BIOKIMIA
“UJI KUALITATIF PROTEIN PADA IKAN LURE KERING DAN
PUTIH TELUR”
OLEH
KELOMPOK : II (DUA)
Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh Asisten Pembimbing Praktikum
Biokimia “Uji Kualitatif Protein pada Ikan Lure Kering dan Putih Telur’’ yang
dilaksanakan pada:
hidup manusia, karena tubuh manusia memerlukan energi yang digunakan untuk
aktifitas sehari-hari. Bahan makanan umumnya terdiri dari zat-zat kimia yang
terbentuk secara alami atau sintesis dalam beragam kombinasi dan berperan sama
pentingnya bagi kehidupan. Unsur gizi yang perlu ada dalam makanan adalah
karbohidrat, protein, mineral, lemak dan komponen minor lainnya seperti vitamin dan
enzim. Senyawa dan unsur tersebut dibutuhkan sebagai makanan bagi sel-sel tubuh
seperti syaraf, darah, sel-sel otot untuk membentuk tubuh. Protein adalah zat
makanan yang mengandung nitrogen yang merupakan faktor penting untuk fungsi
makhluk hidup. Fungsi protein lebih diutamakan untuk sintesis protein-protein baru
sesuai kebutuhan tubuh, sementara karbohidrat dan lipid digunakan untuk menjamin
ketertersediaan energi untuk tubuh. Diet protein secara sempurna akan dihidrolisis di
saluran gastrointestinal dan hanya asam amino bebas yang dapat diserap usus.
Kemudian asam amino dan peptida yang terbentuk dari pencernaan protein alami
akan diabsorbsi dan dianabolisme di berbagai jaringan dan organ sebagai protein
tubuh. Konsep baru berkaitan dengan protein menunjukkan bahwa elemen makro dan
mikro (seperti vitamin dan mineral) dapat berinteraksi untuk melakukan fungsi yang
Protein yang mengandung bahan selain asam amino, seoerti turunan vitamin,
lemak, dan karbihodrat, disebut protein komplek. Sedangkan protein yang tersusun
dari hanya asam amino disebut protein sederhana. Secara biokimia, 20% dari susunan
tubuh orang dewasa terdiri dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah dan
Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat satu sama
lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen,
oksigen dan nitrogen. Beberapa protein mengandung gugus kimia lain disamping
asam amino yaitu unsur-unsur fosfor, besi, sulfur, iodium dan kobalt. Unsur nitrogen
adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi tidak
terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat
mengetahui sifat-sifat protein. Sifat-sifat dari beberapa sumber protein baik protein
hewani maupun protein nabati dapat dilakukan beberapa uji. Uji yang mudah
dilakukan pertama adalah dengan uji warna, lalu uji koagulasi yaitu pengujian dengan
berupa gumpalan atau jel dan dapat pula dengan uji denaturasi yaitu pemberian
protein agar dapat mengetahui cara dan penanganan dan penggunaan protein yang
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menguji ada atau tidak kandungan
protein pada putih telur dan ikan lure dengan menggunakan beberapa pereaksi.
protein dalam putih telur dan ikan lure serta dapat mengetahui cara melakukan uji
2.1 Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks yang tersusun dari unsur Karbon
(C), Hidrogen (H), Oksigen (O), dan Nitrogen (N). Protein merupakan rantai molekul
panjang yang terdiri dari polipeptida, yaitu asam amino yang bergabung dengan
ikatan peptida atau disebut juga dengan polimer asam amino. Protein terdri atas satu
atau lebih polipeptida yang terlipat dan terbelit membentuk suatu kesesuaain yang
ketertersediaan energi untuk tubuh (Susanti dan Hidayat, 2016). Protein juga
berfungsi sebagai pengatur dalam metabolisme tubuh. Selain itu protein juga
dari kacangkacangan mentah lebih sulit dicerna daripada yang sudah mengalami
denaturasi oleh panas. Demikian pula terdapatnya faktor anti gizi seperti antitrypsin,
(gula pereduksi, polifenol, lemak, dan produksi oksidasi) dan bahan kimia aditif
daya cerna protein. Penjelasan di atas memberi tahu kita bahwa protein dapat
terdenaturasi dan daya cerna protein akan menurun oleh penambahan larutan asam
dan pemanasan suhu tinggi terhadap bahan makanan terutama bahan makanan yang
Biuret merupakan salah satu larutan yang digunakan untuk uji protein.
Larutan ini merupakan campuran antara ion kupri sulfat yang dimasukkan dalam
NaOH. Larutan ini digunakan untuk mendeteksi protein dalam jumlah besar yang
ditandai dengan adanya perubahan warna. Jika suatu sampel yang diuji mengandung
lebih dari 2 ikatan peptida maka akan muncul warna ungu. Warna ini muncul karena
Pada uji biuret, ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (violet). Reaksi biuret positif terhadap
dua buah ikatan peptide atau lebih, tetapi negative untuk asam amino bebas atau
dipeptida. Reaksi pun positif terhadap senyawa-senyawa yang mengandung dua
bereaksi dengan semua asam amino pada pH 4-8 sehingga terbentuk senyawa
berwarna ungu. Reaksi ini merupakan reaksi yang sangat sensitif dan sesuai untuk
penentuan asam amino secara kualitatif. Sehingga reagen ini dapat digunakan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya protein dalam suatu sampel (Plummer, 1978)
fenilalanin yang terdapat dalam protein. Jika protein yang mengandung cincin
benzena (tirosin, triptofan, dan fenilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat, maka akan
terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan.
Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya
berubah menjadi jingga. Pengujian kualitatif yang terakhir yaitu pengujian secara
visual. Hasil yang didapat positif mengandung ekstrak albumin (Putri dkk, 2016).
2.6 Koagulasi
menyebabkan terjadinya destabilisasi dari partikel koloid agar terjadi agregasi dari
membentuk partikel dengan ukuran yang lebih besar, sehingga dapat dihilangkan
dengan koagulan, serta adsorpsi dan pembentukan jembatan antar partikel melalui
2.7 Telur
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain
daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis
unggas, seperti ayam dan bebek. Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab
dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak
keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling lengkap dibandingkan bahan
makanan lain seperti ikan, daging, ayam, tahu, tempe, dan lain-lain. Protein telur
merupakan salah satu dari protein yang berkualitas terbaik, dan dianggap mempunyai
nilai biologi yang tinggi dan dapat dipilah menjadi protein putih telur dan protein
Ikan teri merupakan salah satu komoditas penting bagi masyarakat Indonesia.
Ikan teri tersebar dan dipasarkan hampir di seluruh wilayah Indonesia dan bahkan
mudah didapat dan mudah dikonsumsi oleh masyarakat. Dari segi kandungan gizi,
kandungan kalsium dan besi yang tinggi pada ikan teri sangat dibutuhkan oleh balita
gizi kurang yang cenderung mengalami masalah pertumbuhan dan rentan terhadap
anemia. Kalsium mengatasi masalah pertumbuhan dengan mengatur fungsi sel dan
hormon faktor pertumbuhan dan besi yang diperlukan untuk pembentukan molekul
hemoglobin untuk mencegah anemia defisiensi besi. Dari segi ekonomi, ikan teri
merupakan bahan pangan yang tergolong murah, mudah didapat dan melimpah di
Praktikum Biokimia “Uji Kualitatif Protein pada Ikan Lure Kering dan Putih
Telur” dilaksanakan pada hari Rabu, 09 Juni 2020 pukul 07.30 WITA-selesai.
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas kimia 250 mL dan
100 mL, water bath, mortar dan alue, pipet tetes, pipet volume, tabung reaksi 12
buah, botol semprot, filler, rak tabung reaksi, corong, dan batang pengaduk.
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan biuret, larutan
ninhidrin 0,2%, larutan HNO3, larutan ammonia, larutan HCl 0,1 M, larutan buffer
asetat pH= 4, larutan NaOH 0,1 M, aquades, kertas saring, ekstrak lure dan larutan
putih telur.
3.3 Prosedur Kerja
Sebelum melakukan uji pada ikan teri (lure) maka dilakukan ekstraksi ikan
teri agar sampel dapat di uji kualitatif. Pertama ditumbuk secukupnya ikan teri hingga
halus, kemudian dimasukkan ikan teri halus ke dalam gelas kimia, selanjutnya
menggunakan kertas saring hingga terpisah antara filtrat dan residu. Selanjutnya
tabung reaksi yang berjumlah 3 buah dan diberi label. Kemudian pada tabung 1
masing tabung reaksi yang berjumlah 3 buah dan diberi label. Kemudian pada tabung
1. Uji Biuret
Diambil dua tabung reaksi, pada tabung 1 dimasukkan 3 mL ekstrak ikan teri,
larutan biuret, digojog kemudian diamati perubahan yang terjadi dan dicatat hasilnya.
2. Uji Ninhidrin
Diambil dua tabung reaksi, pada tabung 1 dimasukkan 3 mL ekstrak ikan teri,
terjadi dan dicatat. Pada tabung 2 dimasukkan 3 mL larutan putih telur, ditambahkan
1 mL larutan ninhidrin, digojog kemudian diamati perubahan yang terjadi dan dicatat
hasilnya.
3. Uji Xantoprotein
Diambil dua tabung reaksi, pada tabung 1 dimasukkan 3 mL ekstrak ikan teri,
yang terjadi dan dicatat. pada tabung 2 dimasukkan 3 mL larutan putih telur,
Tabel 1 Uji Biuret pada Putih Telur dan Ikan Teri Kering
Tabung Reaksi Perlakuan Pengamatan
1 Diambil 3 mL ekstrak ikan teri, Berwarna ungu keruh
ditambahkan 1 mL larutan biuret
2 Diambil 3 mL larutan putih telur, Berwarna ungu bening
ditambahkan 1 mL larutan biuret
Tabel 2 Uji Ninhidrin pada Putih Telur dan Ikan Teri Kering
Tabung Reaksi Perlakuan Pengamatan
Diambil 3 mL ekstrak ikan Berwarna putih keruh
teri, ditambahkan 1 mL
1 larutan ninhydrin
Dipanaskan selama beberapa Berwarna ungu kehitaman
menit
Diambil 3 mL larutan putih Berwarna bening kekuningan
telur, ditambahkan 1 mL
2 larutan ninhidrin
Dipanaskan selama beberapa Berwarna ungu pekat
menit
4.1.1.3 Uji Xantoprotein
Tabel 3 Uji Xantoprotein pada Putih Telur dan Ikan Teri Kering
Tabung Reaksi Perlakuan Pengamatan
Diambil 3 mL ekstrak ikan teri,
1 ditambahkan 1 mL HNO3, lalu Berwarna kuning keruh
dipanaskan selama 10 menit dan
ditambahkan 2 mL ammonia
Diambil 3 mL larutan putih telur,
2 ditambahkan 1 mL HNO3, lalu Berwarna kuning, dan
dipanaskan selama 10 menit dan terdapat endapan
ditambahkan 2 mL ammonia
amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Suatu molekul protein disusun oleh
sejumlah asam amino dengan susunan tertentu dan bersifat turunan. Asam amino
terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Unsur nitrogen
adalah unsur utama protein sebanyak 16% dari berat protein. Molekul protein juga
mengandung fosfor, belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam
O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein
mengandung pula fosfor, belerang dan ada jenis protein yang mengandung unsur
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui sifat kelarutan dan denaturasi dari
protein albumin yang terkandung pada sampel. Pengujian ini dilakukan dengan 4 uji,
uji pertama dengan uji warna protein, kedua uji ninhidrin, ketiga uji xantoprotein dan
(Yazid, 2006) ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Jika suatu sampel yang diuji
mengandung lebih dari 2 ikatan peptida maka akan muncul warna ungu. (Clark,
1964) warna ini muncul karena terbentuknya ikatan koordinasi kompleks antara atom
Cu dengan 4 atom nitrogen yang berasal dari ikatan peptida. Uji warna yang dimulai
dengan uji biuret. Pengujian warna bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan
asam amino dalam sampel. Berdasarkan pernyataan diatas telah sesuai hal ini
menunujukkan bahwa pada ke dua sampel uji mengandung protein yaitu sampel ikan
lure berwarna ungu keruh dan sampel putih telur berwarna ungu terang.
Ninhidrin akan bereaksi dengan semua asam amino pada pH 4-8 sehingga terbentuk
senyawa berwarna ungu. Tes ninhidrin yang dilakukan untuk membuktikan adanya
asam amino bebas dalam protein. Senyawa ninhidrin yang bersifat oksidasi tinggi
larutan. Uji ninhidrida pada tabel dapat dilihat bahwa setelah dipanaskan, kedua
larutan yang ada di tabung reaksi 1 dan 2 perubahan warna menjadi warna ungu
pekat. Hal ini disebabkan karena ninhidrin tereduksi akan bereaksi dengan NH3
ninhidrin pada zat uji yang bereaksi, semakin pekat warnanya. Pada uji ini telah
(Putri dkk, 2016) uji xantoprotein membuktikan adanya asam amino torisin,
triptofan, atau fenilalanin yang terdapat dalam protein. Jika protein yang mengandung
cincin benzena (tirosin, triptofan, dan fenilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat,
maka akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu
dipanaskan. Tes xantoprotein ini bertujuan untuk mengetahui adanya cincin benzena
pada protein. Tidak semua protein mengandung asam amino yang mengandung cincin
benzen. Reaksi pada uji xantoprotein didasarkan pada nitrasi inti benzena yang
terdapat pada molekul protein. Jika protein yang mengandung cincin benzena
ditambahkan asam nitrat pekat, maka akan terbentuk endapan putih yang dapat
berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Pemanasan yang dilakukan pada tiap
uji percobaan bertujuan untuk koagulasi protein sehingga tidak dapat larut dalam air
Saat albumin telur ditambahkan asam nitrat pekat dan dipanaskan terbentuk
endapan warna kuning dan berwarna kuning. Hal ini menunjukkan hasil yang positif
dimana albumin telur mengandung cincin benzena. Asam amino yang menunjukkan
reaksi positif untuk uji ini adalah tyrosin, phenilanin, dan tryptophan. Reaksi positif
ada uji xantoprotein adalah munculnya gumpalan atau cincin warna kuning.
Berdasarkan data hasil pengamatan, didapat ekstrak ikan teri berwarna kuning keruh.
Hal ini menunjukkan adanya gugus benzena (cincin fenil) pada ikan teri dan telur dan
sampel ikan teri dan telur. Pengujian denaturasi bertujuan untuk mengetahui adanya
protein dalam sampel. Denaturasi merupakan perubahan sifat fisik dan perubahan
yang tidak diketahui dari protein. Segala sesuatu yang menyebabkan gangguan,
denaturasi. Sampel ekstrak ikan teri dan putih telur mengalami denaturasi.
Dinyatakan terjadi denaturasi berdasarkan sifat fisiknya yang mengendap atau
menggumpal, hal ini dikarenkan adanya kerusakan pada protein albumin. Kerusakan
pada protein albumin ini terjadi karena adanya pemanasan dan penambahan asam.
Pada sampel ikan teri dan putih telur masing-masing tabung ditambahkan 1 mL HCl
0,1 M dengan tujuan untuk membentuk ion positif sehingga ion-ion tersebut akan
koagulasi. Selanjutnya . Pada sampel ikan teri dan putih telur masing-masing tabung
semakin banyak karena tujuan penambahan buffer asetat yaitu untuk mencapai titik
isoelektrik sehingga protein dapat terdenaturasi. Perlakuan terakhir pada sampel ikan
5.1. Kesimpulan
biuret digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada sampel protein,
sehingga larutan berubah warna menjadi violet (ungu). Uji Ninhidrin digunakan
untuk identifikasi asam amino bebas yang terdapat dalam ekstrak. Uji xantoprotein
merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan untuk menunjukkan adanya
gugus benzena (cincin fenil). Denaturasi adalah suatu keadaan telah terjadinya
perubahan struktur protein yang mencakup perubahan bentuk dan lipatan molekul
tanpa menyebabkan pemutusan atau kerusakan lipatan antar asam amino dan struktur
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum ini yaitu sebaiknya sampel
protein yang digunakan ditambah lagi, misalnya susu atau bahan lain agar dapat
Andayani, R., Revi Y. dan Wiwit G. 2011. Pengaruh Lama Penyimpanan pada Suhu
Kamar dan Lemari Pendingin terhadap Kandungan Protein pada Dadih
Kerbau dengan Metoda Kjeldahl. Jurnal Scientia. 1(1).
Bakhtra, D. D. A., Rusdi dan Aisyah M. 2016. Penetapan Kadar Protein dalam Telur
Unggas melalui Analisis Nitrogen Menggunakan Metode Kjeldahl. Jurnal
Farmasi Higea. 8(2).
Kurniaty, I., Yul F. dan Risky S. 2018. Isolasi Protein Biji Kelor (Moringa oleifera)
Menggunakan Proses Hidrolisis. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Sains
dan Teknologi Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. p-
ISSN : 2407 –184.
Muhammad. A, dkk. 2012. Denaturasi dan Daya Cerna Protein pada Proses
Pengolahan Lawa Bale (Makanan Tradisional Sulawesi Selatan). Universitas
Hasanuddin. Makassar : Jurnal Media Gizi Masyarakat Indonesia. 1(2).
Putri, Ariza Abu Bakar., Yuliet, dan Jamaluddin. 2016. Analisis Kadar Albumin Ikan
Sidat (Anguilla Marmorata dan Anguilla Bicolor) dan Uji Aktivitas
Penyembuhan Luka Terbuka pada Kelinci (Oryctolagus Cuniculus). Galenika
Journal Of Pharmacy. 2(2).
Susanti, R. dan Hidayat E. 2016. Profil Protein Susu dan Produk Olahannya. Jurnal
MIPA. 39(2).
Ramadhan, R., Nuryanto, Wijayanti, H.S. 2019. Kandungan Gizi dan Daya Terima
Cookies Berbasis Tepung Ikan Teri (Stolephorus sp) Sebagai PMT-P untuk
Balita Gizi Kurang. Journal of Nutrition College. 8(4).
Sehabudin, U., Budi, F.S., Herawati, D., Purnomo, J., Sulistiono. 2017. Inisiasi
Pengembangan Pemasaran Ikan Teri (Stolephorus Spp.) dan Pembentukan
Kelembagaan dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Desa Saramaake,
Halmahera Timur. Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat. 3(1).
LAMPIRAN
1. Diagram Alir
- diambil secukupnya
- ditumbuk sampai halus
- dimasukkan kedalam gelas kimia
- ditambahkan aquades secukupnya
- diaduk sampai merata
- disaring
Ekstrak Ikan Teri
b. Ekstrak Telur
Telur
Tabung 1 Tabung 2
Hasil pengamatan
d. Uji Ninhidrin
Tabung 1 Tabung 2
Hasil pengamatan
e. Uji Xantoprotein
Tabung 1 Tabung 2
Hasil pengamatan
f. Denaturasi Protein
3 mL Larutan Putih Telur
3 mL Ekstrak Teri/Lure
a. Denaturasi Protein
Lure
Telur
Lure Telur