Oleh :
202120022
Ikan merupakan salah satu sember daya bahan pangan yang tersedia dalam
jumlah besar di Indinesia . Di tingfkat dunia produksi perikanan Indonesia berada
pada peringkat ke-13. Masyarakat Indonesia sangat menggemari konsumsi ikan,
hal ini karena harga jual ikan yang mudah terjangkau oleh masyarakat dan bernilai
gizi tinggi. Namun demikian, ikan dan produk perikanan merupakan perishable
food, yaitu bahan pangan yang mudah rusak sehingga perlu perlakuan penanganan
yang baik pada ikan setelah ikan ditangkap. Mutu kesegaran dapat mencakup atau
kenampakan, rasa, bau, dan juga tekstur yan secara sadar atau tidak sadar kan
dinilai oleh pembeli atau pengguna dari produk tersebut ( Winarni et al ., 2003 ).
Otot dan organ internal ikan sehat , segar dqan baru ditangkap biasanya steril
tapi kulit, insang dan saluran pencernaannya membawah sejumlah bakteri. Jumlah
mikroorganisme pada kulit Ikan 102-10 7cfu/cm-2 dan 10-3 – 10-9 cfu/cm-2 dalam
insang dan saluran pencernaan. Genus bakteri gram gegatif yang terdapat dalam
ikan adalah Pseudomonas, Shewanella, Vibrio, Psycchrobacter, Flavobacterium
dan Cytopneforn dan micrococci. Selama ikan merupakan hewan berdarah dingin,
karakteristik, suhu dari flora yang berasosiasi akan menggambarkan suhu air
dimana ikan hidup.
Bakteri yang berasosiasi dengan ikan laut pasti tahan terhadap kandungan garam
dalam air. Walaupun banyak tumbuh baik pada konsentrasi garam 2-3%. Setelah
penangkapan, ikan disimpan dalam es atau air laut dingin sampai pendaratan . hal
ini sangat penting bahwa penggunaan agen pendingin secara berulang-ulang
padaikan segar, akan mengakumulasi bakteri psikrotropik mengkontaminasi ikan
selama penyipanan.
Ikan akan mengalami kontaminasi lebih lanjut oleh penanganan dalam kapal, pada
pendaratan, terutama dimana ikan-ikan tersebut terpapar selama penjualan dan
terkontaminasi dengan patogen yang berasal dari burung atau lala.
1.2 Tujuan
Tujuan pratikum ini adalah untuk mengetahui mutu dan total moorganisme
dalam ikan segar
II TINJAUAN PUSTAKA
Ikan merupakan salah satu bahan pangan hasil perikanan yang dibutuhkan oleh
manusia karena pada daging ikan terdapat senyawa-senyawa yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh yang terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
garam-garam mineral. Protein merupakan unsur terbesar setelah air. Kandungan
protein pada ikan cukup tinggi yaitu24%. Ikan juga mengandung air cukup tinggi
yaitu 76%, merupakan media yang cocok untuk kehidupan bakteri pembusuk atau
mikroorganisme lain, sehingga ikan sangat cepat mengalami proses pembusukan.
Selain itu suhu dan kelembaban udara serta lingkungan yang kotor dapat
mempercepat proses pembusukan. Hal ini sangat merugikankarena dengan kondisi
yang demikian banyak ikan yang tidak dimanfaatkan (Irawan, 1997). Kesegaran
ikan merupakan faktor yang sangat penting dan erat hubungannya dengan mutu
ikan. Ikan dalam keadaan masih segar memiliki mutu yang baik sehingga nilai
jualnya tinggi, sebaliknya jika ikan kurang segar memiliki mutu yang rendah
sehingga harganya rendah (Murniyati dan Sunarman 2000). Kesegaran ikan tidak
dapat ditingkatkan melainkan dipertahankan sehingga tingkat kesegaran ikan dapat
dipertahankan maka diperlukan penanganan yang tepat agar ikan bisa sampai ke
tangan konsumen atau pabrik pengolahan dalam keadaan segar.karena dengan
kondisi yang demikian banyak ikan yang tidak dimanfaatkan (Irawan, 1997).
Kesegaran ikan merupakan faktor yang sangat penting dan erat hubungannya
dengan mutu ikan. Ikan dalam keadaan masih segar memiliki mutu yang baik
sehingga nilai jualnya tinggi, sebaliknya jika ikan kurang segar memiliki mutu
yang rendah sehingga harganya rendah (Murniyati dan Sunarman 2000).
Kesegaran ikan tidak dapat ditingkatkan melainkan dipertahankan sehingga tingkat
kesegaran ikan dapat dipertahankan maka diperlukan penanganan yang tepat agar
ikan bisa sampai ke tangan konsumen atau pabrik pengolahan dalam keadaan
segar.
telah banyak dilakukan misalnya kunyit (Curcuma longa Linn) dan lengkuas (Alpinia purpurata
K. Schum) dapat menghambat bakteri dan kapang. Lengkuas merah (Alpinia purpurata K.
Schum) merupakan salah satu tanaman yang diketahui dapat digunakan sebagai antibakteri dan
antijamur. Senyawa antibakteri yang terkandung dalam lengkuas adalah fenol yang terdapat
dalam minyak atsiri. Lengkuas merupakan rempah yang sangat mudah diperoleh dan harganya
murah. Namun penggunaan bahan alami tersebut pada produk pangan masih belum optimal. Hal
ini menjadi salah satu faktor pertimbangan bagi konsumen untuk mengaplikasikan bahan
tersebut (Heyne, 1987 dalam Parwata, 2008).
3.2 Bahan
3.3 Alat
Wadah plastic
Cawan tuang
Lidi dan kapas
Api Bunsen
Fortex
Gegep
Mikro pipet
Pipet Volum
Timbangan analitik
Oven
Rak tabung reaksi
Tabung reaksi
Laminator
Tips
Gelas ukur
Erlenmeyer 500 ml
Sudip
Serbet
Alumunium foil
Autoklaf
Cawan petri
3.3 Prosedur kerja
Sampel ikan yang diuji adalah ikan laut segar dan ikan laut beku hal ini
bertujuan untuk mendapatkan ikan dalam kondisi yang sama, antara ikan
laut segar dan ikan laut beku. Hasil dari uji mikrobiologi di laboratorium
ditemukan bahwa tingkat cemaran mikroba berbeda antara ikan yang segar
dan beku Tabel di bawah ini Gambaran tingkat cemaran mikroba pada ikan
laut segar
V ENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran