Anda di halaman 1dari 15

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menciptakan lingkungan dengan gaya

hidup moderen. Masyarakat yang dahulu memiliki pola hidup tradisional sekarang telah beralih
ke pola hidup moderen yang serba praktis. Begitu pula dengan pola makan, masyarakat saat ini
cenderung menyukai makanan instan daripada makanan yang harus dimasak sendiri. Menurut
Mufida N. L. (2006), Perubahan pola hidup ini berkaitan dengan tingginya tuntutan pekerjaan
pada era saat ini. Padatnya aktivitas masyarakat sehari-hari menyebabkan berkurangnya waktu
untuk mempersiapkan makanan sendiri. Selain itu, ketersediaan makanan yang cepat dan instan
tidak terbatas, sehingga mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangannya.

Makanan cepat saji dan instan sangat berkaitan erat dengan pemakaian pengawet
makanan. Saat ini, pemakaian pengawet makanan sangat marak digunakan. Hampir semua
makanan berkemasan menggunakan bahan pengawet untuk mencegah pembusukan. Terdapat
beberapa macam metode dan zat dalam proses pengawetan makanan. Salah satunya adalah
penggunaan sodium nitrit dalam pengawetan makanan. Sodium nitrit telah digunakan dalam
sebagai pengawet buatan selama berabad-abad. Selain itu, sodium nitrit juga terdapat pada
makanan bayi, hotdogs, lunch meat, bacon, dan ham. Selain sebagai pewarna dan bahan
pengawet antimikroba, sodium nitrit berfungsi sebagai pemberi aroma dan cita rasa. .(Silalahi,
2006)

Menurut Arisman MB(2008), Sodium nitrit berperan dalam menghambat pertumbuhan


Clostridium botulinum pada daging sehingga menghambat pembusukan. Pengawetan ini
sangat menguntungkan dalam penyimpanan makanan. Namun, konsumsi sodium nitrit dalam
jumlah banyak dapat memberikan efek kurang baik bagi tubuh. Menurut McGinnin et al
(2013), sodium nitrit berperan mengubah hemoglobin menjadi methemoglobin yang
menyebabkan penurunan kapasitas angkut oksigen dalam darah. menurut petrova (2011),
penurunan kapasitas angkut oksigen dapat menyebabkan hipoksia jaringan yang menyebabkan
kegagalan metabolik, stres oksidatif, gangguan homeostatis kalsium dan mencetuskan
apoptosis. Jejas hipoksik yang berlangsung terus menerus dapat menyebabkan kematian sel
yang berakibat penurunan fungsi jaringan.

Menurut Tortora (200), Otak merupakan bagian utama yang mendapatkan


vaskularisasi. Jaringan neuron otak menghasilkan ATP melalui suplai glukosa dan oksigen
saja. Hal ini menyebabkan jaringan otak rentan terhadap jejas hipoksik. Menurut McGinnin
(2013), konsumsi sodium nitrit menurunkan aktivitas AChE otak pada tikus. Selain itu,
cerebellum merupakan organ yang memungkinkan untuk terkena jejas hipoksik. Cerebellum
berperan penting dalam menentukan saat aktivitas motorik dan pengalihan yang cepat dan
mulus dari satu gerakan otot ke gerakan berikutnya. Jejas hipoksik secara terus menerus pada
cerebellum dapat mengurangi fungsi cerebellum.

Semakin banyaknya penggunaan makanan berkemasan pada masyarakat, akan


meningkatkan asupan sodium nitrit pada tiap masyarakat sehingga meningkatkan resiko jejas
hipoksik terutama pada otak dan cerebellum. Penggunaan neuroprotektif sangat diperlukan
untuk mengurangi stress oksidatif pada tubuh manusia. Terdapat berbagai macam agen-agen
neuroprotective yang biasa digunakan seperti.... untuk pasien stroke, demensia, dan lesi
neurologis lain. Namun semakin berkembangnya ilmu kedokteran, penelitian tentang zat
neuroprotektif semakin bertambah. Pegagan merupakan salah satu tanaman yang dinilai
mempunyai efek neuroprotektif. memiliki penyebaran luas terutama di daerah tropis dan sub
tropis. Tumbuhan ini biasanya hidup ditempat yang basah, seperti selokan, area persawahan,
tepi-tepi jalan, padang rumput, bahkan tepi tembok atau pagar.Menurut Halim dkk (2013),
flavonoid yang terkandung dalam daun pegagan dapat melindungi otak dari jejas yang
diinduksi oleh neurotoksin dan menekan neuroinflamasi, serta berpotensi meningkatkan fungsi
kognitif dan pembelajaran dalam penyakit neuro-degeneratif. Dalam penelitian ini, peneliti
menguji efek neuroprotective daun pegagan terhadap cerebellum yang diinduksi jejas oksidatif
oleh sodium nitrit.

Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak ethanol daun pegagan (centella asciantica)
terhadap jumlah neuron serabut purkinje cerebellum tikus (rattus norvegicus) antara
kelompok kontrol, kontrol positif dan perlakuan.
2. Apakah terdapat perbedaan jumlah neuron purkinje cerebellum tikus (rattus
norvegicus) antara kelompok kontrol, kontrol positif, dan perlakuan.

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak ethanoll daun pegagan (centella


asciantica) terhadap jumlah neuron purkinje cerebellum tikus (rattus norvegicus)
yang diinduksi dengan sodium nitrit akut.
2. Mengetahui perbedaan jumlah neuron purkinje cerebellum tikus (rattus norvegicus)
antara kelompok kontrol, kontrol positif dan perlakuan.
Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan untuk mengetahui efek
neuroprotektif daun pegagan (centella asiantica) terhadap jumlah serabut purkinje
cerebellum yang diinduksi sodium nitrite. Sebeleum penelitian ini terdapat beberapa
penelitian yang membahas efek centella asiantica. Penelitian kuantitatif oleh
Hemamalini dan Rao M.S. pada tahun 2013 dengan judul Anti stress effect of centella
asiantica leaf extract on hippocampal CA3 neurons – quantitative study menyatakan
ekstrak daun pegagan memiliki efek neuroprotektif terhadapap atrofi neuronal yang
diinduksi stress. Penelitian ini menggunakan hipocampus CA3 sebagai objek
pemeriksaan. Selain itu, dalam penelitian lain yang ditulis Barbosa N. R. Dkk pada
tahun 2008 meneliti tentang efek centella asiantica dalam menghambat iPLA2 dan
cPLA2. Penelitian ini menyatakan bahwa centella asiantica memiliki efek
neuroprotective pada atrofi neuronal yang diinduksi stress. Hal ini dilihat dari jumlah
sel dendritik dari temuan histopatologis.

Penelitian lain oleh Anil kumar et al pada tahun 2009 membahas tentang efek
neuroprotektif centella asiantica dalam melawan kerusakan kognitif dan stres oksidatif
yang diinduksi colchicine. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan moris water maze
dan plus-maze performance tests untu menilai kognitif tikus.

Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini lebih fokus menilai


efek neuroprotektif centella asiantica terdadap jumlah sel purkinje cerebellum yang
telah diinduksi sodium nitrit. Selain menilai peran neuroprotektif centella asiantica,
penelitian ini juga menilai peran sodium nitrit dalam menginduksi stress oksidatif pada
cerebellum. Penelitian ini menggunakan gambaran histopatologis sebagai media untuk
menilai penurunan atau peningkatan jumlah neuron pada cerebellum.

Manfaat Penelitian

1. Hasil karya tulis penelitian dapat digunakan sebagai syarat kelulusan pendidikan
sarjana kedokteran peneliti.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai rujukan untuk penelitian yang berkaitan
tentang pengembangan tanaman tradisional sebagai agen neuroprotektif.
3. Hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang khasiat
dari daun pegagan sebagai agen neuroprotektif.
4. Hasil penelitian dapat dijadikan data universitas atau fakultas dalam rangka
mengembangkan ilmu kedokteran.

BAB II

Tinjauan Pustaka

Sodium nitrit

Sodium nitrite merupakan garam dan antioksidan yang digunakan dalam pengawetan daging
seperti ham, bacon, dan hot dogs. Sodium nitrite mulai digunakan di industri daging olahan
pada tahun 1925. Sodium nitrit berfungsi sebagai pewarna, menambah rasa, dan mencegah
timbulnya bau tengik dengan menghambat oksidasi lemak. Selain itu, sodium nitrite berperan
dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri terutama clostridium botulinum dan pertumbuhan
botulism toxin. Penelitian yang disponsori oleh USDA mengindikasikan bahwa nitrite dapat
mencegah pertumbuhan listeria monocytogenes. (

Nitrite berasal dari berbagai macam sumber. Sebanyak kurang dari 5 % nitrite yang dikonsumsi
tubuh terdapat pada daging kemasan. Sisanya berasal dari tumbuh-tumbuhan, umbi-umbian,
dan dari saliva. Saliva berperan dalam mengubah nitrat yang dikonsumsi tubuh menjadi nitrit
sehingga menambah asupan nitrit tubuh. Beberapa sayuran yang mengandung nitrat yang
tinggi seperti

1. Bawang, mengandung 740 mg per 100 g makanan


2. M
3. Brokoli, mengandung 40 mg per 100 g makanan

Dan beberapa daging kemasan yang mengandung nitrite seperti

1. Ham, mengandung 89 mg per 100 g makanan


2. Bacon, mengandung 38 mg per 100 g makanan
3. Hot dogs, mengandung 0,5 mg per 100 g makanan

Di indonesia, penggunaan senyawa nitrite sebagai bahan pengawet diatur dalam permenkes
nomor 722/Menkes/per/IX/88 tentang bahan tambahan makanan. Terdapat batas penggunaan
senyawa nitrite sebagai bahan pengawet. Batas penggunaan sodium nitrite pada daging olahan
sebesar 500 mg/kg, sedangkan untuk pengawetan keju, batas penggunaannya sebesar 50
mg/kg. Hal ini berkaitan dengan efek toksisitas dari sodium nitrite. Terdapat kontroversi
penggunaan sodium nitrite sebagai bahan pengawet daging dengan pembentukan senyawa
karsinogenik nitrosamin. U.S. Departement of Health and Human Service, california’s office
of environmental health dan hazard assesment’s developmental menyatakan bahwa
penggunaan nitrite aman pada level penggunaannya.

Selain memberikan keuntungan dalam pengawetan makanan, sodium nitrit memiliki pengaruh
terhadap kesehatan tubuh. Terdapat dua perhatian penting bagi kesehatan yang dapat
ditimbulkan akibat sodium nitrit, yaitu pertumbuhan methemoglobin dan potensi efek
karsinogenik. Pertumbuhan methemoglobin merupakan efek utama yang diakibatkan konsumsi
sodium nitrit. Terdapat kontroversi tentang penggunaan sodium nitrit untuk pengawet daging
dengan efek karsinogenik yang ditimbulkan. Penelitian yang dilakukan oleh U.S. Food and
Drug Administration, The National Academy of sciences, the Joint Food and Agriculture
Organization/World Health Organization (FAO/WHO) dan American Medical Association
(AMA) menjelaskan bahwa penggunaan sodium nitrite pada daging olahan aman dan tidak
berhubungan dengan resiko pertumbuhan kanker. Selain itu Pada 2004, AMA menyimpulkan
bahwa resiko pertumbuhan kanker sebagai hasil dari konsumsi makanan yang mengandung
nitrite tidak bermakna.

Konsumsi sayuran dan daging kemasan merupakan sumber nitrit dalam tubuh. Selain itu, nitrat
yang dikonsumsi melalui sayuran akan dikonversi menjadi nitrite oleh saliva. Nitrite dalam
tubuh akan mengoksidasi hemoglobin menjadi methemoglobin. Nitrite mengoksidasi oxygen-
carrying ion Fe2+ dari gugus heme molekul hemoglobin menjadi Fe3+. Methemoglobin tidak
dapat mengikat oksigen sehingga distribusi oksigen menurun yang menyebabkan hipoksia
jaringan. (

Cerebellum

Anatomi

Cerebellum terletak di fossa cranii posterior. Pada bagian superior cerebellum ditutupi oleh
tentorium cerebelli dan terletak di posterior ventriculus quartus, pons, dan medulla oblongata.
Cerebellum berbentuk lonjong yang terdiri dari dua hemispherium cerebelli yang dihubungkan
oleh bagian tengah yang menyempit yang disebut vermis. Pada daerah vermis, terletak
sebagian besar fungsi pengatur cerebellar untuk pergerakan-pergerakan otot menurut sumbu
tubuh, leher, bahu, serta pinggul. Hemispherium terbagai menjadi zona intermedia dan zona
lateral. Zona intermedia hemispherium berhubungan dengan pengaturan kontrasi otot yang
terletak di bagian distal anggota badan atas dan anggota badan bawah, khususnya tangan dan
jari tangan serta kaki dan jari kaki.selain itu, zona lateraal hemispherium tampaknya berperan
dalam seluruh gerakan motorik. Tanpa adanya zona ini, sebagian besar aktivitas tubuh menjadi
tidak teratur.

Cerebellum berhubungan dengan batang otak melalui tiga pasang berkas serabut saraf yang
disebut pedunculus cerebellaris superior, medius, dan inferior. Dua penduculus inferior
berhubungan dengan medulla oblongata, dua penduculus media berhubungan dengan pons, dan
dua peduculus superior berhubungan dengan midbrain. Penduculus cerebelli terdiri dari serabut
saraf yang tebal yang membawa sinyal masuk dan keluar cerebellum. Hubungan antara
cerebellum dan batang otak sangat kompleks, namun dengan mengabaikan beberapa
pengecualian, kita dapat menarik sedikit generalisasi. Kebanyakan sinyal dari spinal masuk ke
cerebellum melalui traktus spinocerebellar kemudian dihantarkan ke penduculus cerebelli
inferior. Input dari otak masuk melalui jalur peduculus media dan penduculus superior
membawa impuls cerebellum.(Snell, 2007; Saladin, 2008)

Cerebellum terbagi menjadi tiga lobus utama, yaitu lobus anterior, lobus medius, dan lobus
flocculonodularis. Lobus anterior dapat dilihat pada permukaan superior cerebellum dan
dipisahkan dari lobus medius oleh fissura yang berbentuk huruf-V yang disebut fissura prima.
Lobus medius/lobus posterior merupakan lobus paling besar yang terletak di antara fissura
prima dan fissura uvulonodularis. Lobus flocculonodularis terletak di posterior fissura
uvulonodularis. Fissura horizontalis memisahkan permukaan superior dan permukaan inferior
cerebellum. Fissura horizontalis dapat ditemukan disepanjang pinggir cerebellum. Namun
fissura horiontalis tidak memiliki arti morfologis atau fungsional yang penting. dari keleruhan
bagian cerebellum, lobus flokulonodular merupakan lobus yang tertua. Lobus ini tumbuh
bersama-sama dengan sistem vestibular dalam mengatur keseimbangan tubuh.

Cerebellum terdiri dari lapisan subsantia grisea di bagian luar yang disebut cortex dan lapisan
substantia alba di bagian dalam. Setiap hemispherium terdapat tiga masa substantia grisea yang
membentuk nuklei intracerebellaris di dalam substantia alba.

Cortex cerebelli
Korteks serebeli memperlihatkan banyak lipatan berkelok yang dalam yaitu folia cerebeli yang
dipisahkan oleh sulci. Folia cerebeli dilapisi oleh jaringan ikat tipis piamater yang mengikuti
permukaan setiap folium ke dalam sulci. Sebstantia grisea cerebelum terbagi menjadi tiga
lapisan, yaitu lapisan molekular, lapisan sel purkinje, dan lapisan granular.

Lapisan molekuler terdiri dari dua tipe neuron yaitu sel stellatum yang terletak di sebelah luar
dan sel baket yang terletak di sebelah dalam.neuron-neuron ini tersebar di antara percabangan
dendrit-dendrit dan akson-akson halus yang berjalan sejajar dengan sumbu panjang folia. Sel
neuroglia juga ditemukan di antara struktur-struktur ini.

Lapisan purkinje terletak di tengah antara lapisan molekuler dan lapisan granulosum. Sel
purkinje memiliki bentuk piriform atau piramid dengan dendrit bercabang-cabang yang masuk
ke dalam stratum molekuler. Tempat sel ini bercabang-cabang. Cabang-cabang pertama dan
kedua halus, sedangkan cabang-cabang sisanya dilapisi oleh spina dendritik yang tebal dan
pendek. Spina ini membentuk kontak sinaptik dengan serabut-serabut paralel yang berasal dari
akson sel-sel granuler. Di dasar stratum purkinje, akson keluar dan berjalan melewati lapisan
granular untuk masuk ke substantia alba. Di substantia alba, akson mendapatkan selubung
mielin dan bersinaps dengan sel pada nuklei intracerebellaris. Selain itu, cabang-cabang
kolateral akson purkinje membuat kontak sinaptik dengan dendrit sel basket dan sel-sel
stellatum pada folia yang sama maupun yang berjauhan.

Lapisan granular terletak di sebelah dalam yang dipadati oleh sel-sel kecil dengan inti yang
berwarna gelap serta sedikit sitoplasma. Masing-masing sel mempunyai empat atau lima
dendrit yang membuat ujung-ujungnya terlihat seperti cakar dan memiliki kontak sinapsik
dengan input serabut yang tampak seperti lumut. Akson-akson sel grsnulsr berjalan ke dalam
lapisan molekular yang bercabang membentuk T-junction dan berjalan sejajar dengan sumbu
panjang folium cerebellaris. serabut-serabut ini disebut serabut paralel yang berjalan menuju
prosesus dendrit sel-sel purkinje. Sebagian besar serabut paralel membentuk kontak sinaps
dengan prosesus spinosus pada dendrit sel-sel purkinje. Di seluruh lapisan granular tersebar
sel-sel golgi. Dendritnya bercabang-cabang dilapisan molekular dan akson-aksonnya berakhir
dengan membentuk cabang yang bersinaps dengan dendrit sel granular.

Substantia alba

Substantia alba membentuk bagian tengah folium yang terdiri dari serabut saraf intrinsik,
aferen, dan eferen. Serabut saraf ini merupakan serabut saraf bermielin. Serabut intrinsik
menghubungkan folia korteks cerebeli dan vermis pada sisi yang sama. Selain itu, serabut
intrinsik menghubungkan hemispherium cerebeli yang satu dengan yang lainnya. Serabut
aferen terdiri dari akson-akson yang masuk ke dalam cerebelum terutama melalui penduculus
cerebeli inferior dan media. Serabut aferen membentuk sebagian besar substantia alba.selain
itu, serabut eferen mencakup outflow cerebellum dan dimulai dari akson-akson sel purkinje.
Sebagian besar akson-akson sel purkinje berjalan dan bersinaps dengan neuron-neuron nuklei
cerebellaris (nukleus fastigii, globosus, emboliformis, dan dentatus) dan kemudian keluar
cerebellum. Beberapa akson sel purkinje baik di dalam lobus flocculonodularis maupun di
bagian vermis meninggalkan cerebellum tanpa membentuk sinaps dan tidak melewati neklei
cerebelli.

Pada setiap sisi garis tengah substantia alba, terdapat empat massa substantia grissea yang
tertanam di sana. Massa itu berupa nukleus intracerebellaris yang tersusun dari neuron-neuron
multipolar yang besar dengan cabang-cabang dendrit yang sederhana. Dari lateral ke medial,
nukleus tersebut adalah nukleus dentatus, emboliformis, globosus, dan fastagii. Nukleus
dentatus berbentuk seperti kantung yang membuka ke arah medial. Bagian inferior kantung ini
terisi oleh substantia alba yang terbentuk dari serabut-serabut eferen yang meninggalkan
nukleus ini melalui pedunculus cerebellaris superior. Nuklei emboliformis berbentuk lonjong
dan terletak di sebelah medial nukleus dentatus yang sebagian menutupi hilusnya. Nukleus
globosus terdiri dari satu atau lebih kelompok bulat dan terletak di medial nukleus
emboliformis, dan nukleus fastagii terletak dekat garis tengah di dalam vermis dan dekat
dengan atap ventriculus quartus.

Jaras-jaras cerebellum

Dalam menjalankan fungsinya, cerebellum berhubungan dengan sistem saraf lainnya melalui
berbagai jaras. Terdapat serabut aferen dan eferen yang menjalankan fungsi tersebut.

Serabut aferen cerebellum dari korteks cerebeli

Korteks serebeli mengirimkan informasi ke cerebellum melalui tiga jaras yaitu jaras
corticopontocerebellaris, jaras cerebro-olivocerebellaris, dan jaras cerebroreticulocerebellaris.
Serabut corticopontocerebellaris berasal dari sel-sel saraf lobus frontalis, parietalis, temporalis,
dan oksipitalis korteks cerebri, kemudian turun melalui corona radiata dan capsula interna, dan
berakhir di nuklei pontis yang merupakan tempat asal serabut-serabut transversa pontin yang
berjalan menyilang garis tengah dan masuk ke dalam hemispherium cerebelli sisi kontralateral
melalui pedunculus cerebelli media.
Serabut-serabut cerebro-olivocerebellaris berasal dari sel-sel saraf lobus frontalis, parietalis,
temporalis, dan oksipitalis korteks cerebri, kemudian turun melalui korona radiata dan kapsula
interna, dan berakhir pada kedua sisi nukleus olivarius. Setelah itu, serabut masuk ke
hemispherium cerebelli sisi kontralateral melalui pedunculus cerebellaris inferior dan berakhir
sebagai serabut ascendens di korteks serebri. Serabut-serabut cerebroreticuocerebellaris
berasal dari sel-sel saraf dari berbagai daerah korteks serebri, terutama daerah sensorimotor.
Serabut-serabut ini turun dan berkhir di formatio retikularis sisi yang sama dan pada sisi yang
berlawanan di dalam pons dan medula oblongata. Serabut-serabut tersebut kemudian masuk ke
hemispherium cerebelli sisi yang sama melalui peduculus cerebellaris inferior dan medius.

Serabut aferen cerebellum dari medula spinalis

Medulla spinalis mengirimkan informasi dari reseptor somatosensorik ke cerebellu melalui tiga
jaras, yaitu traktus spinocerebellaris anterior, traktus spinocerebellaris posterior, dan tractus
cuneocerebellaris. Pada traktus spinocerebellaris anterior, akson-akson yangg masuk ke dalam
medula spinalis dari radix posterior berakhir dan bersinaps dengan neuron-neuron di dalam
nukleus dorsalis pada kolumna grisea posterior. Sebagian besar akson dari neuron-neuron
tersebut menyilang ke sisi yang berlawanan dan naik sebagai traktus spinocerebellaris anterior
di dalam columna alba kontralateral dan sebagian di columna alba lateral sisi yang sama.
Serabut ini masuk ke serebellum melalui pedunculus serebellaris superior dan berakhir sebagai
serabut seperti lumut. Traktus spinocerebellaris anterior berfungsi menghantarkan informasi
sendi otot dari muscle spindle, organ tendon, dan reseptor-reseptor sendi pada ekstremitas
superior dan inferior. Selain itu, traktus ini juga mengirimkan informasi tentang kulit dan fasia
superficialis ke serebellum .

Pada traktus spinocerebellaris posterior, setelah akson bersinaps dengan neuron-neuron pada
columna grisea posterior, akson neuron-neuron ini masuk ke bagian posterolateral columna
alba lateralis pda sisi yang sama dan naik sebagai traktus spinocerebellaris posterior menuju
medula oblongata. Traktus masuk ke cerebellum melalui pedunculus cerebellaris inferior.
Traktus spinocerebellaris posterior menerima informasi sendi otot dari muscle spindle, organ
tendon, serta reseptor-reseptor sendi badan dan ekstremitas inferior.

Selain itu, serabut-serabut traktus cuneocerebellaris berasal dari nukleus cuneatus di medulla
oblongata dan masuk ke hemispherium cerebelli sisi yang sama melalui pedunculus
cerebellaris inferior.traktus cuneocerebellaris juga menerima informasi sendi otot dari spindle
muscle, organ tendon, dan reseptor-reseptor sendi di ekstremitas superior dan toraks bagian
atas.

Serabut aferen cerebellum dari Nervus Vestibularis

Nervus vestibularis mengirimkan sinyal langsung ke cerebellum melalui pedunculus


cerebellaris inferior sisi yang sama. Serabut aferen yang lain mula-mula melewati nuclei
vestibularis di batang otak membentuk sinaps dan diteruskan ke cerebellum. Semua serabut
aferen dari telinga akan berakhir di cerebellum sebagai serabut-serabut seperti lumut pada
lobus flocculonodularis cerebellum. Sinyal yang dikirimkan oleh nervus vestibularis berupa
rangsangan sensoris yang disebabkan gerakan canalis semisirkularis dan posisi relatif terhadap
gravitasi dari utriculuc dan saculus.

Serabut-serabut eferen

Seluruh output dari korteks cerebelli melewati akson sel-sel purkinje. Sebagian besar akson-
akson sel-sel purkinje berakhir dan bersinaps dengan neuron-neuron di nuclei cerebellaris
profunda. Terdapat 4 jaras yang membawa sinyal eferen dari cerebellum, yaitu Jaras globosus-
emboliformis-rubral, jaras dentothalamicus, jaras fastigial vestibularis, dan jaras fastagial
reticularis. Pada jaras globosus-emboliformis-rubral, akson dari neuron-neuron nukleus
plobosus dan emboliformis berjalan melalui pedunculus cerebellaris superior dan menyilang
daris tengah ke sisi yang berlawanan di decusatio pedunculorum cerebellaris superiorum.
Serabut-serabut berakhir dan bersinaps dengan sel-sel nukleus ruber kontralateral yang
membentuk akson-akson traktus rubrospinalis. Terlihat bahwa jaras ini menyilang dua kali,
pertama di decussatio pedunculus cerebellaris superior kemudian di traktus rubrospinalis di
dekat pangkalnya. Dengan cara ini, nukleus globosus dan emboliformis mempengaruhi
aktivitas motorik pada sisi tubuh yang sama.

Pada jaras dentothalamicus, akson-akson di dalam nukleus dentatus berjalan melalui


pedunculus cerebellaris superior dan menyilang garis tengah menuju sisi kontralateral pada
decussatio pedunculorum cerebellarium superiorum. Serabut ini berakhir dan bersinaps dengan
sel-sel di nukleus ventrolateralisthalmi sisi kontralateral. Selanjutnya, akson dari neuron-
neuron thalamus naik melalui capsula interna dan corona radiata dan berakhir di area motorik
primer korteks cerebri.melalui jaras ini, nukleus dentatus dapat mempengaruhi aktivitas
motorik dengan bekerja pada neuron-neuronnmotorik korteks cerebri sisi kontralateral.
Pada jaras fastigial vestibularis, akson neuron-neuron di dalam nukleus fastigi berjalan melalui
pedunculus cerebellaris inferior dan berakhir dengan proyeksi ke neuron-neuron nukleus
vestibularis lateralis pada kedua sisi.beberapa akson sel-sel purkinje langsung berhubungan
dengan nukleus vestibularis lateralis. Nukleus fastigi terutama memfasilitasi tonus otot
ekstensor sisi ipsilateral. Sedangkan pada jaras fastigial reticularis, akson neuron-neuron
nukleus fastigii berjalan melalui pedunculus cerebellaris inferior dan bersinaps dengan neuron-
neuron formatio reticularis. Akson neuron-neuron ini mempengaruhi aktivitas motorik spinal
melalui traktus reticulospinalis.

Fungsi serebellum

Sejak dahulu, serebellum disebut sebagai area tenang pada otak, terutama karena perangsangan
listrik seerbellum tidak akan menimbulkan sensasi sadar apapun dan jarang menimbulkan
gerakan motorik. Namun, pembuangan cerebellum akan menyebabkan pergerakan tubuh
menjadi sangat tidak normal. Pada dasarnya, cerebellum berperan penting dalam menentukan
saat aktivitas motorik dan pengalihan yang cepat dan mulus dari satu gerakan otot ke gerakan
berikutnya. Serebellum membantu mengurutkan aktivitas motorik dan juga memonitor dan
memperbaiki penyesuaian aktivitas mototrik tubuh ketika aktivitas tersebut sedang dijalankan
sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap sinyal-sinyal ‘ yang dicetuskan oleh korteks
motorik cerebri dan bagian otak lainnya.

Sistem saraf menggunakan serebellum untuk mengkoordinasikan fungsi pengatur motorik pada
tiga tingkatan, yaitu vestibuloserebelum, spinoserebellum dan serebroserebelum.

Vestibuloserebellum

Pada prinsipnya bagian ini terdiri dari lobus flokunlonodular serebellar kecilndan bagian
vermisnyang berdekatan. Bagian ini menyediakan sirkuit neuron untuk sebagian besar gerakan
keseimbangan tubuh. Petunjuk nyata bahwa vestibuloserebellum berperan dalam engatur
keseimbangan adalah bahwa seseorang dengan disfungsi vestibuloserebellum,
keseimbangannya jauh lebih terganggu selama melakukan gerakan cepat daripada sewaktu
dalam keadaan diam, terutama sekali bila gerakan tersebut melibatkan perubahan arah gerakan
tubuh yang merangsang kanalis semisirkularis. Hal ini memberikan kesan bahwa
vestibuloserebellum sangat berguna untuk mengatur keseimbangan antara kontraksi otot
agonis dan otot antagonis pada punggung, pinggul, dan bahu sewaktu posisi tubuh berubah
cepat seperti yang diperlukan aparatus vestibular.
Selama pengaturan keseimbangan, diperkirakan bahwa informasi baik dari perifer tubuh
maupun aparatus vestibular digunakan oleh sirkuit pengaturan umpan balik yang khusus guna
menyediakan koreksi antisipasi sinyal motorik untuk koreksi sikap yang diperlukan untuk
menjaga keseimbangan sewaktu ada gerakan yang sangat cepat, termasuk perubahan arah
gerak yang cepat.

Spinoserebelum

Bagian ini sebagian besar terdiri dari vermis serebelum posterior dan anterior ditambah zona
intermedia yang berdekatan oada kedua sisi vermis. Bagian ini merupakan sirkuit untuk
mengkoordinasikan gerakan-gerakan bagian distal anggota tubuh, khususnya tangan dan jari.
Zona intermedia pada setiap hemispherium serebeli menerima dua jenis informasi ketika
gerakan dilakukan, yaitu :

1. Informasi dari korteks motorik serebri dan dari nukleus rubra otak tengah yang
memberitahu serebelum mengenai urutan rencana gerakan yang diinginkan untuk
sepersekian detik yang akan datang
2. Informasi umpan balik dari bagian perifer tubuh, terutama dari proprioseptor distal
anggota tubuh, yang memberitahu serebelum mengenai hasil gerakan sekarang.\

Setelah zona intermedia menerima informasi dan membandingkan gerakan yang diinginkan
dengan gerakan sekarang, sel nuklear dalam palam nukleus interpositus mengirimkan sinyal
output yang bersifat korektif yaitu kembali ke korteks motorik cerebri melalui nuklei pemancar
di talamus dan ke bagian magnoseluler pada nukleus rubra yang membentuk traktus
rubrospinal. Traktus rubrospinal kemudian bergabung dengan traktus kortikospinal untuk
mempersarafi neuron motorik yang paling lateral pada radiks anterior substantia grisea medula
spinalis, yaitu neuron yang mengatur bagian distal anggota tubuh, terutama tangan dan jari-
jari. Bagian dari sistem pengatur motorik serebelar ini menimbulkan gerakan yang halus dan
terkoordinasi pada otot-otot agonis dan antagonis anggota tubuh bagian distal untuk melakukan
gerakan terpola dengan tujuan tertentu yang bersifat segera.

Selain itu, bagian ini memiliki sifat dasar dari suatu sistem peredam. Bagian ini dapat
menghentikan gerakan tepat pada titik yang diinginkan, sehingga akan mencegah timbulnya
gerakan tremor. Cerebellum juga berperan dalam pengaturan gerakan balistik. Gerakan balistik
merupakan gerakan tubuh yang cepat, seperti gerakan jari sewaktu mengetik, gerakan sakadik
pada mata sewaktu membaca.
Serebroserebelum

Bagian ini terdiri dari zona lateral besar hemispherium serebeli. Zona lateral hemispherium
cerebelli tidak mempunyai informasi masukan langsung dari bagian perifer tubuh. Daerah ini
hanya berhubungan dengan korteks serebeli dan tidak berhubungan dengan korteks motorik
primer cerebri sendiri. Namun bagian lateral hemispherium cerebelli ini justru berhubungan
dengan area asosiasi somatosensorik, area premotorik, dan area asosiasi primer. Dari penelitian
eksperimental diduga bahwa bagian cerebellum ini berperan dalam dua aspek pengaturan
motorik yang bersifat tidak langsung, yaitu perencanaan gerakan yang beruntun dan pengaturan
waktu dari gerakan yang beruntun. Bila ada kerusakan pada bagian lateral hemispherium
serebeli, dapat terjadi inkoordinasi gerakan yang ekstrem dari gerakan-gerakan kompleks yang
bertujuan pada tangan, jari, kaki, dan alat bicara.

Efek sodium nitrit terhadap cerebellum.

Sodium nitrit menyebabkan hipoksia

Nitrit dan nitrat merupakan hal besar yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan
methemoglobin. Toksisitas nitrat terbentuk setelah nitrat dikonversi menjadi nitrite yang lebih
reaktif. Nitrit di dalam darah mengoksidasi ion ferrous (Fe2+) dari rantai haem pada hemoglobin
menjadi ferric state (Fe3+). Perubahan ini menyebabkan perubahan haemoglobin menjadi
methemoglobin. Tidak seperti haemoglobin, methemoglobin tidak dapat mengangkut oksigen
sehingga terjadi penurunan distribusi oksigen pada tubuh.

Menurunnya distribusi oksigen atau berkurangnya kemampuan pengangkutan oksigen dalam


darahn dapat menyebabkan hipoksia. Hipoksia merupakan salah satu penyebab jejas sel paling
sering dalam dunia kedokteran klinis. Hipoksia yang terjadi pada sel menyebabkan terjadinya
respirasi aerobik sel, yaitu fosforilasi oksidatif oleh mitokondria sebagai akibat penurunan
penghantaran oksigen. Hal ini menyebabkan berkurangnya pembentukan ATP yang
memilikiefek luas pada banyak sistem sel.

Deplesi ATP menyebabkan penurunan aktivitas pompa natrium membran plasma. Hal ini
menyebabkan akumulasi natrium intrasel dan difusi kalium ekstrasel yang menyebabkan
pembengkakan sel. Selain itu, adanya respirasi anaerob pada sel ditandai dengan peningkatan
glikolisis yang menyebabkan akumulasi asam laktat dan fosfat sehingga menurunkan pH
intrasel. Penurunan kadar pH dan ATP menyebabkan ribosom lepas dari retikulum endoplasma
kasar dan polisom untuk berdisosiasi menjadi monosom yang berakibat penurunan sintesis
protein. Jika hipoksia tidak dihilangkan, perburukan fungsi mitokondria dan peningkatan
permeabilitas membran selanjutnya akan menyebabkan perubahan morfogik atau malah terjadi
jejas irreversibel berupa nekrosis atau apoptosis sel. (Kumar et al, 2012).

Pegagan

Taksonomi Pegagan

1. Kingdom : Eukaryota
2. Subkingdom : Embryophyta
3. Division : Spermatophyta
4. Subdivision : Angiospermae
5. Class : Dicotyledoneae
6. Subclass : Rosidae
7. Superorder : Aralianae
8. Order : Araliales (Umbelliflorae)
9. Family : Apiaceae (Umbelliferae)
10. Subfamily : Hydrocotyle
11. Genus : Centella
12. Species : asiantica

Morfologi

Pegagan atau Centella asiantica tumbuh merayap menutupi tanah yang memiliki tinggi antara
10-50 cm dan tidak berbatang. Daun berwarna hijau berbentuk seperti kipas, buah pinggang,
atau ginjal. Permukaan dan punggung daun licin, tepi daun agak melengkung ke atas, bergerigi,
dan kadang-kadang berambut. Tulang daun berpusat di pangkal dan tersebar ke ujung. Daun
pegagan berdiameter 1-7 cm.

Tangkai daun berbentuk seperti pelepah, agak panjang, berukuran 5-15 cm tergantung dari
kesuburan tempat tumbuhnya. Sepanjang tangkai daun beralur dan di pangkalnya terdapaat
daun sisik yang sangat pendek, licin, tidak berbulu, berpadu dengan pangkal tangkai daun.
Tangkai bunga pegagan sangat pendek, keluar dari ketiak daun, tersusun dalam karangan
seperti payung, berwarna putih sampai merah muda atau agak kemerahan. Jumlah tangkai
bunga antara 1-5. Bentuk bunga bundar lonjong, cekung, dan runcing ke ujung dengan ukuran
sangat kecil. Kelopak bunga tidak bercuping serta tajuk bunga berbentuk bulat telur dan
meruncing ke bagian ujung.
Buah pegagan berukuran kecil memiliki panjang 2-2,5 mm, lebar 7 mm. Buah pegagan
berbentuk lonjong atau pipih, berwarna kuning, berlekuk dua, kulitnya keras, berdinding tebal,
menggantung, dan pahit rasanya. Selain itu, akar pegagan rimpang dengan banyak stolon (akar
membentuk rumpun), berkelompok dan lama kelamaan meluas hingga menutupi tanah,
merayap, dan berbuku-buku. Akar berwarna agak kemerah-merahan dan perkembangbiakan
pegagan bisa dari stolon dan bisa pula dengan biji.

Anda mungkin juga menyukai