PERCOBAAN II
UJI KUALITATIF PROTEIN PADA AYAM POTONG DAN
PUTIH TELUR
OLEH :
praktikum Biokimia “Uji Kualitatif Protein Pada Ayam Potong dan Putih
Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino
asam amino yang menyusun protein ada 20 macam protein terdapat dalam sistem
hidup semua organisme yang berada pada tingkat rendah maupun tingkat
organisme yang paling tinggi. Protein mempunyai fungsi utama yang kompleks di
(Katili, 2019).
Asam amino adalah senyawa organik yang mengandung gugus amino NH2
sebuah gugus asam karboksilat cooh dan salah satu gugus lainnya terutama dari
senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting
penting dalam organisme yaitu sebagai penyusun protein oleh ikatan peptida.
Asam amino diklarifikasi sebagai esensial dan non esensial. Asam amino esensial
tidak dapat dibuat oleh tubuh tetapi sangat penting untuk metabolisme protein
asam amino ini harus diperoleh dari makanan asam amino non esensial yang
diperlukan untuk fungsi sel normal dan dapat disintesis dari asam amino lain
dalam tubuh selain asam amino yang dapat diperoleh mereka bergabung untuk
memberikan protein jaringan sehingga tubuh dapat menggunakannya (Subrayitno,
2017).
Reaksi kimia dapat dilihat dari adanya perubahan warna, perubahan wujud
dan yang utama adalah perubahan zat yang disertai perubahan energi.Dengan
mereaksikan suatu zat itu menjadi zat lainnya, baik sifat maupun wujudnya.
Peristiwa yang terjadi jika dua pereaksi atau lebih bergabung dan menyatakan
jumlah peoduk reaksi. Dalam ilmu kimia reaksi itu merupakan salah satu cara
untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari dari suatu atau beberapa jenis zat.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat kelarutan dan
Praktikum ini didasarkan pada sifat kelarutan protein albumin dengan cara
adanya protein dalam putih telur dan ayam serta mengetahui cara melakukan uji
2.1 Protein
Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino.
Asam amino yang menyusun protein ada 20 macam. Protein terdapat dalam
sistem hidup semua organisme baik yang berada pada tingkat rendah maupun
O dan sering juga S. Disamping itu beberapa protein juga mengandung unsur-
Albumin dalam tubuh disintesa di dalam hati dengan jumlah sangat kecil.
melalui fraksi. Jika kadar albumin serum berada dibawah nilai normal, maka
fraksi obat yang terikat protein tersebut berkurang, dengan kata lain fraksi obat
bebas banyak sehingga keadaan ini dapat menimbulkan pengaruh obat yang tidak
terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat satu sama lain dalam
ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen
dan nitrogen. Beberapa protein mengandung gugus kimia lain disamping asam
amino yaitu unsurunsur fosfor, besi, sulfur, iodium dan kobalt. Unsur nitrogen
adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi
tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16%
dari berat protein. Asam amino dibagi dalam dua komponen yaitu asam amino
esensial dan asam amino non esensial. Asam amino esensial tidak dapat
makanan, sedangkan asam amino non esensial dapat diproduksi dalam tubuh.
Asam amino umumnya berbentuk serbuk dan mudah larut dalam air, namun tidak
yang mempunyai sifat dapat menyangga atau menahan pH larutan tersebut dari
pengaruh penambahan sedikit asam atau sedikit basa atau pengenceran. Larutan
Semakin tinggi suhu pengovenan terjadi penurunan kadar protein. Hal ini
disebabkan karena pengaruh suhu, dimana semakin tinggi suhu pengovenan maka
oleh suhu oven yang berbeda. Menurut Zulfikar (2008) denaturasi protein
atau basa yang ekstrim, kation logam berat dan penambahan garam jenuh. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Hidayati dan Mardiono (2009) semakin lama
pengasinan kadar protein pada putih telur asin mengalami penurunan (Novia,
2018).
dengan menggunakan larutan Biuret pada suasana basa bereaksi dengan ikatan
larutan Biuret yang berwarna biru menjadi berwarna ungu. Perubahan warna yang
spektrofotometer UV-Vis maka semakin tinggi pula kadar protein yang terdapat
pengolahan air dan limbah cair. Koagulasi dan flokulasi pada umumnya
organik, dan sebagainya. Koagulan dan flokulan yang umum digunakan berupa
garam anorganik seperti aluminium sulfat, ferro sulfat, dan ferri sulfat, serta
akan tetapi memiliki beberapa kekurangan seperti efisiensi yang rendah pada suhu
dingin di negara empat musim, pH air yang turun setelah pengolahan, jumlah
sludge volume yang besar, harga yang cukup tinggi, serta potensi menyebabkan
Reaksi pada uji xantoprotein didasarkan pada nitrasi inti benzene yang
terdapat pada molekul protein. Jika protein yang mengandung cincin benzene
(tirosin, triftopan, dan fenilalanin) ditambahkan asam nitat pekat, maka akan
terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan.
Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya
triketohydrindene. They have given the compound this name because of its
peculiar color reaction with a-amino acids and amines. In 1910, ninhydrin, or
presence of water, ninhydrin exists as its hydrate) was also called Ruhemann's
reagent (the reagent was first discovered by Ruheman. 16 a-Amino acids react
with ninhydrin at different rates, but they all give the same product of
To obtain better results, efforts are regularly being carried out involving CTAB
amino acids with ninhydrin in the presence of dimeric gemini surfactants are
scarce. Researchers are still waiting for their advanced developments. At the
present time, there has been a fast increasing interest in proteins due to the
ninhidrin ada sebagai hidratnya) juga disebut reagen Ruhemann (reagen pertama
kali ditemukan oleh Ruhemann). Asam a-Amino bereaksi dengan ninhidrin pada
kecepatan yang berbeda, tetapi mereka semua memberikan produk yang sama dari
Ruhe mann. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, secara berkala dilakukan
upaya yang melibatkan surfaktan CTAB, pelarut dan garam oleh peneliti/ilmuwan
dan warna produk yang diperoleh terpengaruh. Namun, studi tentang interaksi
asam amino dengan ninhidrin dengan adanya surfaktan gemini dinilai masih
langka. Para peneliti masih menunggu perkembangan lanjutannya. Saat ini, telah
terjadi peningkatan pesat minat protein karena jumlah aplikasi dan kegunaannya
dalam beberapa aspek termasuk dalam biokimia dan bioteknologi (Kumar, 2019).
differences in types of proteins and amino acids. This test is used to identify the
presence of the amino acid tryptophan, which is the only amino acid that has an
indole ring group. Tryptophan belongs to the group of essential amino acids.
nerve health, stabilize emotions, increase feelings of calm, prevent insomnia, and
increase the release of growth hormone. One of these amino acids can be found in
egg whites. Hopkins Cole reagents which contain glyoxylic acid (C2H2O3) react
with sulfuric acid. Tryptophan in the protein solution will be condensed with the
aldehyde group on glyoxylic acid with the help of strong oxidizing sulfuric acid.
Positive results are indicated by the formation of purple rings between 2 separate
Cole test method is by adding 1 mL of Hopkins Cole reagent into a test tube that
solution is added as much as 1-2 mL. The solution is homogeneous with vortex,
Uji Hopkins Cole adalah salah satu metode uji kualitatif untuk
mengetahui perbedaan jenis protein dan asam amino. Uji ini digunakan untuk
asam amino yang memiliki gugus cincin indol. Triptofan termasuk dalam
kelompok asam amino esensial. Triptofan adalah prekursor vitamin niasin dan
pelepasan hormon pertumbuhan. Salah satu asam amino ini dapat ditemukan
dalam putih telur. Pereaksi Hopkins Cole yang mengandung asam glioksilat
(C2H2O3) bereaksi dengan asam sulfat. Triptofan dalam larutan protein akan
terkondensasi dengan gugus aldehida pada asam glioksilat dengan bantuan asam
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum Biokimia “Uji Kualitatif Protein Pada Ayam Potong dan Putih
Telur” dilaksanakan pada hari Senin, 14 Mei 2022 pukul 13.00 WITA – selesai di
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak
tabung, gegep, pipet tetes, pipet ukur, filler, gelas kimia, penangas air, corong,
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah dispersi larutan putih
telur, larutan daging ayam, natrium hidroksida, asam klorida, larutan buffer asetat
pekerjaan ini yang harus dilakukan : pertama tambahkan sedikit dari garam
tersebut. Diaduk hingga larut kemudian tambahkan sedikit amonium sulfat dan
aduk secara terus menerus sehingga sedikit garam tertinggal (tidak larut) apabila
larutan telah jenuh, kemudian saring. Diuji kelarutan dari endapan di dalam air
dan uji endapan dengan reagen Millon, sedangkan filtratnya dengan uji Biuret.
letakkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 5 menit. Diambil endapan
albumin dengan 1 ml HCl 0,1 M dan 6 ml etil alkohol 95%. Tabung kedua
dalam air mendidih selama 15 menit dan didinginkan dalam temperatur kamar.
Pada tabung mana yang kelihatan mengendap. Untuk tabung 1 dan tabung 2
bertetes-tetes larutan CuSO4 0,5% sehingga terjadi warna merah muda atau ungu.
dan tambahkan 10 tetes larutan Ninhidrin 0,2%. Dipanaskan campuran pada suhu
ditambah 1 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi yang dimiringkan
sehingga terbentuk dua lapisan. Pada bidang batas terlihat adanya cincin ungu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Uji kualitatif kandungan protein pada percobaan ini menggunakan 2
sampel yaitu daging ayam potong dan putih telur sebagai pembanding. Kemudian
sampel daging ayam tersebut diblender hingga halus dan diletakkan dalam gelas
antara filtrat dan residunya. Setelah itu filtratnya digunakan sebagai sampel dalam
percobaan ini. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat kelarutan dan
denaturasi yang berkaitan dengan protein albumin dalam sampel ayam potong dan
putih telur.
digunakan adalah ammonium sulfat yang berperan sebagai garam. Setiap sampel
ini dimasukkan sebanyak 3 mL dalam tabung reaksi untuk diuji, kedua sampel ini
agak keruh. Kemudian ditambahkan 1 mL reagen biuret. Filtrat yang diuji dengan
uji biuret terjadi perubahan warna menjadi biru keunguan. Hal ini disebabkan
karena adanya kompleks ion Cu+ dengan ikatan peptida protein. Pada uji ini, hasil
semua sampel terbukti adanya protein karena semua garam larut sempurna dalam
air. Hal ini dikarenakan sifat garam yang hidrofobik, jadi saat garam dilarutkan
pada air, garam akan menyerap air sehingga garam mudah larut dalam air. Namun
bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein akan
mengendap.
pada masing-masing tabung reaksi yang berisi sampel. Penambahan asam asetat
dalam uji koagulasi menyebabkan ion-ion H+ dari asam akan terikat pada gugus-
gugus yang bermuatan negatif sehingga terjadi perubahan pengutuban dan
dari protein atau rusaknya struktur tersier atau struktur kuarterner sehingga terjadi
mencapai titik pH isoelektrik dan alkohol yang digunakan ialah etanol karena etil
alkohol merupakan alkohol yang stabil. pada tabung I yang diberi HCl 1 M, gugus
positif pada protein berikatan dengan gugus dan gugus negatif yang ada pada
peptida). Denaturasi protein bergantung pada titik isolistrik albumin. Pada tabung
ayam terlihat 2 lapisan yang mana lapisan atas berbentuk buih berwarna putih dan
lapisan bawah berwarna putih keruh. Untuk tabung berisi putih telur terlihat buih,
fitrat, dan endapan bercampur menjadi satu. Setelah pemanasan dan penambahan
pereaksi, endapan albumin semakin jelas. Hal ini membuktikan bahwa benar
albumin mengendap pada titik isolistriknya, yaitu sekitar pH 4,7. Namun, hasil
yang didapat dari tabung ayam potong berbeda. Pada tabung 2 tidak terbentuknya
endapan. Hal yang mempengruhi tidak terbentuknya endapan pada tabung 2 yaitu
sehingga hanya sedikit bereaksi atau adanya pengotor. Seharusnya setelah diberi
perlakuan (penambahan asam, basa atau buffer) dan dipanaskan, albumin akan
molekul penyusun protein bergerak dengan cepat dan mengacaukan ikatan protein
tersebut.
rwarna ungu sedangkan pada tabung putih telur terlihat lapisan bawah berwarna
putih dan lapisan atas berwarna ungu. Hail ini menandakan adanya kandungan
larutan protein karena seluruh protein mengandung ikatan peptida. Metode biuret
membentuk dua lapisan dimana filtratnya berwarna kuning pucat dengan endapan
berwarna kuning terang. Pada tabung putih telur membentuk 3 lapisan dimana
lapisan atas berbentuk cair berwarna orange, lapisan tengah berwarna kuning
cerah berbentuk endapan, dan lapisan bawah berwarna kuning pucat berbentuk
cair. Uji xantoprotein pada kedua sampel dinyatakan postif dikarenakan terdapat
endapan dan berwarna kuning jika dipanaskan. Hal ini terjadi karena adanya
protein yang mengandung cincin benzene (tirosin, triptofan, dan fenilalanin) yang
berwarna ungu dan tabung telur juga berwarna ungu. Uji ninhidrin pada kedua
protein ini dinyatakan positif karena menghasilkan warna ungu. Warna ungu
muncul karena dua molekul ninhidrin bereaksi dengan asam alfa-amino bebas.
ayam potong membentuk 2 lapisan yaitu lapisan endapan berada diata berwarna
ungu dengan filtrat ungu muda. Pada tabung putih telur membentuk 2 lapisan
dengan endapan berwarna putih berada di atas dan filtrat berwarna ungu muda.
cincin ungu.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini yaitu seperti yang telah dilakukan kita
hampir semua mengandung protein dan asam amino. Uji biuret digunakan untuk
uji protein, karena uji ini dapat mendeteksi adanya ikatan peptide yang diperoleh
hasil reaksi berupa warna ungu pada larutan yang menunjukkan adanya protein.
Uji ninhidrin dilakukan untuk menguji adanya kandungan protein dalam sampel,
jika positif maka larutan akan berwarna ungu. Uji xanthoprotein membuktikan
adanya asam amino torisin, triptofan, atau fenilalanin yang terdapat dalam protein,
jika positif maka larutan akan berwarna jingga. Protein yang mengalami
5.2 Saran
Saran saya pada praktikum kali ini yaitu sebaiknya prakatikum dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Katili, A, S. 2019. Struktur Dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu. 2
(5).
Kristianto, H., Prasetyo, S., Sugih, A, K. 2019. Pemanfaatan Ekstrak Protein dari
Kacang-kacangan sebagai Koagulan Alami: Review. Jurnal Rekayasa
Proses. 13(2).
Kumar, D dan Rub, M, A. 2019. Study of the reaction of ninhydrin with tyrosine
in gemini micellar media. Royal Sociaty Of Chemistry. 22129-22136.
Novia, D., Melia, S., Ayuza, N, Z. 2018. Kajian Suhu Pengovenan Terhadap
Kadar Protein Dan Nilai Organoleptik Telur Asin. Jurnal Peternakan.
8(2).
Nugroho, M. 2014. Uji Biologis Ekstrak Kasar Dan Isolat Albumin Ikan Gabus
(Ophiocephalus Striatus) Terhadap Berat Badan Dan Kadar Serum
Albumin Tikus Mencit. Jurnal Teknologi Pangan. 5(1).
Salim, R., Rahayu, I, S. 2017. Analisis Kadar Protein Tempe Kemasan Plastik dan
Daun Pisang. Jurnal Akademik Farmasi Prayoga. 2(1).
Subroto, E., Lembong, E., Filianty, F., Indiarto, R., Primalia, G., Putri, M.,
Theodora, H, C., Junar, S. 2020. The Analysis Techniques Of Amino Acid
And Protein In Food And Agricultural Products. International Journal Of
Scientific & Technology Research. 9(10). ISSN 2277-8616.