Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

UJI MAKANAN
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Biologi

Disusun oleh :

Kelompok 8

Andreansyah Cecha (04)


Fitriana Nur Shabrina ()
Hafizh Koshi Fadhilah (13)
Shafa Jasmine Khoirunnisaa (31)

Kelas :

XI IPA 2

SMA NEGERI 2 CIMAHI

JL. SRIWIJAYA 9 NO. 45A, SETIAMANAH, CIMAHI SELATAN, CIMAHI,


JAWA BARAT 40524
2017/2018

A. TUJUAN

Tujuan umum kegiatan uji coba zat makanan adalah kita dapat mengidentifikasi zat
makanan yang terdapat didalam berbagai bahan makanan yang telah ditentukan.
Selanjutnya, melakukan uji zat-zat makanan terhadap berbagai bahan makanan, secara
rinci kita dapat melakukan hal-hal berikut:

 Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung karbohidrat;


 Mengelompokkan bahan-bahan makanan yang dapat dijadikan sumber
karbohidrat;
 Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung lemak;
 Mengelompokan bahan-bahan makanan yang dapat dijadikan sumber lemak;
 Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung protein;
 Mengelompokkan bahan-bahan makanan yang dapat dijadikan sumber protein.

B. LANDASAN TEORI

Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang dimakan


oleh makhluk hidup mendapatkan tenaga dan nutrisi. Cairan yang dipakai untuk maksud ini sering
disebut minuman, tetapi kata 'makanan' juga bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang dipakai
dengan kiasan, seperti "makanan untuk pemikiran". Kecukupan makanan dapat dinilai dengan
status gizi secara antropometri.
Makanan yang dibutuhkan manusia biasanya diperoleh dari hasil bertani atau berkebun yang
meliputi sumber hewan, dan tumbuhan. Beberapa orang menolak untuk memakan makanan dari
hewan seperti, daging, telur, dan lain-lain. Mereka yang tidak suka memakan daging, dan
sejenisnya disebut vegetarian yaitu orang yang hanya memakan sayuran sebagai makanan pokok
mereka.
Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa
seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmendan lain-lain.
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit
dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu manusia dalam
mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan yang bergizi
akan membantu pertumbuhan manusia, baik otak maupun badan. Setiap makanan mempunyai
kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, dan lemak adalah salah satu contoh gizi yang
akan didapatkan dari makanan.
Setiap jenis gizi mempunyai fungsi yang berbeda. Karbohidrat merupakan sumber tenaga
sehari-hari. Salah satu contoh makanan yang mengandung karbohidrat
adalah nasi. Protein digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan, baik otak maupun
tubuh. Lemak digunakan oleh tubuh sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan energi.
Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah
menjadi glukosa yang sangat berguna bagi tubuh saat membutuhkan energi.
Kandungan zat dalam makanan dapat diidentifikasi suatu pengujian sederhana
namun jumlah kandungan setiap zat makanan dalam bahan makanan hanya dapat
diidentifikasi dengan cara yang kompleks. Adapun zat-zat makanan yang di ujikan yaitu
karbohidrat, lemak, glukosa, dan protein.

1. Karbohidrat

Karbohidrat ('hidrat dari karbon'), hidrat arang, atau sakarida (dari bahasa


Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang
paling melimpah di bumi. Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan
bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan
dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada
tumbuhan, kitinpada hewan dan jamur).[1] Pada proses fotosintesis, tetumbuhan
hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton,
atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.[2] Karbohidrat
mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak
gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang
mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak
terhidrasi oleh n molekul air.[3] Namun, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus
demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.[2]
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu
molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa,
dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang
terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang,
disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida,
terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian
beberapa monosakarida).
Karbohidrat dapat di klasifikasikan menjadi:
a. Monosakarida; merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri
atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi
karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa
yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh ketosa yaitu fruktosa.

b. Disakarida; merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang
berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul air. Contoh dari disakarida
adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa. Oligosakarida adalah polimer derajat polimerisasi 2
sampai 10 dan biasanya bersifat larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari 2
molekul disebut disakarida, dan bila terdiri dari 3 molekul disebut triosa. Sukrosa
(sakarosa atau gula tebu) terdiri dari molekul glukosa dan fruktosa, maltosa terdiri dari 2
molekul glukosa, dan laktosa terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa. Polisakarida
merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang dapat berantai lurus atau
bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik kerjanya.

c. Polisakarida; merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai


monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n. Contoh polisakarida
adalah selulosa, glikogen, dan amilum.

Sebagai sumber energi, karbohidrat menyediakan energi bagi tubuh. Satu


gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori, sebagian karbohidrat di dalam tubuh
berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi, sebagian
disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah
menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam
jaringan lemak.
2. Protein

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama")


adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, misalnya protein yang membentuk batang
dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem imun sebagai antibodi, sistem
kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga
dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai
sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid,
dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein
merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein
ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang
dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan
bagi translasi yang dilakukan ribosom.[1] Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya
tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah
protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
Dari makanan kita memperoleh protein. Di sistem pencernaan protein akan
diuraikan menjadi peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal
ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya
kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh esensial, sedangkan
sebagian asam amino dapat disintesis sendiri atau tidak esensial oleh tubuh. Keseluruhan
berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah.
Darah membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak
esensial dapat disintesis oleh DNA. Ini disebut dengan transkripsi DNA. Kemudian
karena hasil transkripsi di proses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma,
disebut sebagai translasi.
3. Glukosa
Di sisi lain, glukosa sangat penting dalam produksi protein dan dalam
metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid,
jaringan ini sangat tergantung pada glukosa.

Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang


digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah
satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut
juga dekstrosa, terutama pada industri pangan.
Gambaran proyeksi Haworthstruktur glukosa (α-D-glukopiranosa)

Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang


mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus
-CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin
piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon
terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat
pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin
ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya
0.0026% pada pH 7.
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi.
Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain
seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk
dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi
sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah
kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah
bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi)
mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini
dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif.
Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan
saraf periferal (‘’peripheral neuropathy’’), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi
protein.

Bentuk rantai D-Glukosa.

Dalam respirasi, melalui serangkaian reaksi terkatalisis enzim,


glukosa teroksidasi hingga akhirnya membentuk karbon dioksida dan air, menghasilkan
energi, terutama dalam bentuk ATP.[3] Sebelum digunakan, glukosa dipecah dari
polisakarida.[4]
Glukosa dan fruktosa diikat secara kimiawi menjadi sukrosa. Pati, selulosa,
dan glikogen merupakan polimer glukosa umum polisakarida).
Dekstrosa terbentuk akibat larutan D-glukosa berotasi terpolarisasi cahaya ke
kanan. Dalam kasus yang sama D-fruktosa disebut "levulosa" karena larutan levulosa
berotasi terpolarisasi cahaya ke kiri.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang
menyediakan 4 kalori (17 kilojoule) energi pangan per gram. Pemecahan karbohidrat
(misalnya pati) menghasilkan mono- dan disakarida, terutama glukosa. Melalui glikolisis,
glukosa segera terlibat dalam produksi ATP, pembawa energi sel. Di sisi lain, glukosa
sangat penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem
saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa.
Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian
glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya
menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati hewan") dan sel
lemak, yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan
yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi.
Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernah
secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang
dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang
mengkonversinya menjadi glukosa.

4. Lemak

Lemak (bahasa Inggris: fat) merujuk pada sekelompok besar molekul-


molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam
lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan
K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di
dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.
Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang,
lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang
disebut adiposa.
Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon leptin dan resistin yang
berperan dalam sistem kekebalan, hormon sitokinayang berperan dalam komunikasi antar
sel. Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara khusus disebut
hormon adipokina, antara lain kemerin, interleukin-6, plasminogen activator inhibitor-
1, retinol binding protein 4 (RBP4), tumor necrosis factor-alpha (TNFα), visfatin, dan
hormon metabolik seperti adiponektin dan hormon adipokinetik (Akh).
Senyawa-senyawa lemak berdasarkan komposisi kimianya dibedakan
menjadi tiga golongan yaitu :

 Lemak sederhana. Tersusun oleh trigliserida yang terdiri dari satu gliserol
dan tiga asam lemak. Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin, malam
atau plastisin (lemak sederhana yang padat pada suhu kamar) dan minyak
(lemak sederhana yang cair pada suhu kamar).
 Lemak campuran. Merupakan gabungan antara lemak dengan senyawa bukan
lemak seperti fosfat, protein, dan glukosa. Misalnya lipoprotein yang
merupakan gabungan antara lipid dengan protein. Fosfolipd yang merupakan
gabungan antara lipid dengan fosfat.
 Derivat lemak. Merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis
lipid. Misalnya kolesterol, asam lemak, sterol dan gliserol. Kolesterol
merupakan komponen utama pada membran sel hewan dan juga merupakan
precursor (senyawa pemula) untuk membuat hormone steroid, seperti
kortikosteroid dan hormone seks. Di dalam hati kolesterol digunakan untuk
mensintesis asam empedu, asam kolat, dan beberapa garam empedu untuk
penyerapan lemak. Contoh derivate lemak yang lain adalah asam lemak yang
merupakan asam organik dalam bentuk lemak, baik yang berasal dari hewan
maupun tumbuhan.

Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-CH2-


CH2-)maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan
sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang non
polar atau organik seperti: eter, Chloroform, atau benzol
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu:
[1]

1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan


39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
2. Lemak mempunyai fungsi seluler dan komponen struktural pada membran sel yang
berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan
molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.
3. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada
prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
4. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
5. Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi
tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.

Vitamin-vitamin yang "larut di dalam lemak" (A, D, E, dan K1) – yang merupakan


lipid berbasis isoprena – gizi esensial yang tersimpan di dalam jaringan lemak dan hati,
dengan rentang fungsi yang berbeda-beda. Asil-karnitina terlibat di dalam pengangkutan
dan metabolisme asam lemak di dalam dan di luar mitokondria, di mana mereka
mengalami oksidasi beta. Poliprenol dan turunan terfosforilasi juga memainkan peran
pengangkutan yang penting, di dalam kasus ini pengangkutan oligosakarida melalui
membran. Fungsi gula fosfat poliprenol dan gula difosfat poliprenol di dalam reaksi
glikosilasi ekstra-sitoplasmik, di dalam biosintesis polisakarida ekstraselular (misalnya,
polimerisasi peptidoglikan di dalam bakteri), dan di dalam protein eukariotik N-
glikosilasi. Kardiolipin adalah sub-kelas gliserofosfolipid yang mengandung empat rantai
asil dan tiga gugus gliserol yang tersedia melimpah khususnya pada membran
mitokondria bagian dalam. Mereka diyakini mengaktivasi enzim-enzim yang terlibat
dengan fosforilasi oksidatif.

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya:


 Tabung reaksi
 Rak tabung seaksi
 Penjepit tabung reaksi
 Pembakar spirtus
 Kaki tiga
 Pipet tetes
 Gelas kimia
 Batang pengaduk
 Plat tetes

2. Bahan Bahan makanan yang kami gunakan pada penelitian ini diantaranya:
 Nasi
 Roti
 Kentang
 Pisang
 Putih telur
 Susu
 Tahu
 Tempe
 Larutan lugol
 Larutan benedict
 Larutan biuret
 Kertas buram

D. CARA KERJA
1. Uji Karbohidrat (Amilum)

 8 bahan makanan dihaluskan dengan cara diblender lalu di tempatkan pada gelas
kimia yang terpisah untuk masing-masing bahan makanan.
 Dari bahan makanan yang dihaluskan tersebut diambil secukupnya, dimasukkan
kedalam plat tetes dan masing-masing diberi label
 Kemudian masing masing bahan makanan ditetesi dengan 5 tetes lugol.
 Perubahan warna yang terjadi diamati, dicatat dan didokumentasikan

2. Uji Karbohidrat (Glukosa)

 Bahan makanan yang sudah dihaluskan terlebih dahulu dimasukkan kedalam


tabung reaksi
 Masing-masing tabung reaksi diberi label
 Kemudian ditetesi 5 tetes benedict dan dipanaskan didalam gelas kimia yang berisi
air mendidih yang dipanaskan menggunakan pembakar spirtus.
 kemudian didiamkan selama beberapa menit
 perubahan warna yang terjadi pada tabung reaksi pada bahan makanan diamati dan
dicatat hasil pengamatannya

3. Uji Protein

 Bahan makanan yang sudah dihaluskan terlebih dahulu dimasukkan kedalam plat
tetes
 Masing-masing tabung reaksi diberi label
 Diteteskan dengan 5 tetes larutan biuret
 Perubahan warna yang terjadi diamati dan dicatat sebelum dan sesudah ditetesi

4. Uji Lemak

 Semua bahan makanan yang ada dioleskan secara terpisah di atas kertas buram
yang telah disediakan
 Kertas buram yang sudah dioleskan kemudian didiamkan sampai kering
 Diamati dibawah cahaya

E. HASIL PENGAMATAN

Perubahan warna setelah ditetesi Noda Kandungan


Bahan makanan
pada Glukos Amilu Protei Lema
yang diujikan
Lugol Benedict Biuret Kertas a m n k
 Kecoklata
 Nasi n              
 Oranye
 Roti kecoklatan              
 Kentang  Hitam              
 Kecoklata
 Susu n              
 Pisang                
 Tahu                
 Tempe                
 Putih telur                

Pada kegiatan praktikum ini kita menggunakan reagen yang digunakan untuk mengetahui
kandungan makanan, antara lain :
 Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat
(amilum). Bila makanan yang ditetesi lugol berubah menjadi biru hitam, maka
makanan tersebut mengandung karbohidrat. Semakin gelap warnyanya berarti
makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya.
 Biuret adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan protein. Bila
bahan makanan itu mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret akan
menghasilkan warna ungu/warna lembayung. Hal itu terjadi karena ada ikatan
protein dengan biuret yang menghasilkan dasar reaksi sebagau berikut :
Kompleks koordinasi antara Cu2+ dengan gugus -C=O dan NH ikatan peptida
dalam larutan alkalis, akan membentuk warna lembayung.
 Benedict adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan glokusa pada
bahan makanan. Hasil reaksi menghasilkan warna merah bata ketika reagen
Benedict dicampur dan dipanaskan dengan glukosa. Glukosa memiliki sebuah
elektron untuk diberikan, tembaga (salah satu kandungan di reagen benedict) akan
menerima elektron tersebut dan mengalami reduksi sehingga terjadilah perubahan
warna.
 Kertas buram adalah bahan penguji pada kandungan lemak. Karena kertas
buram mudah menyerap air/minyak jadi sangat cocok untuk pengujian ini. Pada
pengujian lemak ini makanan yang sudah di tumbuk di oleskan pada kertas buram
setelah itu di panaskan di atas pembakar sepritus sehingga kandungan air mudah
mongering, jika ada noda transparan maka bahan makanan tersebut mengandung
lemak.

F. KESIMPULAN

G. LAMPIRAN

H. DAFTAR PUSTAKA

 http://praktikumbiologi.com/contoh-laporan-praktikum-biologi-uji-kandungan-
bahan-makanan/
 https://id.wikipedia.org/wiki/Makanan
 https://id.wikipedia.org/wiki/Lemak
 https://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa
 https://id.wikipedia.org/wiki/Protein
 https://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat

Anda mungkin juga menyukai