Anda di halaman 1dari 13

BAB III

HUBUNGAN MPASI DENGAN PENYANDANG AUTIS

A. Asupan Makronutrien
Asupan makronutrien merupakan nutrisi yang penting untuk
seseorang dalam mempertahankan status kesehatan khususnya gizi.
a. Karbohidrat
1. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat merupakan nama kelompok zat gizi organik yang
mempunyai struktur molekul berbeda tetapi memiliki persamaan dari sudut
kimia dan fungsinya. Karbohidrat berfungsi sebagai penghasil energi
utama, dimana pada setiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori.
Semua karbohidrat terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan
Oksigen (O). Molekul dasar karbohidrat disebut monosakarida. Dua
monosa dapat saling terkait membentuk disakarida, sedangkan tiga
monosakarida yang terkait disebut trisakarida (Doloksaribu dalam
Hardinsyah , 2014).

2. Jenis-jenis Karbohidrat
i. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari satu gugus
gula. Monosakarida ini memiliki rasa manis dan sifatnya mudah larut
dalam air. Contoh dari monosakarida adalah heksosa, glukosa, fruktosa,
galaktosa, monosa, ribosa (penyusun RNA) dan deoksiribosa (penyusun
DNA).
ii. Disakarida
Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua gugus gula.
Sama seperti monosakarida, Disakarida juga memiliki rasa manis, dan
sifatnya pun mudah larut dalam air. Contoh dari disakarida adalah laktosa
(gabungan antara glukosa dan galaktosa), sukrosa (gabungan antara
glukosa dan fruktosa) dan maltosa (gabungan antara dua glukosa).

iii. Polisakarida
Polisakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari banyak gugus
gula, dan rata-rata terdiri dari lebih 10 gugus gula. Pada umumnya
polisakarida tidak berasa atau pahit, dan sifatnya sukar larut dalam air.
Contohnya dari polisakarida adalah amilum yang terdiri dari 60-300 gugus
gula berupa glukosa, glikogen atau gula otot yang tersusun dari 12-16
gugus gula, dan selulosa, pektin, lignin, serta kitin yang tersusun dari
ratusan bahkan ribuan gugus gula (Hardinsyah, 2014)

3 Fungsi Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi bagi
tubuh. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori. Selain penghasil
energi karbohidrat juga memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Membantu pengeluaran Feses
Peristaltic usus diatur oleh serat makanan yang didapat pada
serat makanan. Serat yang tidak dapat dicerna berfungsi untuk
memberikan volume pada isi usus dang rangsangan mekanis yang terjadi
akan melancarkan gerak peristaltic yang melancarkan aliran bubur
makanan melalui saluran pencernaan serta memudahlan pembungan
tinja.
b. Sebagai cadangan energi
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh.
Sebagian karbohiidrat dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah
berbentuk glukosa siap pakai untuk keperluan energi yang cepat,
sebagian lagi disimpan sebagai glikogen dalam otot dan hati dan sebagian
sisanya akan
diubah menjadi lemak yang kemudian disimpan sebagai cadangan energi
di dalam jaringan adiposa.

c. Pemberi rasa manis dalam makanan


Karbohidrat terutama monosakarida dan disakarida memberi rasa
manis pada makanan. Jenis karbohidrat dengan tingkat kemanisan
tertinggi adalah fruktosa (Doloksaribu dalam Hardinsyah dkk 2014).

4. Metabolisme karbohidrat
Amilum ( zat tepung) sudah mulai mengalami pencernaan di mulut
oleh enzim ptialin. Makanan hanya sebentar di mulut sehingga proses
pencernaan amilum masih terus berlanjut di gaster. Cairan yang disekresi
lambung tidak mengandung enzim yang memecah karbohidrat, sehingga
apabila makanan yang di makan hanya mengandung karbohidrat akan
tinggal di lambung sebentar. Selanjutnya, pencernaan karbohidrat lebih
banyak terjadi pada usus bagian atas. Makanan yang telah melalui
lambung menjadi lebih cair berbentuk seperti bubur yang disebut chymus.
Di dalam duedenum, chymus dicampur dengan sekresi pankreas dan
sekresi dinding duedenum yang keduanya mengandung enzim yang
memecah karbohidrat (Adi dalam Hardinsyah,2017).

5. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi Penyandang


Autis
Karbohidrat sangan dibutuhkan oleh tubuh. Karbohidrat diubah
menjadi glukosa membantu fungsi sel otak, saraf dan sel darah
merah . Namun bagi penyandang autis, karbohidrat yang dipecah
menjadi glukosa merupakan makanan utama untuk mikroba pada usus
sehingga dapat menyebabkan gangguan pencernaan serta dapat
mengakibatkan jamur pada dinding usus. Selain itu sisa karbohidrat
yang tidak tercerna dapat membentuk senyawa asam dan racun yang
dapat merusak usus (Kessick,2009).
Penelitian yang dilakukan Sidney Haas dan dilanjudkan oleh Merrill
Haas, dimana mereka menyarankan untuk membatasi makanan
karbohidrat dengan diet yang disebut Specific Carbohydrate Diet
(SCG). Diet ini menekankan pemakaian karbohidrat jenis
monosakarida dan terbukti berhasil mengurangi peradangan usus dan
mengontrol pertumbuhan microba seperti jamur. Penelitian lainnya
oleh Matthews tahun 2010 menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi
gula murni dalam diet penyandang autis, dapat mengurangi
pertumbuhan jamur.

Zat karbohidrat penting bagi tubuh manusia dalam


melangsungkan kehidupannya, bagi penyandang autis mengonsumsi
karbohidrat jenis monosakarida terlalu banyak dan sering merupakan
hal yang dapat mengakibatkan masalah gizi bagi penderita autis
tersebut.
Hal ini dikarenakan karbohidrat yang dipecah menjadi glukosa
merupakan makanan utama untuk mikroba pada usus sehingga dapat
menyebabkan gangguan pencernaan dan dapat mengakibatkan
adanya jamur pada dinding usus. Selain itu sisa karbohidrat yang tidak
tercerna dapat membentuk senyawa asam dan racun yang dapat
merusak usus (Kessick,2009).
Tingkat asupan karbohidrat sederhana pada penyandang autis
tinggi disebabkan karena penyandang autis memiliki kecenderungan
mengonsumsi makanan yang sama berulang-ulang, hipotalamus
penyandang autis memberi informasi bersifat seperti morfin yang
akan terus ketagihan mengonsumsi suatu bahan makanan yang
sama. Faktor lain yang menyebabkan tingginya konsumsi
karbohidrat sederhana yaitu karena pada umumnya anak-anak usia
sekolah senang mengonsumsi makanan yang manis-manis seperti
gula,coklat,teh manis, sirup dan makanan manis jenis monosakarida
lainnya (Machfoedz,2005 dalam Lestari,2016).
Bagi anak normal asupan karbohidrat 128% adalah baik,namun bagi
anak autis asupan karbohidrat 128% yang mengandung karbohidrat
sederhana sebanyak 75% merupakan hal yang buruk bagi anak autis,
karena dapat merusak pencernaannya. Jenis karbohidrat
monosakarida yang sering dikonsumsi oleh penyandang autis adalah
monosakarida yang bersumber dari nasi,permen dan gula.
b. Protein
1. Pengertian Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan
bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh dipenuhi
protein, separunya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan
tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya di dalam
jaringan lainnya dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon,
pengangkutan zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya
adalah protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein
bertindak sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormone, asam
nukleat, dan molekul-molekul esensial untuk kehidupan (Damayanti, 2014
dalam Hardinsyah,2017).

Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat satu sama
lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon,
hidrogen, oksigen, dan nitrogen, beberapa asam amino mengandung unsur-
unsur fosfor, besi, iodium, dan kobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama
protein, karena terdapat didalam semua protein akan tetapi tidak terdapat
didalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat
protein.
2. Jenis-jenis Protein
Klasifikasi protein dapat dilakukan berdasarkan berbagi cara:
a. Berdasarkan komponen-komponen yang menyusun protein:
i. Protein Bersahaja (simple protein)
Hasil hidrolisa total protein jenis ini merupakan campuran yang
hanya terdiri atas asam asam amino.
ii. Protein Komplex (complex protein)
Hasil hidolisa total dari protein jenis ini, selain terdiri atas berbagai
jenis asam amino, juga terdapat komponen lain, misalnya unsur
logam, gugusan phosphat dan sebagi contohnya (contoh:
hemoglobin, lipoprotein, glikoprotein dan sebaginya).
iii. Protein Devirat ( derivavite protein)
Ini merupakan ikatan antara (intermediate product) sebagi hasil
hidrolisa parsial dari protein native, misalnya albumosa, peptone,
dan sebagainya.

b. Berdasarkan sumbernya, protein diklasifikasikan menjadi:


i. Protein hewani, yaitu protein yang berasal dari binatang, seperti
protein dari daging, protein susu, dan sebagainya.
ii. Protein nabati, ialah protein yang berasal dari bahan makanan
tumbuhan seperti protein dari jagung (zein), dari terigu dan
sebaginya.
c. Berdasarkan fungsi fisiologinya, berhubungan dengan daya
dukungannya bagi pertumbuhan badan dan bagi pemeliharaan
jaringan.
i. Protein sempurna, bila protein ini sanggup mendukung
pertumbuuhan badan dan pemeliharaan jaringan.
ii. Protein setengah sempurna, bila sanggup pendukung
pemeliharaan jaringan, tetapi tidak dapat mendukung
pertumbuhan badan.
iii. Protein tidak sempurna, bila sama sekali tidak sanggup
menyokong pertumbuhan badan, maupun pemeliharaan
jaringan.

3. Fungsi Protein
a. Pertumbuhan dan pemeliharaan
b. Pembentuk ikatan-ikatan esensial tubuh
c. Mengatur keseimbangan cairan
d. Memelihara netralisasi tubuh
e. Pembentukan antibodi
f. Mengangkut zat gizi
g. Sumber energi

4. Metabolisme protein
Pencernaan protein dimulai dari lambung (denaturasi dengan
HCL/Unfolding dan proteolisis dari pepsin). Pencernaan yang lebih banyak
selanjutnya terjadi dibagian proksimal usus kecil, dibantu oleh berbagai
ekso dan endopeptidase dalam pankreas dan cairan intestin. Dalam
proses tersebut, protein secara penuh didegradasi menjadi menjadi asam
amino bebas dan peptide-peptide kecil ( Siahaanl, 2014).
5. Hubungan Asupan Protein dengan status Gizi Penyandang Autis
Protein sangat diperlukan oleh tubuh, hal ini dikarenakan protein
dapat menjadi antibodi. protein juga sangat berperan penting dalam
tumbuh kembang anak serta merupakan zat gizi yang dapat membantu
proses pembentukan antibodi, dimana penyandang autis sangat rentan
terkena serangan penyakit.
Namun tidak semua protein dapat dikonsumsi oleh penyandang
autis. protein yang mengandung gluten dan kasein tidak dianjurkan untuk
dikonsumsi. Hal ini sebabkan penyandang autis kekurangan enzim DPP
IV didalam usus sehingga jenis protein ini akan dipecah menjadi fraksi-
fraksi molekul yang ukurannya masih cukup besar disebut dengan
peptida. Protein ini berefek seperti morfin yang akan mempengaruhi
susunan sistem saraf pusat (SSP) dan efek yang ditimbulkan
mempengaruhi aspek perilaku,atensi,kognisi dan sensori anak (Ismawati,
2014) .

c. Lemak
1. Pengertian Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang terdiri dari molekul Karbon (C),
Hidrogen (H), dan Oksigen (O 2) yang mempunyai sifat dapat larut pada
zat pelarut tertentu.

2. Jenis – Jenis Lemak


a. Trigliserida
Memiliki satu molekul gliserol dan tiga buah molekul asal lemak.
Trigliserida disebut juga lemak netral, banyak ditemukan pada pangan
hewani maupun nabati.
b. Asam lemak jenuh
Merupakan asam lemak yang terdiri dari rantai karbon yang
mengikat semua hidrogen yang dapat mengikatnya sehingga tidak dapat
mengikat hydrogen lainnya lagi. Asam lemak jenuh ditemukan pada lemak
hewani, mentega, keju, minyak kelapa, dan cokklat.
c. Asam lemak tak jenuh
1. Tidak jenuh tunggal; merupakan asam lemak esensial yang
dibutuhkan oleh tubuh tapi tidak dapat diproduksi oleh tubuh
sendiri.
2. Tidak jenuh ganda;omega 3 dan omega 6 berfungsi untuk
perkembangan otak.
d. Fosfolipid
Merupakan lemak tak kentara dalam pangan nabati dan hewani
yang terbentuk sebagai senyawa lipidgliserol dan asam lemak bergabung
dengan karbohidrat, fosfat dan nitrogen.
e. Kolesterol
Merupakan lemak dengan tekstur cincin yang kompleks.
Kolesterol hanya ditemukan dalam jaringan hewani dan tidak terdapat
pada tumbuhan. Kolesterol dalam tubuh diperoleh dari makanan dan juga
dari hasil sintesis yang dilakukan hati dan usus.

3. Fungsi Lemak :

a) Sebagai sumber energi


b) Sebagai sumber gliserida dan kolesterol
c) Memberi rasa kenyang
d) Meningkatkan cita rasa
e) Pelarut vitamin A,D,E, dan K
f) Membantu petumbuhan sel otak
g) Menjaga suhu tubuh
4. Metabolisme Lemak
Lemak di dalam makanan baru akan dicerna di dalam duodenum
dengan adanya enzim lipase yang berasal dari sekresi pankreas. Garam
empedu yang dihasilkan empedu akan mengemulsikan lemak dan asam lemak
menjadi butiran halus dapat menembus epitel usus masuk ke dalam limfe
jaringan. Lemak diekskresikan sebagai bahan sisa CO2 dan H2O.
Gliserida dalam makanan dihidrolisis total di usus halus, dan asam
lemak diemulsikan dengan pertolongan garam empedu menjadi butir
mikroskopik yang muda menembus epitel usus. Asam lemak disintesis kembali
menjadi lemak di dalam kapiler limfe ke dalam duktus torasikus dan masuk ke
dalam aliran darah diungulus venosus.Kilomikron dialirkan oleh darah, dibawa
kehati, yang sebagian diambil sel hati terus mengalir di dalam saluran darah
untuk kemudian diambil oleh sel lemak ditempat penimbunanan (Siahaan ,
2014).

5. Hungan Asupan Lemak dengan Status Gizi Penyandang Autis


Lemak sangat dibutuhkan oleh tubuh. Lemak esensial
merupakan lemak yang dibutuhkan untuk perkembangan sel otak
seseorang. Begitu halnya dengan penyandang autis. Lemak esensial
sangat dibutuhkan dalam perkembangan sistem sensorik dan motorik,
dan bermanfaat juga untuk mengatasi masalah pencernaan karena
mengandung anti-inflamansi serta bermanfaat untuk perkembangan
sel otak. Namun anak autis sering mengalami defisiensi asam lemak
esensial. Hal ini disebabkan karena anak autis mengalami kecacatan
enzimatik yang mampu menghilangkan lemak ensensial dari membran
sel otak lebih cepat dari pada yang seharusnya sehingga
mengakibatkan defesiensi lemak esensial (Strickland, 2009) . Hal
senada dijumpai pada penelitian Blaxill 2004 dalam Bawono 2012
yang menyatakan bahwa penyandang autis mengalami defesiensi
asam lemak rantai panjang.
- Makanan yang Diizinkan di SCD

 Daging tanpa bahan tambahan, unggas, kerang ikan dan telur

 Kacang-kacangan tertentu, termasuk kacang navy kering, lentil, kacang

polong, kacang polong, kacang mete yang tidak dipanggang dan kacang

tanah dalam cangkang, selai kacang alami, dan kacang lima

 Susu terbatas pada keju seperti cheddar, Colby, Swiss, keju cottage dadih

kering; dan yogurt buatan sendiri yang difermentasi setidaknya selama 24

jam

 Sayuran dan kacang panjang yang paling segar

 Buah segar, beku atau kering tanpa tambahan gula

 Kebanyakan kacang dan tepung kacang

 Sebagian besar minyak, teh, kopi, mustard, sari buah apel atau cuka putih

dan jus tanpa aditif atau gula

 Madu sebagai pemanis

Makanan yang Dilarang di SCD

• Gula, molase, sirup maple, sukrosa, fruktosa olahan

termasuk sirup jagung fruktosa tinggi atau gula olahan apa pun

• Semua biji-bijian termasuk jagung, gandum, bibit gandum, barley, oat,

nasi dan lain-lain. Ini termasuk roti, pasta, dan panggang

barang-barang yang dibuat dengan tepung berbasis biji-bijian

• Sayuran kaleng dengan bahan tambahan

• Beberapa kacang-kacangan
• Rumput laut dan produk sampingan rumput laut.

• Umbi berpati seperti kentang, ubi jalar, dan lobak

• Daging kalengan dan sebagian besar daging olahan

• Minyak canola dan mayones komersial (karena

aditif)

• Semua susu dan produk susu tinggi laktosa seperti mild

cheddar, yogurt komersial, krim dan krim asam, dan

es krim.

• Permen, cokelat, dan produk yang mengandung FOS (fructooligosaccharides

Anda mungkin juga menyukai