ABSTRACT
This study aims to determine the effect of giving rabal probiotics in various doses to artificial
feed for the growth of tilapia (Oreochromis niloticus). This research was conducted from
March to May 2023 in Sukarami Village, Taba Penanjung District, Central Bengkulu
Regency for 60 days. The research design used was a completely randomized design (CRD),
which consisted of 4 treatments and 6 replications so that 24 experimental units were
obtained. The number of fish used for each treatment unit was 5 fish with a size of 5 ± 0.05
cm. The results showed that the administration of rabal probiotics had a very significant
effect on length, weight, feed conversion and feed efficiency. From the results of the 5%
BNT follow-up test, the best growth was in the P3 treatment (20 ml probiotics/100 grams of
feed).
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik rabal dengan
berbgai dosis pada pakan buatan untuk pertumbuhan ikan nila(Oreochromis
niloticus).Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2023 di Desa Sukarami,
Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah selama 60 hari. Adapun rancangan
penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 4
perlakuan dan 6 ulangan sehingga didapat 24 unit percobaan. Jumlah ikan yang digunakan
setiap unit perlakuan adalah 5 ekor dengan ukuran 5 ± 0,05 cm.Hasil penelitian menunjukan
bahwa pemberian probiotik rabal berpengaruh sangat nyata terhadap panjang, berat, konversi
pakan dan efisiensi pakan. Dari hasil uji lanjut BNT 5% menunjukan pertumbuhan terbaik
adalah pada perlakuan P3 (probiotik 20 ml/100 gr pakan).
PENDAHULUAN
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah mas dan gurami, karena ikan nila memiliki
ikan yang hidup di air tawar dan berasal dari rasa daging yang enak, gurih, dan tidak
Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Ikan memiliki banyak duri. Keunggulan dari ikan
nila merupakan ikan konsumsi air tawar nila dibandingkan ikan konsumsi lain adalah
yang diminati oleh konsumen selain ikan ikan nila mampu tumbuh cepat hanya dengan
pakan yang rendah protein, memijah pakan sebagai akibat dari tidak optimalnya
sepanjang tahun, bersifat omnivora, dosis penambahan probiotik dalam pakan.
berdaging tebal, dan rasa dagingnya mirip
BAHAN DAN METODE
dengan kakap merah (Suyanto, 2004).
Penelitian ini telah dilaksanakan
Probiotik merupakan bahan berisi mikroba pada bulan Mei 2023 sampai bulan Juni 2023
bertempat di Desa Sukarami, Kecamatan
hidup yang menguntungkan bagi inang
Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu
dalam hal ini. Mikroba tersebut antara lain Tengah, Provinsi Bengkulu.Penelitian utama
bakteri dan asam laktat seperti Lactobacillus, yang dilakukan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) yaitu terdiri dari 4
Carnobactilus, beberapa kelompok Bacilus
perlakuan 6 ulangan, sehingga didapat 24
dan Pseudomonas. Probiotik dapat berperan unit percobaan. Adapun perlakuan yang
antara lain membantu pencernaan makanan digunakan sebagai berikut: P1 : Pemberian
pakan tanpa tambahan probiotik (kontrol)
dan imun untuk daya tahan, menghambat
dan P2 : Pemberian konsentrasi 10 ml
patogen dan meningkatkan daya cerna pakan probiotik /100 g pakan.
dan meningkatkan nafsu makan sehingga Alat yang digunakan dalam
mempengaruhi proses metabolisme menjadi penelitian ini meliputi 1unit timbangan
digital untuk mengukur berat ikan uji, 1 buah
meningkat dalam tubuh (Setiaji, et al. 2017). penggaris untu mengukur panjang ikan uji, 1
unit pH meter untuk mengukur derajat
Menurut Arief, et al. (2014), pakan tanpa keasaman air, 1 unit Thermometer untuk
pemberian probiotik menunjukkan hasil mengukur suhu air, 1 unit DO meter,
efisiensi pakan yang rendah disebabkan oleh Serokan sebagai sarana penunjang, Ember
sebagai wadah ikan saat pengukuran, 24 unit
kurangnya penyerapan pakan, rendahnya box shinpo container dengan ukuran panjang
efisiensi pakan karena dipengaruhi aktivitas 50 cm, lebar 30 cm dan tinggi 30 cm sebagai
pencernaan yang tidak dibantu oleh adanya wadah pemeliharaan ikan uji, Aerasi untuk
menyuplai oksigen, Buku tulis dan pena
bakteri probiotik sehingga penyerapan energi
untuk mencatat data pengukuran berat dan
untuk pertumbuhan ikan juga kurang pajang ikan uji, dan Kamera untuk
sempurna. Efisiensi penggunaan pakan dokumentasi. Sedangkan bahan yang
digunakan antara lain Benih Ikan Nila
menunjukkan nilai pakan yang dapat
ukuran 4-6 cm, Pelet PF 1000, dan Probiotik
merubah menjadi pertambahan pada berat Rabal.
badan ikan. Sedangkan menurut Setiawati, et Pelaksanaan
1. Persiapan Wadah
al. (2013), efisiensi pakan yang rendah
Wadah pemeliharaan ikan uji berupa box
diduga oleh tidak optimalnya kemampuan shinpo container dengan ukuran 50 cm x
ikan dalam mencerna dan mengabsorbsi 30 cm x 30 cm yang sudah di bersihkan
terlebih dahulu kemudian di isi air sampai
dengan ketinggian 20 cm.
2. Persiapan Benih Ikan HASIL DAN PEMBAHASAN
Benih Ikan Nila didatangkan dari Kota Hasil penelitian pendahuluan untuk
Bengkulu, setelah bibit sampai dilokasi, menentukan jenis kapur yang akan
bibit ikan terlebih dahulu dilakukan digunakan pada penelitian utama dan metode
aklimatisasi kedalam box shinpo pemberian kapur pada media pemeliharaan.
container. Tujuan aklimatisasi agar ikan Hasil uji kualitas air pada penelitian
tidak mengalami stres dan proses adaptasi pendahuluan disajikan pada Tabel 1 dan
dengan lingkungan baru. Lamanya Tabel2.
aklimatisasi antara 15-20 menit.
Tabel 1. Hasil uji kualitas air penelitian pendahuluan dengan penggunaan jenis kapur CaCO 3.
Waktu Perlakuan
Parameter
pemberian Kontrol A B C
H-1 42 50 54 56
Alkalinitas (mg/L)
H-II 46 47 50
H-1 28,5 30,12 30,45 32,6
Kesadahan (mg/L)
H-II 29,05 30,05 32,5
H-1 3,17 3,33 3,1 3,14
CO2 (mg/L)
H-II 3,5 3,5 3,7
Keterangan: kontrol= tanpa penambahan kapur, A= penggunaan kapur CaCO 3 dosis 0,05 g,
B= penggunaan kapur CaCO3 dosis 0,075 g, C= penggunaan kapur CaCO3 dosis 0,09 g
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa penggunaan kapur CaCO 3 pada media
budidaya ikan menunjukkan tingkat fluktuasi beberapa parameter kualitas air yakni
alkalinitas, kesadahan dan CO2 cukup tinggi. Fluktuasi ini dilihat dari perubahan nilai dari
pengukuran hari pertama dan kedua. Kondisi ini menyebabkan kualitas air tidak stabil untuk
menjaga nilai pH tetap optimal. Selain kapur CaCO 3 juga diamati penggunaan kapur lainnya
yakni kapur tohor (Tabel 2).
Tabel 2. Hasil uji kualitas air penelitian pendahuluan dengan penggunaan jenis kapur CaO.
Perlakuan
Parameter Waktu pemberian
Kontrol A B C
H-1 40 45,75 50 54
Alkalinitas (mg/L)
H-II 42 45 50
H-1 26,07 29,12 30,05 30,6
Kesadahan (mg/L)
H-II 28,05 30,05 30,15
H-1 3,9 3,35 3,5 3,5
CO2 (mg/L)
H-II 3,5 3,6 3,7
Keterangan: kontrol= tanpa penambahan kapur, A= penggunaan kapur CaCO 3 dosis 0,05 g,
B= penggunaan kapur CaCO3 dosis 0,075 g, C= penggunaan kapur CaCO3 dosis 0,09 g
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa penggunaan kapur CaO pada media budidaya
ikan menunjukkan tingkat fluktuasi beberapa parameter kualitas air yakni alkalinitas,
kesadahan dan CO2 cukup rendah. Kondisi ini diduga mampu menjaga kestabilan nilai pH
tetap optimal.