Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 6

Hasna
Rosmini
Harisa
Karnita dwiyanti
Yunita
Mas ulang

Dilema etik masa nifas


Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pelayanan
kesehatan. Pelayanan kebidanan sangat tergantung dari Struktur sosial budaya masyarakat
setempat, kondisi sosial ekonomi dan sosial demografi.
Sebagai tenaga pemberita pelayanan, bidan harus menyiapkan diri untuk mengantisipasi
setiap perubahan kebutuhan masyarakat atau pelayanan kebidanan. Parameter keadilan dalam
sebuah pelayanan dapat dimulai dari ketenangan dalam menyediakan kebutuhan pasien,sumber
daya pelayanan kebidanan yang selalu siap melayani, adanya penelitian dalam kebidanan untuk
Pelayanan kebidanan adalah semuanya pelayanan yang menjadi tanggung jawab profesi bidan
dalam sistempelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibudan anak dalam
rangka terwujud kesehatan keluarga dan masyarakat.
Masa nifas adalah masa pemulihan paska persalinan hingga seluruh organ reproduksi
wanita pulih kembali sebelum kehamilan berikutnya. Masa nifas ini berlangsung sekitar 6-8
minggu paska persalinan.

Dilema moral
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat masa nifas antara lain, suhu, pengeluaran lochea, payudara,
traktur urinarius, dan sistem kardiovaskuler. Selain dari segi klinik ibu, kondisi kejiwaan ibu
paska persalinan juga harus selalu dipantau dan diberi dukungan. Tak jarang kondisi kejiwaan ini
disepelekan dan menjadi salah satu faktor menurunnya kondisi ibu paska persalinan yang
berujung pada kematian, seperti kisah RA Kartini. Di Indonesia pada tahun 2015 tercatat
sebanyak 305 ibu meninggal dalam masa nifas tiap 100.000 kelahiran. Berbagai pelayanan dan
pelatihan perawatan paska persalinan, utamanya pada masa nifas gencar dilakukan oleh
kementrian kesehatan maupun berbagai fasilitas kesehatan, harapannya perlahan tapi pasti AKI
di Indonesia bisa diturunkan.
Angka kematian ibu di Indonesia masih menjadi salah satu tujuan penting untuk diturunkan.
Pada tahun 2015 AKI tercatat 305 jiwa per 100.000 kelahiran dari target seharusnya 102 jiwa per
100.000 kelahiran. Peran tenaga kesehatan selama dan paska persalinan sangat berperan dalam
penurunan AKI. 68,6% persalinan di Indonesia dibantu oleh bidan, 18,5% dibantu dokter, 11,8%
oleh tenaga non kesehatan seperti dukun bayi, dan 0,8% tanpa ada penolong.
Prinsip etik

a. Setiap manusia mempunyai sifat yang unik dan memiliki hak untuk hidup.
b. Setiap manusia memiliki integritas tersendiri yang harus diakui dan dilindungi.
c. Setiap manusia memiliki hak untuk mendapat perawatan dan pengobatan yang optimal.
d. Setiap manusia memiliki hak untuk menjadi bagian dari masyarakat dan mendapat
halyang masyarakat berikan.
e. Tujuan optimal dari semua tindakan dan keputusan harus diarahkan kepada"kepentingan
terbaik" pasien. Diakui bahwa definisi, "kepentingan terbaik" ini sulitdiberikan pada bayi
baru lahir.
f. Keputusan tidak boleh dipengaruhi oleh pandangan pribadi sosial tentang nilai hidup atau
tidak optimalnya pola asuh.
g. Keterlambatan atau retardasi bukanlah alasan yang cukup untuk menghentikan
pengobatan.
h. Meneruskan atau menghentikan langkah-langkah pendukung hidup, secara etis nilainya
sama.
i. Keputusan untuk meneruskan atau menghentikan perawatan selalu harus didukungdengan
terapi paliatif yang optimal serta perhatian yang optimal.
j. Pendapat orang tua atau penanggung jawab harus disertakan dalam setiap
keputusanmedis. Dokter yang merawat bayi yang sakit harus mengambil kesimpulan
berdasarkanfakta yang jelas. Hal ini harus didiskusikan secara bijaksana.
k. Dalam situasi yang tidak jelas dan adanya kontroversi antara tim layanan
kesehatandengan orang tua, pendapat ahli lain dapat membantu.
l. Hal-hal yang dianggap dapat menyebabkan kematian, harus dihindarkan dalam
perawatan. Walaupun demikian, pemberian pengobatan untuk mengurangi penderitaan
pasien gawat yang mungkin menghilangkan harapan hidup, dapat dibenarkan.
m. Keputusan tidak boleh dibuat secara tergesa-gesa dan harus selalu dilakukan
denganmempertimbangkan semua kejadian yang ada.

Pengaplikasian prinsip moral masa nifas

Pelayanan kebidanan dalam sebuah wilayah atau institusi atau masyarakat memiliki
norma dan budaya yang berbeda. Sehingga dalam memberikan pelayanan kebidanan
beberapa praktisi atau profesional saya kesehatan memiliki norma sendiri. Masa nifas atau
masa possaat melahirkan atau masa nifas merupakan masa atau waktu sejak bayi dilahirkan
dan plasenta keluar lepas dari rahim,sampai enam minggu berikutnya disertai dengan
pulihnya kembali organ – organ yang berkaitan dengan kandungan (Widyasih, Suherni dan
Rahmawati, 2013).
Menurut Sulistyawati (2009), selama masa nifas ini ibu akan mengalami
banyakperubahan baiksecara fisik maupun psikologis.Jika tidak dilakukan pendampingan
melalui pengasuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan masa nifas ini akan terjadi
keadaan Patologis.

Bagi tenaga kesehatan pemantauan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu
mengalami berbagai masalah. Adanya masalah pada ibu akan berimbas pada kesejahteraan
bayiyang dilahirkannya.Dengan demikian, angka morbiditas dan mortalitas bayi pun akan
meningkat. Berikut tujuan dari pengasuhan masa nifas:

1.Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu Peran bidan sangat
dibutuhkan pada situasi di mana ibu nifas mendapatkan dukungan dan motivasi dalam
upaya menyesuaikan dirinya terhadap peran barunya sebagai ibu.Jika ibu dapat
melewati masa ini dengan baik maka kesejahteraan fisik dan psikologis bayi pun akan
meningkat .

2.Pencegahan, diagnosa dini, dan komplikasi pengobatan pada ibu Dengan adanya
pengasuhan masa nifas maka jika terjadi permasalahan atau komplikasinya akan lebih
cepat terdeteksi.

3.Merujuk ibu ke pengasuhan tenaga ahli bila mana perlu Bagaimana pun bidan
selamanya mendampingi pasien dan keluarga maka seandainya terjadi pemasalahan maka
keputusan dapat diambil secara tepat sesuai dengan kondisi pasien sehingga kejadian
mortalitas dapat dicegah.

4.Mendukung dan Memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk mampu
melanjutkan dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus Keterampilan seorang bidan
sangat penting dalam memberikan pendidikan kesehatan terhadap ibu dan keluarga.
Keterampilan yang harus dimiliki seorang bidan berupa materi pendidikan yang sesuai
dengan kondisi pasien,teknik sebaliknya, media yang digunakan

Bidan memiliki peran yang sangat penting dalam pemberian pengasuhan pada masa
nifas. Periode ini merupakan masa kritis bagi ibu maupun bayinya, menurutMarmi (2012) ,
berikut merupakan peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas:

1.Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas disesuaikan


dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa
nifas

2.Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga

3.Mendampingi ibu untukmeny usui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman


4.Membuatkebijakan, perencanaanram programkesehatanyangtentang dengan ibu dan
anak serta mampu melakukan kegiatan administrasi

5.Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan

6.Memberikankonseling kepada ibu dan keluarga mengenai cara pencegahan perdarahan,


mengenali tanda – tanda bahaya, menjaga gizi, serta menjaga kebersihan

7.Melakukan manajemen sebagaiuhan dengan cara mengmpulkan data, mengidentifikasi,


pengaturan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk cepat proses
pemulihan,mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhanibu dan bayi selama
periode nifas

8.Memberikan pengasuhan secara profesional.

Contoh kasus
Seorang ibu Ny “k” telah selesai melakukan persalinan sekitar 2 hari yang lalu dan ibu
datang kembali dengan keluhan adanya infeksi dan nyeri pada luka jahitan dan bidan pun
langsung memeriksa perut ibu ternyata perut ibu mengalami kelembapan dan bidan ini
menyarankan kepada ibu kompres pakai air hangatt dan jangan terlalu beraktivitas berat dan
tetap menjaga kelembaban pada area perut ibu dikarenakan ibu ini kurang memperhatikan
kondisi pasca melahirkan sehingga perut ibu yang sudah di jahit pun mengalami kelembapan
dan bidan pun merasa kurang puas akan perhatian ibu ini yang bisa juga berdampak pada dirinya
sendiri.
Kasus diatas menjadi dilema etik bagi bidan, dimana kasus dilema etik meupakan suatu
masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral tetapi tidak dapat dilakukan keduanya.
Menurut dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang
memuaskan dengan memuaskan yang sebanding. Untuk membuat kepuusan yang etis bidan
harus bisa berikir secara rasional dan bukan emosional. Bidan dalam memberikan asuhan pada
masa nifas diharapkan sesuai dengan etika dan legal yaitu dengan menghargai keputusan pasien,
selain itu juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang terabik bagi
keselamatan jiwa dan kesehatan pasien.Ketika keputusan pasien berlawanan dengan tujuan
penyelamatan jiwa pasien maka bidan Harus memiliki alternatif solusi untuk megatasi
permasalahan tersebut dengan tetap memperhatikan konsekuensinya. Oleh karea itu diperlukan
strategi dan langkah-langkah untum menyelesaikan kasus dilema etik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai