Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan adalah semua substansı yang dibutukan oleh tubuh tidak
termasuk air, obat-obatan, dan substansi-substansi lain yang digunakan untuk
pengobatan, air odak termasuk dalam makanan karena merupakan elemen
yang vital bagi kehidupan manusia. Terdapat tiga fungsi makanan, pertama
makanan sebagai sumber energi karena panas dapat dihasilkan darı makanan
seperti juga energi, kedua makanan sebagai zat pembangun karena makanan
berguna untuk membangunjaringan tubuh yang baru, memelihara dan
memperbaiki jaringan rubuh yang sudah tua. Fungsi ketiga makanan sebagai
zat pengatur karena. makanan turut serta mengatur proses alami, kimia, dan
proses faal dalam tubuh (Missa, 2020).
Makanan merupakan salah satu bagian yang penting untuk kesehatan
manusia mengingat setiap saat dapat saja terjadi penyakit-penyakit yang
diakibatkan oleh makanan. Kasus penyakit bawaan makanan dapat
dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor seperti kebiasaan mengolah
makanan secara tradisional, pentimpan dan penyajian yang tidak bersih dan
tidak memenuhi persyaratan sanitasi (Dony, 2020).
Makanan bagi tubuh untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
tubuh. Membantu memperbaiki sel-sel dalam tubuh tetap sehat dan tumbuh,
serta melindungi tubuh dari penyakit. Makanan juga membantu dalam
mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai serangan penyakit kedalam
tubuh dan mengatur metabolism berbagai keseimbangan air, mineral, dan
cairan tubuh (Fitri, 2020).
Dengan adanya praktikum "Uji Bahan Makanan kita dapat mengetahui
makanan-makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan vitamin C.
melalui empat pengujian yaitu uji benedict, uji iod/lugol, uji biuret, dan uji
vitamin C. Seperti pada uji benedict diketahui roti, tempe dan pisang
mengandung karbohidrat, pada uji sod/lugol diketahui mie dan roti
mengandung karbohidrat, pada uji biuret diketahui tahu, tempe, mie, dan roti
mengandung protein, kemudian pada uji vitamin C diketahui tomat, pisang,
vitamin C, jeruk nipis, dan nanas mengandung vitamin C.
B. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui kandungan zat pada makanan yang diuji.
C. Manfaat Praktikum
Dapat mengetahui kandungan zat pada makanan yang diuji.
BAB II

TINJAUAN PUSUTAKA

A. Dasar teori
Bahan makanan mengandung unsur-unsur pembangun tubuh yang
sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan. Disamping itu,
bahan makanan juga merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk
kesehatan tubuh. Namun dapat terjadi sebaliknya, bahan makanan menjadi
sumber kerusakan atao kemerosotan kesehatan, sangat tergantung pada jenis
bahan makanan dan kebersihan dan teknologi pengolahannya (Missa, 2020).
Bahan makanan termasuk kualitas gizinya mutlak diperlukan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan, jenis dan fungsi bahan makanan
sangat bervariasi. Dengan perkembangan teknologi, bahan makanan yang
sumsi oleh konsumen tidak 100% murni zat makanan, melainkan telah
dikonsumsi dibumbui dengan berbagai jenis bahan tambahan makanan Bahan
tambahan makanan secara umum dikelompokkan menjadi dua macam yaitu,
bahan tambahan makanan langsung dan bahan tambahan makanan tidak
langsung. kedua kelompok bahan tambahan makanan tersebut mempunyai
efek negatif terhadap kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan
konsumennya (Fitri, 2020).
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap makhluk hidup
memerlukan makanan. Makanan yang masuk kedalam tubuh makhluk hidup
akan di uraikan atau di pecah menjadi senyawa senyawa yang lebih sederhana
baik secara mekanik maupun secara kimiawi agar dapat di serap tubuh. Tanpa
makanan makhluk hidup akan sulit dalan mengerjakan aktivitas sehari-harinya
makanan dapat membantu kita dalam mendapat energi, membantu
pertumbuhan badan dan otak, memakan makanan yang bergizi akan
membantu pertumbuhan kita baik otak maupun badan (Fatimah, 2013).
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia
yang befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat
sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai
struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan
dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon
(C), hidrogen (H), dan oksigen (O) (Rahman, 2018).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi menjadi dua golongan
yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks Karbohidrat sederhana
terdiri atas monosakarıda yang merupakan molekul dasar dari karbohidrat,
disakarida yang terbentuk dari dua monosa yang dapat saling terikat, dan
oligosakarida yaitu gula rantai pendek yang dibentuk olh galaktosa, glukosa
dan Fruktosa. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida yang terdiri atas
lebih dari dua ikatan monosakarida dan serat yang dinamakan juga
polisakarida nonpati (Rofaida, 2018).
eranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah untuk menyediakan
glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian akan diubah menjadi energi.
Kelebihan glukosa akan disimpan di hati dalam bentuk glikogen, Salah satu
fungsi hati adalah menyimpan dan mengeluarkan glukosa sesuai kebutuhan
tubuh. Bila persediaan glukosa darah menurun, hati akan mengubah sebagian
dari glikogen menjadi glukosa dan mengeluarkannya ke aliran darah, glukosa
ini akan di bawa oleh darah ke seluruh bagian tubuh yang memerlukan seperti
otak, sistem saraf, jantung, dan organ tubuh lain, sel-sel otot dan sel-sel lain di
samping menggunakan glukosa juga menggunakan lemak sebagai sumber
energi (Fatimah, 2013).
ungsi karbohidrat di dalam tubuh sebagai sumber energi, pemberi rasa
manis pada makanan, khususnya monosakarida dan disakarida. Penghemat
protein, protein akan digunakan sebagai sumber energi, jika kebutuhan
karbohidrat tidak terpenuhi, dan akhirnya fungsi protein sebagai zat
pembangun akan terkalahkan. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi
lemak yang tidak sempurna dan karbohidrat membantu pengeluaran feses
dengan cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses
(Fatimah, 2013).
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien, tidak
seperti bahan makronutrien lain (karbohidrat dan lemak), protein lebih
berperan dalam pembentukan biomolekul daripada sebagai sumber energi.
Meskipun demikian, bila organisme sedang kekurangan energi, maka protein
ini juga dapat digunakan sebagai sumber energi. Kandungan energi protein
rata-rata 4 kilo kalori gram atau setara dengan kandungan energi karbohidrat
(Purnama, 2019).
Protein merupakan polimer dengan suam-asa amino sebagai monomer.
dat asam amino berikatan melalui ikatan peptida dengan melepas satu molekul
sit Protein merupakan polipeptida yang pads hagian tengah adalah rantai
panjang dengan salah satu ujungnya adalah gugus karboksilat dan ujung yang
taannya adalah gugus amina Dalam beberapa pustaka asam amino (monomer
protein) sering ditulis dengan suatu singkatan tiga huruf atau satu huruf (Fitri,
2020).
Protein dapat berfungsi sebagai penyusun senyawa biomolekul seperti
nukleoprotein (terkandung dalam inti sel, tapatnya kromosom), enzim,
hormon, antibodi, dan sarana kontraksi otot. Pembentukan sel-sel baru,
pengganti sel-sel pada jaringan yang rusak dan sebagai sumber energi.
Kestimewaan pada struktur protein adalah adanya atom nitrogen (N), yang
merupakan salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk analisis
kuantitatif protein dengan penentuan kandungan N yang ada dalam bahan
makanan atau bahan lain (Rofaida, 2018).
Amilum atau dikenal juga dengan sebutan pati, termasuk polisakarida
cadangan pada tumbuh-tumbuhan yang tersebar luas dan melimpah. Amilum
merupakan karbohidrat kompleks yang terpenting sebagai sumber makanan,
amilum banyak ditemukan didalam kloroplas daun-daun, pada buah-buahan,
benih tumbuh-tumbuhan dan umbi-umbian. Kadar amilum yang tinggi
dijumpai pada biji padi-padian hingga mencapai sekitar 75 persen dari berat
keringnya, umbi kentang sekitar 65 persen dan didalam organ-organ
penyimpan pada tumbuh-tumbuhan lainnya (Rahman, 2018).
Vitamin C merupakan salah satu jenis vitamin yang dapat larut dalam
air. sumber vitamin C adalah sayuran dan buah-buahan, segar (misalnya jeruk,
tomat, nanas, kiwi, stroberi, dan paprika merah, Yudium diberi tetesan ekstrak
makanan tertentu akan berubah warna menjadi jernih jika makanan tersebut
mengandung vitamin C jika tidak berubah warna menjadi jernih maka
makanan tersebut sedikit mengandung atau tidak mengandung vitamin
(Rofaida, 2018).
Reaget benedict juga disebut larutan benedict adalah reagen yang
digunakan untuk menguji keberadaan gula pereduksi seperti glukosa Reagen
ini terdiri dari natrium karbonat (NA,CO)), natrium sitrat (C ₂H ₂O-Nas), dan
tembaga (II) sulfat (5H2O), ion CU berfungsi sebagai agen pengoksidasi
dalam larutan alkali, ion sitrat berfungsi sebagai agen pengompleks untuk
menjaga ion tembaga dalam larutan, tanpa son sitrat tembaga hidroksida akan
mengendap sehingga proses reduksi dilakukan oleh gula pereduksi Uji
benedict didasarkan pada redukst dari CU menjadi CU (CU₂O) dalam larutan
basa alkali sitrat oleh gula pereduksi, warna dari CU ₂O tergantung pada
jumlah sampel yang akan menunjukkan warna endapannya (Purnama, 2019).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/ Tanggal : Rabu, 9 November 2023
Waktu : 09.45-12.15 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Dasar Universitas Sulawesi Barat
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Pipet
c. Bunsen
d. Kaki tiga
e. Kasa
f. Mortar dan pistilum
g. Plat tetes
2. Bahan
a. Larutan benedict
b. Larutan iod
c. Larutan fehling A dan B
d. Larutan biuret
e. Tahu
f. Tempe
g. Pisang
h. Jeruk manis
i. Nanas masak
j. Vitamin C
k. Roti
l. Mie
C. Prosedur Kerja
1. Uji Benedict
Dimasukkan 2 ml reagen benedict ke dalam tabung reaksi, kemudian
tambahkan 0,5 ml gerusan bahan makanan. Panaskan tabung dalam gelas
kimia yang didalamnya terdapat air yang bersuhu 700C selama 5 menit
lalu didinginkan. Amatilah perubahan yang terjadi. Bila pada makanan
terdapat karbohidrat/gula, maka larutan tersebut akan berwarna kuning
kehijauan dan terdapat endapan merah pada dasar tabung.
2. Uji Iod (uji karbohidrat)
Dimasukkan bahan makanan yang telah digerus pad plat tetes,
kemudian berilah 2 tetes iod dan amati perubahan warna yang terjadi. Bila
larutan hasil pencampuran berwarna hitam atau biru, maka bahan
makanan tersebut mengandung karbohidrat.
3. Uji Biuret
Dimasukkan bahan makanan yang telah dihaluskan pada plat tetes,
tambahkan 4 tetes larutan biuret. Jika terjadi perubahan warna menjadi
ungu, menandakan bahan tersebut mengandung protein.
4. Uji Vitamin C
Disediakan 5 tabug reaksı, isilah dengan air suling sebanyak 5 cc.
Pada masing-masing tabung reaksi tambahkan 5 ml iod atau lugol, aduk
sampai homogen amati apa yang terjadi. Berilah label pada masing-
masing tabung dari no 1 sampai 5. Geruslah 2 buah tablet vitamin C,
tambahkan kedalam tabung no 1, amati perubahan yang terjadi. Untuk
tabung selanjutnya diberi perasan jeruk nipis, tomat, pisang, dan nenas.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Uji Benedict

Gambar Keterangan Pembanding


Sari jeruk 1. Pada gambar 1 sari jeruk sebelum
diberikan tetesan benedict
warnanya kuning kehijauan.
2. Pada gambar 2, sari jeruk setelah
diberikan tetesan lautan benedict
terjadi perubahan warna menjadi
hijau lumut. Jadi sari jeruk
mengandung glukosa (sedikit)
Roti 1. Pada gambar 1, roti sebelum
diberikan tetesan larutan benedict
warnanya putih .
2. Pada gambar 2, setelah diberikan
tetesan larutan benedict terjadi
perubahan warna menjadi coklat,
mengandung karbohidrat/glukosa.

Mie 1. Pada gambar 1, setelah diberikan


larutan benedict warnanya tetap
putih tetapi dipermukaan mie
terdapat warna biru dari benedict
2. Pada gambar 2,setelah dilakukan
pemanasan terjadi perubahan
warna menjadi kuning kehijauan
Sari nanas berarti mengandung karbohidrat.

1. Pada gambar 1, sari nanas setelah


diberikan benedict berwarna
kuning.
2. Pada gambar 2, setelah dilakukan
proses pemanasan terjadi
perubahan warna menjadi coklat,
menandakan nanas atau sari nanas
tidak mengandung glukosa

gerusan 1. Pada gambar 1, setelah diberikan


vitamin C benedict gerusan ini berwarna
kuning keorengan.
2. Pada gambar 2, setelah dipanaskan
berubah warna menjadi hijau
lumut, menandakan mengandung
glukosa yang sangat sedikit.
Gerusan pisang 1. Pada gambar 1, pisang setelah
ditetesi larutan benedict, pisang ini
berwarna kuning.
2. Pada gambar 2 setelah dilakukan
proses pemanasan pisang berubah
warna menjadi coklat menandakan
pisang tidak mengandung glukosa.

Tahu 1. Pada gambar 1, setelah diberi


tetesan benedict warna dari
tahunya putih dengan permukaan
tahu berwarna coklat.
2. Pada gambar 2, setelah melalui
pemanasan,terjadi perubahan
warna menjdadi abu-abu.
Menandakan tahu tidak
mengandung glukosa.
Tempe 1. Pada gambar 1, setelah diberi
tetesan benedict tempe berwarna
putih dengan dipermukaan
berwarna coklat.
2. Pada gambar 2 setelah dilakukan
proses pemanasan tempe berubah
warna menjadi biru, menandakan
bahwa tempe mengandung
glukosa.
2. Uji Iod

Gambar Keterangan Pembanding


Jeruk Sebelum diberi tetesan iod/lugol warnanya
tetap orange, setelah diberikan tetesan
iod,warna bahan tetap orange, menandakan
bahwa jeruk tidak mengandung
karbohidrat/amilum

Roti Sebelum diberikan tetesan iod, roti warnanya


putih, setelah diberikan tetesan iod/lugol
warna nya berubah menjadi hitam,
menandakan bahwa roti mengandung
karbohidrat.

Mie Sebelum diberikan tetesan iod/lugol warna


mie adalah putih, setelah diberikan tetesan
iod/lugol warna mie berubah menjadi warna
hitam, menandakan bahwa mie mengandung
karbohidrat.

Nanas Sebelum diberikan tetesan iod, warna nanas


adalah kuning, setelah diberi tetesan
warnanya tetap kuning, dalam artian nanas
tidak mengandung karbohidrat.

Vitamin C Sebelum diberikan tetesan iod/lugol warna vit


c adalah kuning, setelah ditetesi larutan iod
warnanya tetap kuning, menandakan bahwa
bahan ini tidak mengandung karbohidrat.
Pisang Sebelum diberikan tetesan iod, warna pisang
adalah kuning, setelah diberikan tetesan iod
dan dibiarkan lama, warna pisang berubah
menjadi hitam, menandakan pisang
mengandung karbohidrat.

Tahu Sebelum diberikan tetesan iod, warna tahu


adalah putih, setelah diberikan tetesan lugol
warna tahu berubah menjadi kuning,
menandakan tahu tidak mengandung
karbohidrat.

Tempe Sebelum diberikan tetesan iod/lugol warna


tempe adalah putih,setelah diberikan tetesan
iod/lugol warnanya berubah menjadi orange,
menandakan bahwa tempe tidak mengandung
karbohidrat.

3. Uji Biuret

Gambar Keterangan Pembanding


Jeruk Pada jeruk, sebelum diberikan tetesan biuret
warnanya orange, setelah diberikan tetesan
biuret warna jeruk berubah menjadi biru,
menandakan sari jeruk tidak mengandung
protein
Roti Sebelum diberi biuret warna dari roti adalah
putih, setelah diberikan tetesan biuret warna
pada roti berubah menjadi ungu, menandakan
bahwa roti mengandung protein.

Mie Sebelum diberikan tetesan biuret warna pada


mie adalah putih, setelah diberikan biuret
warna mie berubah menjadi ungu,
menandakan bahwa mie mengandung protein.

Nanas Sebelum diberikan biuret, warna pada nanas


adalah kuning, setelah ditetesi biuret warna
pada nanas berubah menjadi biru,
menandakan bahwa nanas tidak mengandung
protein.
Vitamin C Sebelum diberikan tetesan biuret warna
vitamin C sdslsh kuning, setelah ditetesi
terjadi perubahan warna pada vitamin C
menjadi orange, menandakan bahwa vitamin
C tidak mengandung protein.

Pisang Sebelum diberikan tetesan biuret, warna


pisang adalah kuning,setelah diberikan biuret
berubah warna menjadi biru. Hal ini
menandakan bahwa pisang tidak mengandung
protein.

Tahu Sebelum diberikan biuret warna tahu adalah


putih, setelah diberikan biuret warna pada
tahu berubah menjadi ungu, menandakan
bahwa tahu mengandung protein.

Tempe Sebelum diberikan biuret kepada tempe,


warnanya adalah putih, setelah ditetesi biuret
warna tempe berubah menjadi biru keunguan,
menandakan bahwa tempe mengandung
protein yang sedikit.
4. Uji Vitamin C

Gambar Keterangan Pembanding


Jeruk Sebelum diberi larutan iod/lugol, warna dari
jeruk adalah orange, setelah diberikan larutan iod
dan air suling, jeruk berubah warna menjadi
merah kecoklatan, menandakan jeruk
menganduk vitamin C.

Vitamin Sebelum diberikan io dan air suling warna


C vitamin c adalah kuning, setelah dimasukkan
kedalam air suling dan larutan iod/lugol vitamin
c berubawah warna menjadinorange,
menandakan bahwa vitamin c mengandung
vitamin c

Pisang Sebelum diberikan air suling dan larutan iod,


warna pisang adalah kuning, setelah dimasukkan
kedalam air suling dan larutan iod, warna pisang
berubah menjadi hitam, menandakan pisang
tidak mengandung vitamin c

Nanas Sebelum diberikan air suling dan larutan


iod/lugol, warna pada nanas adalah kuning,
namun setelah dimasukkan kedalam air suling
dan larutan iod, nanas berubawah warna menjadi
merah kekuningan, menandakan bahwa nanas
mengandung sedikit vitamin c
5. Tabel hasil pengamatan

No. Bahan Perubahan warna kandungan


makanan setelah ditetesi
B. Pembahasan
1. Uji Benedict
Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gulas
(Larboludrat) pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas) Gula
pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti
laktosa, glukosa dan maltosa.Larutan benedict berfungsi untuk menguji
kandungan gula di dalam makanan
Adapun hasil pengamatn yang telah dilakukan pada uji coba benedict
untuk melihat apakah bahan makanan dibawah ini mengandung
amilum/glukosa :
a. Pada pengamatan sari jeruk, setelah diberikan tetesan benedict, jeruk
beerubah warna menjadi hijau lumut, menandakan jeruk mengandung
glukosa dalam jumlah sedikit. Begitu juga dengan pembanding hasil
yang didapatkan bahwa jeruk mengandung glukosa dalam jumlah
yang sangat sedikit.
b. Pada pengamatan roti, setelah diberikan tetesan benedict, roti berubah
menjadi warna coklat, menandakan roti mengandung glukosa/gula.
Begitu juga gambar pembanding yang ditampilkan juga mengandung
glukosa.
c. Pada pengamatan mie, setelah diberikan tetesan benedict, roti berubah
menjadi kuning kehijauan, menandakan mie mengandung
glukosa/gula. Begitu juga gambar pembanding yang ditampilkan juga
mengandung glukosa.
d. Pada pengamatan nanas, setelah diberikan tetesan benedict, nanas
berubah menjadi warna coklat, menandakan nanas tidak mengandung
glukosa/gula. Begitu juga gambar pembanding yang ditampilkan juga
tidak mengandung glukosa.
e. Pada pengamatan vitamin C, setelah diberikan tetesan benedict,
vitamin c berubah menjadi warna hijau lumut, menandakan nanas
mengandung glukosa/gula yang sangat sedikit. Begitu juga gambar
pembanding yang ditampilkan juga mengandung glukosa.
f. Pada pengamatan pisang, setelah diberikan tetesan benedict, pisang
berubah menjadi warna coklat, menandakan nanas tidak mengandung
glukosa/gula. Begitu juga gambar pembanding yang ditampilkan juga
tidak mengandung glukosa.
g. Pada pengamatan tahu, setelah diberikan tetesan benedict, tahu
berubah menjadi warna abu-abu, menandakan tahu tidak mengandung
glukosa/gula. Namun di gambar pembanding yang ditampilkan tahu
mengandung glukosa.
h. Pada pengamatan tempe, setelah diberikan tetesan benedict, tempe
berubah menjadi warna biru, menandakan tempe mengandung
glukosa/gula. Begitu juga gambar pembanding yang ditampilkan juga
mengandung glukosa.
Hasil pembanding yang didapatkan pada pengamatan uji benedict
adalah menurut (Pratiwi, 2016).
2. Uji Iod/lugol
Uji iod bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida. Uji rod juga
dapat membedakan amilum dengan nitrogen. Reaksi antara polisakarida
dengan sodin membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya
membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga dapat berikatan dengan
iodin, sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti disakarida dan
monosakaraida tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat
berikatan dengan iodin.
Adapun hasil yang didapatkan pada pengamatan bahan maknan
dibawah ini untuk menguji kandungan karbohidratnya :
a. Pada pengamatan sari jeruk yang diteteskan larutan iod/lugol,
setelah larutan diteteskan, ternyata tidak teradi perubahan warna
apapun, sehingga jeruk tidak mengandung karbohidrat. Begitu
juga terhadap pembanding yang ditampilkan juga tidak
mengandung karbohidrat.
b. Pada pengamatan roti yang diteteskan larutan iod/lugol, setelah
larutan diteteskan, ternyata terjadi perubahan warna menjadi
hitam, sehingga roti mengandung karbohidrat. Begitu juga
terhadap pembanding yang ditampilkan juga mengandung
karbohidrat.
c. Pada pengamatan mie yang diteteskan larutan iod/lugol, setelah
larutan diteteskan, ternyata terjadi perubahan warna menjadi
hitam, sehingga mie mengandung karbohidrat. Begitu juga
terhadap pembanding yang ditampilkan juga mengandung
karbohidrat.
d. Pada pengamatan nanas yang diteteskan larutan iod/lugol, setelah
larutan diteteskan, ternyata tidak terjadi perubahan warna apapun,
sehingga nanas tidak mengandung karbohidrat. Namun, di
gambar pembanding yang ditampilkan itu mengandung
karbohidrat namun dalam jumlah sedikit.
e. Pada pengamatan vitamin C yang diteteskan larutan iod/lugol,
setelah larutan diteteskan, ternyata tidak teradi perubahan warna
apapun, sehingga tidak mengandung karbohidrat. Begitu juga
terhadap pembanding yang ditampilkan juga tidak mengandung
karbohidrat
f. Pada pengamatan pisang yang diteteskan larutan iod/lugol,
setelah larutan diteteskan, ternyata terjadi perubahan warna
menjadi hitam, sehingga pisang mengandung karbohidrat. Begitu
juga terhadap pembanding yang ditampilkan juga mengandung
karbohidrat.
g. Pada pengamatan tahu yang diteteskan larutan iod/lugol, setelah
larutan diteteskan, ternyata terjadi perubahan warna menjadi
kuning, sehingga tahu tidak mengandung karbohidrat. Namun di
gambar pembanding yang ditampilkan mengandung karbohidrat.
h. Pada pengamatan tempe yang diteteskan larutan iod/lugol, setelah
larutan diteteskan, ternyata terjadi perubahan warna menjadi
orange, sehingga tempe tidak mengandung karbohidrat. Namun
di gambar pembanding yang ditampilkan mengandung
karbohidrat yang sedikit.
Hasil pembanding yang didapatkan pada pengamatan uji
iod/lugol adalah menurut (Guni, 2022).
3. Uji Biuret
Uji biuret merupakan analisis kuantitatif protein yang berdasarkan
adanya ikatan peptide, maupun sifat-sifat dari asam amino yang
dikandungnya. Protein merupakan senyawa yang bersifat amfoter, yaitu
senyawa yang tidak konsisten dapat berupa asam atau basa. Uji biuret
merupakan salah satu uji bahan makanan yang mengandung protein,
fungsi uji biuret adalah untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada
sampel.
Adapun hasil yang didapatkan pada pengamatan uji biuret adalah
sebagai berikut :
a. Pengamatan uji biuret pada sampel jeruk, setelah ditetesi larutan
biuret warnanya langsung berubah menjadi biru. Hal ini
menandakan bahwa jeruk tidak mengandung protein. Namun
digambar pembanding justru jeruk mengalami perubahan
menjadi ungu samar-samar, menandakan bahwa jeruk
mengandung protein yang sedikit.
b. Pengamatan uji biuret pada sampel roti, setelah ditetesi larutan
biuret warnanya langsung berubah menjadi ungu. Hal ini
menandakan bahwa roti mengandung protein. Begitupun
digambar pembanding roti mengalami perubahan menjadi ungu,
menandakan bahwa roti mengandung protein.
c. Pengamatan uji biuret pada sampel mie, setelah ditetesi larutan
biuret warnanya langsung berubah menjadi ungu. Hal ini
menandakan bahwa mie mengandung protein. Begitupun
digambar pembanding mie mengalami perubahan menjadi ungu,
menandakan bahwa mie mengandung protein.
d. Pengamatan uji biuret pada sampel nanas, setelah ditetesi
larutan biuret warnanya langsung berubah menjadi biru. Hal ini
menandakan bahwa nanas tidak mengandung protein. Namun
digambar pembanding justru nanas mengalami perubahan
menjadi ungu samar-samar, menandakan bahwa nanas
mengandung protein yang sedikit.
e. Pengamatan uji biuret pada sampel vitamin C, setelah ditetesi
larutan biuret warnanya langsung berubah menjadi orange. Hal
ini menandakan bahwa vitamin C tidak mengandung protein.
Begitupun juga digambar vitamin C mengalami perubahan
menjadi kuning keorangean,menandakan bahwa vitamin C tidak
mengandung protein.
f. Pengamatan uji biuret pada sampel pisang, setelah ditetesi
larutan biuret warnanya langsung berubah menjadi biru. Hal ini
menandakan bahwa pisang tidak mengandung protein.
Begitupun juga digambar pembanding posang berubah warna
menjadi kuning kebiruan menandakan pisang tidak
mengandiung protein.
g. Pengamatan uji biuret pada sampel tahu, setelah ditetesi larutan
biuret warnanya langsung berubah menjadi ungu. Hal ini
menandakan bahwa tahu mengandung protein. Begitupun
digambar pembanding tahu mengalami perubahan menjadi
ungu, menandakan bahwa tahu mengandung protein.
h. Pengamatan uji biuret pada sampel tempe, setelah ditetesi
larutan biuret warnanya langsung berubah menjadi biru
keunguan. Hal ini menandakan bahwa tempe mengandung
protein yang sedikit. Namun digambar pembanding justru tempe
tidak mengandung protein.
Hasil pembanding yang dicantumkan pada uji biuret adalah
hasil yang didapatkan pada pengamatan menurut (Afidah,2017).
4. Uji Vitamin C
Mekanisme uji vitamin C yaitu dengan terjadinya reaksi reduksi dan
oksidasi dimana vitamin C bertindak sebagai reduktor atau yang
mengalami oksidasi dan KMnO4 bertindak sebagai oksidator atau yang
mengalami muksi lon permanganat menerima elektron ion yang lepas dari
vitamin C sehingga warna KMnO4 hilang. Suatu sampel yang dinyatakan
mengandung vitamin C apabila warna KMnO4 yang ditambahkan hilang.
Adapun hasil yang didapatkan pada pengamatan uji vitamin C pada
bahan makanan dibawah ini, diperoleh sebagai berikut :
a. Pada pengamatan uji vitamin C pada sampel sari jeruk, setelah
ditetesi larutan iod/lugol dan dimasukkan ke dalam air suling,
warna jeruk berubah menjadi merah kecoklatan. Hal ini
menandakan bahwa jeruk mengandung vitamin C. Begitupun
juga digambar pembanding yang terlihat itu bahwa jeruk
mengandung vitamin C.
b. Pada pengamatan uji vitamin C pada sampel vitamin C, setelah
ditetesi larutan iod/lugol dan dimasukkan ke dalam air suling,
warna vitamin C berubah menjadi orange kecoklatan. Hal ini
menandakan bahwa vitamin C mengandung vitamin C.
Begitupun juga digambar pembanding yang terlihat itu bahwa
vitamin C mengandung vitamin C.
c. Pada pengamatan uji vitamin C pada sampel gerusan pisang,
setelah ditetesi larutan iod/lugol dan dimasukkan ke dalam air
suling, warna pisang berubah menjadi hitam. Hal ini
menandakan bahwa pisang tidak mengandung vitamin C.
Begitupun juga digambar pembanding yang terlihat itu bahwa
pisang tidak mengandung vitamin C.
d. Pada pengamatan uji vitamin C pada sampel nanas, setelah
ditetesi larutan iod/lugol dan dimasukkan ke dalam air suling,
warna jeruk berubah menjadi merah kekuningan. Hal ini
menandakan bahwa nanas mengandung vitamin C. Begitupun
juga digambar pembanding yang terlihat itu bahwa nanas
mengandung vitamin C.
Hasil pembanding yang dicantumkan pada pengamatan uji
vitamin C adalah hasil yang didapatkan oleh (Afidah, 2017).
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pada uji benedict sampel yang terjadi perubahan warna yang menandakan
bahan tersebut mengandung glukosa/karbohidrat yaitu jeruk (sedikit), roti,
mie, vitamin C (sedikit), dan tempe.
2. Pada uji iod/lugol sampel yang terjadi perubahan warna yang menandakan
bahan tersebut mengandung karbohidrat adalah roti, mie dan pisang.
3. Pada uji biuret sampel yang terjadi perubahan warna yang menandakan
bahan tersebut mengandung protein adalah roti, mie, tahu, dan tempe.
4. Pada uji vitamin C sampel yang terjadi perubahan warna yang
menandakan bahan tersebut mengandung vitamin C adalah jeruk, vitamin
C dan nanas.
B. Saran
1. Saran untuk laboratorium
Diharapkan agar pihak laboratorium menydeiakan fasilitas yang
membuat praktikan sukses melaksanakan pratikum dan nyaman. Seperti
AC.
2. Saran untuk praktikan
Diharapkan agar para praktikan dapat melaksanakan praktikum
dengan tertib dan tenang.
3. Saran untuk asisten
Diharapkan agar para kakak asisten dapat sabar dalam membimbing
kami dalam melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Dony hermanto, R. K. (2020). Sensor Optode glukosa yang Sensitif dan Sederhana
Berbasis Imobilisasi Benedict pada Membran Nata Selulosa. Jurnal Pijar
MIPA, vol 15(1), halaman 404-407.

Fitri, A. S. (2020). Analisis Senyawa Kimia Pada Karbohidrat. UNDIP. Jurnal


Sainteks, vol 17(1), halaman 45-52.

Fatimah, Kusnul. (2013). Uji Protein dan Karbohidrat Tape Ketan dengan
Penambahan Ragi NKL dan Tradisional dengan Konsentrasi yang Berbeda
untuk pengembangan Materi Ajar Bioteknologi. Phd Thesis. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Missa, H. (2020). Sosialisasi Uji Kandungan Bahan Makanan Di SMPN 2 Amanuban


Selatan Provinsi NTT. Aptekmas. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, vol
3(4), halaman 100-115.

Purnama, R. C. (2019). Perbandingan Kadar Protein Susu Cair UHT FULL CREAM
pada Penyimpanan Suhu Kamar dan Suhu Lemari Pendingin dengan Variasi
Lama Penyimpanan dengan Metode Kjeldhal. Jurnal Analisis Farmasi, vol
4(1), halaman 50-58.

Rofaida, L. L. (2018). Komparasi Uji Karbohidrat pada Produk Olahan Makanan dari
tepung Terigu dan Tepung Biji Durian. Phd Thesis. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Rahman, A. (2018). Analisis Makanan. Universitas Gadjah Mada Press.

Anda mungkin juga menyukai