Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN
PENGUJIAN NUTRISI

OLEH:

NAMA : M. HANIF FADLURRAHMAN


NIM : 08041181823004
KELOMPOK : VII (TUJUH)
ASISTEN : ALI ZAINAL ABIDIN SHAHAB

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020

Universitas Sriwijaya
BAB 1
LATAR BELAKANG

1.1. Latar Belakang


Studi mengenai nutrient yang dibutuhkan hewan dan manusia penting
karena nutrisi berhubungan langsung dengan keberlangsungan hidup organisme.
Studi menunjukkan adanya hubungan antara nutrisi dan stress pada hewan. Ketika
nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan tidak terpenuhi, terjadi penurunan populasi.
Selain membahas senyawa didalam tubuh, studi mengenai nutrisi juga membahas
tentang kandungan nutrisi dalam berbagai bahan makanan (Nielsen, 2010).
Lipid, protein, lemak, vitamin dan mineral mencakup gizi yang dibutuhkan
oleh heewan dan manusia. Tiap-tiapnya memiliki peran masing masing dalam
metabolisme organisme. Protein menyusun hampir setengah dari zat organic
dalam organisme. Protein penyusun seperti kolagen dalam jaringan ikat dan
keratin di kulit menyusun susunan dari jaringan. Protein juga menyusun
komponen lain dalam sel seperti reseprtor, saluran-saluran dalam sel, transporter
dalam membrane sel,, antibody, hormone, haemoglobin, dan antibodi. Selain
sebagai penyusun, protein juga berperan penting dalam regulasi reaksi biokimia,
akselerasi kerja enzim, dan pergerakan otot oleh protein otot (Anderson, 2012).
Lipid memiliki beberapa peran penting dalam tubuh. Sel dan membrane
intraseluler utamanya disusun oleh fosfolipid dan kolestrol. Lipid juga berperan
sebagai senyawa penyimpan dalam tumbuhan dan hewan. Lipid digunakan
sebagai senyawa penyimpan serta penyimpanan energy karena lipid memiliki nilai
energy per berat yang jauh lebih tinggi dibandingkan protein dan karbohidrat.
Kepadatan energy yang tinggi berarti lemak dapat menyimpan energy lebih
banyak dari protein dan karbohidrat. Selain dua fungsi diatas lipid juga dapat
mempengaruhi permeabilitas air di integument. Lipid juga berfungsi sebagai
hormon, yaitu steroid (Nelson dan Cox, 2005).
Analisa kualitatif dan kuantitatif kandungan lipid dalam makanan penting
untuk pelabelan nutrisi dalam berbagai produk. Pelabelan nutrisi ini berfungsi
untuk menjaga agar produk yang dipasarkan memenuhi standar dan spesifikasi

Universitas Sriwijaya
dari manufaktor. Pengukuran yang tidak akurat dapat menghasilkan kerugian pada
manufaktor dan produk yang tidak memenuhi standar (Nielsen, 2010).
Karbohidrat memiliki tiga fungsi utama dalam hewan dan tumbuhan.
Polisakarida besar menyediakan dukungan strukturan dan memberi bentuk pada
bagian organisme. Kitin menjadi protein penting yang menjalani fungsi ini, yang
merupakan komponen utama dalam eksoskeleton serangga dan arthropoda.
Karbohidrat juga berperan sebagai senyawa penyimpan. Polisakarida juga
digunakan dalam menjalankan fungsi ini. Polisakarida akan ditumpuk dan dipecah
ketika dibutuhkan. Senyawa pengantar menjadi fungsi terakhir dari karbohidrat.
Monosakarida dan disakarida menjalankan fungsi ini. Monosakarida dan
disakarida dapat ditemukan dalam darah atau cairan tubuh (Anderson, 2012).
Analisa kandungan protein pada makanan penting untuk menentukan
aktivitas biologis yang akan disebabkan oleh makanan. Protein seperti enzim dan
inhibitor umum digunakan dalam makanan. Contohnya adalah enzim proteolitik
dalam pengempukan daging, pentinase dalam pemasakan buah dan inhibitor
tripsin di tumbuhan biji-bijian. Terkhusus untuk analisa enzim, analisa dilakukan
dengan mengukur aktivitas enzim. Analisa protein juga penting dilakukan untuk
keuntungan manufaktor. Harga komoditas yang kaya protein seperti susu dan keju
didasarkan oleh kandungan proteinnya (Owusu-Apenten, 2002).
Vitamin hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikti dalam tubuh, namun
kekurangan asupan vitamin dapat berakibat fatal. Karena vitamin tidak dapat di
sintesis dalam tubuh, maka vitamin yang dibutuhkan didapat dari sumber luar.
Kekurangan asupan vitamin dapat menjebabkan penyakit seperti pellagra
(kekurangan vitamin B3), beriberi (kekurangan vitamin B), dan lain sebagainya.
Analisa vitamin dalam makanan sangat penting untuk menentukan kebutuhan
nutrisi pada hewan dan manusia. Informasi komposisi makanan yang akurat
diperlukan untuk menentukan asupan nutrisi yang dikonsumsi agar memenuhi
kecukupan nutrisi manusia (Anderson, 2012).
1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum kali ini bertujuan untuk menguji kandungan nutrisi dalam
berbagai bahan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak
dengan menggunakan berbagai bahan uji.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Nutrisi
Studi mengenai nutrisi membahas tentang senyawa kimia yang membentuk
tubuh hewan dan bagaimana hewan dapat mensintesis komponen kimia dalam tubuh
mereka dari komponen kimia yang mereka dapat dari alam, juga energi yang
terkandung dalam makanan. Komponen terpenting dalam tubuh manusia adalah
protein dan lipid, karena kedua senyawa ini membentuk sebagian besar tubuh
manusia. Setelah lipid komponen penting lainnya adalah mineral, asam nukleat dan
karbohidrat. Nutrisi dapat dibedakan menjadi dua, makronutrient dan micronutrient.
Makronutrient dibutuhkan lebih banyak oleh tubuh sebagai sumber energy
dibandingkan micronutrient.Protein, lemak dan karbohidrat termasuk makronutrient
sedangkan mineral dan vitamin termasuk micronutrient (Anderson, 2012).

2.2. Lipid
Lipid adalah senyawa kimia yang ditemukan banyak didalam tubuh, jampir
sebanyak protein. Lipid didefinisikan sebagai molekul organic yang tersusun atas
karbon dan hydrogen, umumnya bersifat nonpolar dan hidropobik. Lebih dari lima
puluh asam lemak berbeda dapat ditemukan dalam organisme. Asam lemak dapat
dikelompokkan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam
lemak jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikatan ganda. Asam lemak tidak
jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikatan ganda (Nelson dan Cox, 2005)
Lipid yang terkandung dalam makanan beragam jenisnya, namun lipid yang
terpenting adalah triasilgliserol dan fosfolipid. Triasilgliserol dapat berupa cair
atau padat pada suhu ruangan. Triasilgliserol cair adalah minyak, seperti minyak
zaitun. Umumnya triasilgliserol cair berasal dari sumber nabati. Triasilgliserol
padat adalah lemak yang didapat dari sumber hewani. Karena lipid tidak dapat
larut dalam air, maka kelarutan terhadap air merupakan sifat penting dalam
analisa lipid. Karakteristik ini juga dimanfaatkan dalam pemisahan lipid dari
protein, air, dan karbohidrat dalam makanan (Nielsen, 2010).

Universitas Sriwijaya
2.3. Karbohidrat
Karbohidrat dikelompokkan berdasarkan kemampuan manusia untuk
mencernanya. Karbohidrat yang dapat dicerna berasal dari bahan nabati
Karbohidrat yang dapat dicerna akan dikonversi ke monosakarida. Monosakarida
akan diserap tubuh dan menyediakan energy metabolik. Karbohidrat yang tidak
dapat dicerna (semua karbohidrat selain pati) adalah fiber. Karbohidrat juga
digunakan dalam makanan untuk menambah kekentalan cairan, menambah aroma,
rasa, dan tekstur dari makanan. Walaupun karbohidrat terdiri dari berbagai macam
jenis, karbohidrat yang dapat dicerna manusia hanyalah sukrosa, laktosa,
maltooligosakarida dan pati. Seluruh karbohidrat ini dicerna dengan bantuan
enzim yang ditemukan di usus kecil (Anderson, 2012).

2.4. Protein
Protein banyak ditemukan didalam seluruh sel, dan seluruhnya memiliki
peran penting dalam fungsi biologis dan struktur sel. Protein tersusun dari
hydrogen, karbon, nitrogen, oksigen dan sulphur. Komponen ini membentuk asam
amino yang menjadi penyusun protein. Protein dapat diklasifikasikan berdasarkan
komposisi, struktur, fungsi biologis atau sifat pelarutnya. Pengukuran kandungan
protein didasarkan oleh penentuan nitrogen, ikatan peptide, asam amino aromatic,
dan daya serap ultraviolet dari protein (Owusu-Apenten, 2002).

2.5. Vitamin
Vitamin didefisinkan sebagai senyawa organic yang harus dibutuhkan
dalam jumlah sedikit dari makanan atau sumber luar lain karena vitamin tidak
dapat disintesis oleh hewan dan manusia. Vitamin dapaat dikelompokkan menjadi
vitamin larut dalam air dan vitamin larut dalam lemak. Vitamin B dan C termasuk
kedalam vitamin larut dalam air. Vitamin B penting untuk tubuh karena vitamin B
diperlukan dalam banyak reaksi biokimia dalam tubuh. Vitamin yang larut dalam
lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Vitamin-vitamin ini diperlukan oleh
vertebrata, namun beberapa invertebrate tidak memerlukannya. Hal ini
dikarenakan kerja vitamin A,D, E dan K lebih spesifik dibandingkan dengan
vitamin B (Anderson, 2012).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 21 September 2020 pukul 08.00
WIB. Bertempat di Ruang Zoom Praktikum Fisiologi hewan, Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan atau wadah sampel,
kertas minyak dan pipet tetes. Bahan yang digunakan adalah larutan iodine, asam
cuka, dan kertas minyak.

3.3. Cara Kerja


Cara kerja pada praktikum ini yaitu dilakukan tiga macam pengujian, uji
karbohidrat, uji protein dan uji lemak. Pengujian karbohidrat dilakukan dengan
bahan makanan ditetesi larutan iodine, lalu diamati perubahan yang terjadi dan
dicata hasilnya pada tabel pengamatan. Pengujian protein dilakukan dengan cara
bahan makanan ditetesi larutan asam cuka, lalu diamati perubahan yang terjadi
kemudian dicatat hasil pada tabel pengamatan. Pengujian lemak dilakukan dengan
cara bahan makanan dioleskan pada kertas minyak, lalu diamati perubahan yang
terjadi kemudian dicatat hasil pada tabel pengamatan.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tabel Hasil Pengamatan

Bahan Sampel Perubahan warna Reaksi


No. Uji
Pengujian makanan (+/-)
Sebelum Sesudah

1. Karbohidrat Betadin Nasi +

2 Asam Telur +
Protein
Cuka

3. Kertas Margarin +
Lemak
Minyak

Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil uji
kualitatif dari tiga bahan makanan, yaitu telur, margarin dan karbohidrat. Telur
digunakan dalam uji kualitatif protein, margarin digunakan dalam uji kualitatif
lemak dan nasi digunakan dalam uji kualitatif karbohidrat. Ketiga bahan tersebut
menunjukkan reaksi positif ketika direaksikan dengan bahan penguji. Menurut
Nielsen (2010) pengujian kualiatif makanan berfungsi untuk menguji kandungan
kimia yang ada dalam makanan.
Uji karbohidrat menggunakan iodin menunjukkan reaksi positif berupa
perubahan warna menjadi merah bata. Hasil yang didapatkan ini sesuai dengan
pernyataan Fessenden (1995) yang menyatakan kondensasi iodin dengan
karbohidrat pada uji iodin akan menghasilkan warna yang khas. Perubahan warna
ini disebabkan oleh adanya unit glukosa di dalam larutan pati. Unit glukosa ini
membentuk rantai helix pada tiap-tiap unit glukosanya. Karena unit-unit glukosa
ini membentuk rantai helix, molekul iodium dapat membentuk kompleks dengan
pati ketika direaksikan, menghasilkan perubahan warna.
Reaksi positif yang didapatkan pada uji protein adalah terbentuknya
gumpalan beberapa menit setelah asam cuka diteteskan. Hasil yang didapatkan ini
sesuai dengan pernyataan Paramitha (2017) yang mengemukakan bahwa protein
akan menggumpal apabila direaksikan dengan asam. Asam yang digunakan pada
praktikum ini adalah asam cuka atau asam asetat, namun selain asam asetat, reaksi
penggumpalan juga dapat muncul apabila asam asetat diganti dengan bahan
bersifat asam lainnya seperti CaSO4 atau whey. Paramitha (2017) juga
menyatakan reaksi penggumpalan ini dimanfaatkan dalam berbagai produksi
bahan makanan, terutama bahan nabati.
Reaksi positif yang didapatkan pada uji lemak adalah terjadinya perubahan
pada kertas minyak, yaitu munculnya noda transparan. Bekas noda transparan ini
sesuai dengan pernyataan Henrickson et al. (2005) yang menyatakan bahwa noda
transparan ini disebabkan oleh trigliserida yang memiliki titik didih yang lebih
tinggi, sehingga minyak lebih sulit untuk menguap di udara apabila dibandingkan
dengan air. Noda transparan ini disebabkan oleh lemak yang masih menempel
pada kertas uji.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Sampel nasi yang digunakan positif mengandung karbohidrat
2. Sampel telur yang diujikan positif mengandung protein
3. Sampel margarin yang diujikan positif mengandung lipid
4. Reaksi positif pada uji protein disebabkan oleh reaksi penggumpalan
antara protein dengan asam asetat
5. Reaksi positif pada uji karbohidrat disebabkan oleh reaksi kondensasi
iodin dengan karbohidrat

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Margaret., Hill, Richard W. dan Wyse, Gordon A. 2012. Animal


Physiology Third Edition. United States : Sinauer Associates.
Fessenden, Ralph J. 1995. Organic Chemistry, Fifth Edition. United States :
Brooks Cole Publishing.
Henrickson, C. H., Byrd, L. C., & Hunter, N. W. (2005). A laboratory for

General, Organic, and Biochemistry (4th ed.). New York, NY: McGraw-

Hill Companies, Inc.

Nelson, D., and Cox, M.. 2005. Principles of Biochemistry. New York : W.H.
Freeman and Company.
Nielsen, S. Suzanne. 2010. Food Analysis Fourth Edition. United States :
Springer.
Owusu-Apenten, R.K. 2002. Food Protein Analysis. New York : Marcel Dekker.
Paramitha, Dyah Ayu Pradnya. 2017. Sifat Organoleptik Tahu Susu Dengan
Jumlah Pemakaian Koagulan yang Berbeda. Jurnal Pariwisata Pesona
2(2).

Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai