1 PENDAHULUAN
Kayong Utara terdiri atas perairan, baik berupa laut maupun sungai. Dengan
disektor perikanan baik perikanan laut, perikanan umum dan budidaya. Menurut
perairan laut sebesar 18437,2 ton, perairan umum 381,2 ton, dan perikanan
Kayong Utara perairan laut yaitu Rp. 337.799.450 juta, perairan umum Rp.
ikan kembung di Kabupaten Kayong Utara yaitu 2.906,0 ton. Pemanfaatan ikan di
khususnya di Kec. Pulau Maya adalah kapal KM, Karya Bersama dimana kapal
ini menampung ikan hasil tangkapan para nelayan dengan jumlah yang cukup
2
suhu kamar, maka akan segera terjadi proses penurunan mutu menjadi tidak segar
Enterobacteriacea dan lain-lain. Proses perubahan pada ikan setelah mati terjadi
karena aktivitas enzim, mikro organisme dan kimiawi. Ketiga hal tersebut
ini terlihat adanya perubahan fisik, kimia, dan organoleptik pada ikan. Setelah
ikan mati, berbagai proses perubahan fisik, kimia, dan organoleptik berlangsung
dengan cepat. Semua proses perubahan ini akhirnya mengarah pada pembusukan.
Ikan segar dapat diperoleh jika penanganan dan sanitasi yang baik,
semakin lama ikan dibiarkan setelah ditangkap tanpa penanganan yang baik akan
menyebabkan kemungkinan ikan akan menjadi luka atau memar akibat benturan.
Luka atau memar pada ikan akan memudahkan ikan terkontaminasi oleh bakteri
sehingga jumlah bakteri dalam daging ikan menjadi lebih banyak. Semakin
banyak jumlah bakteri dalam daging ikan maka proses pembusukan akan semakin
cepat. Selain sanitasi dan hygiene, pada penanganan ikan kembung untuk
selama penanganan.
3
Salah satu cara untuk mengetahui kemunduran mutu ikan adalah dengan
menggunakan panca indra manusia dengan menggunakan alat bantu score sheet
organoleptik yang bertujuan untuk menguji fisik ikan pada saat penanganan ikan.
Adapun aspek-aspek penilaian pada bahan baku meliputi kenampakan, bau, dan
tekstur daging.
sangat mendekati obyektif dan tidak jauh berbeda dengan penilaian yang
macam faktor seperti penanganan awal yang kurang baik, selain itu suhu yang
tidak stabil, penambahan es yang kurang, serta kurangnya penerapan sanitasi dan
hygene yg baik dan benar. Penurunan kesegaran ikan juga dapat diukur dengan uji
penyebab dan kemunduran mutu ikan tersebut. Pengawasan terhadap suhu selama
4
1.3 Tujuan
1) Mengetahui proses penanganan ikan kembung diatas kapal KM. Karya
Bersama
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan Kerja Praktek Akhir ini adalah
informasi penanganan hasil perikanan yang baik unruk menjaga mutu ikan.
5
2 TINJAUAN PUSTAKA
insang.
Phylum : Chordata
Class : Condrichthyes
Ordo : Scombriformes
Family : Scombridae
Genus : Scomber
tidak begitu langsing, tetapi pendek dan gepeng. Tubuh bagian atas bewarna
kehijauan dan putih perak pada bagian bawah, terdapat totol-totol hitam pada
gelap. Perut dan sirip dada bewarna kuning maya gelap dan sirip lainnya bewarna
besar.
gizi tinggi. Daging ikan tersusun oleh zat-zat makanan yang sangat berguna untuk
protein, lemak, karbohidrat, garam mineral, vitamin, dan air yang memberikan
bawah ini :
ikan menurun. Penurunan tingkat kesegaran ikan ini terlihat dengan adanya
perubahan fisik dan kimia organoleptik pada ikan. Setelah ikan mati, berbagai
proses perubahan fisik, kimia, dan organoleptik berlangsung dengan cepat. Semua
yang terjadi pada ikan setelah mati meliputi secara prarigormortis, rigormortis,
yang ada didalam kulit. Proses selanjutnya membentuk lapisan bening yang tebal
disekeliling tubuh ikan. Pelepasan lendir dari kelenjar lendir, akibat dari reaksi
khas suatu organisme. Lendir tersebut terdiri dari glukoprotein dan merupakan
substrat yang baik bagi pertumbuhan bakteri (Junianto 2003). Lendir-lendir yang
8
terlepas tersebut membentuk lapisan bening yang tebal disekeliling tubuh ikan.
Pelepasan lendir dari kelenjar lendir ini merupakan reaksi alami ikan yang sedang
sekarat terhadap keadaan yang tidak menyenangkan. Jumlah lendir yang terlepas
dan menyelimuti tubuh dapat banyak hingga mencapai 1-2,5 % dari berat
dikatakan masih sangat segar dalam fase ini. Tahapan ini ditandai oleh tubuh ikan
yang mengejang setalah mati akibat proses-proses biokimia yang dipengaruhi atau
didalam jaringan dipecahkan oleh enzim yang masih tetap aktif (sejak ikan masih
laktak dan penurunan pH. Hal ini selanjutnya merangsang enzim untuk
membentuk kreatine dan asam fosfat. Proses ini diikuti oleh adenosin trifisfat
(ATP) menjadi adenosin difosfat (ADP) dan asam fosfat (Murniati dan Sunarman
2000).
ikan menjadi lemas kembali. Lembeknya daging ikan disebabkan aktifitas enzim
dehidrasi protein, polipeptida dan akhirnya menjadi asam amino. Disamping asam
amino, post rigormortis menghasilkan sejumlah kecil pyrimidine dan purine basa
yang dibebaskan pada waktu asam nukleat memecah. Post rigormortis belum
dapat disebut pembusukan karena hasil hidrolisis protein dan lemak masih dapat
menjadi lapisan-lapisan dan terpisah dari tulang, kerusakan ini disebabkan bagian
perut robek, selain itu pemecahan protein menghasilkan substrak yang disukai
Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mudah membusuk. hal ini
dapat dilihat pada ikan yang baru ditangkap dalam beberapa jam saja kalau tidak
diberi perlakuan atau penanganan yang tepat maka ikan tersebut mutunya akan
Penanganan ikan harus dimulai segera setelah ikan diangkat dari air
yaitu :
Ikan hasil tangkapan segera di semprot dengan air laut bersih sesaat tiba di
ukuran;
tenda atau atap yang dapat melindungi tempat kerja dan wadah/palka
pengumpulan;
dan suhu ikan dipertahankan tetap pada sekitar 0°C selama penyimpanan;
yang berbeda hari atau waktu penangkapannya. harus dihindarkan pemakaian alat-
ikan.
pada pagi atau sore hari untuk menghindari suhu lingkungan yang terlalu tinggi.
induk.
11
tergantung pada keadaan pemasaran, ikan segera dibongkar dan di naikan kedarat.
Ikan diangkut ke darat (dengan peti, keranjang dan sbg,) dicuci, timbang untuk di
lelangkan atau di pak untuk di jual di tempat lain. Tempat pelelangan harus dekat
dan harus tersedia air yang bersih dan jumlah yang cukup untuk mencuci ikan.
Pada umum nya nelayan mencuci ikan dengan air di pelabuhan yang umum nya
kotor (karena tidak tersedia nya air tawar yang cukup ). Hal ini tidak dapat di
benarkan dari segi sanitasi dan hygiene. Jika ikan menunggu lama untuk di lelang,
basa.
dengan urutan proses perubahan yang terjadi meliputi perubahan pre rigor, rigor
mortis, aktivitas enzim, aktivitas mikroba dan oksidasi. Secara umum peristiwa
rigor mortis terdiri dari tiga tahap yaitu pre rigor, rigor mortis dan post rigor,
12
memperpanjang proses rigor mortis, dapat menekan kegiatan bakteri, kimiawi dan
pengolahan cepat menentukan kecepatan penurunan mutu ikan segar setelah ikan
mati.
ikan yang disebabkan oleh tiga macam kegiatan, yaitu autolysis, kimiawi, dan
bacterial. Pada deteriosasi ikan, reaksi kimia yang terjadi adalah auto oksidasi
perangkat yang kompleks, yaitu reaksi biokimia yang tergantung pada jumlah dan
jenis enzim yang ada pada ikan, dan bakteri yang menghuni ikan Suwetja (2011).
13
3 METODOLOGI
2015 sampai dengan 22 Mei 2015. yang bertempat di Kapal KM, Karya Bersama.
(KPA) ini, dilakukan dengan beberapa cara yaitu antara lain Survey, wawancara
Metode pengumpulan data yang diperoleh ada dua yaitu data primer dan
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung
dari sumber datanya. Diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya. Teknik yang
a. Data tentang penanganan ikan kembung di atas kapal km, karya bersama;
b. Data tentang suhu pada saat penanganan diatas kapal km, karya bersama;
kesegaran).
dari berbagai sumber yang telah ada bukan diusahakan sendiri dalam
cara :
14
1. Studi pustaka melalui buku-buku dan literlatur yang berkaitan dengan judul
KPA ini.
mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar
lainnya sedangkan pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
3.3.1 Observasi
Kapal KM, Karya Bersama, dan bagaimana cara penerapan rantai dingin pada
3.3.2 Wawancara
proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana
dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-
pendapat responden.
3.3.3 Pengujian
ikan tersebut. Data organoleptik yang diperolah dari lembar penilaian ditabulasi
dan ditentukan nilai mutunya dengan mencari hasil rata-rata pada setiap panelis
dari setiap panelis digunakan rumus berdasarkan SNI 01-2346 2006 sebagai
berikut :
(
P x−1,96.
s
√n) (
≤ x ≥ x−1,96.
s
√n )
=95 %
=∑
x
x i=1
n
n
S
2
= ∑ x ¿¿
i=1
√
n
S = ∑ x¿¿¿
i=1
Dengan:
n adalah banyaknya panelis
16
2
S adalah keragaman nilai mutu
1,96 adalah koefisiensi standar deviasi pada taraf 95%
x adalah nilai mutu rata-rata
I x adalah nilai mutu dari panelis ke i, dimana i = 1,2,3….n
S adalah simpangan baku nilai mutu
penanganan ikan kembung diatas KM. Karya Bersama, pengecekan suhu dan
daerah kepulauan yang terpencil, memiliki potensi yang cukup besar dalam
bidang kelautan dan perikanan. Daerah ini merupakan daerah pesisir yang
berada jauh dari perkotaan. Didaerah ini mata pencaharian masyarakat ialah
sebagian besar sebagai nelayan dan petani. hasil tangkapan masyarakat dijual
kepada penampung ikan, dimana penampung ini merupakan penampung besar dan
hanya ada satu di daerah itu. Potensi perikanan di Kabupaten Kayong Utara cukup
2.906,0 ton.
sekarang, yang pertama mendirikan usaha penampungan ikan adalah bapak Abon,
yang mulanya menampung ikan dalam jumlah kecil dan dijual di daerah sekitar,
setelah beberapa lama usaha ini berkembang, sehingga pak abon mampu membeli
beberapa buah kapal penampung ikan dan membangun sebuah bagan yang di
gunakan sebagai tempat tinggal dan sekaligus tempat usaha. Kemudian semakin
lama usaha ini semakin berkembang pak Abon pun semakin tua, maka usaha ini
dilanjutkan oleh anaknya yang bernama bapak Tong Seng. Setelah beberapa lama
18
usaha ini makin berkembang sehingga pak Tong Seng mampu menambah kapal
Akhir (KPA) ini adalah KM. Karya Bersama dengan GT. 15 NO. 452 dengan
penampung untuk menampung ikan dari hasil tangkapan para nelayan dan
sekaligus menyuplai minyak dan es kepada nelayan selama berada dilaut. KM.
Karya Bersama dibuat pada tahun 2000, dengan bahan bangunan utama kapal
adalah kayu resak, dengan panjang 19 meter, lebar 4,5 meter dan dalam 3 meter.
nahkoda ini sebagai juru kemudi sekaligus berfungsi untuk mengawasi anak buah
kapal pada saat melakukan kegiatan pekerjaan. Selanjutnya adalah KKM, KKM
ini berfungsi untuk mengecek mesin pada saat kapal melakukan kegiatan
dibawah ini.
Nahkoda
KKM
ABK
koki
Adapun fasilitas yang ada di KM. Karya Bersama adalah sebagai berikut :
Ruang palka KM. Karya Bersama terbuat dari kayu resak. Sistem
dimana ruang palka ini mampu menampung ikan dan es dengan jumlah sekitar 19
Ton. Ruang palka yang ada di KM. Karya Bersama berjumlah tiga ruangan
Gambar 4 Mesin
Bersama
Ruang nahkoda adalah ruang di tempati seorang nahkoda yang fungsi nya
untuk mengawasi kegiatan bongkar muat kapal dan juga sebagai tempat juru mudi
kapal di dalam perjalanan dirungan ini terdapat alat kemudi, kompas, stater kapal,
lampu suar dan lemari yang berisi surat-surat kapal. Letak ruangan nahkoda
Ruangan ini berfungsi sebagai tempat peristirahatan para abk, dan koki.
Letak ruangan ini pada bagian tengah kapal diatas ruang mesin.
Ruang abk dilengkapi dengan alas tidur seperti bantal dan tilam, dan juga
ikan manyung, ikan tongkol, ikan bawal, dan udang. Selama penulis melakukan
Kerja Praktek Akhir (KPA) di Kapal KM. Karya Bersama hanya ikan kembung
yang diterima oleh kapal tersebut. Penerimaan ikan dapat dilihat pada Gambar 7.
23
air laut, lalu ditiriskan diangkat kekapal penampung. Kegiatan ini tidak
kapal ikan. Pada tahapan ini tidak dilakukan sortasi ukuran untuk menentukan
harga beli, harga beli ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pemilik kapal
perjanjian dimana ikatan penjual memindahkan hak miliknya atas barang kepada
24
pembeli sebagai imbalan sejumlah uang dan tidak menentukan ukuran barang.
5.1.2 Penimbangan
penampung, penimbangan ini dilakukan dengan dacin logam kapasitas 100 Kg.
Setiap keranjang yang berisi ikan ditimbang dan dicatat, kemudian dimasukan
Gambar 8 Penimbangan
Penimbangan
peningkatan suhu, setiap bahan baku yang diterima ditimbang dengan hati-hati.
dahulu dibersihkan dengan cara disemprot dengan air laut untuk membersihkan
kotoran yang ada didalam ruang palka. Kemudian bagian dasar palka diberi
lapisan es balok dan es hancur setebal 5 cm, kemudian ikan dicurahkan kedalam
ruang palka. Proses penyusunan ikan kedalam ruang palka tidak teratur, akan
tetapi penerapan rantai dingin yang digunakan sangat baik karena setiap satu
satu keranjang juga atau dengan kata lain perbandingan ikan dan es adalah 1:1.
Hal ini dilakukan untuk menjaga ikan tetap dalam keadaan segar. Cara
dengan jumlah ikan yang akan ditangani sehingga akan diperoleh suhu pendingin
yang optimal. Jika jumlah es terlalu sedikit dibanding jumlah ikannya maka suhu
dan ikan yang dipergunakan selama pendinginan bervariasi antara 1:4 sampai 1:1.
perjalanan pintu palka tidak boleh dibuka, hal ini dilakukan supaya es yang ada
didalam ruang palka tidak mudah cari sehingga suhu ikan tetap terjaga dalam
5.1.5 Pembongkaran
dilakukan dengan cara ruang palka dibuka dan ikan disirami dengan air sungai
ikan dimasukan kedalam keranjang plastik yang telah disiapkan dan kemudian
ditimbang. Pembongkaran ini dilakukan pada malam hari sekitar pukul 23.00
WIB sampai selesai. Hal ini dilakukan untuk menghindari sinar matahari
Gambar 11 Pembongkaran
dihindari karena suhu pada waktu siang hari cukup tinggi sehingga kerusakan ikan
Pengangkutan ikan dari kapal kedarat sebaiknya menggunakan sarana yang kokoh
kenaikan suhu ikan sejak ditangkap sampai kepada tangan konsumen dan diolah
hingga menjadi produk akhir. Penerapan rantai dingin yang kurang baik akan
maka produk akan mengarah pada kebusukan. Oleh sebab itu suhu pada setiap
dapat dilakukan dengan mesin refigarasi atau dengan cara sederhana yaitu dengan
Penerapan rantai dingin di atas KM. Karya Bersama berjalan dengan baik,
hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan yang telah dilakukan selama praktikum,
baik dari suhu awal ikan datang, hingga dilakukan pengiriman. Pengamatan suhu
untuk mengamati perubahan suhu yang terjadi selama penanganan ikan kembung.
Dari hasil pengamatan rata-rata selama proses penanganan ikan mulai dari
penerimaan ikan sampai tahap pembongkaran ditempat agen dapat dilihat pada
Dari data diatas dapat dilihat bahwa data suhu pada saat penerimaan ikan
adalah 7 ˚C, pengiriman 1,5 ˚C, dan pembongkaran 2,2. Hal ini menunjukan
bahwa system rantai dingin di KM. Karya Bersama sudah bagus, karena dapat
Pada penerimaan suhu ikan kembung mencapai 7 ˚C. Hal ini disebabkan
karena, sebelum ikan diterima dan ditimbang dikapal penampung, ikan terlebih
dahulu disirami dengan air laut sehingga membuat suhu ikan menjadi meningkat.
menyemprotkan air laut bersih atau air tawar dingin yang bersih. Penyemprotan
sebaiknya menggunakan selang dengan tekanan air yang cukup besar. Pencucian
bertujuan untuk membersihkan sisa lendir dan kotoran lainnya yang ada pada
Pada pengiriman suhu ikan mencapai 1,5 ˚C, hal ini disebabkan karena
pada waktu ikan disimpan kedalam ruang palka ikan diberi es dengan
perbandingan 1:1 dan pada saat pembongkaran suhu ikan 2,2 ˚C, hal ini
organoleptik ikan segar. Jumlah panelis 6 orang, karena pada kapal tersebut hanya
dahulu memberikan arahan tentang cara menguji organoleptik ikan segar. Aspek
Menurut SNI 2006 nilai orgoleptik 7, masih layak untuk dikonsumsi . Dari
data diatas dapat dilihat Jumlah rata-rata pengujian organoleptik pada saat
digunakan untuk menilai belum terlatih dan baru pertama kalinya melakukan
pembongkaran ikan masih dikatakan sangat segar dengan cerah bola mata
menonjol, sayatan daging cemerlang, bau sangat segar, dan tekstur padat elastis.
31
6.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang ditulis diatas dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
baik, karna mutu dari ikan tersebut masih dikatakan dapat terjaga
2. Penerapan rantai dingin pada kapal penampung ikan KM, Karya Bersama
telah berjalan dengan baik karena mampu menurunkan suhu awal ikan 7˚C
dengan nilai rata-rata 7 yang berarti ikan tersebut masih layak untuk di
konsumsi.
6.2 Saran
terutama pada suhu, agar menghasilkan produk sesuai yang kita inginkan
2. Pada penerimaan ikan perlu diperhatikan untuk melihat ikan dari bau,
DAFTAR PUSTAKA
BSN. 1992, SNI 01- 2729-1- 1992 Keamanan Air dan Es Dalam Industry
Pangan/ Swadaya. Jakarta.
Pengamatan 1
X = 7.83
S = √ 0,28
2
S = 0,5
P = (7,83 – 1,96 x 0,5 / 2,44 <µ< 7,83 + 1,96 x 0,5 / 2,44)
P = (7,83 – 0,41) <µ< (7,83 + 0,41)
P = 7,42 <µ< 8,24
37
X = 7,41
2
S = ( 7,5 - 7,41¿2 + ( 7,25 - 7,41¿2 + ( 7,5 - 7,41¿2 + ( 7,25 - 7,41¿2 + ( 7,5 -7,41¿2 + ( 7,5 -7,41¿2
S = √ 0,0066
2
S = 0,0081
P = (7,41 – 1,96 x 0,0081/ 2,44 <µ< 7,41 + 1,96 x 0,0081/ 2,44)
P = (7,41 – 0,65) <µ< (7,58 + 0,65)
P = 7,26 <µ< 7,56
1 7 8 7 7 7,25
2 7 7 7 7 7
3 7 7 7 8 7,25
4 7 7 8 8 7,5
5 7 7 7 7 7
6 7 7 7 7 7
Jumlah Rata- 7,16
rata
Pengamatan 3
X = 7,16
2
S = ( 7,25 - 7,16¿2 + ( 7,7 - 7,16¿2 + ( 7,25 - 7,16¿2 + ( 7,5 - 7,16¿2 + ( 7 - 7,16¿2 + ( 7 - 7,16¿2
S = √ 0,2086
2
S = 0,456
P = (7,16 – 1,96 x 0,456/ 2,44 <µ< 7,16+ 1,96 x 0,456/ 2,44)
P = (7,16– 0,36 <µ< (7,16+ 0,36)
P = 6,8 <µ< 7,52
Pengamatan 4.
39
X = 7,30
2
S = ( 7 - 7,30¿2 + ( 7,75 - 7,30¿2 + ( 7,5 - 7,30¿2 + ( 7,25 - 7,30¿2 + ( 7,25 - 7,30¿2 + ( 7 - 7,30¿2
6
2
S = 0,09 + 0,2025 + 0,04 + 0,0025 + 0,0025 + 0,09
6
S = √ 0,0725
2
S = 0,266
P = (7,30 – 1,96 x 0,266 / 2,44 <µ< 7,30 + 1,96 x 0,266/ 2,44)
P = (7,30 – 0,21) <µ< (7,41 + 0,21)
P = 7,09 <µ< 7,51
Pengamatan 5
40
X = 7,75
2
S = ( 8,5 - 7,75¿2 + (8,25 - 7,75¿2 + ( 7,5 - 7,75¿2 + ( 7,5 -7,75¿2 + ( 7,5 - 7,75¿2 + ( 7,25 -7,75¿2
6
2
S = 0,5625 + 0,25 + 0,0625 + 0,0625 + 0,0625 + 0,25
6
S = √ 1,25
2
S = 1,11
P = (7,75 – 1,96 x 1,11 / 2,44 <µ< 7,75 + 1,96 x 1,11/ 2,44)
P = (7,75 – 0,89) <µ< (7,75 + 0,89)
P = 6,86 <µ< 8,64
Pengamatan 6
41
X = 7.62
2
S = ( 8 - 7,62¿2 + (8 - 7,62¿2 + ( 8 - 7,62¿2 + ( 7,75 -7,62¿2 + ( 7 - 7,62¿2 + ( 7 -7,62¿2
S = 1,1
P = (7,62 – 1,96 x 1,1 / 2,44 <µ< 7,62 + 1,96 x 1,1/ 2,44)
P = (7,62 – 0,88) <µ< (7,62 + 0,88)
P = 6,74 <µ< 8,5