Oleh :
Kelompok 4
1. Imelda Nurfadila
2. Fina Fauziyah
3. Winda Rahayu
1
Diana, Fivi Melva. 2010. “Fungsi Dan Metabolisme Protein Dalam Tubuh Manusia.” Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Vol. 4, No. 1
2
Rijal Muhama. 2011. Biokimia Dasar. IAIN Ambon
3
Ng-Kwai-Hang KF. 2003. Milk proteins-heterogeneity, fractionation and isolation. In: Roginski
H, Fuquay JW, Fox PF, editors, Encyclopedia of Dairy Sciences. London: Academic Press. pp.
1881- 1894
4
Nia Agustina. 2013. Evaluasi sifat putih telur ayam pasteurisasi ditinjau dari pH, kadar air, sifat
emulsi dan daya kembang Angel Cake. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (2): 6 - 13
Selanjutnya adalah lipid. Lipid atau lemak merupakan senyawa organik
yang banyak ditemukan dalam sel jaringan, tidak larut dalam air, larut dalam
zat pelarut non polar seperti (eter, kloroform, dan benzena). Lipid bersifat non
polar atau hidrofolik. Penyusun utama lipid adalah trigliserida, yaitu ester
gliserol dengan tiga asam lemak yang bisa beragam jenisnya.5 Lemak
merupakan sumber energi paling tinggi yang menghasilkan 9 kkal untuk tiap
gramnya, yaitu 2,5 kali energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein
dalam jumlah yang sama.6 Lemak dan minyak juga merupakan zat yang sangat
penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Lemak akan menghasilkan
asam-asam lemak dan kolesterol yang dibutuhkan untuk membentuk membrane
sel pada semua organ. Akan tetapi, konsumsi lemak yang berlebihan akan
menimbulkan kegemukan, meningkatkan resiko terkena penyakit jantung
koroner dan penyakit degeneratif lainnya. Lemak dan minyak terdapat pada
hampir semua jenis bahan pangan dan masing-masing mempunyai jumlah
kandungan yang berbeda-beda. Oleh karena itu analisis kadar lemak suatu
bahan pangan sangat penting dilakukan agar kebutuhan kalori suatu bahan
makanan bisa diperhitungkan dengan baik.7
1.2 Tujuan
1. Untuk menganalisis kandungan protein dan lipid pada bahan makanan yang
diujikan.
2. Untuk memahami indikator-indikator yang digunakan pada uji protein dan lipid.
5
Mamuaja, Christine F.2017. Lipida. Manado: UNSRAT
6
Gifari, A. 2011. Karakteristik Asam Lemak Daging Keong Macan (Babylonia spirata), Kerang
Tahu (Meretrix meretrix), dan Kerang Salju (Pholas dactylus). Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
7
Pargiyanti. 2019. “Optimasi Waktu Ekstraksi Lemak Dengan Metode Soxhlet Menggunakan
Perangkat Alat Mikro Soxhlet”. Indonesian Journal Of Laboratory. Vol 1 (2) 2019, 29-35
BAB II KAJIAN PUSTAKA
8
Mary E. Barasi, At a Glance ILMU GIZI, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 26.
jenuh dan tak jenuh. Asam lemak jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap. Asam
lemak jenuh dapat di sintesis sendiri oleh tubuh. Asam lemak jenuh ini dalam suhu
ruangan berbentuk padat. Sebagian besar asam lemak jenuh berasal dari lemak
hewani. Contohnya asam palmitat, asam stearat, dan asam kaprat. Sedangkan asam
lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang memiliki satu atau lebih ikatan
rangkap. Asam lemak tak jenuh tidak dapat di sintesis oleh tubuh. Asam lemak tak
jenuh biasanya berwujud cair. Sebagian besar asam lemak tak jenuh berasal dari
lemak nabati. Contoh, asam oleat, asam linoleat dan asam linolenat. Menguji
kandungan lemak dapat dilakukan untuk mengetahui sifat, kelarutan, dan jenis lipid
dalam suatu bahan. Menguji lemak dalam suatu bahan makanan dapat dilakukan
dengan mengoleskan larutan pada kertas. Jika kertas menjadi trasnparan atau
buram, maka bahan yang diuji mengandung lemak. Pengujian lemak dapat juga
menggunakan etanol dan air, dengan cara memasukkan etanol ke dalam air, apabila
dalam larutan tersebut terjadi emulsi putih keruh berarti bahan makanan tersebut
mengandung lemak.
9
Abdul Rohman dan Sumantri, Analisis Makanan, hlm. 1
10
Yohanis Ngili, Biokimia Dasar, hlm. 37-38.
Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa, maupun etanol. Contohnya keratin
pada rambut, kolagen pada tulang rawan, dan fibroin pada sutera. 11 Protein
merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino yang tersusun dari atom
nitrogen, karbon, hidrogen, dan oksigen yang dapat dianalisis menggunakan
beberapa uji seperti uji biuret. Uji ini baik digunakan untuk uji umum terhadap
protein, karena uji ini dapat mendeteksi kehadiran ikatan peptida. Warna kompleks
ungu menunjukkan adanya protein. Selain itu, uji kandungan protein jua dapat
diidentifikasi dengan melakukan uji ninhidrin dan uji millon.
11
Estien Yazid dan Lisda Nursanti, Penuntun Praktikum BIOKIMIA untuk Mahasiswaa Analisis,
hlm. 67.
BAB III METODE UJI
Pada praktikum kali ini yakni uji kandungan protein dan lipid metode yang
digunakan adalah metode uji kualitatif. Metode ini bertujuan untuk mengetahui dan
membuktikan adanya senyawa – senyawa tertentu berupa protein dan lipid pada
sampel bahan makanan.
Hasil Pengamatan
Uji Protein
Bahan Makanan yang Reaksi Masing-Masing Mangkok Setelah
No telah diberi 3 warna diberikan 3 Perlakuan
berbeda Sabun Cuci Cuka Garam
piring
1. Susu Kedelai Menjauhi Menggumpal Mengendap
pereaksi
2. Susu Sapi Menjauhi Menggumpal Mengendap
pereaksi (lebih
cepat dari susu
kedelai)
3. Sari Jeruk Menjauhi Mengendap Mengendap
pereaksi
dengan lambat
4. Putih Telur Menjauhi Mengendap Mengendap
pereaksi
dengan cepat
5. Larutan Gula Mengendap Mengendap Mengendap
Gambar hasil percobaan uji protein pada susu kedelai dan susu sapi
Susu Sapi yang diberikan Susu Sapi yang Susu Sapi yang
Sabun cuci piring ditetesi Cuka ditaburi garam
Sari Jeruk
Putih telur
Larutan gula
Uji Lipid
Pada pengujian protein kali ini, digunakan 5 bahan yang berbeda yakni susu
sapi, susu kedelai, larutan gula, sari jeruk, dan putih telur. Setiap bahan disiapkan
pada 3 mangkok yang berbeda dan diberikan 3 pewarna makanan yang berbeda
yaitu warna merah, kuning dan hijau. Kemudian pada mangkok 1 dicelupkan
cotton bud yang telah diusapkan pada sabun cuci piring yang bersifat basa.
Selanjutnya mangkok 2 diteteskan cuka yang bersifat asam. Dan pada mangkok
3 ditaburi garam yang bersifat netral. Pada saat menguji susu sapi, hasil yang
didapatkan yaitu pada mangkok pertama dapat diamati pewarna makanan seperti
bergerak menjauhi cotton bud. Mangkok kedua setelah ditetesi cuka pewarna
makanan pada susu tampak menggumpal. Sedangkan pada mangkok ketiga tidak
terjadi perubahan. Pada saat menguji susu kedelai, hasil yang didapatkan yaitu
mangkok pertama dapat diamati pewarna makanan seperti bergerak menjauhi
cotton bud. Mangkok kedua setelah ditetesi cuka pewarna makanan pada susu
tampak menggumpal. Sedangkan pada mangkok ketiga tidak terjadi perubahan.
Hal ini menunjukan susu mengandung protein. Susu merupakan suatu emulsi
lemak dalam air yang mengandung beberapa senyawa terlarut. Agar lemak dan
air dalam susu tidak mudah terpisah, maka protein susu bertindak sebagai
emulsifier (zat pengemulsi). Pada praktikum kali ini, digunakan 3 pewarna
makanan yang berbeda dikarenakan untuk menunjukan dengan jelas pergerakan
atau laju dari pergerakan susu. Pada pengujian susu sapi dengan sabun cuci
piring, pergerakan pewarna lebih cepat dibandingkan dengan susu kedelai. Hal
ini dikarenakan kandungan protein yang berbeda antara kedua bahan tersebut.
Zat penghubung yang menyebabkan pembentukan emulsi disebut emulgator,
contoh zat emulgator, yaitu sabun, deterjen, dan lesitin. Susu murni dalam
bentuk cair merupakan contoh bentuk emulsi alami karena di dalam susu
terdapat emulgator alami, yaitu kasein. Pada saat menguji sari jeruk dan putih
telur, hasil yang didapatkan pada mangkuk pertama saat dicelupkan cotton bud
yang sudah dilumuri sabun cuci piring pada sari jeruk mengalami pergerakan
indikator yang menjauh dari pereaksi secara lambat. Sementara pada putih telur
mengalami pergerakan indikator yang menjauh dari pereaksi secara cepat. Pada
mangkuk kedua sari jeruk dan putih telur terjadi pengendapan saat diteteskan
dengan cuka, begitu juga pada mangkuk ketiga setelah ditaburi dengan garam.
Hal ini menandakan bahwa baik sari jeruk maupun putih telur mengandung
protein dengan kadar yang berbeda. Dimana protein di dalam sari jeruk memiliki
kadar yang lebih sedikit dikarenakan pergerakan indikator yang lambat
sementara pada putih telur memiliki protein dengan kadar yang lebih banyak
karena pergerakan indikator yang cepat.
Pada pengujian protein kali ini, digunakan 11 bahan yang berbeda yakni air,
minyak, pepaya, wortel, santan, margarin, singkong kering, susu, kemiri, kacang
tanah, serta seledri. Bahan-bahan tersebut kemudian dioles pada kertas sampul
coklat dan disinari dengan senter. Kemudian dapat dilihat hasilnya pada kertas
sampul coklat. Pada saat menguji air pada kertas sampul tidak menjadi
transparan. Hal ini menunjukan tidak ada kandungan lipid. Pada saat menguji
minyak goreng pada kertas sampul menjadi transparan saat disinari dengan
senter. Pada saat menguji santan kertas sampul menjadi cenderung ke transparan,
menunjukkan adanya kandungan lipid walau sedikit. Kemudian pada saat
menguji wortel, kertas tidak menjadi transparan jadi dapat disimpulkan tidak ada
kandungan lipid. Selanjutnya pada saat menguji bahan makanan pepaya, kertas
tidak tampak tidak transparan sehingga hal ini menunjukan bahwa pepaya tidak
mengandung lipid atau lemak. Pada saat pengujian margarin, kertas tampak
sedikit tembus cahaya, sehingga menunjukan adanya kandungan lipid.
Kemudian pada pengujian bahan singkong kering, dapat dilihat bahwa singkong
tidak mengandung lemak, pada pengujian seledri, kemiri dan kacang tanah dapat
dilihat bahwa bahan makanan tersebut mengandung lemak karena kertas tampak
transparan dan permukaan sedikit kasar. Selanjutnya pada pengujian susu, kertas
tampak sedikit transparan, walau tidak jelas pada kamera. Hal ini menunjukan
bahwa susu mengandung lipid walau sedikit.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Pada praktikum uji protein kali ini digunakan 5 bahan yang berbeda dan
pada pengujian lipid digunakan 11 bahan yang berbeda. Hasil yang didapatkan
yaitu susu sapi, susu kedelai, sari jeruk, dan putih telur mengandung protein.
Sedangkan gula tidak mengandung protein. Bahan-bahan makanan yang diujikan
menunjukan reaksi yang berbeda-beda terhadap perlakuan yang sama yaitu dengan
cara diberi sabun cuci piring, cuka, dan garam). Hal ini menunjukan perbedaan
tingkat protein pada masing-masing bahan makanan. Sedangkan pada praktikum
uji lipid terbukti bahan makanan yang mengandung lipid atau lemak yakni, minyak,
santan, margarin,susu, kemiri dan kacang tanah.
Adapun indikator yang digunakan pada uji protein yakni 3 jenis pewarna
makanan yang berbeda yaitu warna merah, kuning dan hijau. Sedangkan indikator
yang digunakan pada uji lipid yakni kertas sampul coklat.
Saran
Agustina, Nia. 2013. “Evaluasi sifat putih telur ayam pasteurisasi ditinjau dari pH,
kadar air, sifat emulsi dan daya kembang Angel Cake”. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan 23 (2): 6 - 13
Diana, Fivi Melva. 2010. “Fungsi Dan Metabolisme Protein Dalam Tubuh
Manusia”. Jurnal Kesehatan Masyarakat. September 2009 -Maret 2010, Vol. 4,
No. 1
Hermanto, S., Muawanah, A., & Wardhani, P. (2010). “Analisis tingkat kerusakan
lemak nabati dan lemak hewani akibat proses pemanasan”. Jurnal Kimia Valensi,
1(6), 262–268.
Ngili, Yohanis. 2010. Biokimia Dasar. (Bandung: Rekayasa Sains). hlm. 37-38
Yazid, Estien dan Lisda Nursanti. 2006 Penuntun Praktikum BIOKIMIA untuk
Mahasiswaa Analisis. (Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET). hlm. 67.