TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan
Ikan termasuk ke dalam kelompok hewan vertebrata akuatik yakni hewan bertulang
belakang yang memiliki habitat di air, berdarah dingin, serta bernapas menggunakan insang.
Secara sistematik ikan ditempatkan pada Filum Chordata karena menggunakan insang untuk
mengambil oksigen yang terlarut pada air dan sirip yang dipergunakan untuk berenang. Ikan
dapat ditemukan hampir di berbagai jenis perairan dengan struktur fisik yang berbeda-beda,
sehingga demikian berdasarkan habitatnya, ikan dapat dikelompokkan menjadi tiga yakni
ikan air tawar, ikan air laut, dan ikan air payau. Secara umum karakteristik yang dimiliki oleh
ikan adalah tubuhnya ditutupi oleh sisik dan berlendir, memiliki rangka bertulang sejati dan
bertulang rawan, memiliki sirip tunggal atau berpasangan, memiliki operculum (tutup
insang), serta memiliki bagian tubuh yang jelas antara kepala, badan, dan ekor. Ikan memiliki
variasi ukuran dari yang sangat besar seperti hiu sampai yang berukuran sangat kecil seperti
ikan paedocypris progenetica yang umumnya ditemukan di rawa-rawa Pulau Sumatera
(Hanifah, 2022). Selain ukuran, variasi bentuk dari ikan juga beraneka ragam, kebanyakan
ikan memiliki bentuk torpedo dan pipih, namun ada juga bentuk ikan yang tidak beraturan
(Siagian, 2009).
Ikan merupakan salah satu bahan pangan hewani yang diketahui memiliki kandungan
protein yang tinggi. Selain kandungan proteinnya, ikan memiliki kandungan air yang juga
tinggi yakni sekitar 70-80% dari berat dagingnya dengan pH yang mendekati netral (Kaban,
2019). Tingginya kandungan air tersebut yang dipacu pula dengan struktur jaringan ikan yang
lunak menyebabkan ikan sebagai media yang baik dalam pertumbuhan mikroorganisme,
sehingga mudah mengalami pembusukan apabila tidak melewati proses pengawetan.
Komposisi daging ikan dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor biologis dan
faktor eksternal. Faktor biologis mencakup internal dari ikan itu sendiri seperti jenis ikan,
umur ikan, dan sebagainya. Sementara faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari
luar meliputi habitat, musim, dan jenis makanan yang di konsumsi oleh ikan tersebut
(Anjasari, 2010). Ikan memiliki kualitas gizi yang tinggi dan beragam karena mengandung
zat-zat tertentu yang dibutuhkan oleh manusia, seperti protein, lemak, sedikit karbohidrat
berbentuk polisakarida yaitu glikogen, vitamin, dan garam-garam mineral. Protein pada ikan
sangat diperlukan bagi tubuh manusia karena bersifat mudah dicerna dan menyediakan asam
amino esensial serta non esensial (Wijayanti dkk, 2010). Ikan juga mengandung asam-asam
lemak tak jenuh dan kaya akan vitamin A dan vitamin D (Anjasari 2010).
Ikan merupakan salah satu jenis bahan pangan hewani yang sangat mudah membusuk.
Pembusukan terjadi ketika ikan sudah mati karena pada kondisi tersebut reaksi enzimatis
dalam tubuh dan fungsi organ pada ikan sudah tidak bekerja, selanjutnya akan terjadi
aktivitas mikroorganisme pada tubuh ikan tersebut yakni proses dekomposisi yang mengarah
ke pembusukan (Nugraheni, 2010). Mutu atau kualitas dari ikan dapat dilihat dari tingkat
kesegarannya. Adapun kriteria mutu ikan menurut Nugraheni (2010) menvcakup beberapa
aspek seperti kualitas penyimpanan, penampakan dan bau, serta palatabilitas (rasa, tekstur,
penampilan). Menurutnya pula ikan yang segar dan ikan yang bermutu buruk dapat dikaji
dari tanda-tanda berikut.
Sebagaimana jenis bahan pangan yang lainnya, ikan juga dapat diolah dengan
berbagai metode. Menurut Sinegar, dkk (2016) ada beberapa metode yang dapat dilakukan
pada proses pengolahan ikan yakni sebagai berikut.
b. Menggoreng
Menggoreng merupakan suatu metode yang menggunakan bantuan minyak
goreng untuk mematangkan bahan pangan. Umumnya indikator matang pada metode
ini adalah ketika ikan di kedua sisi berubah warna menjadi coklat keemasan. Namun,
perlu diingat bahwa penggunaan minyak yang berlebihan pada saat menggoreng ikan
c. Memanggang
Memanggang menjadi metode yang cukup digemari karena pada prosesnya
dipergunakan bara api untuk mematangkan ikan. Selain daripada itu, metode ini juga
baik karena kadar protein pada ikan bakar masih terjaga. Adapan secara umum
prosedur kerjanya meliputi 1) Ikan yang sudah dibersihkan terlebih dahulu dipolesi
dengan minyak atau margarin kemudian bisa langsung dipolesi dengan bumbu juga,
2) Setelah itu ikan diletakkan pada pemanggangan. Ikan yang diolah dengan metode
ini akan menghasilkan warna coklat gelap.
a. Pendinginan
Pendinginan merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pengawetan
ikan dengan cara mendinginkan ikan. Media yang digunakan dalam proses
pendinginan ini bervariasi seperti mendinginkan dengan es, es kering, air dingin,
ataupun udara dingin. Adapun bentuk es yang digunakan pada metode pendinginan ini
adalah es balok, es tabung, es keping tebal, es keeping tipis, dan es halus. Suhu yang
ingin dicapai pun dapat bervariasi dan dapat dilihat pada tabel.
a. b.
b. Pembekuan
Metode ini hampir mirip dengan pendinginan karena keduanya sama-sama
memanfaatkan suhu rendah untuk memperpanjang umur simpan ikan. Hanya saja
pada teknik pembekuan suhu yang digunakan jauh lebih rendah dari teknik
pendinginan karena tujuan utama dari teknik ini adalah membekukan seluruh cairan
yang ada di dalam tubuh ikan. Pada prakteknya sebenarnya sangat sulit untuk
membekukan seluruh cairan yang ada dalam tubuh ikan mengingat sebagian cairan
tersebut memiliki titik beku yang berbeda-beda dan sangat rendah. Alat yang
digunakan untuk membekukan ikan disebut freezer.