mengalami edema.


Mean
Sum of Squares df Square F Sig.
Between
9184.097 3 3061.366 33.054 .000
Groups
Within
740.926 8 92.616
Groups
Total 9925.023 11

Berdasarkan analisis data pada Tabel 2, diketahui natrium siklamat berpengaruh


terhadap edema pada glomerulus (P<0,05), maka Ha diterima dn Ho ditolak. Hal ini
bermakna bahwa natrium siklamat dapat merusak glomerulus. Oleh karena itu, dilakukan
uji lanjut untuk melihat pengaruh antarperlakuan yaitu dengan melakukan uji Duncan.
Hasil uji Duncan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Uji Duncan pengaruh natrium siklamat terhadap glomerulus yang
mengalami edema.
Subset for alpha = 0.05
Perlak
uan N 1 (a) 2 (b) 3 (c) 4 (d)
a
Duncan Kontr
3 16.6667
ol
P1 3 41.6667
P2 3 63.8900
P3 3 91.6667
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000

Hasil uji Duncan pada Tabel 3. menunjukkan bahwa setiap kelompok perlakuan
menyebabkan glomerulus mengalami edema berbeda-beda seiring dengan besarnya dosis
natrium siklamat yang diberikan pada mencit. Berdasarkan hasil uji
93 Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018

lanjut tersebut diketahui bahwa Perlakuan 3 (P3) paling berpengaruh terhadap kerusakan
glomerulus.

Perbandingan Luas Glomerulus dengan Kapsul Bowman


Hasil persentase rataan perbandingan luas glomerulus dengan kapsula Bowman
dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Jumlah rata-rata perbandingan luas glomerulus dengan kapsula bowman
Perbandingan Luas Area Rata-
No Perlakuan Jumlah rata
1 2 3 (%)
1 kontrol 332,02 518,02 304,53 1154,58 384,86
2 P1 108,73 207,59 395,30 711,62 237,21
3 P2 148,50 181,70 343,74 673,94 224,65
4 P3 122,12 111,23 374,26 607,62 202,54
Jumlah 3147,76 1049,25
Rata-rata 786,94 262,31

Tabel 11. memperlihatkan terjadinya perbedaan persentase rata-rata perbandingan


luas area glomerulus dengan kapsula Bowman pada setiap perlakuan. Persentase tertinggi
terdapat pada kontrol yaitu sebesar 384,86 % sedangkan persentase terendah terdapat
pada perlakuan 3 (P3) yaitu 202,54 %. Penurunan persentase perbandingan luas area
glomerulus dan kapsula Bowman dapat lihat pada gambar 10.

600
Glomerulus dengan Kapsula
Perbandingan Luas Area

500
Persentase Rata-rata

384,86
400
Bowman (%)

300 237,21 224,65 202,54


200
100
0
Kontrol P1 P2 P3
Perlakuan

Gambar 10. Persentase rata-rata perbandingan luas area glomerulus dengan kapsula bowman

Gambar 10. Memperlihatkan penurunan persentase perbandingan luas area


glomerulus dengan kapsula Bowman. Penurunan persentase ini menunjukkan adanya
pengaruh natrium siklamat terhadap perbandingan luas area glomerulus dengan kapsula
Bowman. Berdasarkan perubahan yang terjadi dilakukan uji one way anova. Hasil analisis
anova dapat dilihat pada Tabel 5.
Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018 94

Tabel 12. Hasil analisis anova perbandingan luas area glomerulus dengan kapsula
Bowman
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
61919.326 3 20639.775 1.219 .364
Groups
Within Groups 135469.931 8 16933.741
Total 197389.257 11

Hasil analisis anova pada tabel 12. Memperlihatkan bahwa natrium siklmat tidak
berpengaruh terhadap perbandingan luas glomerulus dengan kapsula Bowman. Hal ini
berarti Ho diterima Ha ditolak. Karena tidak berpengaruh maka tidak dilakukan uji lanjut.
Namun, berdasarkan data yang didapatkan natrium siklamat cenderung berpengaruh
terhadap perbandingan luas glomerulus dengan kapsula Bowman.

a b

c d
Gambar 11. Glomerulus yang mengalami Edema (↑): kontrol (a); perlakuan 1 (b); perlakuan 2 (c);
perlakuan 3 (d), pada ginjal mencit
95 Bioilmi. Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018

2 1

a b

2
1
2

c
d
Gambar 12. Kapsula Bowman (1) dan glomerulus (2) pada ginjal mencit: kontrol (a); perlakuan 1(b);
perlakuan 2 (c); perlakuan 3 (d).
PEMBAHASAN terjadi penurunan jumlah sel parenkim dan
bertambahnya luas alveolus. Natrium
Berdasarkan data yang diperoleh dari
siklamat diduga masuk secara difusi ke
hasil penelitian yang telah dihitung dengan
dalam darah sehingga darah menjadi kental
uji One Way Anova dan Uji Lanjut (uji
dan dapat menghambat proses kerja dari
Duncan) membuktikan adanya pengaruh
alveolus untuk mengalirkan O2 ke seluruh
pemberian natrium siklamat terhadap
tubuh. Menurut Mansyur (2002), zat-zat
histopatologi paru-paru mencit. Perubahan
yang beracun yang masuk ke dalam tubuh
yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Tabel 3, apabila nilai signifikasinya < 0,05 dapat menembus membran-membran tubuh
maka natrium siklamat memiliki pengaruh dan memasuki aliran darah oleh proses-
pada paru-paru mencit. Pada penelitian ini, proses yang sama yang digunakan untuk
kerusakan struktur histologis paru-paru absorpsi fisiologi dari oksigen dan zat-zat
mencit dinilai berdasarkan jumlah sel makanan, seperti natrium siklamat.
parenkim paru-paru dan luas alveolus yang Natrium siklamat memiliki sifat
mengalami emfisema, yaitu destruksi serta karsinogen (memicu kanker). Natrium
distensi paru-paru. siklamat masuk ke dalam tubuh melalui
Dari hasil uji statistik mengenai jumlah makanan atau minuman dan dicerna di
sel parenkim paru-paru dan luas alveolus sistem pencernaan. Menurut McConell
yang mengalami emfisema terdapat (1989), natrium siklamat akan berikatan
perbedaan yang bermakna antara perlakuan dengan sulfat yang ada pada setiap
kontrol dengan perlakuan 1, 2 dan 3. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 1 & 2 bahwa
Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018 96

kromosom (proses sulfanasi) dan menyebabkan matriks ekstraseluler dan


menghasilkan senyawa sikloheksilamin yang integritas komponennya terutama serabut-
dapat menyebabkan terjadinya peradangan serabut yang berada di dinding alveolar
dan emfisema pada paru-paru (alveolus). menjadi kehilangan elastisitasnya. Menurut
Emfisema dapat terjadi di semua Kilburn (1984), destruksi septum alveolus
spesies yang memiliki ciri-ciri seperti terjadi karena natrium siklamat
distensi (pelebaran) dan destruksi septum menyebabkan hilangnya protein struktural
(pecahnya dinding) alveolus yang sehingga paru-paru menjadi lebih elastis.
menyebabkan penderitanya susah untuk Natrium siklamat juga diduga
bernapas. Alveolus yang mengalami menyebabkan elastase bertambah banyak
emfisema strukturnya berbeda jauh dari sedangkan aktivitas sistem anti elastase
ukuran normal (Novitasari, 2017). Distensi menurun karena natrium siklamat
alveolus dapat terjadi diduga karena natrium menyebabkan terjadinya defisiensi Alfa-1
siklamat yang masuk ke dalam darah Anti Tripsin (AAT) karena kurangnya AAT
sehingga menghambat proses pertukaran yang berada didalam paru-paru. AAT
oksigen dari alveolus ke darah dan alveolus berfungsi untuk melindungi paru-paru dari
tidak dapat membendung banyaknya udara. kerusakan jaringan pada enzim proteolitik.
Hal tersebut dapat menyebabkan terjadi Di dalam paru-paru terdapat keseimbangan
mekanisme ventil, yaitu udara dapat masuk antara paru-paru dengan enzim proteolitik
ke dalam alveolus pada waktu inspirasi tetapi elastase dan anti elastase supaya tidak terjadi
tidak dapat keluar pada waktu ekspirasi kerusakan. Akibatnya tidak ada lagi
karena natrium siklamat menyebabkan keseimbangan antara elastase dan anti
viskositas pada darah. Semakin banyak elastase sehingga terjadi kerusakan jaringan
udara yang tertahan di alveolus, akan elastin paru-paru dan menimbulkan destruksi
menyebabkan distensi yang belebihan. Hal septum alveolus.
tersebut akan menyebabkan terjadinya Destruksi septum alveolus merupakan
destruksi septum (pecahnya dinding) salah satu jenis kerusakan jaringan hewan
alveolus. yang terdapat pada materi pembelajaran
Destruksi septum alveolus diduga Biologi tingkat SMA. Pada penelitian ini
terjadi karena natrium siklamat merangsang destruksi septum alveolus disebabkan oleh
atau menggangu sintesis serat elastin dan natrium siklamat. Oleh karena itu kontribusi
komponen lain dalam septum alveolus. Hal yang dibuat dari penelitian ini akan
ini sesuai dengan Triana (2015), apabila zat memberitahu kepada siswa-siswi di sekolah
toksik bereaksi dengan lumen alveolus maka akan bahaya yang terkandung dalam natrium
alveolus akan mengalami kerusakan seperti siklamat karena natrium siklamat banyak
membesar dari ukuran normal karena digunakan pada produk makanan dan
banyaknya udara yang mengendap. Alveolus minuman yang sangat disukai anak-anak.
yang telah rusak menyebabkan berkurangnya Hasil penelitian memiliki kontribusi
sel-sel parenkim yang terdapat di yang dapat digunakan sebagai media
dindingnya. Sel ini berfungsi untuk pembelajaran yang berupa poster pada
melindungi alveolus dari kerusakan karena pembelajaran biologi di SMA kelas XI
mensekresikan enzim proteolitik. Dengan semester I, yaitu pada Kompetensi Dasar 3.4.
saat yang bersamaan, enzim proteolitik akan Menganalisis keterkaitan antara struktur
dilepaskan sehingga menyebabkan terjadinya jaringan dan fungsi organ pada hewan.
ketidakseimbangan di alvelous yang Minimnya pengetahuan peserta didik akan
menyebabkan alveolus menjadi pecah pengaruh natrium siklamat dapat tersalurkan
(destruksi). Menurut Petta (2014), alveolus melalui kontribusi dari penelitian ini. Poster
pecah disebabkan karena natrium siklamat merupakan media pembelajaran berbentuk
menghilangkan sel-sel parenkim di gambar yang menunjukkan pemberitahuan
dindingnya sehingga alveolus menjadi rusak atau peringatan untuk menarik perhatian
karena sel-sel parenkim tidak dapat perhatian peserta didik. Dengan adanya
mensekresikan lagi enzim proteolitik dan poster, peserta didik akan lebih mudah
97 Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018

mempelajari dan memahami pelajaran yang menyebabkan kematian sel secara permanen
disampaikan oleh guru. Materi struktur dan (Mitchell dan Cotran, 2007).
fungsi jaringan hewan dengan media Pada penelitian ini, ditemukan
poster cocok diterapkan dengan model berbagai tipe kerusakan sel hati, yaitu
pembelajaran Discovery Learning karena piknosis, karioreksis dan kariolisis. Piknosis
model ini mengacu pada keingintahuan ditandai dengan adanya perubahan inti sel
siswa, memotivasi siwa untuk melanjutkan yang mengerucut/mengecil. Karioreksis
pekerjaannya hingga mereka menemukan yaitu perubahan inti sel menjadi lebih besar
jawabannya. Menurut Wigati (2014), model dan menyerupai bentuk lonjong, sedangkan
pembelajaran penemuan (Discovery kariolisis, yaitu kerusakan yang ditandai
Learning) merupakan model pembelajaran dengan memudarnya atau hilangnya inti sel.
yang dikembangkan berdasarkan pandangan Piknosis diduga terjadi karena adanya
kontruktivisme. Model ini menekankan pengaruh dari hasil metabolisme natrium
pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide siklamat yaitu sikloheksilamina. Hasil
penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui metabolisme tersebut merupakan racun bagi
keterlibatan peserta didik secara aktif dalam tubuh yang bersifat karsiogenik (Luthfi,
proses pembelajaran. 2004). Natrium siklamat yang trakumulasi
Penelitian yang dilakukan mengeenai dapat menimbulkan perubahan inti sel yang
pengaruh natrium siklamat terhadap dapat mempengaruhi inti sel. Selain itu
histopatologi hati mencit (mus musculus) penumpukannya dapat menyebabkan radikal
dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu bebas. Radikal bebas terjadi karena
kelompok Kontrol (K), Perlakuan 1 (P1), terjadinya metabolisme yang buruk akibat
Perlakuan 2 (P2), dan perlakuan 3 (P3). dari natrium siklamat, radikal bebas menjadi
Diperoleh hasil pengamatan dengan data reaktif dan nantinya dapat dengan mudah
gambaran histopatologi hati dengan masuk dan merusak sel dan mempengaruhi
membandingkan sel hepatosit antar organel dalam sel (Hanim dkk, 1998). Mula-
perlakuan. mula terjadi kondensasi (pemadatan)
Pada perlakuan kontrol walaupun kromatin menjadi suatu massa yang
tidak diberi perlakuan natrium siklamat membuat inti menjadi gelap, bulat dan lebih
namun didapatkan hasil bahwa terdapat kecil dari ukuran normal. (Mitchell dan
kerusakan di dalamnya.. Kerusakan tersebut Cotran, 2007).
dikarenakan sifat fisiologi sel yang akan Selanjutnya inti sel hancur dan
mengalami penuaan sel dan akhirnya akan kromatin rusak dan tersebar dalam inti sel.
mengalami kematian sel. Kerusakan yang Kerusakan ini disebut Karioreksis.
terjadi dapat berupa kerusakan reversible Karioreksis terjadi akibat beberapa
dan kerusakan irreversible (Prushkarev, potongan-potongan kromatin di dalam inti
2003). sel terjadi pembesaran dan adanya peleburan
Kerusakan reversible adalah inti sel walaupun jarang ditemukan (Mitchell
kerusakan yang bersifat sementara, artinya dan Cotran, 2007).
sel masih dapat bertahan pada kondisi Setelah mengalami pembengkakan inti
ekstrim dan memungkinkan untuk sel, terjadi kelarutan kromatin di dalam inti
mengalami perubahan untuk beradaptasi sel. Inti sel menjadi terlihat samar-samar,
agar sel tetap hidup. Ketika inti sel kehilangan bentuk normalnya dan
mengalami pembengkakan sel masih dapat mengalami penurunan afinitas (daya gabung
mempertahankan integritas (keutuhan) untuk terhadap warna) sehingga warna
tetap hidup selama belum ada kerusakan hematoksilin-eosin tidak dapat bereaksi
lebih lanjut. Kerusakan lanjut adalah dengan sel, yang menyebabkan warna sel
kerusakan akibat adanya tekanan dalam inti tidak terlihat dengan jelas (Mitchell dan
sel disebabkan unsur eksrinsik kimiawi yang Cotran, 2007). Kerusakan ini disebut
berasal dari makanan yang menumpuk dan kariolisis.
tidak dapat ditampung lagi sehingga inti sel Kariolisis adalah kerusakan yang
mengalami pembengkakan dan dapat ditandai dengan hilangnya inti sel atau
Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018 98
memudarnya inti sel. Kerusakan ini disebut dalam pembelajaran biologi dapat
kerusakan yang paling berat, karena meningkatkan minat siswa terhadap
kerusakan ini hampir mendekati kematian sel pembelajaran sains dan pemahaman siswa
secara permanen (Mitchell dan Cotran, terhadap materi biologi.
2007). Pada saat sel rusak, sel Perubahan ukuran glomerulus, ada
masih dapat memungkinkan melakukan kontrol (a) merupakan kondisi glomerulus
perubahan untuk adaptasi, namun ketika sel normal dengan keberadaan kapsula Bowman
mengalami kerusakan akut ditandai inti sel yang masih normal. Pada perlakuan 1 (b)
hilang maka sel dapat dikatakan mengalami sudah mulai terlihat adanya perluasan pada
kematian sel. kapsula Bowman. Perlakuan 3 (c) kapsula
Menurut Budiarso (1992), Bowman sudah terlihat jelas meluas dan
menyatakan bahwa penggunaan Natrium mengelilingi glomerulus meski luasannya
Siklamat dengan kadar 200µ g/ ml dalam masih belum di setiap sisi glomerulus
medium biakan sel leukosit dan monolayer sedangkan pada perlakuan 3 (d) kapsula
manusia (invitro) dapat mengakibatkan Bowman sudah merata meluas dan
kromosom sel-sel tersebut pecah. Inti sel mengelilingi glomerulus. Ruang kapsula
yang mati akan menyusut (piknotik), Bowman meluas karena terdapat cairan fitrat
menjadi padat, batasnya tidak teratur, dan yang mendorongnya serta terjadinya
berwarna gelap. penekanan pada glomerulus sehingga
Natrium siklamat mengandung racun, terjadinya atrofi.
berkaitan dengan salah satu fungsi hati yaitu Data statistik memperlihatkan
menetralisir racun dalam darah. Racun yang pengaruh yang tidak signifikan (P>0,05)
terlalu banyak memasuki hati bersifat toksik antara natrium siklamat terhadap
dapat menimbulkan degenerasi lemak di perbandingan luas area glomerulus dengan
hati. Kemudian dapat menimbulkan kapsula Bowman. Karena tidak terdapat
kerusakan pada hati. Natrium siklamat pengaruh natrium siklamat terhadap luas
setelah memasuki saluran pencernaan dan area glomerulus dengan kapsula Bowman
masuk ke dalam darah dapat membahayakan maka tidak dilakukan uji lanjut (Hanafiah,
hati dan menyebabkan kerusakan seluruh 2010). Glomerulus pada mencit yang diberi
organ hati termasuk hepatosit. Disebabkan natrium siklamat tidak menunjukkan adanya
natrium siklamat dapat menurunkan atrofi. Namun sudah mulai terjadi
antioksidan dengan cara natrium siklamat berkurangnya ukuran yang dilihat dari
membentuk radikal bebas sehingga akhirnya presentase yang cenderung menurun,
terjadi kerusakan pada hati (Santosa, 2005). walaupun tidak terdapat perbedaan yang
Kerusakan itu disebabkan oleh menurunnya signifikan secara statistika. Ukuran
aktifitas fungsi dan jaringan. glomerulus semakin kecil seiring
Materi fungsi dan jaringan berkaitan penambahan dosis yang diberikan.
dengan pembelajaran biologi di SMA kelas Ketidaksesuaian hasil dengan literatur
XI kompetensi dasar yang menyajikan data terjadi karena waktu perlakuan dilakukan
tentang struktur anatomi jaringan pada hanya selama tiga minggu, sedangkan atrofi
hewan berdasarkan hasil pengamatan yang merupakan kejadian yang bersifat kronis.
telah dilakukan dan dikembangkan melalui Menurut Guyton & Hall (2016),
media poster. Poster adalah salah satu media
yang sangat sederhana dan pada umumnya suatu organ atau jaringan akan mulai
mengandung informasi, anjuran atau mengalami atrofi setelah dua minggu. Atrofi
larangan. Media poster memvisualisasikan akan lebih terlihat jika telah melewati dua
pesan, informasi atau konsep yang ingin bulan pemaparan racun dan akan mulai
disampaikan kepada siswa dalam bentuk terjadi penurunan fungsi di bulan ke-3.
yang sederhana. untuk menunjang minat dan Menurut Kumar, Abbas, Fausto & Aster
pemahaman siswa (Maiyena, 2013). Hal ini (2015), atrofi adalah berkurangnya ukuran
didukung oleh penelitian Sarjini dan Astuti atau jumlah sel, jaringan, atau organ setelah
(2015) tentang penggunaan media poster tumbuh normal disebabkan cedera yang
99 Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018
berangsur-angsur atau terus-menerus dalam dan fungsi jaringan hewan.
jangka waktu yang lama.
Hasil dari perolehan pada parameter DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan terjadinya perubahan dan Badan Penelitian dan Pengembangan
peningkatan kerusakan pada glomerulus Kesehatan. 2008. Data kanker
seiring dengan bertambahnya pemberian indonesia. Jakarta (ID). Badan
dosis. Nilai kontrol selalu lebih baik Pengawasan Obat dan
dibandingkan dengan yang lain dikarenakan Makanan Republik
kontrol tanpa pemberian Indonesia (BPOM RI).
2012.
dosis natrium siklamat serta kontrol sebagai Laporan Tahunan Badan
pembading bagi perlakuan yang lain. Pengawasan Obat dan Makanan
Adanya endapan protein di ruang Bowman Tahun 2011.
menyebabkan glomerulus mengalami edema Badan Pengawasan Obat dan Makanan
yang mengakibatkan terjadi perubahan Republik Indonesia. (2014).
ukuran glomerulus. Peraturan Kepala Badan
Pengawasan Obat dan Makanan
Kontribusi Hasil Penelitian. Nomor 4 tahun 2014 tentang Batas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Maksimum Penggunaan Bahan
sebagai bahan ajar berupa poster pada Tambahan Pangan Pemanis.
Pembelajaran Biologi SMA/MA kelas XI Budiarso, L. (1992). Karsinogen Kimiawi
semester I materi struktur dan fungsi dan Mikokarsinogen. Cermin Dunia
jaringan hewan pada Kompetensi Dasar 3.4 Kedokteran.
Menerapkan konsep tentang keterkaitan Jakarta (ID): Bumi Aksara.
hubungan antara struktur sel pada jaringan Cahyadi W. (2006). Analisis dan Aspek
hewan dengan fungsi organ pada hewan Kesehatan Bahan Tambahan
berdasarkan hasil pengamatan. Pangan. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
Poster adalah sebagai kombinasi Cahyadi, W. (2008). Analisis
visual dari rancangan yang kuat, dengan Dan Aspek Kesehatan
warna, dan pesan dengan maksud untuk Bahan Tambahan Pangan. Edisi
menangkap perhatian orang yang lewat tetapi Kedua. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
cukup lama dalam menanamkan gagasan Cahyadi, W. (2009). Analisis dan Aspek
yang berarti didalam ingatannya (Maiyena, Kesehatan Bahan Tambahan
2013). Hal ini sejalan dengan hasil Pangan Cetakan 2. Jakarta (ID) :
wawancara guru pengampu mata pelajaran PT.Bumi Aksara.
kimia menyatakan bahwa untuk materi Cohen, S. M. (1998). Urinary Bladder
struktur atom sulit dijelaskan secara nyata Carcinogenesis. Toxicologic
karena materinya yang bersifat abstrak, maka Pathology , hal 121-127 no1
guru menggunakan metode ceramah serta (26).Dick CE, Schniepp M, Sonders
menyuruh peserta didik untuk mencatat inti RC dan Wiegand RG. 1974.
sari dari materi tersebut (Rizawayani, Sari, Cyclamate and cyclohexylamine:
& Safitri, 2017). Lack of effect on the chromosomes
of man and rats in vivo. Mutant Res.
KESIMPULAN 26 (1), 199–203
Berdasarkan hasil penelitian dapat Guyton A. C., & Hall J. E. (1997). Buku Ajar
disimpulkan bahwa: Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
1. Natrium siklamat berpengaruh terhadap Jakarta: EGC. P. Hanafiah, K. A.
histopatologi paru-paru, hati, dan ginjal (2010). Rancangan Percobaan.
mencit (Mus musculus). Palembang: Fakultas Pertanian
2. Sumbangsih hasil penelitian berupa Universitas
poster sebagai bahan ajar untuk Sriwijaya.
SMA/MA kelas XI pada materi struktur
Bioilmi Vol. 4 No. 2 Edisi Juli-Desember Tahun 2018 100
Hanim, D., Rimbawan, Kushartono, ekstrak air kulit batang.
Hermana. (1998). Pengaruh vitamin Artopratus cahmpadhen Spreng
terhadap organ hati dan uterus tikus dengan parameter histology hati
putih betina yang diberi perlakuan mencit. Majalah farmasi Airlangga
Natrium sakarin dan natrium Saparianto, C., & Hidayati, D. (2006).
siklamat. Jurnal kedoktran 6(1) Bahan Tambahan Pangan.
Yogyakarta: Kanisius.
Hodgson, E. (2004) Texbook of Modern Sarjini & Astuti.P.A (2015).Inovasi Laporan
Toxicology 3rd Ed. USA. Wiley Praktikum Dnganmedia Poster
Interscience. Irianto, K.(2013). Untuk MENINGKATKAN Minat
Anatomi dan Fisiologi untuk Siswa terhadap Pembelajaran IPA .
Mahasiswa. Bandung; Alfabeta. Jurnal Pendidikan Sains.
Kumar, Vinay; Ramzi S. Cotran; Stanley L Universitas MUhammadiyah
Robbins. (2007). Buku Ajar Semarang. 03.02
Patologi Robbins, Ed.7, Vol.1. Saparianto, C., & Hidayati, D. (2006).
Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Bahan Tambahan Pangan.
Lidyawati, W. (2013). Penentuan Kelayakan Yogyakarta: Kanisius.
Edar Es Lilin Tidak Bermerk dan Thamrin, Z. (2014). Analisis Zat Pemanis
Tidak Berlabel di Kecamatan “X” Buatan (Sakarin Dan Siklamat)
Kabupaten Banyuwangi Pada Pangan Jajanan di SD
Berdasarkan Pemanis dan Pewarna Kompleks Lariangbangi Kota
Yang Digunakan. Surabaya (ID): Makassar. Jurnal Penelitian
Universitas Surabaya. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Luthfi J. M.( 2004). ANalisis kualitas sperma Universitas Hasanuddin. 1 (1).
hewan uji metode penghitungan Triana, N. (2015). Gambaran Histologis
bilangan sperma epididimis tikus. Pulmo Mencit Jantan (Mus musculus)
Surakarta; UNS Press. Setelah Dipapari Asap Rokok Elektrik.
Maiyena, S. (2013). Pengetahuan Media Sumatera Utara: USU Digital Library.
poster Berbasis Pendidikan Wolfenshon, S., & Lloyd, M. (2013).
Karakter Untuk Materi Global Handbook of Laboratory Animal
Warming. Batusangkar (ID): Management and Welfare. Amerika
Sekoah Tinggi Agama Islam Serikat: Wiley-Blackwell.
Batusangkar. 3 (1), 2089-6158.
Mitchell R.N. & S. Cotron. (2007). Jejas
adaptasi dan kematian sel. Buku ajar
Patologi Edisi VII. Jakarta. EGC.
Pushkarev, V.M. (2008). Antineoplastic and
Apoptotic Effects Of cannabinoids.
Experimental Oncology. 30 (1), 1-
000.
Riwayati, I., Hartati, I., & Purwanto, H.
(2014). Prosiding Seminar Nasional
Aplikasi Sains dan Teknologi.
Yogyakarta: SNAT.
Rizawayani, Sari, S. A., & Safitri, R. (2017).
Pengembangan Media Poster pada
MAteri Struktur Atom di SMA Negeri
12 Banda Aceh. Jurnal Pendidikan
Sains Indonesia , hal 127-133 no 1(5).
Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar
Mengajar Biologi. Malang (ID): UNM
Press. Santosa, M.H (2005). Uji
toksitas akut dan subakut etanol dan

Anda mungkin juga menyukai