Anda di halaman 1dari 7

PENA Akuatika Volume 12 No.

1 - September 2015

ANALISIS BAKTERI Escherichia coli


PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
DI TAMBAK-TAMBAK KOTA PEKALONGAN
Evida Amalia1 , Hayati Soeprapto2 , M. Bahrus Syakirin3 .
Fakultas Perikanan Unikal. Jln . Sriwijaya No.3 Pekalongan.
Email.Hayatisoeprapto @gmail.Com

Abstrak

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas air tawar yang memperoleh
perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati masalah perikanan dunia, terutama berkaitan
dengan usaha peningkatan gizi masyarakat di negara-negara yang sedang berkembang.
Keberhasilan budidaya ikan nila terkait dengan pemeliharaan kesehatan lingkungan dan penyakit
ikan yang disebabkan oleh bakteri. Salah satu bakteri yang umum dijumpai di dalam ekosistem
perairan adalah Eschericia coli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya bakteri
Escherichia coli pada budidaya ikan nila dan mengetahui ada atau tidak kontaminasi dari media
perairan budidaya ke ikan nila. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Februari sampai tanggal 6
Maret 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah sample survey methode, pengambilan
sampel dilakukan di 3 lokasi tambak, yaitu Slamaran dan Degayu. Selanjutnya sampel dianalisis di
Laboratorium Pengujian dan Pengawasan Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Kota Pekalongan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan E.coli terbesar adalah air pada tambak 3 yang
berlokasi di Slamaran yaitu 93 MPN/gr, dan kandungan E.coli terkecil adalah air pada tambak 1
yang berlokasi di Degayu yaitu 3,6 MPN/gr. Sedangkan untuk hasil kandungan E.coli pada daging
ikan nila sebesar < 3 MPN/gr untuk masing-masing tempat budidaya, baik yang di Slamaran
ataupun di Degayu.

Kata kunci : E.coli, tambak, ikan nila

Abstract

Tilapia fish (Oreochromis niloticus) is one of freshwater commodities gained big attentionfrom
governments abd obsevers of world fisheries issues, especially related to raising nutritients in
countries – developing countries. The succes of Tilapias related to environment healthy and fish
disease caused by bacteria. One of bacteria found in aquatic ecosystems is Escherichia coli. This
research has a purpose to know there are Escherichia coli at Tilapia fish cultivation and to know
the existence of contamination from cultivation media. This research is done on February 24th
until March 6th, 2015. The research used sample purposive sampling, sample was taken at three
fishpond locations, there was slamaran and Degayu. Then, sample was analyzed at Laboratory
testing and Quality Control of Fishery Product ( LPPMHP), Pekalongan City. The research result
show that Escherichia coli content in first fishpond is 3,6 MPN/gr, second fishpond is 9,4 MPN/gr
and the last fishpond is 9,3 MPN/gr. Another side, Escherichia coli content of meat Tilapias is less
than 3 MPN/gr for each cultivation, either in Slamaran or Degayu. It is stated that the content of
E.coli in the pond water does not contaminate tilapia fish. Tilapia fish is safe for consumption.

Keywords : Escherichia coli, fishpond, Tilapia fish

72
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

PENDAHULUAN Amri dan Khairuman (2008),


Menurut sejarahnya, ikan Nila menambahkan faktor lain yang
pertama kali didatangkan dari menyebabkan ikan nila berkembang
Taiwan ke Balai Penelitian Perikanan sangat pesat adalah adalah cita rasa
Air Tawar Bogor pada tahun 1969. dagingnya yang khas dan harga
Setelah melalui masa penelitian dan jualnya terjangkau masyarakat.
adaptasi, ikan ini kemudian Keberhasilan budidaya ikan nila
disebarluaskan kepada petani di terkait dengan pemeliharaan
seluruh Indonesia. Prospek kesehatan lingkungan dan penyakit
pengembangan budidaya ikan nila ikan yang disebabkan oleh bakteri.
juga diperkirakan memiliki peluang Salah satu bakteri yang umum
yang memberi andil cepatnya dijumpai di dalam ekosistem perairan
perkembangan usaha budidaya ikan adalah Eschericia coli. E.coli adalah
nila. Biaya produksi terbilang bakteri yang apabila terdapat pada
rendah, sehingga tidak daging ikan, kemudian dikonsumsi
mengherankan jika keuntungan yang akan mempengaruhi pencernaan
diperoleh juga cukup besar. pada manusia, misalnya sakit perut.
Beberapa hal yang mendukung Menurut Nasution (1982),
pentingnya komoditas nila adalah kualitas ikan segar perlu dijaga agar
memiliki resistensi yang relatif tinggi permintaan konsumen meningkat.
terhadap kualitas air dan penyakit, Selain itu kualitas dari ikan segar
memilliki toleransi yang luas perlu diperhatikan karena ikan segar
terhadap kondisi lingkungan, mempunyai sifat cepat mengalami
memiliki kemampuan yang efisien kemunduran mutu yang diakibatkan
dalam membentuk protein kualitas oleh kegiatan-kegiatan enzim,
tinggi dari bahan organik, limbah perombakan oleh bakteri dan proses
domestik dan pertanian, memiliki oksidasi. Uji mikrobiologis sangat
kemampuan tumbuh yang baik, dan penting artinya dalam penentuan
mudah tumbuh dalam sistem mutu ikan segar. Pengujian ini dapat
budidaya intensif (Rizal, 2009). melihat kandungan jumlah bakteri
dalam tubuh ikan yang dapat

73
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

digunakan untuk menentukan HASIL DAN PEMBAHASAN


kesegaran ikan dan juga jaminan Untuk dapat mengetahui
yang berkaitan dengan kesehatan kandungan bakteri E. coli, dilakukan
konsumen. beberapa tahap analisa, mulai dari
pembacaan media LTB, media EC
BAHAN DAN METODE Broth, media LEMB, serta uji
Penelitian dilaksanakan pada biokimia.
tanggal 24 Februari sampai tanggal 6 Hasil penelitian menunjukan
Maret 2015. Metode yang digunakan bahwa kandungan E.coli terbesar
adalah sample survey method atau adalah air pada tambak 3 yang
survey di lapangan. Pengambilan berlokasi di Slamaran yaitu sebesar
sampel dilakukan di 3 lokasi tambak 93 MPN/gr, dan kandungan E.coli
ikan nila yaitu di Slamaran dan terkecil adalah air pada tambak 1
Degayu. Sampel kemudian dianalisis yang berlokasi di Degayu yaitu
di Laboratorium Pengujian dan sebesar 3,6 MPN/gr. Sedangkan
Pengawasan Mutu Hasil Perikanan untuk hasil kandungan E.coli pada
(LPPMHP) Kota Pekalongan. Untuk daging ikan nila sebesar < 3 MPN/gr
menganalisis datanya digunakan untuk masing-masing tempat
metode Angka Paling budidaya, baik yang di Slamaran
Memungkinkan (APM). Metode ini ataupun di Degayu.
digunakan untuk menghitung jumlah a. Hasil Pendugaan E.coli
mikroba dengan menggunakan - Sampel Air
medium cair dalam tabung reaksi, Hasil pembacaan media LTB
pada umumnya setiap pengenceran 3 untuk sampel air, tersaji pada tabel 1
seri atau 5 seri tabung dan dibawah ini:
perhitungan yang dilakukan
merupakan tahapan pendekatan
secara statistik (SNI 01-2332.1-
2006).

74
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

LTB LTB
Kode Pengenceran Kode Pengenceran
A B C A B C
N1 -1 + + + N1 -1 + + +
-2 + + + -2 - - -
-3 + - - -3 - - -
N2 -1 + + + N2 -1 + + +
-2 + + + -2 - - -
-3 - - - -3 - - -
N3 -1 + + + N3 -1 + + +
-2 + + + -2 - - -
-3 - - - -3 - - -
Ket : Tabung positif (+) ditandai dengan Ket : Tabung positif (+) ditandai dengan
kekeruhan dan gas dalam tabung durham. kekeruhan dan gas dalam tabung durham.

Hasil pembacaan media EC


Hasil pengujian yang positif
untuk sampel ikan, tersaji pada tabel
dilanjutkan ke uji berikutnya. Berikut
4 dibawah ini:
adalah hasil pembacaan media EC
EC
untuk sampel air, tersaji pada tabel 2 Kode Pengenceran
A B C
N1 -1 - - -
dibawah ini:
N2 -1 - - -
EC N3 -1 - - -
Kode Pengenceran Ket : Tabung positif (+) ditandai dengan
A B C
N1 -1 + - - kekeruhan dan gas dalam tabung durham.
-2 - - -
-3 - X X b. Hasil Penegasan E.coli
N2 -1 - + +
-2 + + + Karena hasil pendugaan E.coli
N3 -1 + + +
-2 + - + untuk sampel ikan pada media EC
Ket : Tabung positif (+) ditandai dengan
kekeruhan dan gas dalam tabung durham. hasilnya negatif semua, maka yang
dilanjutkan ke uji penegasan E.coli
- Sampel Ikan
adalah sampel air budidaya nya saja.
Hasil pembacaan media LTB
Hasil pembacaan media LEMB
untuk sampel ikan, tersaji pada tabel
agar untuk sampel air, tersaji pada
3 dibawah ini:
tabel 5 dibawah ini:
LEMB
Kode Pengenceran
A B C
N1 -1 + X X
N2 -1 X + -
-2 + + +
N3 -1 + + +
-2 + X +
Ket : koloni terduga positif mempunyai ciri
yang khas, yaitu hitam pada bagian tengah
dengan atau tanpa hijau metalik.

75
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

Hasil pembacaan media PCA - Tabel 9. Uji MR (Methyl


miring untuk sampel air, tersaji pada Red)

tabel 6 dibawah ini: MR


Kode Pengenceran
A B C
PCA N1 -1 + X X
Kode Pengenceran
A B C N2 -1 X + X
N1 -1 + X X -2 + + +
N2 -1 X + X N3 -1 + + +
-2 + + + -2 + X +
N3 -1 + + + Ket : Hasil positif (+) ditandai dengan
-2 + X + terbentuknya warna merah pada tabung.
Ket : Hasil positif (+) apabila terlihat biakan
pada goresan inokulasi. - Tabel 10. Uji Sitrat

Sitrat
c. Uji Biokimia Kode Pengenceran
A B C
Hasil pembacaan uji biokimia pada N1 -1 - X X
N2 -1 X + X
sampel air budidaya ikan nila tersaji -2 - - -
N3 -1 - - -
pada tabel 7 dibawah ini: -2 - X -
Ket : Hasil positif (+) bila terbentuk warna
- Uji Indol (TB)
biru pada tabung.
TB
Kode Pengenceran
A B C Dari hasil beberapa tahap
N1 -1 - X X
N2 -1 X + X analisa, mulai dari pembacaan media
-2 + + +
N3 -1 + + + LTB, media EC Broth, media
-2 + X +
LEMB, serta uji biokimia, maka
Ket :Terbentuknya cincin merah (+)
didapatkan hasil akhir dengan nilai
- Tabel 8. Uji VP APM yang tersaji pada tabel 11
VP dibawah ini:
Kode Pengenceran
A B C
N1 -1 + X X Tambak Tambak Tambak
S am-
N2 -1 X + X 1 (N1) 2 (N2) 3 (N3)
pel
-2 - - - (M PN/gr) (M PN/gr) (M PN/gr)
N3 -1 - - - Air 3,6 9,4 93
-2 - X -
Ikan
Ket : hasil positif (+) apabila terbentuk <3 <3 <3
nila
warna merah delima.

Nilai tersebut didapat


berdasarkan hasil pengujian yang
dicocokkan ke dalam indeks APM
dengan tingkat kepercayaan 95 %

76
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

untuk berbagai kombinasi hasil sampel air dan sampel ikan nila.
positif dari 3 seri tabung Dikatakan bahwa nilai E.coli yang
pengenceran sesuai dengan SNI 01- berada di media perairan tambak
2332.1-2006. tempat budidaya ikan nila tidak
Dari ketiga tambak tersebut, masuk kedalam jaringan daging ikan
tambak N1 (Degayu) adalah yang nila. Dari hasil penelitian, kandungan
paling sedikit kandungan E.coli nya E.coli pada ikan nila (yang terdapat
dibandingkan dengan tambak N2 dan pada tambak 1, 2, ataupun 3) adalah
N3 (Slamaran). Hal ini disebabkan < 3 MPN/gr. Hal tersebut masih bisa
karena tambak di Degayu lebih dikatakan aman karena belum
terkontrol daripada tambak di melewati ambang batas persyaratan
Slamaran. Hal lain yang bahan baku ikan segar sesuai dengan
menyebabkan tambak di Slamaran SNI 01-2332.1-2006.
memiliki kandungan E.coli yang
tinggi adalah air yang berasal dari air SIMPULAN DAN SARAN
sungai yang bermuara di Pantai Simpulan
Slamaran. Muara merupakan daerah Berdasarkan hasil dan
sungai di bagian hilir yang paling pembahasan dapat diambil simpulan
banyak terjadi penumpukan sampah sebagai berikut :
dari limbah pembuangan industri dan a. Kandungan E.coli pada perairan
rumah tangga. Sehingga tempat air di tambak Slamaran dan Degayu
muara mengandung bakteri terutama adalah N1 adalah 3,6 MPN/gr,
bakteri E.coli yang sangat tinggi. N2 adalah 9,4 MPN/gr, dan N3
Menurut Suryawiria (1996) bakteri adalah 93 MPN/gr.
pencemar, misalnya golongan b. Kandungan E.coli pada ikan nila
E.coli, kehadirannya di dalam badan pada tambak Slamaran dan
air dikategorikan bahwa air tersebut Degayu adalah < 3 MPN/gr .
terkena pencemar fekal (kotoran
Saran
manusia).
Untuk penelitian-penelitian
Hasil tersebut di atas sangatlah
selanjutnya yang sejenis diharapkan
jelas untuk perbandingan nilai APM

77
PENA Akuatika Volume 12 No. 1 - September 2015

agar meneliti jenis bakteri Hadi, Sutrisno. (1986). Metodologi


Research Jilid III .
pencemaran lain (selain E.coli) yang
Yogyakarta : Fakultas
ada di air maupun dalam daging Phisikologi, UGM.
ikan, sehingga akan didapatkan
Hamza A. 2010. Penyakit Yang
informasi yang lebih lengkap. Disebabkan Oleh Bakteri.
http://www.scribd.com/doc/2
1382789/Penyakit-bakteri .
DAFTAR PUSTAKA Diakses Maret 2015

Amri dan Khairuman. 2008. Buku Nasution, Z. 1982. Satuan Operasi


Pintar Budidaya 15 Ikan Dalam Pengolahan Pangan.
Konsumsi. Agro Jakarta. IPB. Bogor
Media Pustaka.
Suryawiria. 1996. Mikrobiologi Air.
Badan Standarisasi Nasional. 2006. Alumni. Bandung
Standar Nasional Indonesia
Ikan Segar No. SNI No.01- Rizal. 2009. Pembenihan Ikan Nila
2729.1-2006. Jakarta. Badan http://aquamina.files.wordpre
Standarisasi Nasional.. ss.com/2008/01/pembenihan-
ikan nila.pdf. Diakses pada
25 februari 2015

78

Anda mungkin juga menyukai