Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN

PENGUJIAN NUTRISI

OLEH :

NAMA : ANNISA FITRIYANI


NIM : 08041282025060
KELOMPOK : XI (SEBELAS)
ASISTEN : USTI NUR LAILI USMAN

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN BIOSISTEMATIKA HEWAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Energi yang diperoleh berasal dari makanan. Tanpa makanan, makhluk
hidup tidak dapat bertahan hidup karena makanan sebagai sumber energi dalam
melakukan aktivitas tubuh. Bahan makanan seperti karbohidrat, lemak dan protein
merupakan sumber utama penghasil energi. Makanan memiliki peran utama
dalam pertumbuhan adalah dapat mempertahankan struktur tubuh serta mengganti
sel-sel yang rusak. Protein, air, vitamin dan mineral merupakan zat makanan yang
berfungsi sebagai zat pembangun tubuh (Missa et al., 2020).
Pertumbuhan dipengaruhi oleh kebutuhan gizi. Apabila asupan gizi pada
tubuh terpenuhi maka pertumbuhan akan berlangsung secara optimal. Asupan gizi
yang tidak kuat dapat menyebabkan kecukupan asupan zat gizi tidak baik
sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan, kelancaran fisiologi tubuh, serta
metabolisme. Senyawa kimia yang terkandung dalam makanan yang pada
gilirannya diserap dan diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya sebagai
penghasil energi, membangun, dan memelihara jaringan serta mengatur proses
kehidupan (Sitoayu et al., 2016).
Zat gizi menyediakan energi yang mudah diserap dan memiliki nilai
bioavailabilitas tinggi. Terdapat kontrol untuk kebutuhan mikronutrien yang nilai
bioavailabilitas lebih rendah dan lebih bervariasi. Beberapa zat gizi penting tidak
dapat disintesis dalam tubuh dan hanya disediakan dari makanan. Zat gizi penting
unutuk menyediakan proses metabolisme, misalnya vitamin asam askrobat, dan
mineral mikro, serta untuk pembentuk struktur misalnya protein, asam amino
esensial, asam amino, asam lemak esensial, vitamin dan mineral. Kebutuhan gizi
mempengarui sistem perkembangan suatu makhluk hidup (Wijayanti, 2017).

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menguji kandungan nutrisi
dalam berbagai bahan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak
dengan menggunakan berbagai bahan uji.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Nutrisi


Nutrisi atau zat gizi digunakan agar fisiologis tubuhnya mampu bekerja
dengan baik. Zat gizi digunakkan oleh organisme untuk mempertahankan kegiatan
metabolisme tubuhnya. Kegiatan metabolisme yang terjadi pada manusia dan
hewan terdiri dari penyediaan energi, pertumbuhan, pembaruan jaringan, dan
reproduksi. Aspek penting dari zat gizi tersedia dari sumber makanan. Senyawa
dalam makanan seperti serat makanan dan metabolit sekunder tanaman termasuk
bagian dari makanan tetapi tidak diklasifikasi sebagai zat gizi. Beberapa bahan
kimia yang berperan sebagai zat gizi terdiri atas karbohidrat, protein, dan lemak
(Wijayanti, 2017).

2.2. Penggolongan Nutrisi atau Zat Gizi


Zat gizi dapat digolongkan menjadi zat makro dan zat mikro. Zat gizi
makro (Makronutrisi) diperlukan tubuh dalam jumlah yang besar dengan satuan
gram. Zat yang termasuk dalam zat gizi makro yaitu protein, karbohidrat dan
lemak. Zat gizi mikro (Mikronutrisi) diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit
atau kecil. yang termasuk dalam zat mikro yaitu vitamin, mineral, air (Latifah,
2019).

2.3. Makronutrien
2.3.1. Karbohidrat
Karbohidrat termasuk zat gizi sumber energi paling penting bagi makhluk
hidup karena molekulnya menyediakan unsur karbon yang siap digunakan oleh
sel. Secara kimia, karbohidrat termasuk turunan aldehid atau keton dari alcohol,
atau sebagai senyawa yang menghasilkan turunan tersebut apabila dihidrolisis.
Karbohidrat termasuk sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang
menyediakan empat kalori energi pangan per gram. Sedangkan dalam tubuh,
karohidrat berguna untuk mencegah tumbuhnya ketosis, pemecahan tubuh protein
yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolism
lemak dan protein (Fitri, 2020).

Universitas Sriwijaya
2.3.2. Protein
Protein termasuk salah satu kelompok bahan makronutrien. Tidak seperti
bahan makronutrien lain seperti karbohidrat dan lemak, protein lebih berperan
dalam pembentukan biomolekul daripada sumber energi. Meskipun demikian, bila
organisme sedang kekurangan energi, maka protein ini juga dapat digunakan
sebagai sumber energi. Kandungan energi protein rata-rata 4 kilokalori/gram atau
setara dengan kandungan energi karbohidrat. Protein dapat berfungsi sebagai
senyawa biomolekul, pembentukan sel-sel baru, pengganti sel-sel pada jaringan
yang rusak, dan sebagai sumber energi (Rohman dan Sumantri, 2018).

2.3.3. Lemak
Lemak dikenal juga dengan istilah lipida. Lemak bersifat tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, alkohol, benzena, dan
kloroform. Secara umum istilah lemak lebih menunjukkan lemak dalam bentuk
padat pada suhu kamar sedangkan lemak dalam bentuk cair pada suhu kamar lebih
umum dikenal sebagai minyak. Lemak berperan sebagai sumber energi bagi
tubuh, pembawa vitamin larut lemak, sumber asam lemak esensial, sebagai
pelindung bagian tubuh penting, memberi rasa kenyang dan kelezatan pada
makanan, penghemat protein, dan memelihara suhu tubuh (Latifah, 2019).

2.4. Mikronutrien
2.4.1. Air
Salah satu unsur yang penting bagi kelangsungan suatu makhluk hidup
ialah air. Air termasuk salah satu unsur yang penting dalam makanan. Air bukan
merupakan nutrisi pokok seperti bahan makanan lainnya, meskipun demikian air
sangat penting dalam kelangsungan proses biokimia makhluk hidup. Dalam
fungsinya di dalam tubuh air digunakan sebagai pelarut, media pengangkut
berbagai senyawa, baik nutrisi maupun sisa-sisa metabolit, mengatur suhu tubuh,
serta membantu proses pencernaan (Rohman dan Sumantri, 2018).

Universitas Sriwijaya
2.4.2. Mineral
Mineral berfungsi membantu keseimbangan air dan keadaan darah agar
tidak terlalu asam atau terlalu basah, selain itu juga mineral membantu dalam
pembuatan anti bodi yaitu sel-sel yang berfungsi membunuh kuman. Mineral juga
dibutuhkan tubuh sebagai zat pembangun dan sat pelindung. Mineral banyak
terdapat pada lauk pauk atau sayuran seperti bayam, kangkung, telur dan sayuran
hijau lainnya (Missa et al., 2020).

2.4.3. Vitamin
Selain bahan bakar untuk metabolisme dan protein, tubuh juga memiliki
kebutuhan untuk berbagai vitamin dan jumlah yang kecil. Vitamin termasuk
senyawa organik yang memiliki berbagai fungsi dalam metabolisme. Vitamin
tidak dapat disintesis dalam tubuh, sehingga harus disediakan oleh makanan.
Cadangan vitamin yang berkurang harus tersedia dalam diet (Wijayanti, 2017).

2.5. Kekurangan dan Kelebihan Nutrisi


Kondisi kurang gizi yang dialami yang dapat menyebabkan risiko
penurunan berat badan karena asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk metabolisme
tidak mencukupi, tinggi badan di bawah ideal, lingkar kulit trisep kurang dari 60%
dari ukuran normal, kelemahan dan nyeri tekan otot, penurunan serum albumin,
penurunan transferin. Kondisi yang dialami oleh orang-orang yang berisiko
mengalami kenaikan berat badan akibat makan berlebihan untuk kebutuhan
metabolismenya. Dengan kata lain, klinisnya adalah kelebihan berat badan,
obesitas, dan makan berlebihan (Ratnasari et al.,2022).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Fisiologi Hewan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12
September 2022 pukul 08.00 sampai 10.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan
Biosistematika Hewan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya cawan atau wadah
sampel, kertas minyak dan pipet tetes. Bahan yang digunakan diantaranya bahan
uji berupa asam cuka, bahan makanan yang diduga mengandung karbohidrat,
lemak dan protein serta larutan iodin. Setiap kelompok praktikum menyiapkan
bahan makanan sesuai kesepakatan kelompok masing-masing.

3.3. Cara Kerja


3.3.1. Uji Karbohidrat
Beberapa sampel bahan makanan yang diduga mengandung karbohidrat
ditetesi larutan iodine. Diamati perubahan yang terjadi, kemudian dicatat hasilnya
pada tabel pengamatan.

3.3.2.Uji Protein
Beberapa sampel bahan makanan yang diduga mengandung protein ditetesi
larutan asam cuka. Diamati perubahan yang terjadi, kemudian dicatat hasilnya
pada tabel pengamatan.

3.3.1.Uji Lemak
Beberapa sampel bahan makanan yang diduga mengandung lemak,
dioleskan pada kertas minyak. Diamati perubahan yang terjadi, kemudian hasilnya
dicatat pada tabel pengamatan.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada percobaan pengujian
nutrisi maka didapatkan hasil sebagai berikut.
Bahan Sampel Perubahan warna
No. Uji Reaksi
Pengujian makanan Sebelum Sesudah
Karbohidra Nasi Merah
1. Iodine Biru violet +
t Roti kecoklatan
Telur Putih Terdapat
gumpalan
Asam putih
2. Protein +
cuka Susu Bening Terdapat
gumpalan
bening
Kertas Mentega
3. Lemak Buram Transparan +
Minyak Minyak

Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Setelah melakukan praktikum pengujian nutrisi dengan pengujian yang
sederhana didapatkan hasil sebagai berikut. Uji karbohodrat dengan bahan
pengujian iodine dan sampel makanan berupa nasi menghasilkan reaksi yang
positif ditandai dengan perubahan warna dari merah kecokelatan menjadi biru
violet. Menurut Galung (2021), bahwa sampel makanan berupa nasi memiliki
kandungan glukosa ditandai ketika iodine yang ditetesi berubah warna ketika
terkena nasi. Hal ini menandakan glukosa di dalam nasi bereaksi terhadap iodine.
Metode DNS dapat digunakan untuk menganalisis kandungan karbohidrat.

Uji protein yang dilakukan dengan bahan pengujian asam cuka dan sampel
makanan berupa putih telur dan susu. Uji protein yang dilakukan menunjukkan
reaksi positif, ditandai dengan adanya gumpalan. Reaksi yang terjadi berupa
denaturasi protein dikarenakan asam cuka, struktur sekunder dan tersier dari putih
telur dan susu rusak karena penambahan asam cuka. Untuk menguji kandungan
protein dapat dilakukan dengan metode kjeldahl, menurut Purnama et al. (2019),
bahwa Penentuan kadar protein total secara kuantitatif dengan metode kjeldahl,
dimana penetapan kadar protein berdasarkan kandungan nitrogen.
Uji lemak yang dilakukan dengan bahan pengujian kertas minyak dan
sampel makanan berupa mentega dan minyak. Uji lemak yang dilakukan
menunjukkan reaksi yang positif, ditandai dengan permukaan kertas minyak yang
awalnya buram menjadi transparan di sekitar area yang diolesi dengan minyak dan
mentega. Kandungan pada mentega dan minyak berupa lemak terdiri dari asam
lemak dan gliserida ketika berikatan dengan unsur pada kertas minyak yang
berupa glukosa dalam bentuk selulosa memperlihatkan visualisasi transparan.
Menurut Ardilla et al. (2018) bahwa dapat dilakukan uji lemak lainnya seperti
analisis kuantitas menggunakan spektroskopi UV-Vis.
Uji kualitatif memiliki kekurangan hasil yang didapat tidak bisa
diidentifikasi memiliki keakuratan yang tepat. Uji kualitatif juga memiliki
keuntungan pengerjaan yang lebih cepat, hasil yang lebih cepat terlihat, hemat
waktu dan biaya, serta mudah dilakukan. Menurut Paramitha (2017), kelebihan uji
kualitatif mudah didapatkan bahannya, pengerjaan mudah dan murah. Sedangkan
kekurangannya persentase kandungan bahan yang tidak dapat ditentukan.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum difusi dan pengujian nutrisi yang telah dilakukan,


maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Uji kualitatif karbohidarat ditandai dengan adanya perubahan warna antara
iodine terhadap nasi.
2. Uji kualitatif protein ditandai dengan adanya penggumpalan pada bahan yang
digunakan berupa susu dan putih telur.
3. Uji kualitatif lemak ditandai dengan terbentuknya area trasparan pada kertas
minyak karena adanya lemak pada mentega dan lemak.
4. Uji kualitatif memiliki keuntungan mudah digunakan, bahan yang mudah
didapatkan, dan hasil reaksi yang cepat.
5. Uji kualitatif memiliki kekurangan presentase kandungan bahan yang tidak
dapat ditentukan.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Gambar 1. Roti sebelum ditetesi iodine Gambar 2. Roti setelah ditetesi iodine

Gambar 3. Nasi sebelum ditetesi iodine Gambar 4. Nasi setelah ditetesi iodine

Gambar 5. Telur sebelum dicampur asam cuka Gambar 6. Telur setelah dicampur asam cuka

Gambar 7. Susu sebelum dicampur asam cuka Gambar 8. Susu setelah dicampur asam cuka

Universitas Sriwijaya
Gambar 9. Sebelum dioleskan ke kertas minyak Gambar 10. Setelah dioleskan ke kertas minyak

Gambar 11. Sebelum dioleskan ke kertas minyak Gambar 12. Setelah dioleskan ke kertas minyak

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai