Anda di halaman 1dari 14

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkataan kadar
asam urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti perasaan
linu- linu di daerah persendian dan sering disertai timbulnya rasa nyeri yang
teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh penumpukan Kristal di
daerah tersebut akibat tingginya kadar asam urat dalam darah. Penyakit ini sering
disebut penyakit gout atau lebih dikenal di masyarakat sebagai penyakit asam
urat. Hiperurisemia disebabkan oleh sintesa purin berlebih dalam tubuh karena
pola makan yang tidak teratur dan proses pengeluaran asam urat dari dalam tubuh
yang mengalami gangguan(Mulyani D. 2011). Menurut data yang diperoleh dari
Rumah Sakit Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta, penderita penyakit gout
dari tahun ketahun semakin meningkat dan terjadi kecenderungan diderita pada
usia yang semakin muda. Hal ini tebukti dengan hasil rekam medik RSCM pada
tahun 1993-1995 mengalami kenaikan yaitu pada tahun 1993 tercatat 18 kasus,
pria 13 kasus dan wanita 5 kasus (1 kasus umur 2- 25 tahun, 12 kasus umur 30-50
tahu, dan 5 kasus umur >65 tahun). Pada tahun 1995 jumlah kasus yang tercatat
adalah 46 kasus, 37 pria dan 9 wanita ( 2 kasus umur 2-25 tahun, 40 kasus umur
30-50 tahun dan 4 kasus umur > 65 tahun (Krisnatuti at al, 1997). Jadi prevalensi
kejadian gout lebih banyak terjadi antara umur 30-50 tahun. Jumlah penderita
hiperirusemia di Indonesia untuk keseluruhan belum diketahui karena belum
dilakukan penelitian atau pendataan secara menyeluruh.
Pola makan yang tidak sehat dalam masyarakat yang berprotein tinggi,
terutama protein hewani yang banyak mengandung purin tinggi, menyebabkan
penyakit hiperurisemia (kelebihan asam urat) semakin meningkat. Menurut tim
vitahealth (2004) faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam
urat adalah usia, asupan senyawa purin berlebihan, konsumsi alkohol berlebih,
kegemukan (obesitas), hipertensi dan penyakit jantung, obat-obatan tertentu
(terutama diu retika) dan gangguan fungsi ginjal. Krisnatuti dkk (1997)
menambahkan mengatakan salah satu penyebab yang mempengaruhi kadar asam
urat adalah olah raga atau aktivitas fisik.
Indonesia merupakan mega senter keragaman hayati dunia, dan menduduki
urutan terkaya kedua di dunia setelah Brazil. Di Indonesia diperkirakan hidup
sekitar 30.000 spesies tumbuhan, dimana dari seluruh spesies tumbuhan tersebut,
diketahui sekurang-kurangnya 9.600 spesies tumbuhan berkhasiat sebagai
tanaman obat dan kurang lebih 300 spesies yang baru digunakan sebagai bahan
obat tradisional oleh industri obat tradisional (Depkes RI, 2007). Untuk itu
perlu dilakukan pengembangan obat tradisional secara berkelanjutan dan terpadu
sehingga kekayaan alam Indonesia dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Masyarakat Indonesia sendiri sejak dahulu telah memakai dan mengenal
tanaman berkhasiat obat sebagai upaya penanggulangan masalah kesehatan. Salah
satu tanaman yang sudah digunakan dari dulu untuk mengobati penyakit sendi,
peradangan dan panas yaitu tanaman suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth).
Tanaman ini dipercaya dapat mengobati penyakit tersebut dan biasanya
2

dimanfaatkan seluruh bagian tanaman ini dengan menjadikannya sebagai bahan


minum air rebusan. Tanaman ini oleh masyarakat di Filipina digunakan untuk
mengobati abses dan bengkak karena terbakar (Quisumbing 1987). Penelitian
Lestari (2010), diketahui bahwa herba suruhan mengandung senyawa kimia
golongan glikosida, flavonoid, tanin dan steroid/triterpenoid. Suruhan tersebar
luas umumnya terdapat di kebun-kebun, daerah lembab dan gelap pada
permukaan keras seperti dinding bangunan atap, dan jalan setapak pada
ketinggian 1000 m (Prosea 1999). Oleh karena itu perlu dilakukan
pengembangan obat herba suruhan karena bahan bakunya mudah didapat dan
tidak membutuhkan perawatan khusus. Penggunaan obat herba dapat menjadi
alternatif lain yang dapat memberikan kesembuhan selain obat sintetis.
Biskuit merupakan kue kering, dan memiliki bermacam-macam jenis
dipasaran tergantung pada bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan
dalam proses pembuatan biskuit tersebut. Biskuit mempunyai sifat renyah,
halus dan jika dimakan segera pecah dimulut. Bahan untuk pembuat biskuit
terdiri atas bahan tepung, air, kuning telur, gula, margarine dan bahan
pengembang soda kue. Keempukan dan kelembutan kue ditentukan terutama
oleh tepung, gula dan lemak (Manley, 1983). Biskuit dengan suplementasi
tepung suruhan dapat dikategorikan sebagai biskuit fungsional karena
mengandung senyawa bioaktif seperti golongan flavonoid yang bermanfaat bagi
penderita asam urat. Biskuit dengan substitusi suruhan dapat menjadi pilihan
sebagai pengobatan alami atau terapi dalam bentuk makanan. Biskuit banyak
disukai karena rasa dan bentuknya dapat dibuat beraneka ragam, mudah
dibawa karena volume dan beratnya yang kecil dan umur simpannya yang
relatif lama.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan fenomena diatas maka timbul permasalah yang menarik untuk diteliti
:
1. uji efektifitas biscuit suruhan terhadap penurunan kadar asam urat
2. uji toksikasi pada biscuit suruhan

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektifitas biscuit suruhan
terhadap penurunan kadar asam urat pada tikus putih dan kelayakan biscuit
sebagai pangan fungsional yang aman.

1.4 Kegunaan
1. Sebagai pengobatan alternatif dan terapi bagi penderita asam urat selain obat
sintesis
2. Mengurangi dampak dari ketergantungan dan penggunaan obat sintesis
3. Memudahkan masyarakat dalam mengkonsumsi obat dalam bentuk
makanan.
1.5 luaran
1. artikel ilmiah
2. paten
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tananam Suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth)


Tanaman Suruhan merupakan tanaman semak yang
berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan juga
terdapat di Asia Tenggara. Akarnya berserabut, batangnya
berwarna hijau pucat dan tegak, biasanya memiliki tinggi 10-
25 cm, berair, bercabang, bulat, dan tiap ruas sekitar 3-8 cm.
Daunnya berbentuk lonjong dan memiliki panjang 1-4 cm
dan lebar 2-5 cm, mengkilap jernih, dan licin seperti lilin.
(Wagner et al. 1999). Suruhan diklasifikasikan ke dalam divisi Spermatophyta,
subdivisi Angiospermae, kelas Dikotyledonae, bangsa Piperales, suku
Piperaceae, marga Peperomia, dan spesies Peperomia pellucid (Prosea 1999).

2.2 Kandungan Suruhan


Suruhan memiliki berbagai macam kandungan kimia. Penapisan
fitokimia pada keseluruhan bagian suruhan menunjukkan adanya alkaloid,
kardenolid, saponin, dan tanin. Batang suruhan mengandung alkaloid, tanin,
flavonoid, dan steroid. Akar suruhan mengandung alkaloid, tanin, steroid,
dan karbohidrat. Siskuiterpen merupakan jenis minyak yang cukup banyak
terdapat pada suruhan. Suruhan memiliki berbagai macam kandungan kimia.
Penapisan fitokimia pada keseluruhan bagian suruhan menunjukkan adanya
alkaloid, kardenolid, saponin, dan tanin. Batang suruhan mengandung
alkaloid, tanin, flavonoid, dan steroid. Akar suruhan mengandung alkaloid,
tanin, steroid, dan karbohidrat. Siskuiterpen merupakan jenis minyak yang
cukup banyak terdapat pada suruhan.
Berbagai penelitian lain mengenai khasiat herba suruhan telah
dilakukan diantaranya penelitian Karyono dan Rahmawati (2004) melaporkan
bahwa pemberian dekokta Peperomia pellucida mampu menurunkan kadar
asam urat darah mencit. Berbagai penelitian lain mengenai khasiat herba
suruhan telah dilakukan diantaranya penelitian Karyono dan Rahmawati
(2004) melaporkan bahwa pemberian dekokta Peperomia pellucida mampu
menurunkan kadar asam urat darah mencit. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Wijaya dan Monica (2004), efek antiinflamasi suruhan
memiliki potensi sebesar 0.21% dalam hal penghambatan edema. Efek
antioksidan suruhan dengan metode DPPH (2,2 diphenyl-1-picryl- hydrazyl)
menunjukkan nilai IC50 sebesar 83 ppm (Mutee et al. 2010)
Ekstrak etanol herba suruhan dapat menurunkan kadar asam urat. Dosis
50 mg/kg BB yang diberikan per oral pada mencit jantan memberikan efek
penurunan kadar asam urat yang tidak berbeda signifikan dengan allopurinol
dosis 10 mg/kg BB (p>0,05) pada mencit yang diinduksi dengan potasium
oxonate dosis 200 mg/Kg BB ( Tarigan,I .,saiful dan Awalludin. 2012).
4

2.3 Biskuit
Biskuit merupakan kue kering, dan memiliki bermacam-macam jenis
dipasaran tergantung pada bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan
dalam proses pembuatan biskuit tersebut. Biskuit mempunyai sifat renyah,
halus dan jika dimakan segera pecah dimulut. Bahan untuk pembuat biskuit
terdiri atas bahan tepung, air, kuning telur, gula, margarine dan bahan
pengembang soda kue. Keempukan dan kelembutan kue ditentukan terutama
oleh tepung, gula dan lemak (Manley, 1983).
Hasil penelitian Achmadi (2000) pembuatan biskuit perlakuan terbaik
adalah proporsi tepung terigu 100 gram dan tepung tempe : tepung wortel (25 :
25) dan penambahan margarine 40 gr, sedangkan Nofita (2003) biskuit
dengan proporsi tepung terigu 160 gram dan tepung daun ketela pohon :
pollard (20 : 20) dan konsentrasi margarine 85 gr memenuhi syarat SII, yaitu
kadar air 2,89%, kadar abu 1,55% dan kadar protein 7,99%.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Blender, Oven, Loyangan,
Cetakan, Mixer, Mikro Khejedhal, Hotplate, Spektofotometer, Buret,
Shaker/Magnetik Stirrer, pH Meter, Kayu Pengaduk, Timbangan, Waterbath,
Timbangan Analitik, Plat Uji HSLT, Baskom.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air, tanaman suruhan,
garam NaCl, NaOH 10%, pereaksi Dragendorf, Metanol, Pereaksi Mayer,
Pereaksi Lieberman,FeCl3, Diklofenak, Tepung Terigu, Telur, Margarine, Gula
Pasir.
3.2 Tahapan Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari kegiatan program kreatifitas
mahasiswa (PKM) bidang penelitian yang diselenggarakan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) tahun 2017. Penelitian dilakukan di
Laboratorium Analisis Hasil Pertanian , Fakultas Pertanian, Universitas Riau,
Pekanbaru selama 4 bulan. penelitian ini diawali dengan pembuatan tepung
Suruhan dengan metode pengeringan. Setelah itu dilakukan uji fitokimia pada
tepung suruhan. Selanjutnya, dilakukan pencampuran/pembuatan biscuit suruhan
dengan 5 konsentrasi tepung terigu dan tepung suruhan sebesar (1:1, 2:1, 3:1,2:1
dan 1: 3).

3.2.1 Karakteristik dan Pembuatan Tepung Suruhan


Karakterisasi dan menentukan kadar Flavonoid serta komposisi etanol pada
tanaman suruhan segar dilakukan sebelum pembuatan tepung suruhan. Selain itu,
juga dilakukan analisis kadar air.
5

Prosedur pembuatan Tepung suruhan dimulai dari tahap pembersihan


tanaman suruhan dan penghilangan akar. Selanjutnya dilakukan pencucian
menggunakan air bersih sebanyak 3 kali ulangan. Dilakukan pengukusan
(pasteurisasi) suruhan selama 30 menit pada suhu 70–85oC. Tujuan pasteurisasi
adalah untuk menginaktifasi enzim dan membunuh mikroba pembusuk yang ber-
sifat patogen dan tidak membentuk spora. Potongan yang diperoleh dikeringkan
menggunakan oven pada suhu 50oC selama 4 jam. Selanjutnya yang telah kering
dihaluskan menggunakan blender tepung dan dilakukan pengayakan agar di-
peroleh butiran tepung suruhan yang seragam (ukuran ±60–80 mesh). Selanjutnya
dilakukan pengujian tepung suruhan yang meliputi parameter rendemen, uji
proksimat.
Formulasi biskuit suruhan didasarkan pada kecukupan energi dan protein
balita berusia 4–5 tahun, adapun angka kecukupan tersebut adalah 1550 kkal
untuk energi dan 39 gram untuk protein. Makanan tambahan berupa biskuit
dengan penambahan tepung suruhan diharapkan dapat membantu memenuhi
kecukupan energy pada umumnya. Formula biskuit pada penelitian ini didasarkan
pada perbedaan konsentrasi tepung terigu dengan tepung suruhan menggunakan
4 taraf perlakuan, yaitu 1:1, 2:1, 3:1,2:1 dan 1: 3, tepung ikan terhadap total berat
adonan. Konsentrasi tepung suruhan ini akan mensubstitusi penggunaan tepung
terigu pada pembuatan biskuit. Formula biskuit berdasarkan konsentrasi tepung
ikan gabus disajikan.

3.2.2 Uji Fitokimia

Uji Flavonoid dan Senyawa Fenolik. Sebanyak 0.1 g tepung ditambah


metanol lalu dipanaskan. Filtratnya ditambah NaOH 10% atau H2SO4.
Terbentuknya warna merah karena panambahan NaOH 10 % menunjukkan
adanya senyawa fenolik hidrokuinon sedangkan warna merah yang terbentuk
akibat penambahan H2SO4 pekat menunjukkan adanya senyawa flavonoid.

Uji Alkaloid. Sebanyak 0.5 g Tepung suruhan dimasukkan ke dalam


tabung reaksi dan ditambahkan 10 mL kloroform dan beberapa tetes
amoniak. Fraksi kloroform dipisahkan dan diasamkan dengan H2SO4. Fraksi
H2SO4 diambil kemudian ditambahkan perekasi Dragendrof, Mayer, dan
Wagner. Terdapatnya alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan putih
pada pereaksi Mayer, endapan merah pada pereaksi Dragendrof, dan endapan
coklat pada peraksi wagner.
Uji Tanin. Satu gram ekstrak ditambah dengan air kemudian
dididihkan selama beberapa menit. Larutan ditambahkan FeCl3. Terbentuknya
warna biru atau hijau kehintaman menunjukkan adanya tanin.

3.2.3 Uji Sitotoksisitas


Penetasan kista Artemia salina. Kista Artemia salina ditimbang
sebanyak 50 mg kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air yang
sudah berisi air laut, setelah diaerasi kista dibiarkan selama 48 jam di bawah
pencahayaan lampu agar menetas sempurna. Larva yang sudah menetas
diambil untuk digunakan dalam uji sitotoksisitas.
6

Uji Sitotoksisitas terhadap Artemia salina. Sebanyak 10 ekor larva


Artemia salina dimasukkan ke dalam vial yang diisi air laut lalu ditambahkan
larutan ekstrak sehingga konsentrasi akhirnya menjadi 10, 50, 100, 500, dan
1000 μg/mL sedangkan untuk kontrol tidak ditambahkan larutan ekstrak (0
μg/mL). Ekstrak yang digunakan adalah ekstrak suruhan, ekstrak jahe merah,
dan kombinasi keduanya (konsentrasi 1:1). Ekstrak campuran disiapkan dengan
membuat larutan stok 2000 μg/ mL sebanyak 50 mL dengan mencampurkan
0.05 g ekstrak suruhan dan 0.05 g ekstrak jahe merah di dalam 50 mL.
Setelah itu, dilakukan pengenceran bertingkat untuk mendapatkan konsentrasi
10, 50, 100, 500, dan 1000 μg/ mL. Pengamatan dilakukan setelah 24 jam
dengan menghitung jumlah larva yang mati dari total larva yang dimasukkan
ke dalam vial. Pengolahan data persen mortalitas kumulatif digunakan analisis
probit LC50 dengan selang kepercayaan 95% pada program SPSS v16.

3.3 Rancangan Percobaan


Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5
perlakuan yaitu 1:1, 2:1, 3:1,2:1, 1:3 dengan ulangan sebanyak 3 kali sehingga
diperoleh 15 sampel percobaan. Data yang diperoleh dianalisa dengan
menggunakan analisis ragam Uji Duncan (DMRT) taraf kepercayaan 5% untuk
mengetahui adanya perbedaan diantara perlakuan

IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P


No. Jenis pengeluaran Biaya (Rp,-)
1 Peralatan Penunjang 3.528.000
2 Bahan Hasil Pakai 5.662.000
3 Perjalanan 2.000.000
4 Lain-lain 1.250.000
Jumlah 12.440.000

4.2 Jadwal Kegiatan (antara 3-5 bulan)

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P

No Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4


. Persiapan bahan
1 Utama

2 Persiapan peralatan
Persiapan bahan
3 tambahan(pembantu)

4 Penelitian
5 Analisa hasil
6 Pembuatan laporan
7

DAFTAR PUSTAKA

.
Depkes RI. (2007). Kotranas. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 4-14.
Egwuche RU, Odetola AA, Erukainure OL. 2011. Prelimary investigation into the
chemical properties of peperomia pellucid L. Journal of Phytochemistry 5:48-53.
Gonzalez GJ, Sanchez CS, Tunon MJ. 2007. Anti-inflammatory properties of dietary
flavonoids. Nutr. Hosp. 22: 287-293.
Karyono SS, Rahmawati D. 2004. Pengaruh pemberian dekok sirih-sirihan (Peperomia
pellucida) terhadap penurunan kadar asam urat darah pada mencit [skripsi].
Malang: Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya.
Krisnatuti at al, 1997. Perencanaan Menu Untuk penderita Gangguan Asam Urat, edisi
12.Jakarta: PS
Lestari, P. 2010. Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Senyawa Triterpenoida Steroida Dari
Herba Suruhan (Peperomiae pellucidae herba). Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.
Mulyani D. 2011. Uji efek analgetik herba suruhan (Peperomia pellucida) pada mencit
putih betina. Scientia 1: 38-42
Mutee et al. 2010. In vivo anti-inflammatory and in vitro antioxidant activities of
peperomia pellucida. Journal of Pharmacology 6: 686-690.
Prosea. 1999. Plant Resources of South-East Asia: Medicinal and Poisonus Plants I.
Leiden: Backhyus Publishers.
Tarigan,I .,saiful dan Awalludin. 2012. Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Herba
suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth) Pada Mencit Jantan. Journal of
Pharmaceutics and Pharmacology .Vol. 1 (1): 37- 43
Wagner et al. 1999. Manual of the Flowering Plants of Hawai. Honolulu: University of
Hawai.
Wijaya, S., dan Monica, S.W. (2004). Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Herba Suruhan
(Peperomia pellucida L. Kunth) Pada Tikus Putih Jantan. Berk. Penel. Hayati.
9(1): 115- 118.
8

UNIVERSITAS RIAU

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nadia Novianti Tamba

NIM : 1506115438

Program Studi :Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas :Pertanian

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM Penelitian saya dengan judul Biskuit
Suruhan AntiPerurisemia yang di usulkan untuk anggaran 2018 bersifat orisinal dan
belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka


saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataaan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Pekanbaru, 7 November 2017

Mengetahui/Menyetujui

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Ketua Pelaksana Kegiatan

Ir. Ardian, M.S Nadia Novianti Tamba


NIP. 196008091987031002 1506115438
9

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata ketua,Anggota dan dosen pembimbing


Biodata ketua pelaksana
A. Identitas diri
1. Nama Lengkap Nadia Novianti Tamba
2. Jenis Kelamin P
3. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4. NIM 1506115438
5. Tempat dan Tanggal Lahir Medan, 8 November 1997
6. E-mail Nadia.Noviantitamba@student.unri.ac.id
7. Nomor Telepon/Hp 085274024784

B. Riwayat pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD S Methodist- SMP S SMA S Harapan
12 Methodist-12 Mandiri
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2003-2009 2009-2012 2013-2015
Semua data yang saya isikan dan tercntum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebanarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Hibah PKM Penelitian.
Pekanbaru, 5 November 2017

Nadia Novianti Tamba

Biodata Anggota Pelaksana


A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Monica Aventina Simanjuntak


2. Jenis Kelamin P
3. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4. NIM 1506115464
5. Tempat dan Tanggal Lahir Parmanuhan, 17 desember 1995
6. E-mail Monicavent17@gmail.com
7. Nomor Telepon/Hp 081281704085

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 023 Lubuk SMPN 1 Bagan SMAN 1 Ciruas
Jawi Sinembah Banten
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014
10

Semua data yang saya isikan dan tercntum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebanarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Hibah PKM Penelitian.

Pekanbaru, 5 November 2017

Monica Aventina Simanjuntak


Biodata Anggota Pelaksana
C. Identitas diri

1. Nama Lengkap Anggita Cinthia Tarigan


2. Jenis Kelamin P
3. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
4. NIM 1606114372
5. Tempat dan Tanggal Lahir Pematang Raya, 24 Agustus 1999
6. E-mail -
7. Nomor Telepon/Hp 081374000156

D. Riwayat pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Santo Yoseph SMP S SMA S WR.
Banda Aceh Methodish-12 Supratman
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016
Semua data yang saya isikan dan tercntum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini
saya buat dengan sebanarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Hibah PKM Penelitian.

Pekanbaru, 5 November 2017

Anggita Cinthia Tarigan


Lampiran 2. Justifikasi anggaran kegiatan
1. Peralatan penunjang

Justifikasi Harga
Material Pemakaian Kuantitas Satuan Keterangan
(Rp)
Panci Wadah 1 250.000 Beli
perebusan
biji nangka
Blender Menghaluskan 1 400.000 Beli
biji nangka
11

Oven 1 1.500.000 Beli


Baskom Wadah 3 30.000 Beli
Pengaduk

Kayu pengaduk Untuk 1 30.000 Beli


mengadu
k filtrat
Water bath Tempat 1 700.000 Sewa
pemanasan
Gelas kimia Uji kuantitatif 3 100.000 Beli
Buret Uji kuantitatif 1 350.000 Sewa
Cetakan Pencetak 1 300.000 Beli
Spectrophotometer Uji kuantitatif 1u 500.000 Sewa
Shaker Uji kuantitatif 1s 300.000 Sewa
SUB TOTAL i 4.460.000
(Rp) n
2. Bahan Habis Pakai u
s
Justifikasi i Harga
Material Kuantitas Keterangan
Pemakaian n Satuan
Tepung Bahan 220 kg (Rp)
8.000/kg Beli
Terigu dasar
biscuit
Mentega Pelembut 10 kg 35.000/kg Beli

Telur Pelembut 5 kg 30.000/ kg Beli

Garam NaCl Pemberi 10 bungkus 3000 Beli


Rasa Asin
Asam klorida Uji kuantitatif 1 liter 195.000 Beli
Asam sulfat Penentuan 1 liter 50.000 Beli
kadar protein
Natrium Penentuan 70 gr 2000/gr Beli
hidroksida kadar protein
Aqaudest Bahan Jirgen @45 25.000/5 liter Beli
tambahan liter
Methanol Uji kuantitatif 100 ml 45.000 Beli

Sewa lab Tempat 3 bulan 500.000 Sewa


penelitian
Sabun Pencuci alat 1 jirgen @5 155.000 Beli
pembersih liter
alat lab
Masker Pengaman 1 box 45.000 Beli

Sarung tangan Pengaman 1 box 50.000 Beli

Tissue Pembersih 5 gulung 15.000 Beli

Lap kain Pembersih 5 5000 Beli


alat kimia
12

SUB TOTAL 5.025.000


(Rp)

3. Perjalanan

Justifikasi Harga
Material Pemakaian Kuantitas Satuan (Rp) Keterangan
Kendaraan Pembelian 2 kali Rp.
roda empat bahan baku 500.000
tepung
terigu
Pembelian
alat alat kimia
Pembelian
bahan
tambahan

Transportasi Perjalanan ke 3 orang Rp.


literatur perpustakaan 250.000
nasional dan LIPI
Monitoring & Perjalanan Monev 3 orang Rp.
Evaluasi 100.000
SUB TOTAL (Rp) Rp.
2.050.000

4. Lain-lain

Justifikasi Harga
Material Pemakaian Kuantitas Satuan (Rp) Keterangan
Laporan Cetak dan 3 200.000
kemajuan penggandaan
Laporan akhir Cetak dan 3 200.000
penggandaan
13

ATK Administrasi 1 paket 200.000


Pamflet/ Cetak digital 3 150.000
poster penelitian dan
pengamatan
SUB TOTAL (Rp) 1.850.000
TOTAL (KESELURUHAN) (Rp.) 12.440.000

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Alokasi
No Nama /NIM Program Bidang Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/minggu)
Nadia Novianti Teknologi Teknologi 15 jam / - Pembelian
Tamba / Hasil Hasil minggu bahan baku dan
1506115438 Pertanian Pertanian perlengkapanny
a
- Menyiapkan
bahan baku
- Penelitian
1 - Menganalisa
fermentasi
- Membuat
laporan
Monica Aventina Teknologi Teknologi 15 jam / - Pembelian
Simanjuntak/ Hasil Pertanian Hasil minggu bahan baku dan
1506115464 Pertanian perlengkapanny
a
- Menyiapkan
bahan baku
- Penelitian
2 - Menganalisa
fermentasi
- Membuat
laporan
Anggita Cinthia Agroteknologi Agrotekno 15 jam / - Pembelian
Tarigan/ logi minggu bahan baku dan
1606114372 perlengkapanny
a
- Menyiapkan
bahan baku
- Penelitian
3 - Menganalisa
fermentasi
- Membuat
laporan
14

Anda mungkin juga menyukai