SUSU
SIFAT- SIFAT SUSU
BATASAN “SUSU”
Susu adalah basil pemerahan dari ternak sapi perah
atau dari ternak menyusui lainnya yang diperah
secara kontinyu dan komponen-komponennya tidak
dikurangi dan tidak ditambahkan bahan-bahan lain.
Susu bernilai gizi tinggi dan dapat digunakan sebagai
makanan manusia segala umur, sehingga susu
merupakan makanan yang dapat dikatakan
sempurna.
Dewasa ini di negara-negara yang sudah maju
maupun di negara-negara yang sedang berkembang
(termasuk di Indonesia), sapi perah merupakan
sumber utama penghasil susu yang mempunyai nilai
gizi tinggi. Walaupun ada pula susu yang dihasilkan
oleh ternak lain misalnya kerbau, kambing, kuda dan
domba, akan tetapi penggunaannya dimasyarakat
tidaklah sepopuler susu sapi perah.
PENGUJIAN MUTU SUSU
Tujuan pengujian mutu susu :
Untuk menghindari usaha-usaha pemalsuan susu, yang
mengakibatkan mutu susu tidak sesuai dengan codex susu (Milk
Codex).
Jenis – jenis penyimpangan mutu susu :
(1) penyimpangan susunan susu, hal ini terjadi apabila susu
dicampur dengan bahan-bahan yang kurang nilainya atau bahan
yang tidak bernilai (misalnya : air, air beras dll),
(2) penyimpangan keadaan susu, hal ini terjadi apabila susu kotor,
berbau busuk atau berbau obat-obatan.
Akibat penyimpangan mutu susu :
a. mempengaruhi kesehatan konsumen, karma mengandung
bakteri yang menyebabkan penyakit tertentu misalnya TBC,
abortus dan sebagainya.
b. susu yang mutunya menyimpang tidak dapat dipakai untuk
pembuatan /pengolahan produk susu seperti keju atau mentega,
karma mutunya menyimpang basil produknya juga menyimpang.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KUALITAS SUSU
Pada saat susu keluar setelah diperah, susu merupakan suatu
bahan yang murni, higienis, bernilai gizi tinggi, mengandung
sedikit kuman (yang berasal dari kambing) atau boleh dikatakan
susu masih steril. Demikian pula bau dan rasa tidak berubah dan
tidak berbahaya untuk diminum.
Setelah beberapa saat berada dalam suhu kamar, susu sangat
peka terhadap pencemaran sehingga dapat menurunkan kualitas
susu.
Pemerahan
Umur sapi
3 x sehari 4 x sehari
2 tahun > 20% > 35%
3 tahun > 17% > 30%
4 tahun > 15% > 26%
KOMPOSISI SUSU
KOMPOSISI RATA-RATA SUSU SAPI
Komposisi Prosentase
Air. % 83.3
Protein, % 3.2
Lemak, % 4.3
Karbohidrat, 3.5
Kalium mg/100gr 4.3
Kalsium, mg/100g 143.3
Fasfor, mg/100g 60.0
Besi, mg/100g 1.7
Vitamin A, SI 130.0
Vitamin B1, mg/100g 0.3
Vitamin C, mg/100g 1.0
LEMAK SUSU
Lemak tersusun dari trigliresida yang
merupakan gabungan gliserol dan asam-
asam lemak.
Dalam lemak susu terdapat 60-75% lemak
yang bersifat jenuh, 25-30% lemak yang
bersifat tak jenuh dan sekitar 4% merupakan
asam lemak polyunsaturated.
Komponen mikro lemak susu antara lain
adalah fosfolipid, sterol, tokoferol (vitamin E),
karoten, serta vitamin A dan D
PROTEIN SUSU
Kadar protein didalam air susu rata-rata 3.20% yang
terdiri dari: 2.70% casein (bahan keju), dan 0.50% albumen.
Berarti 26.50% dari bahan kering air susu adalah protein.
Didalam air susu juga terdapat globulin dalam jumlah
sedikit. Protein didalam air susu juga merupalan penentu
kualitas air susu sebagai bahan konsumsi.
Albumin ditemukan 5 gram per kg air susu, dalam keadaan
larut. Didalam pembentukan keju, albumin memisah
dalam bentuk whey. Beberapa hari setelah induk sapi
melahirkan, kandungan albumin sangat tinggi pada air
susu dan normal setelah 7 hari.
Pada suhu 64o C albumin mulai menjadi padat, sifat ini
identik dengan sifat protein pada telur. Akan tetapi karena
kadar albumin yang sedikit maka pada pasteirisasi tidak
dapat ditemukan, bahkan pada pemasakan yang dapat
dilihat hanya merupakan titik-titik halus pada dinding dan
dasar panci.
LAKTOSA
Laktosa adalah bentuk karbohidrat yang terdapat
didalam air susu. Bentuk ini tidak terdapat dalam
bahan-bahan makanan yang lain.
Kadar laktosa di dalam air susu adalh 4.60% dan
ditemukan dalam keadaan larut.
Laktosa terbentuk dari dua komponene gula yaitu
glukosa dan galaktosa. Sifat air susu yang sedikit
manis ditentukan oleh laktosa. Kadar laktosa dalam
air susu dapat dirusak oleh beberapa Janis kuman
pembentuk asam susu.
Pemberian laktosa atau susu dapat menyebabkan
mencret atau gangguan-gangguan perut bagi orang
yang tidak tahan terhadap laktosa. Hal ini disebabkan
kurangnya enzim lactase dalam mukosa usus
MINERAL DAN AIR
Bila air pada susu dihilangkan dengan penguapan dan sisa
yang kering dibakar pada panas rendah akan diperoleh
sisa abu putih yang berisi bahan-bahan mineral.
Mineral lain terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit
(trace mineral), contohnya adalah besi, tembaga,
alumunium, boron, seng, mangan dan silicon.
Kalsium dan fosfor dari abu ini menarik perhatian khusus
sebab mempunyai nilai gizi yang penting dank arena
kalsium fosfat merupakan bagian dari partikel kasein dan
mempengaruhi tingkah laku pertikel ini terhadap
penggumpalan oleh renin, panas dan asam.
Kandungan mineral dari susu bersifat agak konsisten dan
tidak dipengaruhi oleh makanan ternak. Tetapi kandungan
yodium pada susu dapat berubah-ubah sesuai dengan
makanannya. Sapi-sapi yang makan rumput dari padang
rumput dekat laut biasanya menghasilkan susu dengan
kandungan yodium yang lebih tinggi
VITAMIN DAN ENZIM
Kadar vitamin di dalam air susu tergantung dari jenis
makanan yang diperoleh ternak sapi dan waktu
laktasinya.
Vitamin diukur dengan satuan Internasional Units (UI)
dan mg. vitamin yang terdapat didalam lemak ADEK, dan
vitamin yang larut didalam air susu, tergolong vitamin B
komplek, vitamin C, vitamin A, provitamin A dan vitamin
D.
Vitamin yang larut didalam air susu yang terpenting
adalah vitamin B1, B2, asam nikotinat dan asam
pantotenat.
Bila air susu dipanaskan/dimasak, dipasteurisasi atau
disterilisasi maka 10-30% vitamin B1 akan hilang, vitamin
C akan hilang 20-60%.
Enzim berfungsi untuk mengolah suatu bahan menjadi
bahan lain dengan jalan autolyse. Enzim yang terkenal
adalah peroxydases, reductase, katalase dan phospatase.
Dengan adanya pemanasan, enzim tidak akan berfungsi
lagi
SIFAT FISIK SUSU
1.Warna air susu :
Warna air susu dapat berubah dari satu warna
kewarna yang lain, tergantung dari bangsa ternak,
jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat dan bahan
pembentuk warna. Warna air susu berkisar dari putih
kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putih dari
susu merupakan hasil dispersi dari refleksi cahaya
oleh globula lemak dan partikel koloidal dari casein
dan calsium phosphat. Warna kuning adalah karena
lemak dan caroten yang dapat larut. Bila lemak
diambil dari susu maka susu akan menunjukkan
warna kebiruan.
2. Rasa dan bau air susu :
4. Bau Susu
Bau susu akan lebih nyata jika susu dibiarkan beberapa
jam terutama pada suhu kamar.
Kandungan laktosa yang tinggi dan kandungan klorida
rendah diduga menyebabkan susu berbau seperti garam.
Pakan yang diberikan pada sapi juga dapat
mempemgaruhi bau susu
PENGUJIAN SUSU SECARA FISIK (3)
5. Rasa Susu
Susu yang baik memiliki rasa sedikit manis yang berasal
dari laktosa, sedangkan rasa asin yang muncul
dikarenakan pengaruh beberapa garam mineral seperti
garam klorida dan sitrat
6. Warna Susu
Warna air susu dapat berubah dari satu warna ke warna
lain, tergantung dari bangsa ternak, jenis pakan, jumlah
lemak, bahan padat dan bahan pembentuk warna.
Warna air susu berkisar dari putih kebiruan hingga kuning
keemasam.
Warna putih dari susu merupakan hasil dispersi dari
refleksi cahaya oleh globula lemak dan partikel kolodial
dari casein dan calsium phosphat.
Warna kuning adalah karena lemak dan caroten yang
dapat larut. Bila lemak diambil dari susu maka susu akan
menunjukkan warna kebiruan
PENGUJIAN SUSU SECARA FISIK (4)
7. Titik Beku dan Titik Didih Susu
Pada codex air susu dicantumkan bahwa titik
beku air susu adalah -0.500 oC. akan tetapi untuk
Indonesia telah berubah menjadi 5.520 oC.
Titik
beku air adalah 0 oC. Apabila terdapat
pemalsuan air susu dengan penambahan air,
maka dengan mudah dapat dilakukan pengujian
dengan uji penentuan titik beku.
Titik
didih air adalah 100 oC dan air susu 100,16
oC. Titk didih juga akan mengalami perubahan
pada pemalsuan air susu dengan air.
PENGUJIAN SUSU SECARA FISIK (5)
8. Viskosita Susu
Seperti BJ, maka viskositas air susu lebih
tinggi daripada air.
Viskositas air susu biasnya berkisar 1.5-2.0 cP.
Bahan padat dan lemak air susu
mempengaruhi viskositas.
Temperature ikut juga menentukan viskositas
air susu. Sifat ini sangat menguntungkan
dalam pembuatan mentega.
PENGUJIAN SUSU SECARA FISIK (6)
3. Derajat pH
Susu segar mempunyai sifat ampoter,
artinya dapat bersifat asam dan basah
sekaligus.
Jika diberikan ketas lakmus biru, maka
warnanya akan menjadi merah,
sebaliknya jika diberi kertas lakmus
merah warnanya akan berubah menjadi
biru.
Potensial ion hydrogen (pH) susu segar
terletak antara 6.5-6.7
PENGUJIAN SUSU SECARA BIOLOGIK
C). Pengujian mutu susu secara biologik dilakukan
di Laboratorium meliputi :
1. Uji Reduktase : apabila angka reduktase yang
diuji lebih besar dari angka milk codex (lebih
besar dari satu), berarti kandungan kuman
dalam susu relatif banyak.
2. Uji Katalase : apabila angka katalase yang diuji
lebih besar dari angka milk codex (lebih besar
dari nol), berarti susu yang diperiksa
mengandung banyak kuman.
3. Uji Breed: apabila jumlah kuman dalam susu
yang diuji lebih besar dari angka codex (lebih
dari satu juta kuman per cc), berarti susu yang
diperiksa mengandung banyak kuman.
MIKROORGANISME DALAM AIR SUSU
2. Bakteri termofilik
Kelompok bakteri termifoilik dapat dibagi menjadi
tipe bakteri pembentuk dan bukan pembentuk
spora. Kepentingan utama bakteri tersebut dalam
air susu yang dipasarkan serta produk yang
berkaitan dengan sifat termodurik dan termofilik
serta efeknya pada produk yang dipasteurisasi.
Kelompok bacillus adalh bentuk thermofilik yang
paling umum dalam susu. Pertumbuhan bakteri
thermofilik didalam susu sesudah sampai dipabrik
bergantung pada berapa banyak jumlahnya dari
peternakan, tetapi yang lebih penting adalah
metode penanganan susu didalam pabrik itu sendiri
PENANGANAN SUSU
Dengan mengkonsumsi
yoghurt kejadian
tersebut tidak perlu
terjadi.
Yoghurt mempunyai
kandungan protein
lebihbtinggi daripada
susu sapi, tetapi
mempunyai lemak yang
lebih rendah. Hal ini
tentu sangat bermanfaat
bagi orangyang ingin
melakukan diet
10. KEJU