FISIOLOGI HEWAN
PENGUJIAN NUTRISI
OLEH :
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menguji kandungan nutrisi
dalam berbagai bahan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak
dengan menggunakan berbagai bahan uji.
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.3. Makronutrien
2.3.1. Karbohidrat
Karbohidrat termasuk zat gizi sumber energi paling penting bagi makhluk
hidup karena molekulnya menyediakan unsur karbon yang siap digunakan oleh
sel. Secara kimia, karbohidrat termasuk turunan aldehid atau keton dari alcohol,
atau sebagai senyawa yang menghasilkan turunan tersebut apabila dihidrolisis.
Karbohidrat termasuk sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang
menyediakan empat kalori energi pangan per gram. Sedangkan dalam tubuh,
karohidrat berguna untuk mencegah tumbuhnya ketosis, pemecahan tubuh protein
yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolism
lemak dan protein (Fitri, 2020).
Universitas Sriwijaya
2.3.2. Protein
Protein termasuk salah satu kelompok bahan makronutrien. Tidak seperti
bahan makronutrien lain seperti karbohidrat dan lemak, protein lebih berperan
dalam pembentukan biomolekul daripada sumber energi. Meskipun demikian, bila
organisme sedang kekurangan energi, maka protein ini juga dapat digunakan
sebagai sumber energi. Kandungan energi protein rata-rata 4 kilokalori/gram atau
setara dengan kandungan energi karbohidrat. Protein dapat berfungsi sebagai
senyawa biomolekul, pembentukan sel-sel baru, pengganti sel-sel pada jaringan
yang rusak, dan sebagai sumber energi (Rohman dan Sumantri, 2018).
2.3.3. Lemak
Lemak dikenal juga dengan istilah lipida. Lemak bersifat tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, alkohol, benzena, dan
kloroform. Secara umum istilah lemak lebih menunjukkan lemak dalam bentuk
padat pada suhu kamar sedangkan lemak dalam bentuk cair pada suhu kamar lebih
umum dikenal sebagai minyak. Lemak berperan sebagai sumber energi bagi
tubuh, pembawa vitamin larut lemak, sumber asam lemak esensial, sebagai
pelindung bagian tubuh penting, memberi rasa kenyang dan kelezatan pada
makanan, penghemat protein, dan memelihara suhu tubuh (Latifah, 2019).
2.4. Mikronutrien
2.4.1. Air
Salah satu unsur yang penting bagi kelangsungan suatu makhluk hidup
ialah air. Air termasuk salah satu unsur yang penting dalam makanan. Air bukan
merupakan nutrisi pokok seperti bahan makanan lainnya, meskipun demikian air
sangat penting dalam kelangsungan proses biokimia makhluk hidup. Dalam
fungsinya di dalam tubuh air digunakan sebagai pelarut, media pengangkut
berbagai senyawa, baik nutrisi maupun sisa-sisa metabolit, mengatur suhu tubuh,
serta membantu proses pencernaan (Rohman dan Sumantri, 2018).
Universitas Sriwijaya
2.4.2. Mineral
Mineral berfungsi membantu keseimbangan air dan keadaan darah agar
tidak terlalu asam atau terlalu basah, selain itu juga mineral membantu dalam
pembuatan anti bodi yaitu sel-sel yang berfungsi membunuh kuman. Mineral juga
dibutuhkan tubuh sebagai zat pembangun dan sat pelindung. Mineral banyak
terdapat pada lauk pauk atau sayuran seperti bayam, kangkung, telur dan sayuran
hijau lainnya (Missa et al., 2020).
2.4.3. Vitamin
Selain bahan bakar untuk metabolisme dan protein, tubuh juga memiliki
kebutuhan untuk berbagai vitamin dan jumlah yang kecil. Vitamin termasuk
senyawa organik yang memiliki berbagai fungsi dalam metabolisme. Vitamin
tidak dapat disintesis dalam tubuh, sehingga harus disediakan oleh makanan.
Cadangan vitamin yang berkurang harus tersedia dalam diet (Wijayanti, 2017).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.3.2.Uji Protein
Beberapa sampel bahan makanan yang diduga mengandung protein ditetesi
larutan asam cuka. Diamati perubahan yang terjadi, kemudian dicatat hasilnya
pada tabel pengamatan.
3.3.1.Uji Lemak
Beberapa sampel bahan makanan yang diduga mengandung lemak,
dioleskan pada kertas minyak. Diamati perubahan yang terjadi, kemudian hasilnya
dicatat pada tabel pengamatan.
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada percobaan pengujian
nutrisi maka didapatkan hasil sebagai berikut.
Bahan Sampel Perubahan warna
No. Uji Reaksi
Pengujian makanan Sebelum Sesudah
Karbohidra Nasi Merah
1. Iodine Biru violet +
t Roti kecoklatan
Telur Putih Terdapat
gumpalan
Asam putih
2. Protein +
cuka Susu Bening Terdapat
gumpalan
bening
Kertas Mentega
3. Lemak Buram Transparan +
Minyak Minyak
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Setelah melakukan praktikum pengujian nutrisi dengan pengujian yang
sederhana didapatkan hasil sebagai berikut. Uji karbohodrat dengan bahan
pengujian iodine dan sampel makanan berupa nasi menghasilkan reaksi yang
positif ditandai dengan perubahan warna dari merah kecokelatan menjadi biru
violet. Menurut Galung (2021), bahwa sampel makanan berupa nasi memiliki
kandungan glukosa ditandai ketika iodine yang ditetesi berubah warna ketika
terkena nasi. Hal ini menandakan glukosa di dalam nasi bereaksi terhadap iodine.
Metode DNS dapat digunakan untuk menganalisis kandungan karbohidrat.
Uji protein yang dilakukan dengan bahan pengujian asam cuka dan sampel
makanan berupa putih telur dan susu. Uji protein yang dilakukan menunjukkan
reaksi positif, ditandai dengan adanya gumpalan. Reaksi yang terjadi berupa
denaturasi protein dikarenakan asam cuka, struktur sekunder dan tersier dari putih
telur dan susu rusak karena penambahan asam cuka. Untuk menguji kandungan
protein dapat dilakukan dengan metode kjeldahl, menurut Purnama et al. (2019),
bahwa Penentuan kadar protein total secara kuantitatif dengan metode kjeldahl,
dimana penetapan kadar protein berdasarkan kandungan nitrogen.
Uji lemak yang dilakukan dengan bahan pengujian kertas minyak dan
sampel makanan berupa mentega dan minyak. Uji lemak yang dilakukan
menunjukkan reaksi yang positif, ditandai dengan permukaan kertas minyak yang
awalnya buram menjadi transparan di sekitar area yang diolesi dengan minyak dan
mentega. Kandungan pada mentega dan minyak berupa lemak terdiri dari asam
lemak dan gliserida ketika berikatan dengan unsur pada kertas minyak yang
berupa glukosa dalam bentuk selulosa memperlihatkan visualisasi transparan.
Menurut Ardilla et al. (2018) bahwa dapat dilakukan uji lemak lainnya seperti
analisis kuantitas menggunakan spektroskopi UV-Vis.
Uji kualitatif memiliki kekurangan hasil yang didapat tidak bisa
diidentifikasi memiliki keakuratan yang tepat. Uji kualitatif juga memiliki
keuntungan pengerjaan yang lebih cepat, hasil yang lebih cepat terlihat, hemat
waktu dan biaya, serta mudah dilakukan. Menurut Paramitha (2017), kelebihan uji
kualitatif mudah didapatkan bahannya, pengerjaan mudah dan murah. Sedangkan
kekurangannya persentase kandungan bahan yang tidak dapat ditentukan.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Gambar 1. Roti sebelum ditetesi iodine Gambar 2. Roti setelah ditetesi iodine
Gambar 3. Nasi sebelum ditetesi iodine Gambar 4. Nasi setelah ditetesi iodine
Gambar 5. Telur sebelum dicampur asam cuka Gambar 6. Telur setelah dicampur asam cuka
Gambar 7. Susu sebelum dicampur asam cuka Gambar 8. Susu setelah dicampur asam cuka
Universitas Sriwijaya
Gambar 9. Sebelum dioleskan ke kertas minyak Gambar 10. Setelah dioleskan ke kertas minyak
Gambar 11. Sebelum dioleskan ke kertas minyak Gambar 12. Setelah dioleskan ke kertas minyak
Universitas Sriwijaya