Anda di halaman 1dari 20

1

PROPOSAL PENELITIAN
PROGRAM HIBAH PENELITIAN

JUDUL

STANDARISASI EKSTRAK, ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA


AKTIF ANTI DIABETES DARI DAUN SUKUN (Artocarpus Artilis) DI
SULAWESI SELATAN

OLEH :

..............................................

1. MUH.IRWAN N012171003

2. FAJRAWATI MAJID N012171014

PROGRAM MAGISTER FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
2

I. Ringkasan

Dampak buruk yang timbul akibat penggunaan obat-obat sintetik untuk


menangani penyakit diabetes mellitus telah menjadi alasan utama dilakukannya
pencarian obat alami dari tumbuhan sebagai antihiperglikemia. Salah satu tumbuhan
yang sering di konsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah buah sukun (Artocarpus
altilis) dan daunnya di percaya oleh masyarakat sebagai obat antihiperglikemia. Dari
penelitian sebelumnya, telah di peroleh informasi melalui Uji aktivitas antidiabetes
melalui mekanisme penghambatan aktivitas enzim α-glukosidase telah dilakukan
terhadap fraksi etanol, n-heksana, etil asetat, dan butanol dari ekstrak etanol daun
Artocarpus altilis (Parkinson)Fosberg (Moraceae) dan empat senyawa flavonoid hasil
isolasi dari ekstrak etil asetat tanaman yang sama. Fraksi etil asetat mempunyai aktivitas
antidiabetes paling kuat dibanding dengan fraksi yang lain. Penelitian ini akan
dilakukan pada bulan desember 2018 sampai bulan april 2019 yang dilakukan di
laboratorium universitas hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan.Tujuan penelitian
menentukan karakterisasi simplisia dan ekstrak daun sukun, serta isolasi senyawa
aktif antidiabetes. Pada penelitian ini dilakukan parameter standar ekstrak spesifik dan
non spesifik serta identifikasi kandungan senyawa kimia ketentuan DEPKES RI dan
buku Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia (BPOM, 2010) serta beberapa
tehnik isolasi terhadap kandungan senyawa dari fraksi aktif antihiperglikemia daun
sukun (Artocarpus altilis). Isolasi dilakukan dengan berbagai tehnik kromatografi yang
meliputi kromatografi cair vakum (KCV), kromatografi kinerja tekanan (KKT) dan
kromatografi lapis tipis (KLT). Karakterisasi terhadap senyawa hasil isolasi
menggunakan spektrofotometri Infra merah dan NMR 1D. Dari hasil penelitian ini,ingin
di dapatkan senyawa aktif antidiabetes dari ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis),

Kata kunci : Standarisasi, isolasi,ekstrak, Daun sukun (Artocarpus altilis),senyawa


aktif,
3

II. Latar belakang

Prevalensi penyakit degeneratif saat ini meningkat seiring dengan

bertambah makmurnya masyarakat (Cindrawati, 2013). Walaupun tubuh mampu

memproduksi insulin tetapi karena reseptor insulin kurang memadai jumlahnya

sehingga membuat tidak berdaya. Hal lain yang dapat memicu diabetes mellitus,

karena tubuh tidak menghasilkan insulin akibat sel- sel beta pankreas rusak (Alwan,

2010). Sekitar 285 juta orang telah didiagnosis menderita diabetes mellitus di

seluruh dunia dan angka ini diperkirakan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030.

(Arulselvan P.,Et al, 2014).

Meningkatnya penderita diabetes mellitus dari tahun ke tahun yang disertai

hiperglikemia dan hiperlipidemia memerlukan suatu langkah untuk mengatasinya.

Pengobatan obat-obat sintetis untuk menurunkan kadar glukosa darah pada kondisi

hiperglikemia dan hiperlipidemia memiliki efek samping antara lain, gangguan

hepar dan ginjal (Ladeska vera et al, 2013). Oleh karena itu, dengan menggunakan

inhibitor α-glukosidase adalah cara yang hemat biaya untuk mencegah

perkembangan diabetes (Lotulung P.D.N,et,al. 2014). Banyaknya kasus kematian

akibat penyakit diabetes melitus menyebabkan dikembangkannya obat alami yang

dapat menurunkan kadar glukosa darah dalam tubuh (Ketut Sepdyana Kartini dkk,

2015).

Salah satu tanaman berkhasiat obat yang dapat digunakan sebagai obat

diabetes yang disertai hiperglikemia dan hiperlipidemia adalah daun sukun

(Artocarpus altilis) (Ladeska vera et al, 2013).

Artocarpus altilis yang termasuk keluarga, Moraceae, biasanya disebut

sukun. Genus Artocarpus (Moraceae) terdiri dari sekitar 50 spesies (Timotius,


4

2014). Pada dasarnya spesies Artocarpus terdiri dari senyawa fenolik yang meliputi

flavonoid, Jacalin, lektin dan stilbenoids. Artocarpus ekstrak dan metabolit dari

daun, batang, buah dan kulit mengandung banyak senyawa aktif biologis yang

bermanfaat dan senyawa ini digunakan dalam berbagai aktivitas biologis termasuk

antibakteri, antituberkular, antivirus, antijamur, antiplatelet, antiartritis,

penghambatan tirosinase dan sitotoksisitas (Jagtap dan Bapat, 2014), antidiabetes

mellitus (Nasution et al., 2014).

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lotulung, P.D.N pada

tahun 2007 secara in vivo menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sukun

(Artocarpus altilis) (10 dan 20 mg / kg) dapat menurunkan kadar glukosa darah

secara signifikan (Lotulung, P.D.N., 2007).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan karateristik simpilisia,

standarisasi dan mengisolasi senyawa kimiayang ada pada daun sukun (Artocarpus

altilis) yang berkhasiat sebagai anti diabetes dan melakukan karakterisasi senyawa

aktif dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis, IR dan NMR 1D.

Penelitian ini sangat penting dilakukan untuk dapat memberikan informasi

mengenai karateristik, standarisasi, dan isolasi senyawa kimia yang terkandung di

dalam daun sukun yang berkhasiat sebagai antidiabetes. Informasi tersebut

diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang senyawa aktif yang berkhasiat

sebagai antidiabetes dari tumbuhan Artocarpus, khususnya daun sukun (Artocarpus

altilis). Sehingga pohon sukun yang banyak tumbuh bisa lebih di olah dan di

manfaatkan sebagai bahan baku obat dimana kedepannya bisa menjadi bahan obat

fitofarmaka dan menambah penghasilan bagi masyarakat.


5

III. Tinjauan Pustaka

a. State of art

Dalam tabel State of The Art di bawah ini, terdapat jurnal-jurnal yang

yang berisi hasil penelitian yang telah dilakukan beberapa penulis yang

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Jurnal yang diperoleh berkaitan

dengan aktivitas dan senyawa aktif dari daun sukun (Artocarpus altilis).Jurnal-

jurnal tersebut juga dipisah menurut temanya dan penulis juga memberikan

perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian dalam thesis dengan tujuan

agar mengetahui perbedaan penelitian diantara keduanya.

No Judul Jurnal Nama penulis Hasil Metodelogi Perbedaan


dan tahun dengan
terbitan jurnal penelitian yang
akan dilakukan
6

1 Potensi Ekstrak Vera Ladeska , daun sukun ekstrak Analisis Peneliti ingin
Etanol 70% Lusi Putri etanol 70% dosis varians ini
melihat aktivitas
Daun Sukun Dwita, Shela 600 mg/kg BB dilakukan penurunan kadar
(Artocarpus Febrina (2017) memiliki aktivitas menggunakan glukosa darah
altilis) Fakultas menurunkan ANOVA satu menggunakan
Terhadap Farmasi dan kadar glukosa arah ekstrak etanol
Penurunan Sains darah pada kondisi daun sukun 70%
Kadar Glukosa Universitas hiperglikemia dan sedangkan
Darah Pada Muhammadiyah hiperlipidemia yang penelitian yang
Tikus Prof. Dr. sebanding dengan akan dilakukan
Hiperglikemia Hamka kontrol positif mengisolasi dan
Dan karakteristik
Hiperlipidemia senyawa aktif
antidiabetes.
2 identifikasi Nublah, Sp Hasil penelitian dianalisis Penelitian
golongan (2011) UGM menunjukkan bahwa dengan sebelumnya
senyawa air rebusan daun ANOVA dan menggunakan
penurun kadar sukun paling baik LSD air rebusan dan
glukosa darah dalam menurunkan ekstrak dan
tikus putih kadar glukosa darah, hanya
(rattus diikuti ekstrak mengidentifikasi
norvegicus kloroform. Kedua senyawanya,
berkenhout, fraksi air rebusan tidak melakukan
1769) daun sukun,baik karakteristik
hiperglikemia fraksi air maupun senyawa aktif
pada daun fraksi etil asetat antidiabetesnya
sukun dapat menurunkan sedangkan
(artocarpus kadar glukosa darah penelitian yang
altilis (park.) meskipun belum akan dilakukan
fosberg.) sebanding dengan menggunakan
glibenklamid. ekstrak lalu di
Golongan senyawa isolasi dan
yang berpotensi dilakukan
menurunkan kadar karakteristik
glukosa darah adalah senyawa aktif.
senyawa fenolik,
flavonoid, alkaloid,
dan terpenoid
3 Efek penurunan Visto Tjahyadi Pemberian infus Analisis Penelitian
kadar gula (2010) daun sukun dengan varians ini sebelumnya
darah dari infus Universitas dosis 27 dan 54 g/kg dilakukan menggunakan
Daun Sukun Indonesia BB tikus dapat menggunakan sediaan infus
(Artocarpus menurunkan kadar ANOVA satu sedangkan
altilis) pada glukosayang arah penelitian yang
tikus putih bermakna secara akan dilakukan
jantan statistik. menggunakan
ekstrak.
7

4 In vitro Puspa Dewi mekanisme Metode untuk Penelitian


antidiabetic Narrij Lotulung, penghambatan menganalisis sebelumnya
activities of Tjandrawati aktivitas enzim α- data menggunakan
extract and Mozef, Chandra glukosidase oleh menggunakan ELISA reader
isolated Risdian, and senyawa (1-(2,4- metode untuk mengukur
flavonoid Akhmad dihidroksifenil)-3- lineweaver intensitas warna
Compounds Darmawan [8-hidroksi-2-metil- burk. sedangkan
from (2014) kampus 2-(4-metill-3- penelitian yang
artocarpus LIPI bandung pentenil)-2H-1- akan dilakukan
altilis benzopiran-5-yl]-1- menggunakan
(parkinson) propanonmempunyai spektroforometri
fosberg tipe nonkompetitif UV-Vis dan IR.
5 Isolation and Rosnani Ekstrak daun Analisis Penelitian
Structure Nasution1, tanaman artocarpus varians ini sebelumnya
Elucidation of Tonel Barus2, camansi dapat dilakukan menggunakan
Steroid from Pandapotan menurunkan menggunakan sampel
Leaves of Nasution2, kadar gula ANOVA satu artocarpus
Artocarpus Nurdin Saidi darah tikus, yang arah prosedur dengan spesies
camansi (Kulu) (2014) dilakukan dengan analisis Post camansi
as Antidiabetic Syiah Kuala toleransi glukosa, hoc, sedangkan pada
University, tetapi ekstrak yang penelitian ini
Banda Aceh paling aktif menggunakan
mengurangi artocarpus
kadar gula dengan spesies
darah tikus adalah artilis.
ekstrak heksana

Persentase susut
pengeringan yang
diperoleh dari
simplisia daun sukun
Karaterisasi Iswahyudi, Jaka sebesar 11,2%, kadar metode BSLT Pada penelitian
6. simplisia, Fadraersada, larut air dan kadar (Brine sebelumnya
ekstrak, dan Muhammad larut etanol sebesar Shrimp tidak
fraksi daun Amir Masruhim 2,03% dan 1,4% Lethality menentukan
sukun Laboratorium serta kadar abu total, Test). Data identifikasi
(Artocarpus Penelitian dan kadar abu larut air, yang senyawa kimia ,
altilis) Pengembangan dan kadar abu tidak diperoleh yang terkandung
sertabioaktivitas FARMAKA larut asam daun dianalisis dalam daun
terhadap TROPIS, sukun sebesar menggunakan sukun
artemia salina Fakultas 10,3%, 1,7%, dan metode Reed
leach. Farmasi, 9,1%. Persentase and Muench
Universitas kadar larut air dan untuk
Mulawarman, etanol pada ekstrak mendapatkan
Samarinda, daun sukun sebesar nilai Lethality
Kalimantan 17,1% dan 6,9%, Concentration
Timur kadar abu total, 50% (LC50).
8

kadar abu larut air,


dan kadar abu tidak
larut asam ekstrak
daun sukun sebesar
3,3%, 1,2%, dan
0,7%. Daun sukun
memiliki nilai LC50
dari masing-masing
ekstrak kasar, fraksi
n-heksan, fraksi etil
asetat, dan fraksi n-
butanol sebesar
434,9 ppm, 537,03
ppm, 448,2 ppm, dan
670,5 ppm.

b. Road Map Pengambilan


sampel ditiga
wilayah sul-sel (kab.
Gowa, kab. Bone
dan kab. Enrekang)

simplisia Ektsraksi polar dan non polar

Isolasi senyawa aktif antidiabetes Standarisasi mutu Karateristik

Karateristik senyawa antidiabetes

c. Uraian Daun sukun


9

1. Klasifikasi Daun Sukun (Nayeem et al. 2013)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Mracheobionata

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Subclass : Hamamelididae

Order : Rosales

Family : Moraceae

Genus : Artocarpus

Species : altilis

d. Diabetes Mellitus

Diabetes melitus adalah suatu gangguan metabolik yang ditandai dengan

peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada

sekresi insulin dan kerja insulin (Kowalak, 2011). Kadar glukosa darah

setiap hari bervariasi, kadar gula darah akan meningkat setelah makan dan

kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar glukosa darah normal pada pagi

hari sebelum makan atau berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula

darah normal biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah

makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun mengandung

karbohidrat (Irianto, 2014).

1. Klasifikasi

Klasifikasi diabetes melitus menurut Smeltzer et al, (2013) ada 3 yaitu:

a. Tipe 1 (Diabetes melitus tergantunginsulin)


10

Sekitar 5% sampai 10% pasien mengalami diabetes tipe 1.

Diabetes melitus tipe 1 ditandai dengan destruksi sel-sel beta pankreas

akibat faktor genetik, imunologis, dan juga lingkungan. DM tipe 1

memerlukan injeksi insulin untuk mengontrol kadar glukosa darah

b. Tipe 2 (Diabetes melitus tak – tergantunginsulin)

Sekitar 90% sampai 95% pasien mengalami diabetes tipe 2. Diabetes

tipe 2 disebabkan karena adanya penurunan sensitivitas terhadap insulin

(resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah insulin yang

diproduksi

c. Diabetes mellitus gestasional

Diabetes gestasional ditandai dengan intoleransi glukosa yang

muncul selama kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga.

isiko diabetes gestasional disebabkan obesitas, riwayat pernah

mengalami diabetes gestasional, glikosuria, atau riwayat keluarga yang

pernah mengalami diabetes.

2. Etiologi
Diabetes melitus menurutKowalak,(2011); Wilkins, (2011); dan

Andra, (2013) mempunyai beberapa penyebab,yaitu:

a. Hereditas

Peningkatan kerentanan sel-sel beta pancreas dan

perkembangan antibodi autoimun terhadap penghancuran sel-sel beta.

b. Lingkungan (makanan, infeksi, toksin,stress)

Kekurangan protein kronik dapat mengakibatkan hipofungsi

pancreas. Infeksi virus coxsakie pada seseorang yang peka secara


11

genetic. Stress fisiologis dan emosional meningkatkan kadar hormon

stress (kortisol, epinefrin, glucagon, dan hormon pertumbuhan),

sehingga meningkatkan kadar glukosa darah.

c. Perubahan gayahidup

Pada orang secara genetik rentan terkena DM karena

perubahan gaya hidup, menjadikan seseorang kurang aktif sehingga

menimbulkan kegemukan dan beresiko tinggi terkena diabetes

melitus.

d. Kehamilan

Kenaikan kadar estrogen dan hormon plasental yang berkaitan

dengan kehamilan, yang mengantagoniskan insulin.

e. Usia

Usia diatas 65 tahun cenderung mengalami diabetes melitus

f. Obesitas

Obesitas dapat menurunkan jumlah reseptor insulin di dalam

tubuh. Insulin yang tersedia tidak efektif dalam meningkatkan

efekmetabolic.

g. Antagonisasi efek insulin yang disebabkan oleh beberapa medikasi,

antara lain diuretic thiazide, kortikosteroid adrenal, dan

kontraseptifhormonal.

3. Patofisiologi

Ada berbagai macam penyebab diabetes melitus menurut Price,

(2012) dan Kowalak (2011) yang menyebabkan defisiensi insulin,


12

kemudian menyebabkan glikogen meningkat, sehingga terjadi proses

pemecahan gula baru (glukoneugenesis) dan menyebabkan metabolisme

lemak meningkat. Kemudian akan terjadi proses pembentukan keton

(ketogenesis). Peningkatan keton didalam plasma akan mengakibatkan

ketonuria (keton dalam urin) dan kadar natrium akan menurun serta pH

serum menurun dan terjadi asidosis.

Glukosuria juga menyebabkan keseimbangan

kalorinegatifsehingga

menimbulkanrasalaparyangtinggi(polifagia).Penggunaanglukosaolehselme

nurun akan mengakibatkan produksi metabolisme energi menurun

sehingga tubuh akan menjadi lemah (Price et al,2012).

Hiperglikemia dapat berpengaruh pada pembuluh darah kecil,

sehingga menyebabkan suplai nutrisi dan oksigen ke perifer berkurang.

Kemudian bisa mengakibatkan luka tidak kunjung sembuh karena terjadi

infeksi dan gangguan pembuluh darah akibat kurangnya suplai nutrisi dan

oksigen (Price et al, 2012).


13

IV. Metode Penelitian

A. Tempat dan waktu

Penelitian dilakukan selama 5 bulan dari desember 2018 – april 2019 dilakukan

di laboratorium farmasi unhas dan di laboratorium BPOM makassar.

1. Alat dan bahan

a. Alat

Alat ekstraksi, alat evaporasi, alat maserasi alat fraksinasi, alat destilasi,

labu ukur, piknometer, cawan petri, pipet tetes, oven, gelas piala, gelas ukur,

KLT, alat kromatografi cair vakum, alat kadar gula darah Optimum Omega®

, peralatan kromatografi, LC-MS (Liquid Chromatography – Mass

Spectrometer), Spektroskopi NMR 500 MHZ, Spektrofotometri Vis

Shimadzu 1240, Spektrofotometri IR, lempeng KLT, plat tetes, pipa kapiler,

botol semprot, botol vial, batang pengaduk, lampu UV (panjang gelombang

254 nm dan 366 nm), penangas air, oven, chamber. Neraca analitik.

b. Bahan

Aquadest, Daun sukun (artocarpus altilis (park.) fosberg.) di

peroleh di Kabupaten Gowa, Kabupaten bone, kabupaten enrekang

Sulawesi Selatan dan di identifikasi di laboratorium Fitokimia Fakultas

Farmasi Universitas Hasanuddin Makassar. Hcl, Kertas saring, etanol 95%,

Pelarut Organik (etanol 70%, N-Heksan, etil asetat, N-Butanol), silica gel

60 GF254for TLC, silica gel 60 230-400 mesh for CC, Kloroform

terdeuterasi untukanalisis NMR.

2. Prosedur penelitian
14

1. Penyiapan simplisia

Daun sukun yang diperoleh dari tiga daerah di pisahkan di beri label dan

telah dideterminasi, kemudian di sortir dari bahan-bahan pengotor. Lalu

dilakukan pencucian dengan air mengalir hingga bersih setelah itu

dikeringkan dengan cara diangin-anginkan ( selama 2 minggu) sampe

kering. Kemudian di haluskan dengan menggunakan blender hingga menjadi

serbuk dengan ukuran derajat kehalusan serbuk simplisia yang sesuai,

setelah itu disimpan dalam wadah kering dan ditutup rapat dalam ruangan

terlindung dari cahaya.

B. Penyiapan Ekstrak

Serbuk simplisia daun sukun di maserasi dengan menggunakan etanol

70% (polar) dan n Heksan ( non polar). Rendam selama 24 jam, 6 jam

pertama rendaman diaduk sekali-kali, kemudian diamkan. Pisahkn

maserat dengan cara pengendapan, sentrifugasi, dekantasi atau fltrasi.

Ulangi proses penyaringan sekurang-kurangnya dua kali dengan jenis

dan jumlah pelarut yang sama. Filtrat herbal yang di peroleh disatukan

dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 40-50OC

sampai diperoleh ekstrak kental. Rendeman dengan ekstrak di hitung

menggunakan rumus :

Berat ekstrak yang diperoleh


% Rendemen = X 100%
Berat bahan yang diekstrak

C. Pengukuran Parameter Spesifik Ekstrak polar dan non polar Daun sukun

(Depkes RI., 2000) Determinasi daun sukun dan penetapan identitas

simplisia
15

Tanaman sukun yang digunakan didetermiansi di laboratorium farmasi Fakultas

FARMASI Universitas Hasanuddin. Data yang diperoleh adalah nama latin

sukun. Identitas simplisia sukun ditetapkan berdasarkan gambaran ciri-ciri

organoleptik batang, bunga dan buah serta gambaran fragmen simplisia herba

sukun.

Penetapan sifat organoleptik ekstrak

Parameter organoleptik ekstrak polar dan non polar daun sukun ditetapkan

menggunakan panca indera dalam mendeskripsikan bentuk, warna, bau, rasa.

D. Pengukuran Parameter Non-Spesifik Ekstrak Daun Sukun (Depkes RI.,

2000)

Parameter non spesifik ekstrak polar dan non polar daun sukun ditetapkan sesuai

dengan acuan penetapan parameter standar Depkes R.I (2000) dan hasilnya

dibandingkan dengan persyaratan yang tertera pada buku Monografi Ekstrak

Tumbuhan Obat Indonesia (BPOM, 2010). Parameter non spesifik ekstrak polar

dan non polar daun sukun yang ditetapkan adalah susut pengeringan, cemaran

mikrobiologi, kadar logam berat (Cd dan Pb), kadar abu, kadar sari larut air dan

etanol dan kadar air larut etanol.

E. Uji kandungan kimia Ekstrak polar dan non polar

Parameter uji kandungan kimia ekstrak polar dan non polar daun sukun

ditetapkan sesuai acuan penetapan uji kandungan kimia standar Depkes RI

2000 dan hasilnya dibandingkan dengan persyaratan yang tertera pada buku

Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia (BPOM, 2010). Identifikasi

yang di tetapkan adalah senyawa alkaloid, glikosida,`saponin, flavonoid, tanin


16

Daun sukun yang telah kering sebanyak 2 kg di ekstraksi dengan etanol

70% menggunakan alat maserasi selama 5 hari. Ekstrak etanol yang diperoleh

kemudian di pekatkan dengan rotavapor sehingga diperoleh ekstrak kental.

Ekstrak etanol kemudian dipartisi dengan cara ekstraksi cair-cair menggunakan

corong pisah dengan pelarut petroleum eter-air dengan perbandingan 2:1

sebanyak 4 kali. Ekstrak air kemudian ditambahkan etil asetat untuk

memperoleh ekstrak etil asetat. Ekstrak etil asetat kemudian dipekatkan dengan

rotavapor. Ekstrak etil asetat kemudian di fraksinasi dengan kromatografi

kolom silica gel dengan gradien elusi dengan eluen heksan-etil asetat (maksimal

8:2) sehingga di peroleh beberapa fraksi . fraksi di kumpulkan dan di fraksinasi

kembali dengan gradien elusi heksan-etil asetat sehingga di peroleh senyawa

kristal berwarna kuning.kristal tersebut di identifikasikan LC-MS,

spektrofotometri Vis, Infra merah dan NMR.

VI. Rencana target capaian tahunan

Target capaian yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah sebagi
berikut :

1. Hasil penelitian akan di publikasikan pada jurnal ilmiah nasional


17

2. Hasil penelitian ini rencananya akan diseminarkan pada penyelesaian tugas akhir
magister farmasi pada tahun2019
3. Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai salah suatu referensi dalam dalam
penelitian selanjutnya.

VII. Rencana Anggaran Biaya

VIII. Jadwal Penelitian

Rencana Penelitian di mulai bulan desember 2018 sampai april 2019, Tahapan
pelaksanaan penelitian meliputi :

1. Pengambilan sampel di tiga wilayah di Sulawesi selatan meliputi kab. Gowa,


Kab. Bone dan Kab. Enrekang
2. Pelaksanaan persiapan penelitian
3. Pelaksanaan pra penelitian
4. Pengadaan alat dan bahan penelitian
5. Pelaksanaan penelitian
6. Hasil penelitian
7. Analisa data
8. Penyusunan laporan penelitian
9. Pengiriman laporan penelitian
18

IX. Daftar Pustaka

Arulselvan P., Ghofara H.A.A., Karthivashana G., Halima M.F.A, Ghafara M.S.A.,
Fakurazi S., 2014. Antidiabetic therapeutics from natural source: A
systematic review. Biomedicine & Preventive Nutrition. Universiti Putra
Malaysia, UPM Serdang 43400, Selangor, Malaysia.

Cindrawati N. 2013. Penyebab Kesenjanganantara Pengetahuan dan Perilaku


TerkaitDiabetes Modiviable Risk Factors padaMahasiswa Fakultas Farmasi
UniversitasSurabaya. Jurnal Ilmiah MahasiswaUniversitas Surabaya 2(1):
1-9.

Alwan A. 2010. Raising the priority accorded todiabetes in global health and
development.International Journal of Diabetes Melitus.2: 139-140.

Ladeska V, Dwita L.P, Febrina S.,2017. Potensi Ekstrak Etanol 70% Daun Sukun
(Artocarpus altilis)Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada
TikusHiperglikemia Dan Hiperlipidemia. Prosiding Seminar Nasional
POKJANAS TOI ke-52 Tahun 2017. Fakultas Farmasi dan Sains
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Risdian C, Mozef Tj, Lotulung PDN. 2014. Isolasi siklokomunol daridaun sukun
Artocarpus altilis (Parkinsin) Fosberg serta aktivitasnyasebagai antikanker.
JKTI 16 (2): 82-86

Kartini k.s., swantara i.d.m, suartha i.m.,2015. Isolasi dan identifikasi senyawa aktif
ekstrak etanol buah pare (momordica charantia) yang dapat menurunkan
kadarglukosa darah. Indonesian e-journal of applied chemistry. Volume 3,
nomor 12: (32-38).

Akanbi T.O., Nazamid, S. and Adebowale, A.A. Functional andpasting properties of a


tropical breadfruit (Artocarpus altilis) starch from Ile-Ife, Osun State,
Nigeria. International Food Research Journal. 2009;1(6): 151

Orwaet et al. Artocarpus altilis. [Online] Available from:agroforestry.net/tti/A.altilis-


breadfruit.pdf [Accessed 2 Agustus 2018]

Timothy J. Motley. Breadfruit origins, diversity and humanfacilitated distribution.


[Online] Available from:http://herbarium.millersville.edu/325/Zerega-
2005.pdf [Accessed 2Agustus 2018].
19

Jagtap U.B., Bapat VA. Artocarpus: A review of its traditionaluses, phytochemistry and
pharmacology. Journal of Ethnopharmacology.[Online] 2010; 12(9): 143-
144. Available from:www.elsevier.com/locate/jethpharm [Accessed 2
Agustus 2014].

Nasution R, Barus T, Nasution P, Saidi N.,2014. Isolation and Structure Elucidation of


Steroid from Leaves ofArtocarpus camansi (Kulu) as Antidiabetic.
International Journal of PharmTech Research : 1279-1285

Lotulung, P.D.N., 2007, Artocarpus CommunisLeaves as Antidiabetic Phytopharmaca,


ProgressReport LIPI Competitive Project.

Somashekhar, M., Nayeem, N., Sonnad, B., 2013. A Review On Family Moraceae
(Mulberry) with A Focus On Artocarpus Spesies. Departement of
Pharmaceutical Chemistry, Krupanidhi College of Pharmacy. Vol. 2.

Sushmita and Nayeem N., 2013, Artocarpus altilis : Over View of a Plant which is
referred to as Bread Fruit, International Journal of Pharmaceutical Sciences
Letters, 3 (5), 273–276.

Sikarwar M.S, Hui B.J, Subramaniam K, Valeisamy B.D, Yean L.K, andBalaji
K.,.2014, a Review on Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg (breafuit),
Journal of Applied Pharmaceutical Science, 4 (08) : 091-097.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V,


Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta

Kowalak. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC

Irianto, Koes, 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Health). Bandung:


CV.Alfabeta

Smeltzer dan Bara. 2013. Buku ajar keperawatan medikal bedah bruner & suddarth
edisi 8. Jakarta :ECG.

Wilkinson, judith M., & Nancy R.Ahern.2011. Buku saku diagnosis Keperawatan :
Diagnosis NANDA,Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC.Jakarta : EGC

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi


I, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta

Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. Patofisiologi. 2012. Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit. Jakarta: EGC.
20

Rita Dwi Ratnani1, Indah Hartati1), Yance Anas2), Devi Endah P, dan Dita Desti D.
Khilyati. 2015. Standardisasi spesifik dan non spesifik ekstraksi hidrotropi
andrographolid dari sambiloto (Andrographis paniculata). Prosiding
Seminar Nasional Peluang Herbal Sebagai Alternatif Medicine Tahun 2015
ISBN: 978-602-19556-2-8 Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim

Anda mungkin juga menyukai